Sejarah lahirnya Continental SelfProklamasi Truman 1945

BAB III PERKEMBANGAN PERATURAN CONTINENTAL SELF DALAM HUKUM LAUT INTERNASIONAL

A. Sejarah lahirnya Continental SelfProklamasi Truman 1945

Ditemukannya Sumber kekayaan alam mineral minyak dan gas bumi di “continental shelf” yang merupakan kelanjutan wilayah darata Amerika Serikat, telah mendorong Pemerintah Amerika Serikat untuk mengeluarkan Deklarasi Truman 1945 tentang “continental shelf”. Di “continental shelf” yang berada di luar dan berbatasan laut teritorial, Amerika Serikat mempunyai hak berdaulat untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam mineral minyak dan gas bumi. 100 Dengan diterimanya konsepsi “continental shelf” dalam Konvensi Hukum Laut 1958, maka lembaga “continental shelf” telah menjadi bagian dari Hukum Laut Internasional. Ditentukannya kriteria “technical exploitability” telah menimbulkan ketidak jelasan batas terluar landas kontinen tergantung dari kemampuan teknologi untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber kekayaam alamnya. 101 Istilah landas kontinen untuk sebutan “continental shelf” dalam arti hukum, ternya dalam perkembangannya dimuat kembali dalam Konvensi Hukum 100 Konvensi Hukum Laut 1958 KHL 1958 tentang “Continental Shelf” Landas Kontinen. “Convention on the Continental Shelf”, Geneva, 1958 101 Koers, Albert. W. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991, hal 66 65 Universitas Sumatera Utara Laut 1982. Dalam konvensi ini ditentukan batas terluar landas kontinen, yaitu 200 mil diukur dari garis pangkal laut teritorial sebagai batas minimum, sedangkan untuk batas maksimum yaitu 350 mil atau kedalaman 100 mil dari kedalaman 2500 meter. 102 Negara pantai mempunyai hak dan kewajiban dalam menjalankan hak berdaulat untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam di landas kontinen. Selain itu juga negara pantai berkewajiban untuk menghormati hak-hak negara lain dalam menjalankan kebebasan di landas kontinen dan perairan di atas landas kontinen dalam bidang pelayaran. Pemasangan pipa dan kabel bawah laut serta penelitian ilmiah kelautan sesuai dengan status perairan tersebut sebagai laut lepas. 103 Sebelum membahas latar belakang lahirnya konsepsi “continental shelf”, terlebih dahulu perlu mengetahui konfigurasi dasar laut secara geologis, karena pembahasan lebih lanjut mengenai lahirnya konsepsi “continental shelf” menyangkut mengenai konfigurasi dasar laut. Topografi laut atau gambaran laut secara geologis terdiri dari : 1. “the continental margin”, dasar laut yang berbatasan dengan dunia atau “continent”, yang mencakup “continental shelf”, “continental slope” dan “continental rise”. 2. “Abyssal plains” atau dasar laut dalam yang tidak lagi merupakan bagian dari “continent”, meliputi kawasan di luar “continental margin”. Pada bagian- bagian tertentu didasar laut dalam ini terdapat lembah-lembah yang dalam dan 102 Ibid 103 F.A. Whisnu Situni , 1999, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Cetakan I, Penerbit C.V. Mandar Maju, Bandung, hal 57 Universitas Sumatera Utara curam “trennch” yang pada bagian lainnya dari dasar laut dalam ini terdapat dasar laut yang bergunung-gunung atau “mountain ranges” O’Connell, The Int.., 1982. Dari kedua konfigurasi dasar laut tersebut yang ada kaitannya dengan tulisan ini adalah “the continental margin”, yang meliputi “continental shelf”, “continental slope” dan “continental rise”. Dengan istilah-istilah ini dapat diartikan sebagai berikut: 104 1. “continental shelf” dataran kontinen, yaitu wilayah dasar laut yang berbatasan dengan benua atau pulau-pulau yang turun kebawah secara bertahap yang diukur dari garis air rendah sampai kedalaman mencapai 130 meter. 2. “continental slope”, yaitu wilayah dasar laut yang berbatasan dengan “continental shelf” yang mempunyai kemiringan yang lebih curam, yang menurun sampai sekitar kedalaman 1500-3500 meter. 3. “continental rise”, yaitu bagian dasar laut yang berbatasan dengan “continental slope” menurun dari kedalaman 3500 meter sampai 5500 meter. Batasan ini mempunyai persamaan dengan batasan yang dikemukakan oleh pakar Hukum Laut Internasional di Indonesia yaitu Mochtar Kusumaatmadja dalam mengartikan “continental margin”, yaitu bagian benua di bawah laut yang berbatasan dengan dasar samudera dalam. Tetapi dalam memberikan batasan “continental shelf” dataran kontinen beliau menunjuk hingga kedalaman 200 meter. 104 Prodjodikoro,Wirjono. Hukum Laut Bagi Indonesia. Bandung: Sumur, 1991, hal 77 Universitas Sumatera Utara Meskipun batas kedalaman “continental shelf” yang dikemukakan oleh Mocthar Kusumaatmadja hingga kedalaman 200 meter, mengingat “continental shelf’ dataran kontinen di permukaan bumi ini tidak mempunyai batas kedalaman yang sama maka batas hingga 200 meter adalah batas kedalaman rata- rata, dimana kedalaman 130 seperti disebut diatas termasuk juga batas kedalaman hingga 200 meter. Demikian juga dengan “continental slope” dan “continental rise”, meskipun beliau tidak menyebutkan batas kedalamannya, tetapi dinyatakan bahwa “continental margin” “continental shelf, continental slope dan continental rise” merupakan bagian-bagian dunia di bawah air laut yang berbatasan dengan dasar samudera. Pada tanggal 28 September 1945 Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman mengeluarkan pernyataan tentang klaim Pemerintah Amerika Serikat atas “continental shelf” yang berbatasan dengan pantai Amerika Serikat. Dari penjelasan yang dikeluarkan bersama dengan Proklamasi Truman tersebut yang mendorong diadakannya proklamasi tersebut adalah kebutuhan untuk mencadangkan kekayaan mineral terutama minyak bumi untuk kepentingan Amerika Serikat dan mengatur exploitasi dengan sebaik-baiknya. Dari hasil penelitian dapat diperoleh keyakinan, bahwa daerah seluas 760.000 mil persegi di “continental shelf” atau daerah di bawah permukaan laut, yang berbatasan dengan pantai Amerika Serikat mengandung banyak cadangan-cadangan minyak bumi dan mineral lainnya dan didukung oleh teknik pengeboran lepas pantai yang Universitas Sumatera Utara memungkinkan pengambilan atau penggalian sumber-sumber kekayaan alam tersebut. 105 Adapun landasan teori yang dikemukakan Amerika Serikat untuk mengambil tindakan tersebut, karena “continental shelf” dapat dianggap sebagai kelanjutan alamiah “natural prolongation” daripada wilayah daratan Amerika Serikat dan bagaimanapun usaha-usaha untuk mengolah kekayaan yang terkandung di dalamnya memerlukan kerjasama dan perlindungan dari pantai, dan berada di bawah yurisdiksi dan kontrolnya. Tindakan Amerika Serikat ini tidak mengganggu kebebasan pelayaran di laut lepas yang berada di atas continental shelf. Dan menegaskan bahwa kedaulatan atau yurisdiksi penuh tetap terbatas pada laut teritorial 3 mil. 106 Dengan memperhatikan konfigurasi dasar laut sebagaimana yang telah dijelaskan, maka doktrin Truman mengenai “continental shelf” ini merupakan tonggok sejarah dalam perkembangan hukum laut yang didasarkan atas pengertian geologis “continental shelf” atau dataran kontinen. Pada waktu itu Presiden Truman belum lagi menentukan kriteria apa yang dinamakan dengan “continental shelf” tersebut, tapi menegaskan Amerika Serikat tidak menuntut “continental shelf” sebagai wilayah Amerika Serikat, melainkan hanya menuntut kekayaan alamnya, dan status perairan di atasnya tetap sebagai laut lepas. . 107 Sebenarnya di dalam sejarah hukum laut sudah ada preseden daripada penguasaan atau pengambilan kekayaan alam dari dasar laut, seperti 105 Harian Seputar Indonesia 12 Januari 2007. “Penyelamatan Pulau-Pulau Terdepan” Ali Motchar Ngabalin- Anggota Komisi I DPR-RI 106 Kusumaatmadja, Mochtar, Bungarampai Hukum Laut, Binacipta Bandung, 1978, hal. 109-110 107 Ibid, hal. 84-85 Universitas Sumatera Utara penambangan batubara di Selat Inggris English Channell di Cornwall dan pengambilan mutiara dari dasar laut dekat pantai Ceylon dan di teluk Persia yang di dasarkan atas hukum kebiasaan yang berlaku sejak dahulu kala. Lain daripada itu perjanjian antara Venezuela dan Inggris tahun 1942 yang membagi dasar laut yang terletak antara Venezuela dan Trinidad dan Tabago di luar laut teritorial Inggris dan Venezuela. 108 Sesudah lahirnya doktrin Truman “continental shelf”, praktek yurisdiksi negara atas dasar laut terhadap hak penguasaan sumber-sumber kekayaan alamnya dan daerah di bawah dasar laut yang berbatasan dengan pantai telah melepaskan dari keharusan adanya “effective occupation”. Dilepaskannya yurisdiksi Negara dari keharusan adanya effective occupation dan dikaitkan dengan konsepsi “continental shelf”, hal ini merupakan suatu perkembangan doktrin yang cukup radikal. 109 Secara geologis sebenarnya batas luar daripada “continental shelf” tidak menampakkan suatu kedalaman yang sama atau jarak dari pantai yang sama, karena “continental shelf” dari seluruh benua ini tidak menunjukkan ciri yang sama. Ada batas “continental shelf”nya yang tidak berapa jauh dari pantai ada yang jaraknya hingga beberapa ratus mil dari pantai. Sama halnya dengan batas kedalaman daripada batas luar “outer limit” daripada “continental shelf” tidak menunjukkan batas yang sama. Demikian juga tulisan para sarjana terdapat perbedaan dalam menentukan batas-batas kedalaman daripada batas luar “continental shelf”. Dalam Proklamasi Truman batas kedalam outer limit 108 http:www.up-hill.tk201008di-balik-pertikaian-dan.html , diakseskan tanggal 20 Januari 2011 109 Ali Motchar, 2002, Batas-Batas Maritim, Penerbit Bina Cipta, Bandung, hal 87 Universitas Sumatera Utara dikatakan 100 fathom atau 200 meter. Batas kedalaman 100 fathom outer limit continental shelf ini, merupakan batas kedalaman rata-rata yang ditetapkan dalam Proklamasi Truman tersebut untuk memudahkan pembatasan pengertian “continental shelf”. 110 Proklamasi Truman “continental shelf” ini dalam waktu relatif singkat telah mendorong negara-negara pantai lainnya di belahan bumi ini untuk menuntut penguasaan kekayaan alam yang terdapat dalam dasar laut dan tanah di bawahnya “seabed and subsoil” yang berbatasan dengan pantainya. Negara pertama yang mengikuti tindakan Amerika Serikat, adalah Mexico dengan mengeluarkan Deklarasi pada tanggal 28 Oktober 1945, disusul tahun berikutnya oleh Panama 1 Maret 1946, dan Argentina 9 Oktober 1946. Kemudian tuntutan negara-negara Amerika Latin lainnya seperti Chili dan Peru 1947 dan Costarica 1948. Tuntutan negara-negara Amerika Latin ini tidak saja menuntut kekayaan alamnya tetapi juga mengklaim kedaulatan atas perairannya dan udara diatasnya. 111 Negara-negara lain yang berkumpul yang menyusul Proklamasi Truman, yaitu Bahama 1948, Yamaica 1948, Saudi Arabia 1948 dan sembilan keseikhan di Teluk Persia di bawah Protektorat Inggris 1948 dan Australia 1947. Dari negara Asia lainnya : Filiphina 1949, Pakistan 1950 mengeluarkan suatu Deklarasi yang mengklaim dasar laut hingga kedalaman 200 meter termasuk wilayah Pakistan. 110 http:stevenpailah.blogspot.com200807pengelolaan-pulau-pulau-terluar-nkri.html diakseskan tanggal 30 Desember 2010 111 Ibid Universitas Sumatera Utara Dan masih banyak lagi negara-negara lainnya yang tidak disebutkan dalam tulisan ini. 112 Tindakan sepihak dari negara-negara tersebut di atas dalam mengikuti Proklamasi Truman menunjukkan suatu perkembangan baru yang tidak kecil artinya dalam hukum laut internasional. Meskipun ada tantangan terhadap beberapa klaim yang ekstrim seperti pernyataan dari negara-negara Amerika Latin Argentina, Chili dan Peru dan Pakistan atas “continental shelf” dan perairan yang ada diatasnya, gagasan bahwa suatu negara mempunyai hak-hak eksklusif atas kekayaan alam yang terdapat dalam “continental shelf” dataran kontinen yang berbatasan dengan pantainya secara umum dapat diterima. Dapat dikatakan menjelang Konperensi Hukum lLaut PBB I di Jenewa tahun 1958 lembaga “continental shelf” ini telah menjadi lembaga hukum laut internasional melalui hukum kebiasaan. Karena itu negara-negara peserta Konperensi tidak banyak menemui kesukaran dalam merumuskan ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hak-hak dan kekuasaan Negara pantai atas “continental shelf”. 113

B. Continental Self dalam KHL 1998