27
Faktor 2: Perlakuan pencacahan P0 : Tidak dilakukan Pencacahan
P1 : Pencacahan dilakukan secara manual P2 : Pencacahan dilakukan dengan mesin
Kombinasi pengomposan berdasarkan dua faktor tersebut di atas diperoleh 9 kombinasi. Masing-masing kombinasi akan diulang sebanyak
3 kali ulangan. Kombinasi pengomposan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Kombinasi pengomposan kiambang
Formulasi Kompos
Perlakuan Pencacahan kiambang P
P0 P1
P2 K0
K0P0 K0P1
K0P2 K1
K1P0 K1P1
K1P2 K2
K2P0 K2P1
K2P2
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1 formulasi kompos kiambang K0, K1, dan K2; 2 perlakuan pencacahan P0, P1, dan P2.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah lamanya proses kematangan kompos kiambang. Indikator lamanya proses kematangan kompos
kiambang dilihat dari suhu kompos secara berkala pengukuran suhu akan dilakukan setiap 5 hari sekali. Apabila suhu kompos sudah konstan,
mengacu pada hasil pengkajian Yang 1996 di muka, maka kompos sudah dianggap matang.
E. Tahapan Penelitian
1. Pembuatan bak kompos dari bambu Pengomposan kiambang secara manual dilakukan dengan
menggunakan bak kompos sederhana terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 3 m, lebar 1,5 m, dan tinggi 1,5 m. Desain bak
sederhana dari bambu disajikan pada Gambar 3.
28
2. Pengadaan bahan Total bahan kompos dalam setiap percobaan adalah 2 ton. Kiambang
diambil di Sungai Way Sangarus hulu Waduk Batutegi dengan menggunakan rakit dari bambu. Kotoran kambing diadakan dari
anggota Kelompok Tani Sangarus Jaya yang memelihara ternak. Bahan pembuatan kompos terdiri dari:
a Formulasi K0P0 = 1000 kg kiambang basah 100 tidak dilakukan pencacahan + Aktivator 1 liter
b Formulasi K0P1 = 1000 kg kiambang basah 100 dilakukan pencacahan secara manual + Aktivator 1 liter
c Formulasi K0P2 = 1000 kg kiambang basah 100 dilakukan pencacahan menggunakan mesin + Aktivator 1 liter
d Formulasi K1P0 = 900 kg kiambang basah 90 tidak dilakukan pencacahan + 100 kg kotoran kambing 10 + Aktivator 1 liter
e Formulasi K1P1 = 900 kg kiambang basah 90 dilakukan pencacahan secara manual + 100 kg kotoran kambing 10 +
Aktivator 1 liter Gambar 3. Bak kompos sederhana dari bambu
29
f Formulasi K1P2 = 900 kg kiambang basah 90 dilakukan pencacahan dengan menggunakan mesin + 100 kg kotoran
kambing 10 + Aktivator 1 liter g Formulasi K2P0 = 700 kg kiambang basah 70 tidak dilakukan
pencacahan + 300 kg kotoran kambing 30 + Aktivator 1 liter h Formulasi K2P1 = 700 kg kiambang basah 70 dilakukan
pencacahan secara manual + 300 kg kotoran kambing 30 + Aktivator 1 liter
i Formulasi K2P2 = 700 kg kiambang basah 70 dilakukan
pencacahan dengan mesin + 300 kg kotoran kambing 30 + Aktivator 1 liter
3. Tahapan proses pengolahan kiambang menjadi kompos Tahapan pengomposan dimulai dengan melakukan pembuatan larutan
dekomposer. Selanjutnya dilakukan penumpukan bahan secara berlapis hingga tingginya minimal mencapai 1 m. Setiap lapisan
disiram dengan larutan dekomposer secara merata. Ukuran lapisan bahan yang dikomposkan disajikan pada Gambar 4.
2 cm 5 cm
Kiambang
Kotoran ternak Kotoran ternak
Kiambang
1,25 m
Gambar 4. Ukuran lapisan bahan kompos
30
Pembalikan kompos dilakukan secara berkala setiap 7 hari sekali. Tahapan proses pengolahan kiambang menjadi kompos disajikan pada
Gambar 5.
4. Pengujian kandungan hara kompos Pengujian kandungan hara kompos hanya akan dilakukan satu kali
pengujian, yakni terhadap kompos yang dihasilkan paling cepat. Pengujian kadar hara akan dilakukan di Laboratorium Analisis
Politeknik Negeri Lampung. 5. Pembahasan dan penarikan kesimpulan
F. Analisa Data