Hipotesis Penelitian KAJIAN TEORI

36 Penggunaan analisis menggunakan uji-t dilakukan untuk mengolah hasil Prates yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan menulis cerpen pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehingga, kedua kelompok dapat dipastikan berangkat dari kondisi yang sama.

2. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan kegiatan eksperimen ini didasarkan pada hasil Prates yang sudah dilaksanakan di awal. Pada kondisi dimana kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan yang sama, maka langkah selanjutnya adalah pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok. Pada proses ini teknik scaffolding digunakan pada pembelajaran menulis cerpen di kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan teknik scaffolding konvensional. Tahap-tahap penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. a Kelompok Kontrol 1 Guru menjelaskan pembelajaran yang hendak dicapai. 2 Guru menjelaskan teori tentang cerpen, unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen dan menulis cerpen. Guru membagikan contoh cerpen. 3 Guru meminta siswa menulis cerpen sesuai dengan materi yang dijelaskan. 4 Setelah mengerjakan, beberapa siswa diminta membacakan di depan kelas. 5 Siswa bersama guru mengomentari cerpen yang dibacakan di depan. 6 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. 7 Siswa mengumpulkan hasil kerja siswa kepada guru. 37 b Kelompok Eksperimen 1 Guru memberikan dua cerpen kepada siswa, siswa diminta memilih dari salh satu cerpen, kemudian siswa mengamati dan mengidentifikasi unsur pembangun cerpen yang mereka ketahui. 2 Guru meminta siswa menjelaskan mengapa siswa memilih cerpen tersebut , kemudian siswa diminta untuk menyebutkan kekurangan dan kelebihan cerpen dan kekurangan masing-masing cerpen. 3 Dari hasil Tanya jawab dengan siswa guru mengambil simpulan tentang unsur pembangun cerpen 4 Guru mengidentifikasi siswa berdasarkan tingkat kognitifnya di kelas atau yang memiliki zone of proximal development yang relatif sama, siswa yang tingkat kognitifnya jauh di bawah rata-rata akan lebih diperhatikan. 5 Siswa dikelompokkan secara acak tidak berdasarkan tingkat kognitifnya atau zone of proximal development yang relatif sama dengan maksud supaya siswa yang memiliki zone of proximal development di atas rata-rata kelas membantu temannya yang memiliki zone of proximal development di bawah rata-rata kelas. Jadi, tidak hanya guru yang berperan dalam menjembatani siswa dalam menyelesaikan masalah tetapi teman sebayanya juga.