13
cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang pendek short short story, bahkan mungkin pendek sekali berkisar 500-an kata; ada cerpen yang panjangnya
cukupan midle short story, serta ada cerpen yang panjang long short story, yang terdiri dari puluhan atau bahkan beberapa puluh ribu kata.
Sumardjo 2007: 203 juga mengemukakan ada tiga jenis cerpen, yakni cerita pendek, cerita pendek yang pendek di Indonesia terdiri dari satu halaman
atau setengah halaman, cerita pendek 4-15 halaman folio dan cerita pendek panjang 20-30 halaman. Ini bukan sesuatu ukuran yang mutlak. Semua jumlah
halaman dan kepanjangan hanyalah sekedar ukuran, yang penting bahwa cerpen membatasi diri pada satu efek saja. Di samping itu, Sayuti 2000: 10 menyatakan
bahwa cerpen menunjukkan kualitas yang bersifat compression pemadatan, concentration pemusatan, dan intensity pendalaman, yang semuanya berkaitan
dengan panjang cerita dan kualitas struktural yang disyaratkan oleh panjang cerita itu.
Berdasarkan uraian tentang cerpen yang disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk cerita yang dibaca habis sekali duduk
dengan memiliki satu konflik saja. Selain itu, cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun yang perlu diperhatikan oleh penulis.
a. Unsur Pembangun Karya Sastra
Elemen atau unsur-unsur yang membangun sebuah fiksi atau cerita rekaan terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri atas
tokoh, plot atau alur, dan setting atau latar. Sarana cerita meliputi hal-hal yang
14
dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan menata detil-detail cerita sehinga tercapai pola yang bermakna, seperti unsur judul, sudut pandang, gaya
dan nada, dan sebagainya Sayuti via Jabrohim, dkk, 2009: 105. Di sisi lain, Nurgiyantoro 2009: 23 mengemukakan bahwa unsur
intrinsik intrinsic adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita,
plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada diluar karya sastra tersebut, namun mempunyai andil dan turut membangun di dalam proses lahirnya
karya sastra. Unsur-unsur ekstrinsik antara lain keadaan subjektivitas individu pengarang yang memilik sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang
kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Unsur biografi pengarang akan turut menentukan corak karya yang dihasilkannya. Unsur
ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang yang mencakup proses kreatifnya, psikologi pembaca, maupun penerapan
prinsip psikologi dalam karya. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karya sastra, dan hal itu
merupakan unsur ekstrinsik pula. Unsur ekstrinsik yang lain misalnya pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya Wellek
Warren via Nurgiyantoro, 2009: 24.