Garam Beriodium Penetapan Kadar Kalium Iodat Dalam Garam Dapur

1. Kelebihan dalam jumlah sedang, akan mempercepat penyerapan iodium oleh kelenjar tiroid. 2. Kelebihan dalam jumlah cukup besar, akan menghambat pelepasan iodium dari tiroksin pada kelenjar tiroid atau dari kelenjar tiroid dimana pelepasan iodium dipercepat oleh TSH. 3. Kelebihan dalam jumlah besar, akan menghambat pembentukan iodium organik dan menyebabkan goiter. 4. Kelebihan yang sangat besar akan menjenuhkan mekanisme transportasi aktif ion iodium DGKM, 2007. Cara yang dianjurkan untuk memeriksa status iodium adalah penilaian angka kejadian gondok, baik gondok yang telah terlihat maupun baru teraba. Secara umum gondok yang terlihat akan lebih mudah dipastikan dari pada gondok yang baru teraba. Keparahan gondok dikaji berdasarkan klasifikasi yang ditentukan oleh WHO yaitu a stadium 0 = tidak ada gondok, b stadium 1a = ada gondok, c stadium 1b = gondok teraba dan hanya nampak jika leher ditekuk, d stadium 2 = gondok telah nampak pada posisi leher normal, e stadium 3 = ukuran gondok sangat besar. Status iodium dapat pula dilihat berdasarkan ekskresi iodium dalam urin yang mencerminkan besaran asupan iodium, dan hanya sedikit sekali yang diekskresikan melaui tinja. Penentuan ekskresi iodium dalam urin dapat dilakukan dengan sampel urin 24 jam. Namun, urin 24 jam tidak praktis untuk digunakan dalam survei berskala luas, yang melibatkan banyak sekali sampel Arisman, 2008.

2.6 Garam Beriodium

Garam beriodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan iodium sebagai upaya jangka panjang. Kualitas garam beriodium mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI No. 01-3556-2000 seperti tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Syarat Mutu Garam Konsumsi Beriodium No Parameter Satuan Persyaratan Kualitas 1 Kadar air H2O bb maks. 7 2 Kadar NaCl Natrium Klorida di hitung dari jumlah klorida adbk min 94,7 3 Iodium dihitung sebagai Kalium Iodat KIO3 mgkg min. 30 4 Cemaran logam Timbal Pb Tembaga Cu Raksa Hg mgkg mgkg mgkg maks. 10 maks. 10 maks 0,1 5 Arsen As mgkg maks 0,1 Keterangan : bb = bobotbobot adbk = atas dasar berat kering Garam beriodium pertama kali digunakan di Switzerland tahun 1920. Penggunaan garam beriodium di Indonesia dilakukan tahun 1927 di daerah Tengger dan Dieng. Wilayah Tengger dan Dieng merupakan daerah pegunungan yang endemis GAKI Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, dibandingkan model penanggulangan GAKI yang lain, penggunaan garam beriodium yang paling murah biayanya. Hal ini disebabkan garam merupakan kebutuhan sehari- hari, tidak ada pengolahan makanan yang tidak menggunakan garam. Hasil pemantauan Biro Pusat Statistik BPS terhadap garam konsumsi beriodium ditingkat rumah tangga sejak tahun 1997 sampai dengan 1999 dibagi dalam 3 kelompok yaitu 1 garam yang memenuhi syarat kadar KIO 3 30-80 ppm, 2 garam yang tidak memenuhi syarat kadar KIO 3 30 ppm, 3 garam yang tidak mengandung iodium KIO 3 0 ppm BRKP, 2001.

2.7 Penetapan Kadar Kalium Iodat Dalam Garam Dapur

Penetapan kadar kalium iodat dalam garam dapur dapat dilakukan dengan cara metode volumetri, menggunakan titrasi iodometri. Metode volumetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah dan mampu memberikan ketepatan yang tinggi. Dalam analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku standar yang kadar konsentrasi nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif Rohman, 2007. Larutan baku yang diteteskan disebut sebagi titran. Semua perhitungan dalam volumetri didasarkan pada konsentrasi titran yang harus dibuat secara teliti, titran semacam ini disebut larutan baku standar. Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Larutan standar ada dua macam yaitu, larutan baku primer, mempunyai kemurnian yang tinggi, dan larutan baku skunder yang harus dibakukan dengan larutan baku primer. Suatu proses dimana larutan baku skunder dibakukan dengan larutan baku primer disebut dengan standarisasi Vogel, 1994. Daftar baku primer yang umum digunakan untuk membakukan larutan baku dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Baku Primer No Baku Primer Kegunaan 1 Kalium Biftalat Pembakuan Natrium Hidroksida Pembakuan larutan Asam perklorat 2 Kalium Iodat Pembakuan larutan Natrium Tiosulfat melalui pembentukan iodium 3 Natrium Karbonat anhidrat Pembakuan Asam Klorida 4 Logam Zn Pembakuan Larutan EDTA Rohman, 2007. Larutan standar biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang akan ditetapkan, dititrasi. Titik saat pada mana reaksi itu lengkap disebut titik ekivalen setara atau titik akhir teoritis. Lengkapnya titrasi, harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tidak dapat disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri, atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu regensia pembantu yang dikenal sebagai indikator. Setelah reaksi antara zat dan larutan standar praktis lengkap, indikator harus memberi perubahan visual yang jelas dengan cairan yang sedang dititrasi, titik pada saat ini terjadi disebut titik akhir titrasi Vogel, 1994. Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa - senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator. Pada iodometri sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat yang dilakukan dalam suasana asam. Banyaknya volum natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel Rohman, 2007. Suatu larutan dari iodium dalam larutan air iodida, memberikan warna kuning sampai coklat tua atau satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna kuning pucat yang terlihat pada 100 ml air, sehingga dalam larutan-larutan yang tanpa iodium akan tak berwarna, iodium dapat berfungsi sebagai indikatornya sendiri. Uji ini dibuat jauh lebih peka dengan menggunakan larutan kanji larutan dari pati sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iodium, dengan adanya iodida, membentuk suatu kompleks yang berwarna biru kuat, yang akan terlihat pada konsentrasi - konsentrasi iodium yang sangat rendah. Pati dapat dipisah menjadi dua komponen utama, amilosa dan amilopektin yang terdapat dalam proporsi berbeda - beda dalam berbagai tumbuh-tumbuhan. Amilosa, suatu senyawa berantai lurus dan terdapat berlimpah dalam pati kentang, memberi warna biru dengan iod dan rantainya mengambil bentuk spiral. Amilopektin, yang mempunyai struktur rantai bercabang membentuk suatu produk berwarna ungu merah mungkin dengan adsorbsi Vogel,1994. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Manalu 2007, yang menggunakan metode volumetri dengan cara titrasi iodometri di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Medan Sumatera Utara terhadap kadar kalium iodat pada 5 merk garam yang beredar di desa Garoga Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan hasil bahwa hanya 2 merk sampel garam yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI 01-3556-1994 30-80 ppm yaitu sampel merk garam Kuda Terbang 32,16 ppm, dan merk Dholpin 38,29 ppm, sedangkan 3 sampel merk lainnya yaitu merk Anak pintar 94,81 ppm, merk segitiga A-B 9,75 ppm, Merk A-B 29,06 ppm tidak memenuhi standar yang ditetapkan.

2.8 Persen Perolehan Kembali