D. PERKEMBANGAN BENTUK RUMAH DI HUTAURAT DAN HUTABALIAN.
Setiap kebudayaan mempunyai identitas. Bagi yang jelas identitasnya hal ini tidak akan menjadi masalah. Orang akan dapat lebih mudah membacanya.
Namun tidak demikian dengan kebudayaan yang sedang berubah. Pada umumnya orang yang mengenal betul identitas serta kebudayaannya akan merancang dan
membangun rumahnya sesuai dengan kaidah-kaidah kearifan lokal masyarakat setempat. Bagi masyarakat yang kurang mampu, dia akan mencari tukang dan
bahan yang tidak jauh dari lokasi bangunan rumah yang akan didirikannya, walaupun kepercayaan atas tukang tersebut berdasarkan sifat rasa kekeluargaan
saja, tidak demikian orang yang mampu. Orang tersebut akan mengambil seorang ahli bangunan dari luar untuk membangun rumahnya, sekaligus dengan bahan-
bahannya yang langsung di pesan dari luar kota. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan mengapa penduduk lebih memilih kepala tukang yang berasal dari
luar kota atau dari dalam kota.
Membangun Rumah Kelebihan
Kekurangan Kepala Tukang dari
luar kota. -
Lebih menjanjikan akan menghasilkan
hasil bangunan sesuai selera dan dianggap
jauh lebih berkualitas.
- Bisa ditawar murah,
karena tidak terikat unsur kekeluargaan
didalamnya.
- Rumah yang di
bangun akan selesai sesuai
kesepakatan,dan lain sebagainya.
- Kemungkinan besar,
nilai dan norma- norma kearifan
masyarakat setempat tidak akan dipakai
kecuali pemilik rumah mengetahuinya
atau kepala tukang mengerti konsep
kaidah tersebut.
- Akan terpengaruh
unsur budaya dari luar.
- Rumah akan
cenderung memiliki
Universitas Sumatera Utara
ruang yang bersifat private dari pada
ruang sosial atau ruang public, dan lain.
sebagainya.
Kepala Tukang dari daerah setempat.
- Keharmonisan bentuk
nilai dan norma kearifan masyarakan
setempat akan lebih terjaga.
- Unsur budaya dari
luar akan lebih sedikit mempengaruhi,
kebanyakan tidak sama sekali.
- Unsur ruang Public
dan ruang sosial lebih banyak dari pada
unsure ruang private. -
Model rumah yang akan dibangun sesuai
dengan bentuk mayoritas rumah-
rumah yang ada di daerah tersebut,
biasanya dibangun secara simple dan
tidak terencana sehingga desain
rumah tidak mengikuti model
rumah modern.
- Biaya membangun
rumah berdasarkan rasa kekeluargaan,
sehingga cenderung ada yang dirugikan
secara materi.
- Terkadang bangunan
rumah tidak selesai tepat waktu, bisa lebih
cepat dan juga bisa lebih lama.
Bahan-Bahan dari luar kota
- Bahannya lebih
mudah di cari. -
Panglong atau toko barang bangunan
lebih mudah untuk dicari.
- Relative lebih murah.
- Ada ongkos
pengiriman barang. -
Kadang kala terjadi kerusakan bahan yang
dipesan di tengah jalan.
Bahan-Bahan dari dalam kota
- Langsung diantar ke
tempat secara gratis.
- Lebih cepat
prosesnya, bila barang-barang
bangunan di pesan terlebih dahulu.
- Membeli bahan
bangunan menggunakan sistem
pesan, sehingga memerlukan waktu
yang tidak cepat. Kalau tidak sabar,
stok yang ada di gudang yang di
pakaidibeli.
Universitas Sumatera Utara
- Panglong atau toko
penjual barang bangunan terbatas
jumlahnya dan harganya, lumayan
mahal.
Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan dari Kepala Tukang “Menurut Lokasi Tempat Tinggalnya”
Sumber : Kepala Desa.
Bentuk rumah di Hutaurat dan Hutabalian telah mengalami beberapa tahap perkembangan, dari tenda-tenda kecil yang hanya muat 2 orang saja yang
berbahan : ranting-ranting kayu dan daun kelapa atau pohon enau sekarang menjadi tempat peristirahatan untuk menjaga burung di sawah, rumah gubuk,
rumah bolon, rumah panggung perpaduan rumah bolon dan rumah bagas godang, terkadang disebut rumah tradisional, rumah sangat sederhana untuk masyarakat
kurang mampu dan biasanya berbahan kayu pohon durian atau kayu dari pohon nangka dan hingga rumah yang berbahan modern Ama Marlin.
Adapun tahap perkembangan dari rumah Adat ke bentuk rumah modern adalah dimulai pada saat di awal kemerdekaan. Pada saat itu pengaruh perubahan
itu tidak begitu berpengaruh kuat, karena pengaruh kepercayaan parmalim masih berpengaruh kuat pada pada raja-raja adat dan datu. Barulah sekitar tahun 1957,
agama kristen sudah menjadi agama mayoritas suku Batak Toba di sana dan pemilihan kepala desa pertama. Seiring dengan berjalannya waktu, pengaruh
agama parmalim mulai berkurang di dalam adat suku Batak.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1930, rumah Adat Batak Toba yang bergorga Ruma Gorga dan rumah yang tidak bergorga sudah mulai tidak di bangun lagi. Rumah yang
masih di bangun adalah rumah panggung perpaduan antara rumah Bolon dan rumah Bagas Godang. Hal ini disebabkan oleh bahan yang sudah mulai langka
dan orang-orang yang memiliki pengetahuan untuk membangun rumah seperti itu sudah mulai jarang di jumpai. Rumah pada saat itu tidak lagi disusun-susun balok-
baloknya menjadi satu bangunan rumah, akan tetapi di ikat dengan menggunakan rotan atau seutas tali yang terbuat dari ijuk. Pada tahun 1950, bangunan rumah
berbentuk rumah panggung, tidak lagi dibangun. Hal ini di sebabkan oleh karena kehidupan masyarakat di sana dahulunya sangat susah, sehingga banyak orang
muda yang pergi merantau, dan sekembalinya dari tempat perantauan, mereka membawa sedikit–demi sedikit perubahan kepada Hutaurat dan Hutabalian,
termasuk salah satunya adalah perubahan bentuk rumah. Rumah yang dibangun pada tahun +1960 adalah rumah yang berbentuk
sangat sederhana sekali, beratapkan limas atau pelana yang terbuat dari seng dan mulai memiliki Pondasi dasar yang berasal dari batu kali yang digabungkan
dengan balok-balok kayu, masih meniru kolong bangunan rumah panggung sebagai tempat ternak, akan tetapi tidak setinggi bangunan rumah adat atau rumah
tradisional yang masih berada di Hutaurat dan Hutabalian. Bangunan rumah tersebut adalah seperti gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Foto 15. Rumah Marga Sagala di Lingkungan Kode Hutaurat
Sumber : Koleksi Pribadi Peneliti, 14 September-2010
Adapun bangunan pada tahun +1990, adalah bangunan yang mulai menggunakan bahan-bahan modern sebagai bahan untuk membangun rumah.
Sepeti : semen, batu bata, besi, triplek, dan lain-lain. Model rumah tahun +1990 banyak menggunakan atap pelana, rangka atap kayu berasbeskan triplek, dinding
mulai berasal dari batu bata merah, pasir dan semen. Pondasi batu kali masih tetap dipakai, tetapi pondasi Rollag Bata pondasi yang biasanya di gunakan untuk
menahan beban ringan mulai digunakan. Pada zaman ini, sudah mulai digunakan kepala tukang dari luar kota dan sudah mulai menggunakan cat rumah untuk
mewarnai rumah dan rumah pada zaman ini mulai bertingkat. Pada tahun +2000 sampai saat ini, bangunan rumah masih memakai
pondasi Rolling Bata dalam membangun rumah, hal ini dilakukan oleh kepala tukang yang berasal dari luar kota. Akan tetapi, kepala tukang yang berasal dari
Sianjur Mula-mula masih menyarankan memakai pondasi batu kali, karena bahannya mudah didapatkan dan harganya jauh lebih murah.
Universitas Sumatera Utara
Atap rumah penduduk mulai berbentuk perpaduan antara bentuk atap pelana dan atap limas. Akan tetapi, kebanyakan penduduk menggunakan atap
pelana, rangka atap terbuat dari kayu dan mulai berasbeskan gipsum dan lantai rumah terbuat dari bahan keramik. Pada zaman ini, rumah telah menggunakan
kamar mandi, dahulunya sebagus-bagus apapun rumah, tidak ada kamar mandinya. Sampai saat ini pembuangan air kotor di alirkan ke sawah. Sedangkan
air bersih sudah bisa di nikmati langsung ke setiap rumah penduduk. Namun tidak semua penduduk yang mau rela membayar upah tukang supaya air dapat masuk
ke rumahnya, karena sumber mata air, seperti pancuran dan sungai Bintangor dekat dari rumahnya.
E. ADAT PADA PROSES MEMBANGUN RUMAH.