3.7 Cara Pengukuran
3.7.1 Penghitungan Penyerapan Air
Cara penghitungan nilai penyerapan air adalah sebagai berikut: 1.
Sampel yang telah dipoles disimpan dalam sebuah wadah kedap udara yang berisi silica gel pada suhu 37 + 2
o
C selama 24 jam untuk tujuan pengeringan yang mana menghindari sampel berkontak dengan kelembapan luar
2. Proses pengeringan diulang hingga sampel mengalami penurunan berat
tidak melebihi 0,5 mg dalam periode 24 jam 3.
Setelah itu, sampel dikeluarkan dan ditimbang pada timbangan digital untuk mengetahui berat sampel sebelum direndam
4. Sampel dari kelompok A adalah kelompok kontrol direndam dalam 150
ml air akuades pada beakerglass pada suhu kamar, dengan waktu perendaman 24 jam.
5. Sampel dari kelompok B dan C, bahan basis gigitiruan resin akrilik
polimerisasi panas kemudian dimasukkan kedalam microwave berdaya 800 Watt dalam 3 dan 4 menit
6. Setelah sampel dikeluarkan dari microwave dan dibersihkan dengan kain
bersih dan kering, kemudian sampel dibiarkan di udara terbuka selama 15 detik 7.
Timbang kembali berat sampel setelah 1 menit dikeluarkan dari microwave
Penghitungan penyerapan air dapat menggunakan rumus :
14
WSP =
M1 = berat sebelum direndam mg M2 = berat setelah direndam mg
S = luas daerah cm
2
WSP = water sorption mgcm
2
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Pengukuran Perubahan Dimensi
1. Sampel diukur terlebih dahulu sebelum dilakukan pembersihan dengan microwave. Pengukuran perubahan dimensi dilakukan dengan menggunakan
Travelling microscope dengan ketelitian 0,01 mm. Pengukuran perubahan dimensi dilakukan dengan metode vektor.
2. Sampel dan model induk diberi tanda pada keempat titik sudutnya yang digunakan sebagai titik acuan pengukuran. Titik tersebut dinamakan titik A, B, C, dan
D. Jarak antara AB, BC, CD dan DA diukur pada setiap sampel dan model induk. Perhitungan hasil pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus vektor :
|| V || = √ AB
2
+ BC
2
+ CD
2
+ DA
2
AB = jarak antara titik A dan B BC = jarak antara titik B dan C
CD = jarak antara titik C dan D DA = jarak antara titik D dan A
|| V || = vektor 3. Sampel dibagi kepada 3 kelompok yaitu :
a. Kelompok kontrol Kelompok A ISO 1567 b. Kelompok sampel yang dibersihkan dengan microwave berdaya 800 Watt
dalam waktu 3 menit Kelompok B c. Kelompok sampel yang dibersihkan dengan microwave berdaya 800 Watt
dalam waktu 4 menit Kelompok C 4. Sampel dari kelompok A adalah kelompok kontrol direndam dalam 150 ml
air akuades pada beakerglass pada suhu kamar, dengan waktu perendaman 24 jam. Kemudian, sampel dikeluarkan dan dikeringkan sebelum diukur.
Universitas Sumatera Utara
5. Sampel dari kelompok B dimasukkan ke dalam microwave berdaya 800 Watt dengan perendaman dalam beaker glass berisi air akuades 150 ml selama 3
menit. Setelah itu, beaker glass dibiarkan dingin selama 1 jam. Kemudian, sampel dikeluarkan dan dikeringkan sebelum diukur.
6. Sampel dari kelompok C dimasukkan ke dalam microwave berdaya 800 Watt dengan perendaman dalam beaker glass berisi air akuades 150 ml selama 4
menit. Setelah itu beaker glass dibiarkan dingin selama 1 jam. Kemudian, sampel dikeluarkan dan dikeringkan sebelum diukur.
7. Penentuan perubahan dimensi diperoleh dari selisih antara vektor sampel dan vektor model induk. Perubahan dimensi diukur dengan rumus :
14
Perubahan dimensi = || v
1
– v ||
Keterangan : V
1
= vektor sampel mm V
= vektor model induk mm
Rumus untuk mencari persentase dari ukuran mm perubahan dimensi :
12
X = Y x Z Keterangan :
X = nilai selisih vektor sampel dan vektor model induk
Y = nilai vektor sampel
Z = perubahan dimensi dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
3.8 Kerangka Operasional Penelitian