Undang-Undang Nomor 4PRP 1960 TINJAUAN YURIDIS KONFLIK INDONESIA -MALAYSIA

Secara geo-ekonomi Deklarasi Djuanda juga strategis bagi kejayaan dan kemakmuran Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumberdaya alam terbarukan seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi, sumberdaya alam yang tak terbarukan seperti minyak dan gas bumi, emas, perak, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya, juga energi kelautan seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC Ocean Thermal Energy Conversion, maupun jasa- jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut. 88

C. Undang-Undang Nomor 4PRP 1960

Sejak beberapa waktu lamanya telah dirasakan perlunya meninjau kembali penentuan batas laut wilayah sesuai dengan sifat khusus negara kita sebagai Negara Kepulauan dan kebutuhan serta kepentingan rakyat Indonesia, laut wilayah sebagai bagian daripada wilayah negara yang terdiri dari wilayah daratan, lautan, dan udara merupakan bagian yang penting bagi negara Indonesia mengingat bentuk negara yang terdiri dari beribu – ribu pulau. Penentuan batas laut wilayah laut territorial territorial sea seperti termaktub dalam “Territoriale Zee en. Marieteme Kringen Ordonnantie 1939” Staatsblad. 1939 No. 442 artikel 1 ayat 1 antara lain menyatakan bahwa laut wilayah Indonesia itu lebarnya 3 mil laut diukur dari garis air rendah daripada 88 http:mr-geo-mtsn.blogspot.com200907letak-indonesia.html diakseskan tanggal 19 Januari 2011 Universitas Sumatera Utara pulau - pulau yang merupakan bagian dari wilayah daratan Indonesia, dirasakan tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang dan perlu ditinjau kembali. 89 Keberatan pokok terhadap cara penentuan batas laut wilayah yang disebutkan diatas adalah bahwa cara tersebut tadi kurang atau sama sekali tidak memperhatikan sifat khusus daripada Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan archipelago. Menurut cara pengukuran laut wilayah yang selama ini yaitu dihitung dari baseline yang berupa garis air rendah, secara teoritis setiap pulau di Indonesia itu mempunyai laut wilayah sendiri Kepulauan Indonesia terdiri dari lebih 13.000 pulau - pulau dari jumlah lebih kurang 3.000 yang didiami orang. Sekali pun beberapa pulau yang jaraknya 6 mil laut dianggap sebagai kelompok, namun dengan cara pengukuran yang berpangkal pada “garis air rendah” masih akan tetap ada beratus ‐ ratus atau berpuluh - puluh kelompok pulau tergantung dari lebar lautnya yang mempunyai laut wilayah sendiri - sendiri. 90 Dapatlah dibayangkan bahwa keadaan itu sangat menyukarkan pelaksanaannya tugas pengawasan laut dengan sempurna karena susunan daerah yang harus diawasi demikian berbelit - belit complicated. Wilayah udara yang strukturnya dengan sendirinya tak akan bersifat homogen pula. Kantong - kantong berupa laut bebas di tengah - tengah dan diantara bagian darat pulau dari wilayah Indonesia ini menempatkan petugas dalam keadaan yang sulit karena harus 89 http:gilangkurnia.blogspot.com200904v-behaviorurldefaultvml-o.html diakseskan tanggal 20 Januari 2011 90 Arsana, I M. A. 2008 Delineasi Batas Terluar Landas Kontinen Ekstensi Indonesia: Status dan Permasalahannya, Bali Scientific Meeting 2008, Mapin, Bali, hal 38 Universitas Sumatera Utara memperhatikan setiap waktu, apakah mereka ada didalam perairan nasional atau di laut bebas. Karena tak bertindak mereka tergantung dari posisi mereka itu. 91 Dalam suatu peperangan antara dua pihak yang armadanya bergerak kian kemari di laut antara pulau - pulau Indonesia keutuhan kita terancam. Lalu lintas yang merupakan urat nadi daripada penghidupan rakyat antara satu pulau dan lain pulau, untuk kepentingan pengangkutan bahan kebutuhan sehari - hari yang sangat vital itu akan terputus atau terhenti, hak itu akan mengakibatkan penderitaan rakyat di pulau pulau tersebut. Akibat suatu pertempuran laut diantara pulau pulau Indonesia dengan senjata “nuclear” akan membahayakan penduduk pulau disekelilingnya “laut bebas” yang menjadi medan pertempuran itu. 92 Lepas dari risiko yang mungkin diderita oleh penduduk menjadi pertanyaan pula bagaimana kita dapat mempertahankan netralitas kita dalam keadaan serupa itu Kesulitan pengawasan atas ditaatinya peraturan peraturan bea dan cukai. Imigrasi dan kesehatan juga dapat dibayangkan dalam struktur wilayah semacam itu Berdasarkan pertimbangan diatas perlu dicari pemecahan persoalan yang berpokok pada pendirian, bahwa kepulauan Indonesia itu merupakan satu kesatuan unit dan bahwa lautan diantara pulau - pulau kita merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari bagian darat pulau - pulau negara kita. 93 Atas dasar pendirian ini maka laut harus terletak sepanjang garis yang menghubungkan titik ujung terluar dari Kepulauan Indonesia. 91 Ibid 92 http:www.suaramerdeka.comharian050428opi4.htm diakseskan tanggal 20 Januari 2011 93 http:www.kompas.com diakseskan tanggal 20 Januari 2011 Universitas Sumatera Utara Untuk menjamin kelancaran perjalanan kapal dari dan keluar negeri yang sangat penting untuk kelancaran jalannya perekonomian kita dan untuk menyangkal tuduhan tuduhan negara negara lain bahwa kita menghalangi pelayaran bebas, perlu adanya jaminan bahwa lalu lintas yang damai di lautan pedalaman bagi kapal asing dijamin selama tidak membahayakan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. “Penentuan laut wilayah selebar 12 mil laut merupakan lebar maksimum menurut apa yang dinyatakan dalam naskah draft articles yang disusun oleh International Law Commission pada sidangnya yang ke - 8 tahun 1957. 94 Perubahan penentuan batas perairan Indonesia seperti apa yang diajukan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang ini juga mempunyai akibat yang penting di lapangan ekonomi. Dengan penentuan batas perairan yang baru ini Indonesia akan mempunyai kedaulatan atas segala perairan yang terletak dalam batas ‐ batas garis luar laut serta udara dan dasar laut dan tanah dibawahnya. Dengan demikian maka segala kekayaan alam yang terdapat didalamnya, baik yang berupa bentuk hidup hewani maupun nabati, serta kekayaan alam lainnya berupa bahan mineral, baik yang sudah diketahui diwaktu sekarang maupun yang diketemukan di masa depan diselamatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia yang jumlahnya kian tahun kian bertambah. 95 Bagi rakyat Indonesia yang susunan makanannya tidak cukup mengandung bahan protein, bahkan yang kadar protein hewani dalam makanannya tegolong paling rendah di dunia ini, sumber kekayaan yang terdapat 94 Sarwono Kususmaatmadja. “Membangun Daerah dengan Paradigma Baru”. Majalah Tempo. Edisi khusus akhir tahun. Desember 2007. hal 8 95 Ibid Universitas Sumatera Utara dalam perikanan tak ternilai besarnya. Terutama bila diingat, bahwa cara - cara lain untuk menutup kekurangan protein seperti misalnya perkembangan peternakan tidak mudah dilakukan disamping biayanya sangat mahal, maka sumber potensil didalam laut perlu dicadangkan dan dimanfaatkan. Teknik penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut lainnya pada bangsa Indonesia hingga dewasa ini serba sederhana sifatnya merupakan alasan tambahan bagi suatu tindakan perlindungan dari sumber kekayaan itu. 96 Kekayaan alam yang berupa bahan mineral tidak kurang pentingnya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Walaupun kini belum diketahui dengan pasti banyaknya terpendam di bawah dasar laut namun dapatlah dikatakan bahwa kekayaan itu sangat besar. Mengingat kekayaan pulau - pulau Indonesia akan bahan tambang seperti minyak tanah dan timah yang didapati didalam tanah pada wilayah daratan Indonesia maka dapat dipastikan, bahwa tanah dibawah permukaan laut yang pada hakekatnya merupakan lanjutan wilayah daratan juga mengandung bahan-bahan kekayaan itu. 97 Memuat Undang-Undang Nomor 4 Prp Tahun 1960 Tentang Perairan Indonesia Pasal 1 1 Dengan perairan Indonesia dimaksud bagian wilayah negara yang terdiri dari air. Sebagai diketahui wilayah suatu negara atas mana negara itu mempunyai kedaulatan dapat meliputi: 96 Ibid 97 Boer Mauna, 2008, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Bandung, P.T Alumni, hlm. 357 Universitas Sumatera Utara 1. wilayah daratan; 2. wilayah perairan; 3. wilayah udara 2 Laut wilayah laut terriotorial - territorial sea adalah lajur laut yang terletak pada sisi luar daripada garis pangkal atau garis dasar. Garis pangkal atau garis dasar adalah garis darimana laut wilayah mulai diukur keluar. Laut wilayah pada sebelah luar ini dibatasi oleh suatu garis luar outer - limit yang ditarik sejajar dengan garis pangkal. Jarak antara garis pangkal dasar dan garis luar adalah 12 mil laut. Dengan demikian maka yang dinamakan laut wilayah itu adalah lajur laut maritieme belt yang lebarnya 12 mil laut dan dibatasi pada sebelah dalam oleh suatu garis dasar garis pangkal = baseline dan disebelah luarnya oleh garis luar outer - imit yang ditarik sejajar dengan garis pangkal itu. Negara Indonesia berdaulat atau laut ini, baik mengenai lajur itu sendiri yang terdiri dari air, dasar laut seabed dan tanah dibawahnya subsoil, maupun udara yang diatasnya. Satu - satunya pembatasan atas kedaulatan Indonesia sebagai negara pantai adalah adanya hak lalu lintas damai alam laut bagi kapal - kapal asing. Lalu lintas laut damai dalam laut ini adalah suatu hak yang dijamin oleh hukum Internasional. 3 Perairan pedalaman Indonesia seperti dimaksud ayat ini adalah segala perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal dan terdiri dari laut, teluk, dan anak laut. Indonesia berdaulat penuh di perairan pedalaman, berlainan di laut kedaulatan ini pada dasarnya tidak dibatasi oleh lalu lintas laut damai, Universitas Sumatera Utara walaupun Indonesia sendiri dapat dibatasinya dengan memberikan kelonggaran - kelonggaran berdasarkan pertimbangan tertentu. Pasal 3 1 Jaminan bahwa perairan pedalaman terbuka bagi lalu lintas laut damai kapal - kapal asing perlu diadakan mengingat pentingnya lalu lintas di perairan pedalaman baik bagi kita sendiri pelajaran niaga bagi keperluan perdagangan maupun bagi masyarakat dunia. Perbedaan dengan lalu lintas laut damai kapal asing di laut lihat pasal 1 ayat 2 diatas adalah bahwa lalu lintas laut damai bagi kapal asing di perairan pedalaman ini merupakan suatu kelonggaran yang sengaja diberikan oleh Indonesia, sedangkan di laut lalu lintas laut damai bagi kapal asing itu merupakan suatu hak yang diakui oleh hukum Internasional. Akibat dari perbedaan inilah bahwa Indonesia dalam perairan pedalaman dapat menabut kembali kelonggarannya yang diberikannya ini sedangkan lalu lintas laut damai di laut wilayah pada dasarnya tak boleh diganggu oleh negara pantai. 2 Ketetntuan dalam ayat ini menggambarkan sifatnya lalu lintas kapal asing di perairan pedalaman Indonesia sebagai suatu kelonggaran. Ketentuan dalam ayat ini merupakan ketentuan operatif dari ayat 1 yang merupakan suatu prinsip. Universitas Sumatera Utara D. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Implementasi KHL 1982 tentang Negara Kepulauan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 tentang perairan Indonesia Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain. 2. Pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alamiah di-kelilingi oleh air dan yang berada di atas permukaan air pada waktu air pasang. 3. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan perairan di antara pulau-pulau tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan, dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik yang hakiki, atau yang secara historis dianggap sebagai demikian. 4. Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairanpedalamannya. Pasal 3 1 Wilayah Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman. Universitas Sumatera Utara 2 Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 dua belas mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. 3 Perairan Kepulauan Indonesia adalah semua perairan yang ter-letak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa mem-perhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai. 4 Perairan Pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang ter-letak pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indo-nesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup. Pasal 7 1 Di dalam perairan kepulauan, untuk penetapan batas perairan pedalaman, Pemerintah Indonesia dapat menarik garis -garis penutup pada mulut sungai, kuala, teluk, anak laut, dan pelabuhan. 2 Perairan pedalaman terdiri atas : b. perairan darat. 3 Laut pedalaman sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf a adalah bagian laut yang terletak pada sisi darat dari garis penutup, pada sisi laut dari garis air rendah. 4 Perairan darat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf b adalah segala perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah, kecuali pada mulut sungai perairan darat adalah segala perairan yang terletak pada sisi darat dari garis penutup mulut sungai. Universitas Sumatera Utara Tidak diterimanya konsepsi Negara Kepulauan dalarn Konperensi hukum Laut PBB I pada tahun 1958, Indonesia telah mengambil tindakan sepihak sebagai Negara Kedaulatan Negara Nusantara dengan mengumumkan UU No. 4Prp1960 dan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1962 tentang Hak Lintas Damai Kenderaan Air Asing. Sejalan dengan perkembangan Hukum Laut Internasional yaitu dengan diterimanya konsepsi Negara Kepulauan dalam Konperensi Hukum Laut PBB III, maka pengaturan Negara Kepulauan mendapat pengaturan dalam Konvensi Hukum Laut 1982 BAB IV pasal 46 sampai dengan pasal 54. Dengan demikian konsepsi Negara Kepulauan Negara Nusantara telah mendapat pengakuan secara Internasional Konvensi Hukum Laut 1982 ini telah diratifikasi Indonesia dengan Undang-undang No. 17 Tahun 1985. 98 Untuk menyesuaikan pengaturan mengenai Negara Kepulauan dengan KHL 1982, Indone8ia telah mencabut Undang-undang No. 4Prp1960 dan menggantinya dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 16 tentang Perairan Indonesia. Pengaturan mengenai lintas damai bagi kapal-kapal asing dalam BAB III pasal 11 sampai dengan 17 sedangkan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan diatur dalam pasal 18 sampai dengan pasal 19. Pada dasarnya pengaturan lintas damai dan lintas alur kepulauan di perairan Indonesia adalah sama dengan UU No. 4Prp1960 dan PP No.8 Tahun 1962, yaitu tujuannya untuk kepentingan keamanan, ketertiban dan kedamaian 98 Andreas Pramudianto, Perjanjian Internasional di Bidang Lingkungan Laut yang Telah Diratifikasi Indonesia, 1 Desember 2009, http:www.andreaspramudianto’s.blogspot.com diakseskan tanggal 19 Januari 2010 Universitas Sumatera Utara Negara Indonesia. Beberapa diantara perkembangan pengaturan lintas damai dalam Undangundang No.6 Tahun 1996, yaitu diaturnya lintas damai kapal asin yang bertenaga nuklir dan juga kapal-kapal yang mengangkut bahan-bahan yang berbahaya atau beracun. Lain dari pada itu diatur lebih lengkap pengaturan mengenai lintas alur laut kepulauan, dan skema pemisah lalu lintas. Dapat dijelaskan pemberian lintas damai atau lintas alur kepulauan dalam UU No. 4Prp1960 hanya merupakan kelonggaran yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada kapal-kapal asing untuk mengurangi tantangan dari masyarakat untuk pengguna laut Sedangkan dalam UU No. 16 Tahun 1996 hak lintas damai atau hal lintas alur Kepulauan merupakan ketentuan KHL 1982 yang di implementasikan dalam pasal 18 dan 17 UU No. 9 Tahun 1996. Dalam UU No.6 Tahun 1996 diperjelas mengenai pengertian wilayah Perairan Indonesia, yaitu terdiri dari laut tentorial Indonesia, perairan kepulauan dan perairan pedalaman 9 pasal3 ayat 1. Istilah perairan pedalaman perairan nusantara dalam UU No. 4Prp1960 dan PP No.8 Tahun 1962 diganti dengan sebutan perairan pulauan Indonesia, yaitu semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan jaraknya dari pantai. Sedangkan pengertian perairan pedalaman Indonesia menurut UU No.6 Tahun 1996 adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamannya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup. Perairan pedalaman ini terdiri atas : a. Laut pedalaman Universitas Sumatera Utara b. Perairan darat Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Lintas Damai dan hak alur kepulauan serta skema pemisah lalu lintas laut diatur dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah mengenai hal-hal tersebut untuk sementara sampat saat ini belum ada. Selama Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan Undang-undang No. 6 Tahun 1996 belum ditetapkan, maka peraturan pelaksanaan Undang-undang No.4 Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia tetap berlaku yaitu PP No. 8 Tahun 1962 sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-undang ini UU No.6 Tahun 1996 lihat pasal 25. Negara kepulauan, yaitu suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan mencakup pulau-pulau lain. Sedangkan pengertian kepulauan merupakan suatu gugusan pulau, perairan diantaranya dan lain-lain wujud alamiah, yang satu sama lain hubungannya demikian eratnya, di mana pulau- pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau secara historis dianggap demikian. Lihat pasal 46. Suatu Negara kepulauan dapat menarik garis pangkal kepulauan yang menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau dan karang kering terluar kepulauan ini. Perairan pada sisi dalam garis pangkal kepulauan merupakan perairan kepulauan, sedangkan perairan pada sisi luar garis pangkal kepulauan merupakan perairan laut teritorial dari Negara kepulauan itu. Di perairan kepulauan Negara kepulauan dapat menarik garis-garis penutup untuk keperluan penetapan batas perairan pedalaman. Lihat pasal 47 dan 50. Universitas Sumatera Utara Mengenai status hukum perairan kepulauan, bahwa kedaulatan suatu Negara kepulauan meliputi perairan kepulauan yang tertutup oleh garis-garis pangkal kepulauan yang disebut sebagai perairan kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai Kedaulatan Negara kepulauan di perairan kepulauan ini meliputi ruang udara di atas perairan tersebut, dasar laut dan tanah di bawahnya serta sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana di laut teritorial, maka diperairan kepulauan hak lintas damai bagi semua kapal asing yang melalui pelayaran di perairan tersebut Lihat pasal 49. 99 99 Djalal Hasjim, Perjuangan Indonesia Di Bidang Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1998, hal 42 Universitas Sumatera Utara BAB III PERKEMBANGAN PERATURAN CONTINENTAL SELF DALAM HUKUM LAUT INTERNASIONAL

A. Sejarah lahirnya Continental SelfProklamasi Truman 1945