uretan dimetakrilat, microfine silica, dan camphorquinone yang berperan sebagai inisiator. Proses polimerisasinya menggunakan sinar tampak sebagai aktivator.
Polimerisasi terjadi di dalam suatu unit kuring khusus yang menggunakan lampu halogen dengan panjang cahaya 400-500 nm selama kira-kira 10 menit.
5-7
2. Resin akrilik swapolimerisasi merupakan resin akrilik yang mengalami
polimerisasi pada suhu kamar. Resin akrilik swapolimerisasi mengandung aktivator kimia yang berfungsi untuk mengaktifkan benzoil peroksida yang terdapat di dalam
polimer sehingga dapat terjadi proses polimerisasi. Aktivator kimia yang biasanya digunakan adalah amina tersier, contohnya adalah dimetil paratoluidin. Kekuatan
resin akrilik swapolimerisasi cukup rendah, stabilitas warna yang kurang baik, dan jumlah monomer sisa yang dihasilkan lebih banyak daripada monomer sisa yang
dihasilkan oleh resin akrilik polimerisasi panas.
5-7
3. Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin akrilik yang memerlukan
energi panas untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dengan menggunakan perendaman air di dalam water bath.
5
Resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari bubuk dan cairan dimana setelah mengalami proses pencampuran dan pemanasan
akan membentuk suatu bahan yang kaku.
32
2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan basis gigitiruan yang paling sering digunakan sebagai basis gigitiruan dalam kedokteran gigi. Bahan ini terbuat
dari bahan polimetil metaklirat yang memerlukan energi termal atau energi panas dalam proses polimerisasinya. Energi termal yang dibutuhkan untuk proses
polimerisasinya dapat diperoleh dari perendaman dalam air yang dipanaskan waterbath.
2.3.1 Komposisi
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas, yaitu:
5-7,27
1. Bubuk
Universitas Sumatera Utara
- Polimer : butiran atau granul polimetil
metakrilat -
Inisiator : berupa 0,2 – 0,5 benzoil peroksida -
Pigmen pewarna : garam cadmium atau besi, atau pewarna organik
- Opacifier : Titanium oksida
- Plasticizer : Dibutil phthalate
2. Cairan
- Monomer : metil metakrilat
- Inhibitor : Hidroquinone
- Cross-linking agent : etilen glikol dimetakrilat
2.3.2 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas dimanipulasi sehingga menghasilkan bentuk yang keras dan kaku dengan menggunakan teknik compression moulding molding-
tekanan. Proses manipulasi resin akrilik polimerisasi panas dengan teknik molding- tekanan antara lain:
20
a. Perbandingan monomer dan polimer Pencampuran bubuk polimer dan cairan monomer dilakukan dengan
perbandingan volume 3:1 atau perbandingan berat 2,5:1.
3,20
b. Proses Pencampuran polimer dan monomer Bubuk dan cairan dengan rasio yang tepat dicampurkan didalam wadah yang
bersih, kering dan tertutup lalu di campurkan hingga homogen. Selama proses pencampuran, ada beberapa tahapan yang terjadi, yaitu:
3,12,20
1. Sandy stage adalah tahap terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah. Pada tahap ini polimer secara bertahap bercampur dengan monomer.
2. Sticky stage adalah tahap ketika bubuk mulai larut dalam cairan sehingga akan terlihat seperti berserabut saat ditarik. Pada tahap ini monomer sudah
berpenetrasi dengan polimer.
Universitas Sumatera Utara
3. Dough stage adalah tahap saat monomer sudah berpenetrasi seluruhnya ke dalam polimer yang ditandai dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak
lengket lagi. Tahap ini merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould.
4. Rubbery elastic stage adalah tahap saat monomer sudah tidak dapat bercampur dengan polimer lagi. Pada tahap ini, akrilik akan berwujud seperti karet
dan tidak bisa lagi dimasukkan dalam mold. 5. Stiff stage adalah tahap sewaktu akrilik sudah kaku dan tidak dapat
dibentuk lagi. c. Proses Pengisian dalam mold
Pengisian dalam mold dilakukan pada fase dough stageyaitu setelah pengisian dilakukan pres hidrolik sebanyak 2 fase. Fase pertama yaitu dengan tekanan 1000 psi
supaya mold terisi secara padat dan kelebihannya dibuang dengan lekron. Fase kedua dilakukan pengepresan dengan tekanan sebesar 2200 psi dan dibiarkan pada suhu
kamar selama 30-60 menit. d. Proses Kuring
Proses kuring dilakukan sebanyak 2 fase. Fase pertama dilakukan pada waterbath pada suhu 70
C selama 90 menit dan dilanjutkan dengan fase kedua yang dilakukan pada suhu 100
C selama 30 menit sesuai dengan JIS Japan Industrial Standard.
e. Proses Pendinginan dan Penyelesaian Setelah proses kuring selesai, kuvet dikeluarkan dari waterbath dan dibiarkan
hingga mencapai suhu kamar, lalu resin akrilik dikeluarkan dari mould kemudian dirapikan dengan menggunakan bur dan dipoles.
2.3.3 Sifat-Sifat