satu cara untuk meminimalisasi dampak dari penyerapan air pada resin akrilik polimerisasi panas adalah dengan cara penjenuhan. Cara untuk melakukan
penjenuhan resin akrilik polimerisasi panas adalah merendam resin akrilik didalam air selama 1 hari dengan suhu 37ºC. Beberapa penelitian menyatakan bahwa setelah
lebih dari 24 jam resin akrilik mulai mengalami penurunan dalam penyerapan air. Szabo dkk. 1985 menyatakan bahwa sampel resin akrilik dengan ketebalan ± 1 mm
dapat mencapai penjenuhan dalam waktu 24 jam.
14
Pengukuran penyerapan air dapat diukur menggunakan analitical balance dengan cara :
19
WSP =
M1 = berat sebelum direndam mg
M2 = berat setelah direndam mg
S = luas daerah cm
2
WSP = water sorption mgcm
2
2.5 Perubahan Dimensi
Perubahan dimensi pada resin akrilik polimerisasi panas terutama dipengaruhi oleh pengerutan polimerisasi dan absorpsi air. Pengerutan linear pada resin akrilik
dilaporkan kurang dari 1 namun dari beberapa penelitian nilai ini berkisar antara 0,2 -0,5 . Pengerutan yang berkisar antara 0,1 - 0,4 tidak terlalu berpengaruh
terhadap adaptasi gigitiruan di rongga mulut sehingga masih bisa ditoleransi oleh kompresibilitas mukosa, namun kompresibilitas mukosa ini tidak dapat
mengkompensasi bila ketidaksesuaian yang terjadi melebihi 1 mm terutama jika terjadi di daerah posterior palatal. Pengaruh yang besar dari pengerutan linear
terdapat pada daerah posterior palatal dari gigitiruan penuh rahang atas dapat menimbulkan celah antara basis gigitiruan dan jaringan pendukung di rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat mengurangi stabilisasi gigitiruan karena kestabilan gigitiruan salah satunya dipengaruhi oleh adaptasi yang rapat antara basis gigitiruan dan jaringan
pendukung rongga mulut. Adaptasi yang rapat juga mempengaruhi retensi gigitiruan yang berhubungan dengan lapisan saliva yang mempengaruhi adhesi antara gigitiruan
dan jaringan lunak rongga mulut. Basis gigitiruan yang mengalami absorpsi air sebanyak 1 akan mengakibatkan terjadinya ekspansi linear yang nilainya berkisar
antara 0 - 0,32 dari ukuran awal basis gigitiruan. Ekspansi yang dihasilkan mampu mengimbangi pengerutan akibat panas yang terjadi selama polimerisasi.
Perubahan dimensi akan menyertai proses absorpsi dan mungkin memerlukan penyesuaian terhadap tepi gigitiruan dan oklusinya. Jika gigitiruan dibiarkan dalam
keadaan kering, maka akan terjadi kehilangan air dan pengerutan gigitiruan, dengan demikian, pasien harus menjaga agar gigitiruan tetap berada di dalam air selama tidak
digunakan.
4,32,37
Perubahan dimensi dapat diukur dengan metode vektor untuk mendapatkan nilai perubahan dimensi secara keseluruhan dari suatu sampel. Penggunaan metode
ini biasanya digunakan untuk mengukur perubahan dimensi secara linear. Pengukuran perubahan dimensi dilakukan dengan terlebih dahulumenentukan titik acuan pada
sampel dan model induk. Nilai vektor diperoleh dengan menghitung akar dari jumlah jarak titik-titik acuan yang dikuadratkan pada masing-masing sampel dan model
induk. Perubahan dimensi diperoleh dari selisih antara vektor model induk dan vektor sampel.
19,28
Perubahan dimensi = || v
1
-v ||
Keterangan : v
1
= vektor sampel mm v
= vektor model induk mm
Alat ukurnya berupa travelling microscope atau disebut juga optical comparator. Perubahan dimensi selalu dikaitkan dengan 2 hal yaitu pengerutan dan
ekspansi.
28
2.6 Metode Pembersihan Gigitiruan