Jenis-Jenis Perjanjian RUANG LINGKUP TENTANG PERJANJIAN

B. Jenis-Jenis Perjanjian

Ada beberapa jenis perjanjian yang umum digunakan dalam prakteknya, antara lain, sebagai berikut 14 1. Perjanjian Sepihak : Perjanjian yang dibuat dengan meletakkan kewajiban pada salah satu pihak saja, misalnya, perjanjian hibah. Dalam perjanjian hibah, kewajiban hanya ada pada orang yang menghibahkan yaitu orang yang memberikan barang atau benda yang dihibahkan, sedangkan penerima hibah tidak mempunyai kewajiban apapun. Penerima hibah hanya berhak menerima barang yang dihibahkan dan tidak mempunyai kewajiban apapun terhadap orang yang menghibahkan. 2. Perjanjian Timbal Balik Perjanjian yang dibuat dengan meletakkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang membuat perjanjian. Jadi, pihak yang beerkewajiban untuk melakukan suatu prestasi juga berhak untuk menuntut suatu kontra prestasi dari pihak lainnya, misalnya perjanjian jual beli dan perjanjian sewa menyewa. 3. Perjanjian Bernama dan Perjanjian Tidak Bernama Perjanjian bernama yaitu perjanjian yang telah diatur dengan ketentuan khusus yang terdapat dalam KUH Perdata Buku III Bab V sampai dengan Bab XVIII. Misalnya, perjanjian jual beli, perjanjian sewa menyewa, hibah, perjanjian pinjam meminjam dan lain-lain. 14 httpshareshareilmu.wordpress.com20120205jenis-jenis-perjanjian-yang-lazim- dipergunakan-dalam-praktek diakses pada tanggal 20 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara Perjanjian tidak bernama yaitu perjanjian yang tidak diatur secara khusus dalam KUH Perdata, misalnya, perjanjian leasing, perjanjian keagenan, atau perjanjian kredit. 4. Perjanjian Obligatoir dan Perjanjian Non Obligatoir Perjanjian Obligatoir merupakan suatu perjanjian yang mengharuskan atau mewajibkan seseorang untuk membayar atau menyerahkan sesuatu. Perjanjian Non Obligatoir yaitu perjanjian yang tidak mengharuskan atau mewajibkan seseorang untuk membayar atau menyerahkan sesuatu, misalnya, balik nama hak atas tanah. 5. Perjanjian Konsensuil dan Perjanjian Riil Perjanjian Konsensuil adalah perjanjian yang dianggap sah apabila telah terjadi kesepakatan antara pihak yang membuat perjanjian. Perjanjian Riil adalah perjanjian yang tidak hanya memerlukan kata sepakat, tetapi barangnya harus diserahkan sebagai bentuk yang riil dari perjanjian tersebut. Misalnya perjanjian penitipan barang Pasal 1741 KUHPerdata. 6. Perjanjian Cuma-Cuma dan Perjanjian Atas Beban Perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian yang menurut hukum terjadi keuntungan bagi salah satu pihak saja. Misalnya hibah schenking dan pinjam pakai Pasal 1666 dan 1740 KUHPerdata. Perjanjian atas beban adalah perjanjian yang mewajibkan masing-masing Pihak memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Universitas Sumatera Utara Misalnya : A menyanggupi memberikan kepada B sejumlah uang, jika B menyerahlepaskan suatu barang tertentu kepada A atau Misalnya: A menjanjikan kepada B sesuatu jumlah tertentu, jika B menyerahkan sebuah benda tertentu pula kepada A. 7. Perjanjian Formil Perjanjian yang memerlukan kata sepakat tetapi Undang-Undang mengahruskan perjanjian tersebut harus dibuat dengan bentuk tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh pejabat umum notaris atau PPAT. Misalnya: jual beli tanah, undang-undang menentukan akte jual beli harus dibuat dengan akte PPAT, perjanjian perkawinan dibuat dengan akte notaris. 8. Perjanjian Campuran Perjanjian yang terdiri dari beberapa perjanjian didalamnya. a. Perjanjian Penanggungan Suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan pihak yang berpiutang kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya pihak yang berutang debitur manakala orang itu sendiri debitur tidak memenuhinya wanprestasi. b. Perjanjian StandarKlausula Baku Perjanjian yang mencantumkan klausul di dalam perjanjiannya dimana salah satu pihak menghindarkan diri untuk memenuhi kewajibannya dengan membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas, yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melawan hukum. Universitas Sumatera Utara c. Perjanjian standarbaku dapat dibedakan dalam tiga jenis: c.1. Perjanjian baku sepihak Perjanjian yang isinya ditentukan oleh pihak yang kuat kedudukannya di dalam perjanjian itu. Pihak yang kuat dalam hal ini ialah pihak kreditur yang lazimnya mempunyai posisi kuat dibandingkan pihak debitur. Misalnya: pada perjanjian buruh kolektif. c.2. Perjanjian baku yang ditetapkan oleh Pemerintah Perjanjian baku yang mempunyai objek hak-hak atas tanah, misalnya: dalam bidang agraria dalam formulir pengajuan akta hipotek. c.3. Perjanjian baku yang ditentukan di lingkungan notaris atau advokat. Terdapat perjanjian-perjanjian yang konsepnya sejak semula sudah disediakan untuk memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang meminta bantuan notaris atau advokat yang bersangkutan, yang dalam kepustakaan Belanda biasa disebut dengan”contract model”. Misalnya: Surat Kuasa, Akte pendirian perusahaan. d. Perjanjian Garansi Diperbolehkan untuk menanggung atau menjamin seorang pihak ketiga, dengan menjanjikan bahwa orang ini akan berbuat sesuatu, dengan tidak mengurangi tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap siapa yang telah menanggung pihak ketiga itu atau yang telah berjanji, untuk menyuruh pihak ketiga tersebut menguatkan sesuatu jika pihak ini menolak memenuhi perikatannya. Universitas Sumatera Utara

C. Subjek dan Objek Perjanjian