Aspek-Aspek Hukum Keperdataan dalam Perjanjian Perlindungan Kesehatan

menyembuhkan pasien inspannings verbintenis, jarang merupakan resultaats verbintenis. b. Hubungan hukum antara pasien dan tenaga kesehatan lainnya, antara lain dengan perawat, adalah merupakan hubungan hukum perikatan yang timbul karena adanya perjanjian, yaitu tenaga kesehatan lainnya itu berupaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan dan perangkat ilmu yang dimiliki. Perjanjian ini dapat berupa inspanningsverbintenis maupun resultaatsverbintenis. Sedangkan hubungan antara dokter dan perawat adalah merupakan hubungan rujukan atau delegasi.

D. Aspek-Aspek Hukum Keperdataan dalam Perjanjian Perlindungan Kesehatan

Hukum keperdataan disebut juga dengan hukum perdata dalam arti luas. Hukum perdata dalam arti luas ialah hukum sebagaimana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan undang-undang lainnya yang meliputi semua hukum “private materiil”, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan. Aspek hukum perdata dalam perjanjian kesehatan ialah adanya hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum lainnya yaitu antara pasien, tenaga kesehatan atau tenaga medis, dan rumah sakit yang menimbulkan hak dan kewajiban secara bertimbal balik. Yang menjadi hak pasien adalah Universitas Sumatera Utara kewajiban bagi tenaga kesehatan dan rumah sakit dan hak tenaga kesehatan dan rumah sakit adalah menjadi kewajiban pasien. Hubungan tenaga kesehatan, rumah sakit dan pasien adalah hubungan jasa dalam hal pemberi jasa pelayanan kesehatan. Hubungan hukum itu dalam hukum perdata disebut “perikatan” verbintennis, karena setiap perjanjian adalah perikatan namun setiap perikatan belum tentu perjanjian, karena sumber hukum perikatan tidak hanya perjanjian melainkan juga undang-undang Pasal 1233 KUH Perdata. Para ahli hukum perdata berpendapat selain sumber perikatan ialah perjanjian dan undang-undang seperti yang daitur dalam Pasal 1233 KUH Perdata, sumber perikatan lainnya ialah Ilmu Pengetahuan Hukum, Hukum yang tidak tertulis dan keputusan hakim. 30 Ditinjau dari aspek hukum perdata, persetujuan tertulis atau “kontrak perawatan kesehatan” antara dokter dan pasien terjadi, apabila seseorang yang sakit atau pasien meminta dirawat oleh seorang dokter dan dokter menyetujuinya. 31 Persetujuan itu terjadi adalah karena adanya unsur kesepakatan antara pihak pasien dan dokter yang memberikan jasa pelayanan kesehatan, persetujuan atau kesepakatan dimaksud adalah merupakan salah satu syarat yang paling essensial dalam setiap perjanjian agar perjanjian tersebut sah adanya, sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Oleh sebab itu dalam 30 Mariam Darus Badrulzaman dkk, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2001, hal. 9. 31 T. Syamsul Bahri, Aspek Hukum Perdata dalam Kontrak Perawatan di RSU Haji Adam Malik, RS. Islam Malahayati dan RS Elisabeth, Laporan Penelitian, 1997, hal. 45. Universitas Sumatera Utara Pasal 1320 KUH Perdata ini terdapat salah satu asas yang dikenal dengan asas “konsensual” atau asas kesepakatan. Dengan kata sepakat yang dimaksudkan, bahwa kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian atau kontrak harus bersepakat, setuju atau seia sekata mengenai hal-hal pokok mengenai perjanjian yang diadakan. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak yang lain. Mereka menghendaki sesuatu yang berupa prestasi secara timbal balik. Suatu hubungan hukum dianggap sah apabila memenuhi syarat subjektif dan objektif, yaitu kesepakatan untuk saling mengikatkan diri vandegeenen die zich verbinden, dan kecakapan untuk saling memberikan prestasi dengan berbuat atau tidak berbuat mngenai suatu hal atau suatu sebab yang diperbolehkan bekwaamheid om eeneverbintenis aan te gaan. Dari sudut kecakapan bekwaam, ketidakseimbangan pengetahuan dan kemampuan different of knowledge and ability mungkin akan menempatkan pasien pada posisi yang lemah. Oleh sebab itu, yang harus diutamakan dalam hubungan ini adalah terbentuknya saling percaya dalam usaha membangun kesederajatan di antara kedua belah pihak. Hak individu di bidang kesehatan bertumpu pada dua prinsip, yaitu : 1. Hak atas pemeliharaan kesehatan right to health care dan 2. Hak untuk menentukan nasib sendiri right to self determnation. Hak yang pertama berorientasi pada nilai sosial dan hak yang kedua berorientasi pada ciri atau karakteristik individual. Hak dan kewajiban yang Universitas Sumatera Utara timbul dalam hubungan pasien dengan dokter umum dan dokter gigi meliputi penyampaian informasi dan penentuan tindakan. Pasien wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan keluhannya dan berhak menerima informasi yang cukup dari dokter maupun dokter gigi right to information, selanjutnya pasien berhak mengambil keputusan untuk dirinya sendiri right to self determination. Dokter berhak mendapatkan informasi yang benar dan cukup dari pasien untuk dapat melakukan diagnosa yang tepat terhadap penyakit yang diderita oleh pihak pasien sehingga dapat mengambil tindakan untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pihak pasien tersebut. Selanjutnya dokter berhak mengusulkan tindakan yang terbaik sesuai kemampuan dan penilaian profesionalnya ability and judgement dan berhak menolak bila permintaan pasien dirasa tidak sesuai dengan norma, etika serta kemampuan profesionalnya. Selain hal di atas, dokter wajib melakukan pencatatan atau rekam medik dengan baik dan benar. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERJANJIAN PERLINDUNGAN KESEHATAN TERHADAP STAF,