Kerangka Pemikiran MODEL PENGOMPOSAN KIAMBANG (Salvinia molesta) SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN GULMA AIR DI WADUK BATUTEGI LAMPUNG, MENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHATANI YANG

23 faktor negatif. Faktor-faktor positif tersebut diantaranya: 1 penambahan bahan organik, 2 meminimalkan pengolahan tanah , 3 menanam tanaman serealia secara terus-menerus, dan 4 mengurangi kemasaman tanah dengan pengapuran; sedangkan faktor-faktor negatif yang harus dihindari dalam budidaya tanaman meliputi: 1 penggunaan pestisida terutama fungisida bensindorsal, 2 penggunaan pupuk bereaksi masam seperti amonium sulfat, 3 pembakaran atau pembuangan sisa-sisa tanaman, 4 budidaya yang terlalu intensif. 7. Pertanian ramah lingkungan Kegiatan eksploitasi lahan pertanian yang dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, dalam jangka panjang akan menurunkan mutu lahan baik dari segi fisik, biologi, dan kimia. Untuk itu, kegiatan usahatani ramah lingkungan perlu ditingkatkan menjadi budaya yang dibutuhkan. Menurut Sumarno et al. 2007 pertanian ramah lingkungan merupakan kegiatan usahatani untuk memperoleh produksi optimal tanpa merusak lingkungan dengan ciri keberlanjutan usaha yang memenuhi kriteria: 1 terpeliharanya keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota tanah; 2 terpeliharanya kualitas sumber daya pertanian dari segi fisik, hidrologis, kimiawi, dan biologi; 3 tidak mengandung residu kimia, limbah organik, dan anorganik yang berbahaya atau mengganggu proses hidup tanaman; 4 terlestarikannya keanekaragaman genetik tanaman budi daya; 5 tidak terjadi akumulasi senyawa beracun dan logam berat yang membahayakan atau melebihi batas ambang aman; 6 adanya keseimbangan ekologis antara hama penyakit dengan musuh-musuh alami; 7 produktivitas lahan stabil dan berkelanjutan; 8 produksi hasil panen bermutu tinggi dan aman sebagai pangan atau pakan.

B. Kerangka Pemikiran

Eksploitasi lahan usahatani dalam jangka panjang akan menimbulkan permasalahan mendasar, yakni terganggunya keseimbangan lingkungan. 24 Pengolahan lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi menjadikan keseimbangan biologi di dalam tanah juga terganggu. Selain itu, penggunaan bahan kimia terutama pestisida turut mempercepat terganggunya keseimbangan biologi organisme tanah. Seperti dikemukakan Hanafiah et al. 2005 bahwa organisme tanah berperan penting dalam peningkatan mutu tanah yang berarti akan meningkatkan produktivitas tanaman. Sebagaimana diuraikan di muka, permasalahan mendasar kegiatan usahatani di hulu Waduk Batutegi adalah rendahnya mutu tanah. Minimnya penggunaan bahan organik dan masih intensifnya penggunaan pestisida kimia merupakan kendala utama. Implikasi aktivitas budidaya yang jauh dari kaidah konservasi tersebut, yakni terjadinya pengerasan tanah, tingginya resiko erosi, menurunnya populasi organisme tanah, dan rendahnya daya serap air. Pada kondisi lahan demikian, kegiatan budidaya intensif, menggunakan pupuk dan pestisida kimia, hanya akan menambah buruknya mutu tanah dan menjadi ancaman kelestarian lingkungan. Tanah yang daya serap airnya rendah akan mudah terkikis air hujan erosi dan merupakan penyebab utama sedimentasi sungai dan waduk. Selain itu, pada tanah yang mutu fisik, kimia, dan biologinya rendah penggunaan pupuk kimia tidak akan efektif. Hal ini dikarenakan pada tanah bermutu rendah daya ikat dan kapasitas tukar kation juga rendah. Sebagian besar unsur hara akan tercuci oleh air hujan, menguap, dan terikat oleh unsur logam seperti Al yang banyak terdapat pada tanah masam mutu rendah. Unsur hara yang tercuci dan terbawa aliran air akan memperkaya kandungan unsur terlarut di air sungai dan waduk. Akibatnya, gulma air seperti kiambang mendapatkan suplay hara melimpah dan dapat tumbuh dengan pesat. Hal demikian juga dimungkinkan telah terjadi di Waduk Batutegi Lampung. Menurunnya fungsi Waduk Batutegi akibat keberadaan kiambang tentu akan berdampak pada kondisi usahatani di hilir, terutama lahan 25 persawahan yang memanfaatkan Irigasi Way Sekampung. Atas dasar permasalahan kiambang di Waduk Batutegi dan rendahnya mutu lahan usahatani di bagian hulu, maka dipandang perlu adanya solusi strategis yang tetap mengedepankan aspek kelestarian lingkungan. Adapun skema penyelesaian masalah usahatani di bagian hulu dan masalah gulma air di Waduk Batutegi disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Skema penyelesaian masalah usahatani di hulu dan masalah gulma air di Waduk Batutegi Potensi Positif Sumber bahan baku Kompos yang melimpah AKTIVITAS BUDIDAYA PERTANIAN DI HILIR KOMPOS GENANGAN WADUK BATUTEGI MASALAH GULMA AIR KIAMBANG 1. Mempercepat pendangkalan Waduk 2. Mengganggu sistem irigasi 3. Mengganggu produksi listrik PLTA 4. Mengganggu sistem perikanan tangkap MASYARAKAT TANI di sekitar Waduk Batutegi MASALAH 1. Menurunnya mutu tanah 2. Produktivitas tanaman kebun rendah AKTIVITAS BUDIDAYA PERTANIAN DI HULU 26 III. METODELOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian