BAB III RUMAH ADAT BATAK TOBA
A. SEJARAH RUMAH ADAT DI HUTAURAT DAN HUTABALIAN.
Rumah adat di Hutaurat dan Hutabalian sudah ada sejak dari dahulu. Rumah adat ini selalu diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, yaitu
kepada putera tertua. Adapun rumah adat sering disebut dengan ”ruma gorga” atau juga sering disebut dengan ”ruma bolon”, yaitu : rumah besar yang memiliki
penuh ukiran-ukiran dan makna-makna simbolik. Sebelum berbicara mengenai aplikasi rumah adat terhadap rumah modern di Hutaurat dan Hutabalian,
hendaklah terlebih dahulu diketahui bagaimana rumah adat Batak Toba yang berada di Hutaurat dan Hutabalian.
Adapun sejarah dari ”ruma gorga” itu sendiri adalah : kembali lagi membahas sejarah marga Batak, istilah ”gorga” dikenal sejak orang Batak Toba
menyadari akan keberadaan banua ginjang dunia atas, banua tonga dunia tengahbumi, dan banua toru dunia bawahdunia para makhluk halus. Hal
tersebut adalah salah satu pandangan hidup suku Batak yang ada di Sianjurmula- mula pada zaman dahulu, yakni menyadari akan adanya kekuatan lain di luar
batas akal pikiran mereka sendiri. Bermula dari mitos,yang menceritakan si Boru deak parujar putri yang
turun dari dunia atas dianggap sebagai ibu manusia pertama di Toba dan mempunyai kisah cinta dengan pemuda khayangan yaitu : si Tuan ruma uhirsi
Tuan ruma gorga atau yang lebih dikenal dengan raja odap-odap. Pada
Universitas Sumatera Utara
kenyataannya si Tuan ruma gorga berwajah buruk rupa seperti kadal, oleh karena itu sedikit banyak mengganggu kelanggengan antara keduanya, tetapi itu tidak
berlangsung lama, sebab si Tuan batara guru yang sakti berupaya merubah penempilan fisik si Tuan ruma uhir, sehingga si Tuan ruma uhir berubah menjadi
gagah tiada bandingnya. Alkisah, keduanya menjadi suami dan istri. Pada pernikahan tersebut menghasilkan dua orang anak, si Boru adalah
ahli tenun dan si Tuan adalah ahli Gorga ahli ukir, dimana keluarga tersebut menetap di Simanampang, dusun 1 Hutaurat dan dari sanalah berasal ”ruma
gorga”, sedangkan perkembangan rumah gorga itu sendiri berada di kawasan desa-desa pinggiran danau toba, seperti tomok.
Selain dari keterangan di atas, asal-usul gorga dapat dipahami dari suatu cerita pengobatan. Bermula seorang raja yang kaya mencari dukun untuk
mengobati anak kesayangannya. Sudah banyak dukun yang mencoba mengobati, tetapi tidak ada yang berhasil. Pada suatu saat, datanglah seorang orang tua
memberikan tafsiran berupa kaji diri, bahwa penyakit anak itu akan sembuh kalau roh jahat yang menguasai anak yang sakit itu diusir. Untuk mengusir roh jahat
tersebut, maka dibawalah anak itu ke halaman rumah. Mula-mula diatas tanah dibuat gambar raksasa berbentuk manusia.
Kemudian seekor ayam dipotong, untuk mengambil darahnya, lalu dengan mengikuti garis-garis tanah berbentuk raksasa tadi darah ayam diteteskan hingga
seluruh garis tertutupiterkena tumpahan darah. Setelah itu, tibalah saatnya membacakan mantera untuk mengusir roh jahat dari tubuh si anak dan ternyata
sembuhlah penyakit si anak raja tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Atas permintaan raja maka dipanggillah tukang ukir untuk memahat gambar raksasa berbentuk manusia tadi di atas pintu rumahnya. Gambar raksasa
tersebut dinamai jenggar atau jorngom dan pahatan itu disebut dengan ”gorga”. Demikian pada kurun masa berikutnya, pahatan tidak saja ada di pintu rumah,
tetapi hampir disetiap bagian papanbalok pada rumah Batak Toba dihiasi dengan gorga.
B. NILAIMAKNA BENTUK DAN FUNGSI RUMAH ADAT DI HUTAURAT DAN HUTABALIAN.