Hubungan Hukum Para Pihak dalam Perjanjian Perlindungan Kesehatan

C. Hubungan Hukum Para Pihak dalam Perjanjian Perlindungan Kesehatan

Hubungan hukum para pihak yang terkait dalam perjanjian perlindungan kesehatan adalah pasien, tenaga kesehatan atau tenaga medis dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 1 ayat 10 yang dimaksud dengan pasien adalah : setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. Dari keterangan isi pasal tersebut di atas, pasien mempunyai ciri sebagai berikut: 1. Setiap orang yang melakukan konsultasi kesehatan 2. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan 3. Dilakukan secara langsung maupun tidak langsung 4. Yang melakukan pelayanan kesehatan ialah dokter atau dokter gigi. Dokter dan dokter gigi spesialis yang dimaksudkan disini yaitu dokter yang berasal dari lulusan dalam negeri maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Rumah sakit sebagai salah satu bentuk sarana kesehatan, yang didirikan dan diselengggarakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat atau pihak swasta, merupakan tempat melaksanakan kegiatan dari tenaga profesional yang Universitas Sumatera Utara terdiri dari tenaga medik dan tenaga kesehatan lainnya, melakukan kegiatannya untuk menyelengarakan pelayanan kesehatan pada masyarakat pada umumnya. Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan merupakan suatu badan usaha yang dapat berbentuk sebagai badan hukum, mengingat rumah sakit merupakan organ yang mempunyai kemandirian melakukan hubungan-hubungan hukum dengan pasien dengan penuh tanggung jawab. Rumah sakit bukan merupakan “persoon” yang terdiri dari manusia natuurlijk persoon, tetapi rumah sakit diberi kedudukan sebagai “persoon” dan oleh karenanya merupakan badan hukum “rechtpersoon”. Hukumlah yang telah menjadikan Rumah Sakit sebagai “rechtpersoon” dan oleh karena itu Rumah Sakit dibebani hak dan kewajiban menurut hukum. Hal ini sesuai dengan bunyi ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pada Pasal 58 ayat 1, yang menyatakan bahwa: “Sarana kesehatan tertentu yang diselenggarakan masyarakat harus berbentuk badan hukum”, di mana sarana kesehatan dimaksud salah satunya adalah rumah sakit, di samping lainnya seperti pabrik obat dan pedagang besar farmasi. Dengan adanya suatu hubungan hukum antara para pihak, maka terbitlah suatu perikatan, sesuai dengan rumusan perikatan yang berbunyi sebagai berikut: “Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara 2 dua orang atau 2 dua pihak atau lebih berdasarkan mana pihak yang lain dan pihak yang lainnya berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu 28 28 Subekti, Loc.Cit. . Universitas Sumatera Utara Sumber perikatan adalah perjanjian atau persetujuan dan undang-undang Pasal 1233 KUH Perdata. Perikatan yang bersumber dari perjanjian atau persetujuan misalnya ialah, perjanjian jual beli, perjanjian menyewa, perjanjian perlindungan kesehatan, perjanjian hibah dan lain sebagainya. Selain perikatan yang bersumber dari perjanjian dan undang-undang, “para ahli hukum perdata pada umumnya sependapat masih banyak lagi sumber perikatan diluar apa yang tercantum pada Pasal 1233 KUH Perdata, yaitu Ilmu Pengetahuan Perdata Hukum yang tidak tertulis dan Keputusan Hakim Yurisprudensi”. Dalam hukum perdata, perikatan antara rumah sakit, dokter dan pasien dapat diartikan sebagai suatu perikatan usaha inspannings verbintenis atau perikatan hasil resultaans verbintenis. Disebutkan perikatan usaha inspannings verbintenis karena didasarkan atas kewajiban berusaha, misalnya dokter harus berusaha dengan segala daya usahanya untuk menyembuhkan pasien. Dokter wajib memberikan perawatan dengan penuh kehati-hatian dan penuh perhatian sesuai dengan standard profesinya “met zorg en inspanning”. Sedangkan perikatan hasil resultaans verbintenis adalah merupakan perikatan dimana seorang dokter berkewajiban menghasilkan suatu hasil yang diharapkan, misalnya seorang dokter gigi yang menambal gigi yang berlobang, pembuatan gigi palsu, dan lain sebagainya. Di samping perikatan seperti tersebut di atas, adalagi perikatan yang dinamakan perikatan bebas dan perikatan wajar Natuurlijke Verbintennis yang Universitas Sumatera Utara terdapat di dalam Pasal 1359 ayat 2 KUH Perdata. Perikatan bebas ini adalah merupakan perikatan tanpa tanggung jawab. Namun apabila prestasi sudah dipenuhi, tidak dapat dituntut kembali. Apabila prestasi tidak dipenuhi, kreditur tidak dapat menuntut atau menggugat ke pengadilan agar prestasi dipenuhi oleh debitur. “Perikatan Wajar bersumber dari undang-undang, kesusilaan, dan kepatutan moral and equity”. 29 Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hubungan hukum para pihak yang terkait dalam perjanjian perlindungan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Hubungan hukum antara pasien dan rumah sakit, antara lain, sebagai berikut : a. Perjanjian perawatan, yaitu kesepakatan antara Rumah Sakit dan pasien bahwa pihak Rumah Sakit menyediakan kamar perawatan dan adanya tenaga perawat yang akan melakukan tindakan perawatan. b. Perjanjian pelayanan medis, yaitu kesepakatan antara Rumah Sakit dan pasien bahwa tenaga medis pada Rumah Sakit akan berupaya secara maksimal untuk menyembuhkan pasien melalui tindakan medis inspannings verbintenis. 2. Hubungan hukum antara pasien dan tenaga kesehatan tenaga medis di rumah sakit, antara lain sebagai berikut : a. Hubungan pasien dan dokter, merupakan perikatan atau perjanjian perlindungan kesehatan, yaitu pihak dokter berupaya secara maksimal 29 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan , Bandung, Alumni, 1982, hal. 57. Universitas Sumatera Utara menyembuhkan pasien inspannings verbintenis, jarang merupakan resultaats verbintenis. b. Hubungan hukum antara pasien dan tenaga kesehatan lainnya, antara lain dengan perawat, adalah merupakan hubungan hukum perikatan yang timbul karena adanya perjanjian, yaitu tenaga kesehatan lainnya itu berupaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan dan perangkat ilmu yang dimiliki. Perjanjian ini dapat berupa inspanningsverbintenis maupun resultaatsverbintenis. Sedangkan hubungan antara dokter dan perawat adalah merupakan hubungan rujukan atau delegasi.

D. Aspek-Aspek Hukum Keperdataan dalam Perjanjian Perlindungan Kesehatan