40
Berdasarkan hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa proses pengomposan kiambang yang membutuhkan waktu lebih sedikit 30 hari
mengalami kestabilan suhu kematangan kompos yaitu penambahan kotoran ternak 30 dengan perlakuan pencacahan kiambang baik secara
manual maupun menggunakan mesin. Untuk melihat lebih jelas perbedaan lamanya proses pengomposan kiambang berdasarkan
penambahan kotoran ternak dan perlakuan pencacahan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 10.
D. Mutu Kompos Kiambang
Mutu kompos kiambang akan dilihat dari kandungan unsur hara dan rasio CN. Sebagaimana telah ditetapkan di muka, bahwa pengujian mutu
kompos kiambang hanya akan dilakukan pada formulasi kompos dengan perlakuan yang paling cepat mencapai kestabilan suhu. Berdasarkan
pembahasan sebelumnya diketahui bahwa formulasi K2 dan perlakuan P2 adalah komposisi yang paling cepat mencapai kestabilan suhu, yakni
pada hari ke-20. Pengujian kandungan unsur-hara pada kompos
Lamanya proses pengomposan hari
10 20
30 40
50 60
70 80
K0P0 K0P1
K0P2 K1P0
K1P1 K1P2
K2P0 K2P1
K2P2
K o
m b
in a
si fo
rm u
la si
d a
n
p e
rl a
ku a
n p
e n
ca ca
h a
n
Gambar 10. Lamanya proses pengomposan pada semua kombinasi formulasi dan perlakuan
41
kiambang formulasi K2P2 dilakukan di Laboratorium Analisis Polinela dengan hasil disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Kandungan unsur hara pada kompos kiambang No
Parameter Pengujian
Satuan Hasil
Analisis Metode
1 Nitrogen N
1,866 Kjedahl
2 Karbon C
12,642 Walkley – Black
3 Fhosfor P
2,659 Spektrofotometri
4 Kalium K
0,815 Flamefotometri
5 Magnesium Mg
0,009 Volumetri
6 Kalsium Ca
0,019 Volumetri
7 Sulfur S
1,322 Spektrofotometri
8 Besi Fe
0,002 Spektrofotometri
9 Tembaga Cu
mgkg 0,918
AAS 10
Zink Zn mgkg
2,172 Spektrofotometri
11 Mangan Mn
mgkg 0,198
AAS 12
Boron B mgkg
Ttd Spektrofotometri
13 Molibdenum Mo
mgkg Ttd
Spektrofotometri 14
Klorida Cl mgkg
4,532 Volumetri
Sumber: diolah dari Laboratorium Analisa Polinela, 2013 Keterangan: ttd = tidak terdeteksi
Berdasarkan Tabel 9 diketahui dalam kompos kiambang dengan formulasi K2 terkandung 6 unsur hara makro dan 5 unsur hara mikro yang esensial
dibutuhkan tanaman. Perbandingan kandungan unsur hara kompos kiambang terhadap baku mutu kompos BSN tahun 2004 disajikan pada
Tabel 10.
42
Tabel 10. Perbandingan kandungan unsur hara kompos kiambang dengan baku mutu kompos BSN tahun 2004
Unsur Hara Satuan
Kompos Kiambang
Standar Mutu Kompos dari BSN
Minimum Maksimum
C 12,642
9,80 32
N 1,866
0,40 CN-rasio
6,775 10
20 P
2,659 0,100
K 0,815
0,200 Mg
0,009 0,600
Ca 0,019
25,500 Fe
0,002 2,0
Mn mgkg
0,198 100
Cu mgkg
0,918 100
Zn mgkg
2,172 500
Sumber: Diolah dari Laboratorium Analisis Polinela 2013 dan BSN 2004
Berdasarkan BSN 2004 kompos yang bermutu apabila rasio CN mendekati rasio CN tanah 10–20. Mencermati Tabel 10, rasio CN
kompos kiambang lebih rendah dari standar kualitas kompos yang dikeluarkan BSN. Menurut Setyorini et al. 2006 apabila rasio CN
kompos tinggi 30 kompos dinyatakan belum matang. Penggunaan kompos yang belum matang di lahan usahatani menyebabkan
dekomposisi yang lambat dan menghambat pertumbuhan tanaman karena kekurangan nitrogen tersedia. Sementara itu, rasio CN yang terlalu
rendah 15 mengakibatkan nitrat-N yang dapat mengurangi mutu tanaman pertanian. Dengan demikian, perlu dilakukan pengkajian ulang
mengenai formulasi pengomposan yang tepat agar rasio CN kompos kiambang sesuai dengan standar 10–20.
Apabila ditinjau dari ketersediaan unsur hara, kompos kiambang cukup mengandung unsur hara makro dan mikro. Kompos kiambang
43
mengandung 6 unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg, dan S dan 5 unsur hara mikro Fe, Cu, Zn, Mn, dan Cl. Berdasarkan Tabel 10, kandungan
unsur hara makro pada kompos kiambang N, P, dan K cukup tersedia, sedangkan unsur S pada kompos kiambang tidak dapat dibandingkan
dengan baku mutu kompos BSN tahun 2004 karena tidak tersedia data pembandingnya. Namun, kandungan unsur S pada kompos kiambang
jauh lebih tinggi dibandingkan unsur Ca dan Mg 0,1 . Mengacu pada pendapat Agustina 2004 bahwa unsur hara makro yang esensial
dibutuhkan tanaman ada 6 unsur dan ke-6 unsur tersebut ada pada kompos kiambang. Dengan demikian, ditinjau dari kandungan unsur hara
makro kompos kiambang layak digunakan untuk memperbaiki sifat kimia tanah.
Unsur hara mikro yang terdapat pada kompos kiambang hanya 5 unsur Fe, Cu, Mn, Cl, dan Zn. Hasil pengujian di Laboratorium Analisis
Polinela menunjukkan bahwa pada kompos kiambang tidak terdeteksi unsur Mo dan B. Kandungan unsur hara mikro kompos kiambang
dibandingkan dengan baku mutu kompos BSN masih relatif rendah 10 mgkg. Oleh karena itu, mengingat ketersediaan unsur hara merupakan
faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka formulasi kompos kiambang harus ditambahkan lagi bahan-bahan lain
yang mengandung cukup unsur hara makro terutama Ca dan Mg, serta unsur hara mikro terutama Mo dan B. Semakin banyak variasi
pemanfaatan bahan yang melimpah di lingkungan petani jerami padi, kulit buah kopi, dan kulit buah kakao diharapkan mutu kompos kiambang akan
semakin baik. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variasi bahan yang lebih banyak agar diperoleh formulasi
kompos kiambang yang paling baik dan memenuhi semua kriteria baku mutu kompos BSN tahun 2014.
44
Erdiansyah 2013 melaporkan, hasil kaji terap skala terbatas di pekarangan, penambahan kompos kiambang terhadap pertumbuhan
tanaman tomat di polybag Gambar 26 dan 27, lampiran 4 menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan yang signifikan antara tanaman yang
tidak diberi kompos kiambang dengan tanaman yang diberi kompos kiambang. Begitupula apabila dibandingkan dengan penambahan POG
Pupuk Organik Granul, dengan dosis aplikasi sama menunjukkan perbedaan. Tanaman yang diberi kompos kiambang pertumbuhannya
lebih baik dibandingkan dengan pemberian POG. Indikator pertumbuhan ini dilihat dari tinggi tanaman dan panjang tangkai daun. Pada umur 30
hari setelah tanam, rata-rata tinggi tanaman tomat yang media tanamnya diberi kompos kiambang 1kg mencapai 94,68 cm rerata panjang tangkai
daun 38,58 cm, sedangkan tanaman tomat yang media tanamnya diberi POG 1kg hanya mencapai 74,60 cm rerata panjang tangkai daun 33,96
cm. Sementara itu, tanaman tomat yang medianya tidak ditambahkan kompos kontrol pada umur yang sama 30 hari tingginya hanya
mencapai 70,20 cm rerata panjang tangkai daun 29,2 cm. Berasarkan pengkajian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan kompos
kiambang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang memacu baiknya pertumbuhan tanaman. Sebagaimana dikemukakan
Setyorini et al. 2006 bahwa penambahan bahan organik ke lahan usahatani akan meningkatkan kegemburan dan kesuburan lahan.
Hanafiah et al. 2005 di muka menambahkan bahwa bahan organik di dalam tanah akan mendukung kehidupan organisme tanah yang setiap
aktivitasnya akan meningkatkan mutu tanah.
45
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan