37
Melalui penyimakan dan percakapan yang terus-menurus terhadap fenomena kesalahan fonem, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebab kurangnya
kemampuan menghasilkan bunyi bahasa mempengaruhi kesalahan pelafalan bunyi bahasa. Semakin rendah kemampuan menghasilkan bunyi bahasa, maka
semakin tinggi kesalahan pelafalan bunyi bahasa yang dihasilkan.
Tabel 3. Format Analisis Data
No Deskripsi
Kesalahan Faktor penyebab
Keterangan
P er
u b
ah an
v o
k al
P er
u b
a h
a n
k o
n so
n a
n
P en
am b
h an
v o
k al
P en
am b
ah an
k o
n so
n an
P en
g h
ila n
g an
v o
k al
P en
g h
ila n
g an
k o
n so
n an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1. Rn : Watuk to
mbah, Pun
danggu Pnm:
Watuk, pun
kala enam
ola mali-mali
Rec 1 Pnm 90
22072013
Dalam pelafalan fonem [r] yaitu
konsonan getar
apiko alveolar,
penutur tidak
bisa melakukan pengartikulasian
dengan tepat
maka fonem [r] berubah menjadi
[l] yaitu
konsonan samping
apiko alveolar.
Terjadi Kesalahan kata
[ora] — [ola]. [r] —[l].
[mari]–[mali]. [r] —[l].
38
F. Validitas dan Reliabilitas Data
Keabsahan data dalam penelitian ini, diperoleh melaluhi konsep kesahihan validitas dan keandalan reliabilitas. Guna meningkatkan pengukuran validitas
dan mengurangi bias, maka pada penelitian ini digunakan metode triangulasi teori yaitu pengecekan derajat kepercayaan dengan penjelasan membandingkan dengan
teori-teori tentang fonem bahasa Jawa yang benar. Sedangakan guna menentukan data itu tersebut salah secara fonologi dengan cara membandingkan dengan teori
tentang kesalahan fonologi. Selain dengan membandingkan dengan teori-teori yang mendukung dilakukan validitas dengan validitas pertimbangan ahli.
Validitas pertimbangan ahli dilakukan dengan cara berdiskusi dan konsultasi dengan yang ahli dibidangnya, dalam teknik ini adalah dosen pembimbing. Hal
ini dilakukan guna mendapatkan kebenaran dan interprestasi yang telah dilakukan oleh peneliti.
Reliabilitas data dalam hal ini dilakukan dengan cara ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan dengan perpanjangan waktu. Ketekunan yang dimaksud
adalah untuk menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi relevan dengan personal yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci ketekunan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan yang teliti, rinci dan mendalam. Teknik kajian berulang atau cek- ricek juga dilakukan
peneliti dengan cara mengulang dan menedengar kesalahan pelafalan fonem bahasa Jawa. Secara berulang mendengar data-data yang dianggap sesuai. Hal ini