Analisis Kalium Iodat Dalam Garam Dapur
ANALISIS KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR
SKRIPSI
OLEH:
ELVIA NOFIYENTI 081524063
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ANALISIS KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara OLEH:
ELVIA NOFIYENTI 081524063
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(3)
PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR
OLEH: ELVIA NOFIYENTI
081524063
Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: Juni 2011
Pembimbing I Panitia Penguji
(Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt) (Prof. Siti Morin Sinaga, MSc., Apt) NIP.195006071979031001 NIP. 195008281976032002
Pembimbing II
(Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt) (Dra. Salbiah, M.Si., Apt) NIP. 195006071979031001
NIP. 194810031987012001
(Drs. Syafruddin, MS., Apt) NIP. 194811111976031003
(Dra.Tuti Roida Pardede, M.Si., Apt) NIP. 195401101980032001
Dekan,
(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt) NIP.195311281983031002
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan berkah, kasih sayang dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kalium Iodat dalam Garam Dapur”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kesesuaian kadar kalium iodat dalam garam dapur berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Melalui penelitian ini diketahui bahwa 50 % garam dapur yang menjadi sampel mengandung kalium iodat dibawah persyaratan Standar Nasional Indonesia. Hendaknya hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai kalium iodat dalam garam dapur beserta pengaruh kekurangan iodium didalam tubuh yaitu berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik (cebol), berkurangnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan).
Penulis juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc.,Apt dan Dra. Salbiah, M.Si., Apt., yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah memberikan fasilitas selama masa pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda Nofaizar Djon, Ibunda Ermaniza
(5)
Suami tercinta Riza Fahlevi, S.Farm., Apt, Bapak mertua Drs. Wakidi, M.Si., Apt, dan Ibu mertua Dra. Sofia Anita, serta Bang Endra, Bang Naldi, Kak Via, Dek Sari, Dek Icha, Dek Rivi, Dek Puput dan seluruh keluarga yang tidak dapat dituliskan satu persatu atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun material dalam menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa pula penulis menyampaikan terimakasih kepada teman-temanku Memel, Nanda, Ade, Eki, Ira, dan seluruh teman-teman ekstensi angkatan 2008 yang namanya tidak dapat ditulis satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini serta seluruh staf laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif yang telah membantu kelancaran penelitian ini.
Medan, Juni 2011 Penulis,
(6)
ANALISIS KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR
ABSTRAK
Untuk mengatasi masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) maka garam dapur dapat digunakan sebagai sarana fortifikasi zat iodium menjadi garam konsumsi. Sehingga harus memenuhi persyaratan SNI dengan kadar kalium iodat (KIO3) 30-80 ppm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar
kalium iodat dalam garam dapur beriodium bermerk yang dikemas dan garam
dapur tidak bermerk yang tidak dikemas.
Pengambilan sampel garam dapur beriodium bermerk dilakukan di pusat pasar Central kota Medan dimana yang digunakan sebagai sampel adalah garam beriodium bermerk yang banyak beredar di pasar tradisional dan swalayan kota Medan yaitu garam merk Jangkar (Kilang Garam Jangkar Waja), “A” Satu (Harahap Adil Makmur Group), Dholpin (Pangan Lestari), A-A (Berdikari), Ikan Paus (Sumber Samudra), Refina (PT. Unicheem Candi Industri), Garam Gurih Miwon (PT. Miwon Indonesia), Bintang (Bintang Terang), Ikan Cucut (Putra Berombang Perkasa), Samudra (PT. Cheetam Garam Indonesia). Sampel garam dapur tidak bermerk berasal dari garam yang beredar di pusat pasar Peunayong kota Banda Aceh yaitu garam pembuatan asal Sigli dan Biruen. Uji kualitatif kation kalium dilakukan dengan penambahan asam perklorat, serta uji kualitatif anion iodat dilakukan dengan penambahan pereaksi kalium tiosianat, asam fosfat, dan kertas kanji. Untuk uji kuantitatif dilakukan dengan metode titrasi iodometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji pendahuluan kualitatif semua garam dapur beriodium bermerk positif mengandung kalium iodat, sedangkan kedua sampel garam dapur tidak bermerk negatif mengandung kalium iodat. Namun dari uji kuantitatif secara iodometri semua sampel garam mengandung kalium iodat dimana kadar terendah yang diperoleh adalah garam dapur tidak bermerk asal Sigli yaitu 2,1023 ppm sedangkan yang tertinggi adalah garam dapur beriodium bermerk Refina dengan kadar 79,3525 ppm, garam dapur beriodium bermerk yang tidak memenuhi persyaratan SNI yaitu garam merk Ikan Cucut, Ikan Paus, A-A dan A-1 sedangkan 2 garam dapur tidak bermerk yaitu garam asal Sigli dan Biruen kedua-duanya tidak memenuhi persyaratan SNI.
Kata kunci : kalium iodat, garam dapur beriodium bermerk, garam dapur tidak bermerk , kualitatif, kuantitatif, iodometri.
(7)
THE ANALYSIS OF POTASSIUM IODATE IN TABLE SALT
ABSTRACT
To overcome the problem of Iodium Deficiency Deseases (IDD), the salt can be used as a means of fortification of iodine to salt consumption. So that must meet the requirements of SNI with potassium iodate (KIO3) 30-80 ppm. The purpose of this study was to determine the levels of potassium iodate in iodized table salt branded packed and table salt is not branded without packed.
Sampling was conducted branded iodized table salt in the center of the city of Medan where the Central Market which is used as the sample is branded iodized salt that are circulating in traditional markets and supermarkets Medan city that is salt brand Jangkar (Kilang Garam Jangkar Waja), “A” Satu (Harahap Adil Makmur Group), Dholpin (Pangan Lestari), A-A (Berdikari), Ikan Paus (Sumber Samudra), Refina (PT. Unicheem Candi Industri), Garam Gurih Miwon (PT. Miwon Indonesia), Bintang (Bintang Terang), Ikan Cucut (Putra Berombang Perkasa), Samudra (PT. Cheetam Garam Indonesia). Samples are not branded salt comes from salt circulating in the central market town of Banda Aceh Peunayong namely salt-making Biruen and Sigli origin. Qualitative test of potassium cations performed by the addition perchloric acid, as well as qualitative tests of anions iodate performed with the addition potassium thiocyanate reagent, phosphoric acid, and starch paper. For quantitative test performed by iodometric titration method.
The results showed that the qualitative preliminary test all branded iodized salt containing potassium iodate positive, while the second sample is not branded kitchen salt containing potassium iodate negative. However, from a quantitative test by iodometric all contain potassium iodate salt sample where the lowest levels obtained were not branded salt from Sigli was 2.1023 ppm, while the highest was Refina branded iodized table salt with high levels of 79.3525 ppm, which branded iodized salt not meet the requirements of SNI was the brand of salt Ikan Cucut , Ikan Paus, A-A and A-Satu while 2 of table salt that was not branded salt origin Biruen and Sigli both do not meet the requirements of SNI.
Keywords: potassium iodate, branded iodized table salt, table salt is not branded, qualitative, quantitative, iodometry.
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 ... Lat ar Belakang ... 1
1.2 ... Per umusan Masalah ... 3
1.3 ... Hip otesis ... 3
1.4 ... Tuj uan Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Garam ... 4
2.2 Garam Dapur yang dikonsumsi Masyarakat Indonesia ... 5
(9)
2.4 ... For
tifikasi Iodium ... 6
2.5 Pengaruh Iodium Bagi Kesehatan ... 7
2.6 Garam Beriodium ... 9
2.7 Penetapan Kadar Kalium Iodat Dalam Garam Dapur ... 11
2.8 Persen Perolehan Kembali (% Recovery) ... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15
3.1 Alat dan Bahan ... 15
3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 15
3.3 Pembuatan Pereaksi ... 16
3.4 Larutan Baku Kalium Iodat 0,005 N ... 16
3.5 Larutan Baku Natrium Tiosulfat 0,005 N ... 17
3.6 Pembakuan Larutan Natrium Tiosulfat ... 17
3.7 Prosedur Penelitian ... 17
3.7.1 Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dan Anion Iodat pada Sampel ... 17
3.7.2 Pemeriksaan Kuantitatif Kadar Kalium Iodat pada Sampel .... 18
3.7.1 Volume Larutan Natrium Tiosulfat yang Diperlukan Untuk Titrasi Sampel ... 18
3.7.2 Volume Larutan Natrium Tiosulfat yang Diperlukan Untuk Titrasi Blanko ... 18
3.8 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali ... 19
3.9 Analisis Data Secara Statistik ... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21
4.1 Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dan Anion Iodat dalam Sampel 4.2 Pemeriksaan Kuantitatif Kadar Kalim Iodat dalam Sampel ... 23
(10)
4.3 Hasil Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali ... 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
5.1 Kesimpulan ... 27
5.2 Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 29
LAMPIRAN ... 31
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ... 8
Tabel 2. Syarat Mutu Garam Konsumsi Beriodium ... 10
Tabel 3. Daftar Baku Primer ... 11
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dalam Garam Dapur ... 21
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Anion Iodat dalam Garam Dapur ... 22
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur ... 24
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Normalitas Larutan Baku Kalium Iodat ... 31
Lampiran 2 Perhitungan Normalitas Larutan Baku Natrium Tiosulfat ... 32
Lampiran 3 Perhitungan Persen Perolehan Kembali ... 33
Lampiran 4 Contoh Perhitungan Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur .... 34
Lampiran 5 Data Penetapan Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur ... 35
Lampiran 6 Contoh Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Samudra... 37
Lampiran 7 Nilai Distribusi t ... 40
Lampiran 8 Gambar Sampel ... 41
Lampiran 9 Gambar Uji Kualitatif Anion Iodat dalam Sampel ... 42
(12)
ANALISIS KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR
ABSTRAK
Untuk mengatasi masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) maka garam dapur dapat digunakan sebagai sarana fortifikasi zat iodium menjadi garam konsumsi. Sehingga harus memenuhi persyaratan SNI dengan kadar kalium iodat (KIO3) 30-80 ppm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar
kalium iodat dalam garam dapur beriodium bermerk yang dikemas dan garam
dapur tidak bermerk yang tidak dikemas.
Pengambilan sampel garam dapur beriodium bermerk dilakukan di pusat pasar Central kota Medan dimana yang digunakan sebagai sampel adalah garam beriodium bermerk yang banyak beredar di pasar tradisional dan swalayan kota Medan yaitu garam merk Jangkar (Kilang Garam Jangkar Waja), “A” Satu (Harahap Adil Makmur Group), Dholpin (Pangan Lestari), A-A (Berdikari), Ikan Paus (Sumber Samudra), Refina (PT. Unicheem Candi Industri), Garam Gurih Miwon (PT. Miwon Indonesia), Bintang (Bintang Terang), Ikan Cucut (Putra Berombang Perkasa), Samudra (PT. Cheetam Garam Indonesia). Sampel garam dapur tidak bermerk berasal dari garam yang beredar di pusat pasar Peunayong kota Banda Aceh yaitu garam pembuatan asal Sigli dan Biruen. Uji kualitatif kation kalium dilakukan dengan penambahan asam perklorat, serta uji kualitatif anion iodat dilakukan dengan penambahan pereaksi kalium tiosianat, asam fosfat, dan kertas kanji. Untuk uji kuantitatif dilakukan dengan metode titrasi iodometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji pendahuluan kualitatif semua garam dapur beriodium bermerk positif mengandung kalium iodat, sedangkan kedua sampel garam dapur tidak bermerk negatif mengandung kalium iodat. Namun dari uji kuantitatif secara iodometri semua sampel garam mengandung kalium iodat dimana kadar terendah yang diperoleh adalah garam dapur tidak bermerk asal Sigli yaitu 2,1023 ppm sedangkan yang tertinggi adalah garam dapur beriodium bermerk Refina dengan kadar 79,3525 ppm, garam dapur beriodium bermerk yang tidak memenuhi persyaratan SNI yaitu garam merk Ikan Cucut, Ikan Paus, A-A dan A-1 sedangkan 2 garam dapur tidak bermerk yaitu garam asal Sigli dan Biruen kedua-duanya tidak memenuhi persyaratan SNI.
Kata kunci : kalium iodat, garam dapur beriodium bermerk, garam dapur tidak bermerk , kualitatif, kuantitatif, iodometri.
(13)
THE ANALYSIS OF POTASSIUM IODATE IN TABLE SALT
ABSTRACT
To overcome the problem of Iodium Deficiency Deseases (IDD), the salt can be used as a means of fortification of iodine to salt consumption. So that must meet the requirements of SNI with potassium iodate (KIO3) 30-80 ppm. The purpose of this study was to determine the levels of potassium iodate in iodized table salt branded packed and table salt is not branded without packed.
Sampling was conducted branded iodized table salt in the center of the city of Medan where the Central Market which is used as the sample is branded iodized salt that are circulating in traditional markets and supermarkets Medan city that is salt brand Jangkar (Kilang Garam Jangkar Waja), “A” Satu (Harahap Adil Makmur Group), Dholpin (Pangan Lestari), A-A (Berdikari), Ikan Paus (Sumber Samudra), Refina (PT. Unicheem Candi Industri), Garam Gurih Miwon (PT. Miwon Indonesia), Bintang (Bintang Terang), Ikan Cucut (Putra Berombang Perkasa), Samudra (PT. Cheetam Garam Indonesia). Samples are not branded salt comes from salt circulating in the central market town of Banda Aceh Peunayong namely salt-making Biruen and Sigli origin. Qualitative test of potassium cations performed by the addition perchloric acid, as well as qualitative tests of anions iodate performed with the addition potassium thiocyanate reagent, phosphoric acid, and starch paper. For quantitative test performed by iodometric titration method.
The results showed that the qualitative preliminary test all branded iodized salt containing potassium iodate positive, while the second sample is not branded kitchen salt containing potassium iodate negative. However, from a quantitative test by iodometric all contain potassium iodate salt sample where the lowest levels obtained were not branded salt from Sigli was 2.1023 ppm, while the highest was Refina branded iodized table salt with high levels of 79.3525 ppm, which branded iodized salt not meet the requirements of SNI was the brand of salt Ikan Cucut , Ikan Paus, A-A and A-Satu while 2 of table salt that was not branded salt origin Biruen and Sigli both do not meet the requirements of SNI.
Keywords: potassium iodate, branded iodized table salt, table salt is not branded, qualitative, quantitative, iodometry.
(14)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sesuai keputusan presiden No.69 tahun 1994 semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung iodium yaitu garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat (KIO3), hal ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia (BRKP, 2001). Hampir seluruh makanan umumnya menggunakan garam sebagai penyedap rasa, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, selain itu, karena harga garam dapur relatif murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat maka pemerintah memilih garam dapur menjadi garam konsumsi sebagai media penyampaian iodium kedalam tubuh (Purnawati, 2006).
Penambahan suatu senyawa iodium berupa kalium iodat dalam garam
dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan tubuh manusia, karena tubuh tidak dapat memproduksi sendiri, sehingga harus diperoleh dari luar. Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme didalam tubuh. Kekurangan iodium dapat berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat
(15)
ditimbulkan antara lain berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik (cebol), berkurangnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan) (Hendrawan, 2000).
Disisi lain asupan iodium yang berlebihan dapat menimbulkan kejadian kelainan autoimun. Kelebihan iodium juga dapat meningkatkan kejadian iodine-induced hyperthyroidism (IIH), penyakit autoimun tiroid dan kanker tiroid (Gunung, 2004).
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas perlu dilakukan perhitungan yang lebih teliti kadar iodium dalam garam dapur untuk mencapai kebutuhan asupan yang dianjurkan dan untuk mencegah kemungkinan kelainan akibat kekurangan dan kelebihan iodium. Garam yang dikonsumsi selain harus memenuhi persyaratan kadar NaCl yang minimal 94,7 %, juga harus mengandung iodium dihitung sebagai kalium iodat berkisar antara 30-80 ppm (SNI Nomor 01-3556-2000) (BRKP, 2001). Zat mineral iodium yang biasanya terdapat pada garam dapur tersedia bebas di pasaran, tetapi tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung iodium. Meskipun harga jual jenis garam dapur beriodium bermerk sedikit lebih mahal dibanding garam dapur jenis lainnya, namun masyarakat harus benar-benar mengkonsumsi garam dapur yang sesuai persyaratan, karena ancaman GAKI dapat berakibat fatal terhadap diri dan keluarga (Yayuk, 2004).
Penetapan kadar kalium iodat dapat dilakukan dengan metode volumetri cara titrasi iodometri (Ditjen POM, 1974, Vogel, 1994, BPOM, 2009, Alamsyah, 2007). Kalium iodat merupakan zat yang bersifat oksidator yang dapat direduksi
(16)
dengan kalium iodida berlebih sehingga menghasilkan iodium dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat yang harus dilakukan dalam suasana asam, titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan indikator kanji.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kalium iodat dalam garam dapur beriodium bermerk yang dikemas dan dalam garam dapur tidak
bermerk yang tidak dikemas. Berdasarkan BPOM 2009 kadar kalium iodatdalam
garam dapur ditetapkan dengan titrasi iodometri yaitu dengan penambahan asam fosfat dan kalium iodida kemudian dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat dengan indikator kanji.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah kadar kalium iodat dalam garam dapur beriodium bermerk yang dikemas dan dalam garam dapur tidak bermerk yang tidak dikemas telah sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.3 Hipotesa
Kadar kalium iodat dalam garam dapur beriodium bermerk yang dikemas dan dalam garam dapur tidak bermerk yang tidak dikemas telah sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui kadar kalium iodat dalam garam dapur beriodium bermerk yang dikemas dan dalam garam dapur tidak bermerk yang tidak dikemas telah sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium klorida (>80 %) serta senyawa lainnya seperti Magnesium klorida, Magnesium Sulfat, kalsium klorida dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik yang mudah menyerap air, density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801oC (BRKP, 2001).
Pengelompokan garam di Indonesia berdasarkan SNI adalah garam konsumsi dan garam industri. Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan pengawetan ikan, sedangkan kelompok kebutuhan garam industri antara lain untuk industri perminyakan, tekstil dan penyamakan kulit, CAP (Chlor Alkali Plant) industrial salt yang digunakan untuk proses kimia dasar pembuatan soda dan chlor, dan pharmaceutical salt (BRKP, 2001).
Menurut penggunaannya, garam dapat digolongkan menjadi garam proanalisis (p.a), garam industri, dan garam konsumsi. Garam proanalisis adalah garam untuk reagent (tester) pengujian dan analisis di laboratorium, juga untuk keperluan garam farmasetis di industri farmasi, garam industri yaitu untuk bahan
(18)
baku industri kimia dan pengeboran minyak, sedangkan garam konsumsi untuk keperluan garam konsumsi dan industri makanan ssrta garam pengawetan untuk keperluan pengawetan ikan.
Untuk garam proanalisis dan garam farmasi, mempunyai kandungan NaCl > 99%, garam konsumsi mempunyai kandungan NaCl > 94% dan garam untuk pengawetan memiliki kandungan NaCl > 90%. Semakin besar kandungan NaClnya, akan semakin kompleks dan rumit proses produksi dan pemurniannya (Rismana, 2004).
2.2 Garam Dapur yang Dikonsumsi Masyarakat Indonesia
Garam dapur yang dikonsumsi masyarakat Indonesia ada tiga jenis yaitu Garam konsumsi yang diproduksi PN Garam, garam ini diawasi dan dibina seksama oleh pemerintah sehingga yang beredar di pasaran adalah garam yang telah memenuhi syarat dan standar mutu untuk konsumsi garam dapur. Jenis garam yang diimpor dari luar negeri merupakan garam yang dipasok dari luar negeri hanya dalam jumlah kecil dan pengimpornya dilakukan bila produksi dalam negeri tidak memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya karena musim hujan berkepanjangan atau kesulitan teknik lainnya dan garam rakyat produksi pengrajin garam, merupakan garam rakyat yang mutunya sebagian besar belum memenuhi standar industri bagi garam konsumsi karena cara pengolahannya masih sederhana (BPPI,1984).
2.3 Produksi Garam di Indonesia
Selama ini garam di Indonesia diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini PT. Garam (Persero), dan petani-petani garam atau yang dikenal sebagai penggaraman rakyat. Sebagian besar sumber garam di Indonesia
(19)
didapat dari air laut, dan dalam jumlah yang relatif sangat kecil sekali didapat dari air garam dalam tanah, Teknologi pembuatan garam yang digunakan adalah dengan sistem penguapan air laut menggunakan sinar matahari (solar energy) diatas lahan tanah, namun ada beberapa daerah yang memproduksi garam dengan cara memasak karena kondisi tanah yang porous yaitu propinsi Aceh dan Bali. Produktifitas lahan garam tiap daerah tidaklah sama, hal ini sangat dipengaruhi oleh kualitas tanah yang tersedia, kelembaban udara, kecepatan angin dan sistem teknologi yang digunakan.
Jumlah areal penggaraman yang dimiliki oleh PT. Garam (Persero) relatif luas dan letaknya menyatu (tidak berpencar-pencar). Berbeda dengan yang dimiliki oleh rakyat, dimana meskipun total area penggaraman rakyat seluruh Indonesia adalah relatif lebih luas namun karena merupakan milik-milik pribadi dengan luas kepemilikan rata-rata < 3 Ha dan letaknya terpencar-pencar, maka satu tahapan proses produksi dilakukan pada lahan yang sama. Tentu saja hal ini berpengaruh pada kualitas produksi yang dihasilkan (BRKP, 2001).
2.4Fortifikasi Iodium
Tujuan dasar dari program zat gizi mikro nasional adalah untuk menjamin bahwa zat gizi mikro yang dibutuhkan tersedia dan dikonsumsi dalam jumlah yang cukup oleh penduduk (terutama penduduk yang rentan terhadap kekurangan zat gizi mikro tersebut). Strategi – strategi yang digunakan harus tepat untuk menjawab kebutuhan dan harus menggunakan sistem yang tersedia. Kombinasi beberapa intervensi mencakup promosi pemberian asi, modifikasi makanan (meningkatkan ketersediaan dan konsumsi pangan), fortifikasi pangan dan suplementasi. Fortifikasi pangan (pangan yang lazim dikonsumsi) dengan zat gizi
(20)
mikro merupakan salah satu strategi utama yang dapat digunakan untuk meningkatkan status mikro nutrient pangan. Fortifikasi harus dipandang sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki kualitas pangan (Siagian, 2003).
Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrient) ke pangan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi. Harus diperhatikan bahwa peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi, dengan demikian menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan kerugiaan sosioekonomis. Namun demikian, fortifikasi pangan juga diguanakan untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan gangguan yang diakibatkannya (Siagian, 2003).
Diantara strategi - strategi penghapusan GAKI untuk jangka panjang adalah fortifikasi iodium. Sampai tahun 60an, beberapa cara suplementasi iodium kedalam berbagai jenis pangan pembawa seperti garam, roti, susu, gula dan air telah dicoba. Iodisasi garam menjadi metode paling umum yang dapat diterima oleh banyak negara didunia, sebab garam digunakan secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat, prosesnya sederhana dan tidak mahal. Fortifikasi yang biasa digunakan adalah Kalium Iodida (KI) dan Kalium Iodat (KIO3). Iodat lebih stabil
dalam garam murni pada penyerapan dan kondisi lingkungan (kelembapan) yang buruk, tidak menyebabkan perubahan warna dan rasa garam. Negara-negara dengan program iodisasi garam, efektif memperlihatkan pengurangan yang berkesinambungan akan pravelensi GAKI (Siagian, 2003).
(21)
iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tirokin. iodium dikonsentrasikan didalam kelenjar gondok (glandula thyroide) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon tiroksin. Hormon ini ditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin), dan disebut trioglobulin, bila diperlukan triglobulin dipecah dan terlepas, hormon tiroksin yang dikeluarkan dari folikel kelenjar masuk ke dalam aliran darah (Sediaoetama, 2006). Apabila jumlah iodium yang tersedia tidak mencukupi, produksi tiroksin menurun, akibatnya sekresi triglobulin oleh sel tiroid meningkat yang menyebabkan kelenjar membesar dan terjadi hiperplasia yang mengakibatkan gondok (Cahyadi, 2004).
Defisiensi iodium memberikan berbagai gambaran klinik, yang kesemuanya disebut Iodium Deficiency Deseases (IDD), atau Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI). Gangguan yang ditimbulkan akibat kekurangan iodium dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Tahap Kehidupan Kelainan
Fetus Keguguran
Lahir mati
Kelainan congenital
Meningkatkan kematian bayi Defisiensi mental, bisu, tuli Kelainan Psikomotor
Neonatal Goiter neonatal
Hipotiroid neonatal
Anak dan remaja Goiter
Hambatan perkembangan fisik
Dewasa Goiter dengan komplikasi
Hipotiroid
Impaired mental function
Semua Usia Meningkatkan kerentanan terhadap
radiasi nuklir
(22)
1. Kelebihan dalam jumlah sedang, akan mempercepat penyerapan iodium oleh kelenjar tiroid.
2. Kelebihan dalam jumlah cukup besar, akan menghambat pelepasan iodium
dari tiroksin pada kelenjar tiroid atau dari kelenjar tiroid dimana pelepasan iodium dipercepat oleh TSH.
3. Kelebihan dalam jumlah besar, akan menghambat pembentukan iodium
organik dan menyebabkan goiter.
4. Kelebihan yang sangat besar akan menjenuhkan mekanisme transportasi aktif ion iodium (DGKM, 2007).
Cara yang dianjurkan untuk memeriksa status iodium adalah penilaian angka kejadian gondok, baik gondok yang telah terlihat maupun baru teraba. Secara umum gondok yang terlihat akan lebih mudah dipastikan dari pada gondok yang baru teraba. Keparahan gondok dikaji berdasarkan klasifikasi yang ditentukan oleh WHO yaitu (a) stadium 0 = tidak ada gondok, (b) stadium 1a = ada gondok, (c) stadium 1b = gondok teraba dan hanya nampak jika leher ditekuk, (d) stadium 2 = gondok telah nampak pada posisi leher normal, (e) stadium 3 = ukuran gondok sangat besar.
Status iodium dapat pula dilihat berdasarkan ekskresi iodium dalam urin yang mencerminkan besaran asupan iodium, dan hanya sedikit sekali yang diekskresikan melaui tinja. Penentuan ekskresi iodium dalam urin dapat dilakukan dengan sampel urin 24 jam. Namun, urin 24 jam tidak praktis untuk digunakan dalam survei berskala luas, yang melibatkan banyak sekali sampel (Arisman, 2008).
(23)
Garam beriodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan iodium sebagai upaya jangka panjang. Kualitas garam beriodium mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3556-2000 seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Syarat Mutu Garam Konsumsi Beriodium
No Parameter Satuan Persyaratan Kualitas
1 Kadar air (H2O) % b/b maks. 7
2 Kadar NaCl (Natrium Klorida) di
hitung dari jumlah klorida
% adbk min 94,7
3 Iodium dihitung sebagai Kalium
Iodat (KIO3)
mg/kg min. 30
4 Cemaran logam
Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Raksa (Hg) mg/kg mg/kg mg/kg maks. 10 maks. 10 maks 0,1
5 Arsen (As) mg/kg maks 0,1
Keterangan : b/b = bobot/bobot
adbk = atas dasar berat kering
Garam beriodium pertama kali digunakan di Switzerland tahun 1920. Penggunaan garam beriodium di Indonesia dilakukan tahun 1927 di daerah Tengger dan Dieng. Wilayah Tengger dan Dieng merupakan daerah pegunungan yang endemis GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium), dibandingkan model penanggulangan GAKI yang lain, penggunaan garam beriodium yang paling murah biayanya. Hal ini disebabkan garam merupakan kebutuhan sehari-hari, tidak ada pengolahan makanan yang tidak menggunakan garam.
Hasil pemantauan Biro Pusat Statistik (BPS) terhadap garam konsumsi beriodium ditingkat rumah tangga sejak tahun 1997 sampai dengan 1999 dibagi dalam 3 kelompok yaitu (1) garam yang memenuhi syarat (kadar KIO3 > 30-80
ppm), (2) garam yang tidak memenuhi syarat (kadar KIO3 < 30 ppm), (3) garam
(24)
2.7 Penetapan Kadar Kalium Iodat Dalam Garam Dapur
Penetapan kadar kalium iodat dalam garam dapur dapat dilakukan dengan cara metode volumetri, menggunakan titrasi iodometri. Metode volumetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah dan mampu memberikan ketepatan yang tinggi. Dalam analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasi) nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif (Rohman, 2007).
Larutan baku yang diteteskan disebut sebagi titran. Semua perhitungan dalam volumetri didasarkan pada konsentrasi titran yang harus dibuat secara teliti, titran semacam ini disebut larutan baku (standar). Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Larutan standar ada dua macam yaitu, larutan baku primer, mempunyai kemurnian yang tinggi, dan larutan baku skunder yang harus dibakukan dengan larutan baku primer. Suatu proses dimana larutan baku skunder dibakukan dengan larutan baku primer disebut dengan standarisasi (Vogel, 1994).
Daftar baku primer yang umum digunakan untuk membakukan larutan baku dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Baku Primer
No Baku Primer Kegunaan
1 Kalium Biftalat Pembakuan Natrium Hidroksida
Pembakuan larutan Asam perklorat
2 Kalium Iodat Pembakuan larutan Natrium Tiosulfat
(25)
3 Natrium Karbonat anhidrat Pembakuan Asam Klorida
4 Logam Zn Pembakuan Larutan EDTA
(Rohman, 2007).
Larutan standar biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang akan ditetapkan, dititrasi. Titik (saat) pada mana reaksi itu lengkap disebut titik ekivalen (setara) atau titik akhir teoritis. Lengkapnya titrasi, harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tidak dapat disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri, atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu regensia pembantu yang dikenal sebagai indikator. Setelah reaksi antara zat dan larutan standar praktis lengkap, indikator harus memberi perubahan visual yang jelas dengan cairan yang sedang dititrasi, titik pada saat ini terjadi disebut titik akhir titrasi (Vogel, 1994).
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa - senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator. Pada iodometri sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat yang dilakukan dalam suasana asam. Banyaknya volum natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel (Rohman, 2007).
Suatu larutan dari iodium dalam larutan air iodida, memberikan warna kuning sampai coklat tua atau satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna kuning pucat yang terlihat pada 100 ml air, sehingga dalam larutan-larutan yang tanpa iodium akan tak berwarna, iodium dapat berfungsi sebagai indikatornya
(26)
sendiri. Uji ini dibuat jauh lebih peka dengan menggunakan larutan kanji (larutan dari pati) sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iodium, dengan adanya iodida, membentuk suatu kompleks yang berwarna biru kuat, yang akan terlihat pada konsentrasi - konsentrasi iodium yang sangat rendah. Pati dapat dipisah menjadi dua komponen utama, amilosa dan amilopektin yang terdapat dalam proporsi berbeda - beda dalam berbagai tumbuh-tumbuhan. Amilosa, suatu senyawa berantai lurus dan terdapat berlimpah dalam pati kentang, memberi warna biru dengan iod dan rantainya mengambil bentuk spiral. Amilopektin, yang mempunyai struktur rantai bercabang membentuk suatu produk berwarna ungu merah mungkin dengan adsorbsi (Vogel,1994).
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Manalu (2007), yang menggunakan metode volumetri dengan cara titrasi iodometri di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Medan Sumatera Utara terhadap kadar kalium iodat pada 5 merk garam yang beredar di desa Garoga Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan hasil bahwa hanya 2 merk sampel garam yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI 01-3556-1994 (30-80 ppm) yaitu sampel merk garam Kuda Terbang (32,16 ppm), dan merk Dholpin (38,29 ppm), sedangkan 3 sampel merk lainnya yaitu merk Anak pintar (94,81 ppm), merk segitiga A-B (9,75 ppm), Merk A-B (29,06 ppm) tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
2.8 Persen Perolehan Kembali
Merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) dan metode penambahan baku (standard addition method). Dalam metode simulasi sejumlah analit bahan murni
(27)
ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan, tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel placebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obat paten atau karena analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit skunder maka dapat dipakai metode adisi. Metode adisi dibuat dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut (Harmita, 2004).
(28)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan secara sistematis yaitu
menggambarkan kadar kalium iodat dalam garam-garam dapur beriodium
bermerk yang dikemas dan garam dapur tidak bermerk yang tidak dikemas. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.1Alat dan Bahan
Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat–alat gelas seperti erlenmeyer, pipet volume, gelas beker, labu tentukur, buret, mikroburet, pipet tetes, tabung reaksi, batang pengaduk, neraca listrik, kaki tiga, asbes, klem, statif, plastik dan karet.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini jika tidak dinyatakan lain adalah yang berkualitas pro analisa (p.a) dari E. Merck, yaitu kalium iodat (KIO3), natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O), kanji, asam fosfat (H3PO4)
85%, kalium iodida (KI), kalium tiosianat (KSCN), asam perklorat (HClO4),
Akuades, kertas kanji (teknis). 3.2Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposif. Sampel garam dapur beriodium bermerk diambil di pusat pasar Central kota Medan dimana yang digunakan sebagai sampel adalah garam dapur beriodium bermerk yang dikemas
(29)
yang paling banyak beredar di pasar tradisional dan swalayan kota medan yaitu Samudra (PT. Cheetam Garam Indonesia), Refina (PT. Unicheem Candi Industri), Garam Gurih Miwon (PT. Miwon Indonesia), Dholpin (Pangan Lestari), Ikan Cucut (Putra Berombang Perkasa), Ikan Paus (Sumber Samudra), Bintang (Bintang Terang), A-A (Berdikari), “A” Satu (Harahap Adil Makmur Group), Jangkar (Kilang Garam Jangkar Waja), Sampel garam dapur tidak bermerk yang tidak dikemas adalah garam dapur pembuatan asal Sigli dan Biruen yang beredar di pusat pasar Peunayong kota Banda Aceh.
3.3 Pembuatan Pereaksi
Pereaksi yang akan dibuat adalah kanji 1 %, KSCN 0,1 M, kertas kanji, kanji 1 % dibuat dengan cara pati ditimbang 1 g, diaduk dengan 5 ml akuades, kemudian dimasukkan ke dalam 100 ml air mendidih sambil diaduk, didihkan selama 3 menit dan dinginkan (BPOM, 1995). KSCN 0,1 M dibuat dengan melarutkan 972 mg kalium tiosianat dalam akuades dan diencerkan sampai menjadi 100 ml dalam labu tentukur (Vogel, 1985). Kertas kanji dibuat dengan cara 500 mg pati diaduk dengan 5 ml air dan tambahkan dengan 100 ml air mendidih sambil terus diaduk, didihkan selama 3 menit dan didinginkan, kemudian celupkan kertas saring kedalam larutan kanji (Ditjen POM, 1979).
3.4Larutan Baku Kalium Iodat 0,005 N
Kristal kalium iodat ditimbang seksama 89,1667 mg yang telah dihaluskan, dimasukkan kedalam labu tentukur 1000 ml, dilarutkan dan diencerkan menggunakan akuades hingga tanda batas (BPOM, 1995).
Normalitas larutan baku kalium iodat dihitung dengan menggunakan rumus:
(30)
Normalitas KIO3 = x N mg mg ditimbang yang KIO bobot 005 , 0 1667 , 89 ) ( 3
3.5Larutan Baku Natrium Tiosulfat 0,005 N
Kristal natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3. 5 H2O) ditimbang 1,25 g,
dimasukkan kedalam labu ukur 1000 ml, dilarutkan dan diencerkan menggunakan akuades hingga tanda batas (BPOM, 1995).
3.6 Pembakuan Larutan Natrium Tiosulfat
Larutan baku kalium iodat 0,005 N dipipet 10 ml dimasukkan kedalam erlenmayer 300 ml, ditambahkan 100 ml akuades, 2 ml asam fosfat 85% dan 100 mg kalium iodida. Larutan segera dititrasi menggunakan larutan baku natrium tiosulfat 0,005 N hingga warna kuning pucat. Ditambahkan 2 ml kanji 1% dan titrasi dilanjutkan hingga warna biru kehitaman tepat hilang (BPOM, 1995).
Normalitas larutan baku natrium tiosulfat, dihitung menggunakan rumus:
Normalitas Na2S2O3 =
2 1 1 V N x V
Keterangan : V1= Volume larutan baku kalium iodat yang dipipet, dalam ml N1= Normalitas larutan kalium iodat
V2= Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi pembakuan, dalam ml
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dan Anion Iodat pada Sampel Untuk pemeriksaan kation kalium dilakukan dengan cara kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan sampel dan ditambahkan 1 ml larutan asam perklorat 0,1 N kemudian dikocok pelan akan terbentuk endapan kristal putih. Sedangkan untuk pemeriksaan anion iodat dilakukan dengan cara kedalam tabung
(31)
reaksi dimasukkan kertas kanji yang telah diolah, kemudian tambahkan 1 ml kalium tiosianat 0,1 M dan 1 ml larutan sampel yang telah ditambahkan 1-3 tetes asam fosfat 85 % akan terjadi warna biru (Vogel, 1985).
3.7.2 Pemeriksaan Kuantitatif Kadar Kalium Iodat pada Sampel
3.7.2.1 Volume Larutan Natrium Tiosulfatyang Diperlukan Untuk Titrasi Sampel
Sampel ditimbang seksama lebih kurang 25 g, dimasukkan kedalam erlenmayer 300 ml, ditambahkan 100 ml akuades, 2 ml asam fosfat 85 % dan 100 mg kalium iodida. Larutan segera dititrasi menggunakan larutan baku natrium tiosulfat 0,005 N hingga warna kuning pucat. Ditambahkan 2 ml kanji 1 % dan titrasi dilanjutkan hingga warna biru kehitaman tepat hilang (BPOM, 1995). 3.7.2.2 Volume Larutan Natrium Tiosulfat yang Diperlukan Untuk Titrasi
Blanko
Kedalam erlenmayer 300 ml dimasukkan 100 ml akuades, 2 ml asam fosfat 85 % dan 100 mg kalium iodida. Larutan segera dititrasi menggunakan larutan baku natrium tiosulfat 0,005 N hingga warna kuning pucat. Ditambahkan 2 ml kanji 1 % dan titrasi dilanjutkan hingga warna biru kehitaman tepat hilang.
Kadar kalium iodat dalam sampel dihitung atas dasar bobot basah, dengan rumus:
Kadar KIO3 = 1000( / )
005 , 0 1784 ,
0 x N x mg kg
x B
b a−
Keterangan : a = Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi sampel dalam ml
b = Volume larutan natrum tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi blanko dalam ml
(32)
N = Normalitas natrium tiosulfat yang digunakan untuk titrasi Tiap ml larutan natrium tiosulfat 0,005 N setara dengan 0,1784 mg kalium iodat (0,1784 mg diperoleh dari 0,005 N x BE KIO3 (214/6)) (BPOM, 1995).
3.8 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali
Uji perolehan kembali adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Uji ini dinyatakan sebagai % (Rohman, 2007).
Uji perolehan kembali dilakukan dengan menambahkan sejumlah larutan baku dengan konsentrasi tertentu kedalam sampel, dianalisis dengan perlakuan yang sama pada sampel dengan beberapa kali pengulangan.
Menurut Harmita (2004), perolehan kembali dapat dihitung menurut rumus sebagai berikut:
% perolehan kembali = 100%
*A X
C CA CF −
Keterangan : CF = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan
larutan baku
CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan baku C*A = Konsentrasi larutan baku yang ditambahkan
3.9 Analisis Data Secara Statistik
Untuk menghitung standar deviasi (SD) digunakan rumus:
Untuk menghitung apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus sebagai berikut:
(33)
Dasar penolakan data jika: t hitung ≥ t tabel dan t hitung ≤ - t tabel
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 95%, dengan derajat kebebasan dk = n – 1, digunakan rumus:
keterangan:
µ = Interval kepercayaan
= Kadar rata-rata sampel
x = Kadar sampel
t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n - 1 = Tingkat kepercayaan
dk = Derajat kebebasan
SD = Standar Deviasi
(34)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dan Anion Iodat dalam Sampel Pada penelitian ini sebelum dilakukan analisis kuantitatif terhadap kalium iodat yang terdapat dalam sampel, perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan secara kualitatif walaupun dalam sampel garam dapur beriodium bermerk pada kemasannya telah dicantumkan mengandung kalium iodat. Adapun hasil pemeriksaan kualitatif kalium iodat dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut.
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dalam Garam Dapur
No Sampel Reaksi dengan Asam
Perklorat 0,1 N
Keterangan Pemeriksaan Kation Kalium (K+)
1 Merk Samudra Endapan Kristal Putih +
2 Merk Refina Endapan Kristal Putih +
3 Merk Gurih Miwon Endapan Kristal Putih +
4 Merk Dholpin Endapan Kristal Putih +
5 Merk Ikan Cucut Endapan Kristal Putih +
6 Merk Ikan Paus Endapan Kristal Putih +
7 Merk Bintang Endapan Kristal Putih +
8 Merk A-A Endapan Kristal Putih +
(35)
10 Merk Jangkar Endapan Kristal Putih + 11 Pembuatan asal Sigli
(Tidak bermerk)
Tidak Terjadi Endapan -
12 Pembuatan asal Biruen (Tidak bermerk)
Tidak Terjadi Endapan -
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Anion Iodat dalam Garam Dapur
No Sampel
Reaksi dengan Kertas Kanji, Kalium Tiosianat 0,1 M dan
Asam fosfat 85 %
Keterangan Pemeriksaan Anion Iodat (IO3-)
1 Merk Samudra Biru ++
2 Merk Refina Biru ++
3 Merk Gurih Miwon Biru ++
4 Merk Dholpin Biru ++
5 Merk Ikan Cucut Biru keunguan +
6 Merk Ikan Paus Biru keunguan +
7 Merk Bintang Biru keunguan +
8 Merk A-A Biru keunguan +
9 Merk A-1 Biru keunguan +
10 Merk Jangkar Biru keunguan +
11 Pembuatan asal Sigli (Tidak bermerk)
Tidak terjadi warna -
13 Pembuatan asal Biruen (Tidak bermerk)
Tidak terjadi warna -
Dari kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 12 sampel yang diperiksa hanya 10 sampel positif mengandung kalium iodat yaitu semua garam dapur beriodium bermerk sedangkan 2 sampel garam dapur tidak bermerk negatif mengandung kalium iodat. Pada uji kualitatif kation kalium terjadi endapan kristal
(36)
putih karena adanya reaksi ikatan komplek antara kalium dan perklorat. Sedangkan untuk uji kualitatif anion iodat terjadi warna biru karena adanya reaksi antara iodat dan tiosianat dalam suasana asam yang akan membebaskan I2 dan
bereaksi dengan kertas kanji, adapun uji anion iodat ini memiliki kepekaan 3 µg. (Vogel, 1985).
4.2 Pemeriksaan Kuantitatif Kadar Kalium Iodat dalam Sampel
Penetapan kadar kalium iodat dalam garam dapur dilakukan dengan menggunakan metode volumetri yaitu dengan cara titrasi iodometri (titrasi tidak langsung) atau reaksi dimana terjadi iodium, iodium yang terjadi ditetapkan kadarnya dengan larutan natrium tiosulfat yang dilakukan dalam suasana asam dan untuk titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan penambahan indikator kanji (Alamsyah, 2007).
Pada penelitian ini walaupun pada pemeriksaan kualitatif hanya garam dapur beriodium bermerk yang mengandung kalium iodat namun pemeriksaan kadar kalium iodat terhadap garam dapur tidak bermerk tetap dilakukan, karena kepekaan untuk uji kualitatif anion iodat adalah 3 µg dimana hasil kualitatif sampel yang positif merupakan konsentrasi terendah yang bisa dideteksi tapi tidak dikuantitasi dibawah kondisi pengujian (batas deteksi), oleh karena itu pemeriksaan kadar kalium iodat tetap dilakukan untuk melihat konsentrasi terendah dari analit yang bisa diukur sesuai dengan akurasi dibawah kondisi pengujian (batas kuantitasi) (Anonim, 2011).
Adapun data hasil kadarnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Kemudian analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik (contoh perhitungan dapat dilihat
(37)
pada Lampiran 6). Hasil penetapan kadar kalium iodat dalam sampel garam dapur secara iodometri dapat dilihat pada Tabel 6.
Dari Tabel 6 berikut dapat dilihat bahwa semua sampel garam dapur mengandung kalium iodat dengan kadar yang berbeda-beda, kadar tertinggi dalam sampel bermerk Refina yaitu 79,3525 ppm dan yang paling rendah adalah 2,1023 ppm dalam sampel tidak bermerk pembuatan asal Sigli.
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur
No Sampel Produsen Kadar (ppm)
1 Merk Samudra PT. Cheetam Garam Indonesia 66,8931 ± 0,4264
2 Merk Refina PT. Unichem Candi Industri 79,3525 ± 0,4655
3
Merk Gurih Miwon PT. Miwon Indonesia 67,7459 ± 0,7817
4 Merk Dholpin PT. Pangan Lestari 66,7539 ± 0,0406
5 Merk Ikan Cucut Putra Berombang Perkasa 12,8924 ± 0,1993
6 Merk Ikan Paus UD. Sumber Samudra 17,7345 ± 0,1364
7 Merk Bintang UD. Bintang Terang 33,9999 ± 0,5940
8 Merk A-A UD. Berdikari 23,2752 ± 0,1856
9 Merk A-1 Harahap Adil Makmur Group 15,6937 ± 0,2141
10 Merk Jangkar Gudang Garam Jangkar Waja 34,3237 ± 0,4195
11 Pembuatan asal Sigli
(Tidak bermerk)
-
2,1023 ± 0,0122
12 Pembuatan asal Biruen
(Tidak bermerk)
-
2,9107 ± 0,2123
Untuk setiap sampel dilakukan uji 6 kali pengulangan.
Berdasarkan persyaratan SNI Nomor 01-3556.2-1994/Rev 2000 garam konsumsi beriodium harus mengandung iodium yang dihitung sebagai kalium
(38)
iodat berkisar antara 30 - 80 ppm. Sedangkan dari hasil penelitian dapat diketahui dari 12 sampel yang diperiksa ada beberapa garam dapur yang memenuhi dan tidak memenuhi persyaratan SNI, adapun garam dapur beriodium bermerk yang tidak memenuhi persyaratan yaitu merk Ikan Cucut, Ikan Paus, A-A dan A-1 masing - masing dengan kadar 12,8924 ppm, 17,7345 ppm, 23,2752 ppm dan 15,6937. Menurut DepKes RI Perusahaan yang belum menerapkan SNI pada umumnya adalah industri kecil yang berada di sentra produksi yang perlu dibina sistem manajemen mutu, pelatihan teknik produksi dan bantuan peralatan mesin iodisasi garam dimana peralatan iodisasi yang digunakan produsen masih sederhana, sehingga kadar iodium dalam garam tidak homogen.
Pada sampel garam dapur tidak bermerk pembuatan asal Sigli dan Biruen kedua-duanya tidak memenuhi persyaratan yaitu dengan kadar 2,1023 ppm dan 2,9017 ppm, artinya mutu dari garam ini masih sangat jauh dari kualitas yang seharusnya, hal ini dapat terjadi karena produksi pembuatan garam di Indonesia yang masih tradisional, sistem pengawasan yang belum efektif serta belum diberlakukannya sanksi secara tegas, karena ± 90 % produsennya adalah termasuk pengusaha kecil (BRKP, 2001).
Adapun 6 sampel lainnya yang diperiksa mengandung kalium iodat dengan kadar sesuai dengan persyaratan SNI yaitu garam dapur beriodium bermerk Samudra (66,8931 ppm), Refina (79,3525 ppm), Gurih Miwon (67,7459 ppm), Dholpin (66,7459 ppm), Bintang (33,9999 ppm), dan Jangkar (34,3237 ppm).
Berdasarkan penelitian ini dapat digambarkan bahwa dari beberapa sampel, mutu dan kualitas garam dapur sebagai garam konsumsi masih harus lebih
(39)
ditingkatkan dan peredaran garam dapur dipasaran harus lebih diawasi untuk mencapai kecukupan gizi iodium bagi masyarakat.
Angka kecukupan iodium setiap harinya sangat kecil, yaitu antara 90 µ g-200 µg/hari tergantung dari umur dan kondisi fisiologi. Apabila iodium dalam bahan makanan rendah, konsumsi garam beriodium 30 ppm sebanyak 10 gram per hari dapat mencukupi kebutuhan iodium. Akibat defesiensi iodium saat ini diketahui tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid, tetapi jauh lebih luas yaitu keguguran, lahir mati, cacat bawaan, kretin, dan hipotiroid (DGKM, 2007).
Dari hasil penelitian ini, dapat pula dilihat bahwa dari beberapa sampel selain kadar kalium iodatnya tidak memenuhi standar SNI, pengemasan garam dapur juga masih belum memenuhi standar yang ada, bahkan 2 sampel tidak bermerk di jual bebas tanpa dikemas. Untuk menghindari kerugian bagi konsumen akibat salah memilih garam dapur untuk dikonsumsi, sebaiknya masyarakat memilih garam dapur yang dijual bebas di pasaran memiliki kesesuaian dengan Peraturan Menteri Perindustrian R.I NO.42/M-IND/PER/11/2005 mengenai persyaratan pengemasan dan pelabelan garam beriodium yaitu garam yang akan dipasarkan, wajib dikemas dalam wadah yang ditutup rapat sehingga aman selama pengangkutan dan penyimpanan, untuk menjamin ketepatan berat bersih garam, maka pengisian dan penimbangan dilakukan secara mekanis dan manual. Berat bersih isi garam konsumsi yang diperdagangkan adalah 50 kg, 25 kg, 5 kg, 1 kg, 500 g, 250 g, dan 100 g. Pada kemasan garam konsumsi harus ditulis dengan jelas keterangan berupa tulisan “Garam Beriodium”, kandungan kalium iodat (KIO3)
minimal 30 ppm, berat bersih, tanda / logo SNI, nomor pendaftaran dari BPOM, komposisi isi garam konsumsi, merk dagang, nama dan alamat perusahaan.
(40)
4.3 Hasil Uji Akurasi Dengan Persen Perolehan Kembali
Pada penelitian ini dilakukan juga uji akurasi dengan persen perolehan kembali, adapun uji ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keakuratan metode yang digunakan. Uji akurasi dilakukan pada sampel garam dapur beriodium merk Dholpin, dengan menambahkan 2,5 ml larutan baku KIO3 dengan konsentrasi 50
ppm kedalam sampel yang sudah diketahui kadarnya. Hasil perolehan kembali yang didapat adalah 95,0983 %. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 3.
(41)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari 10 garam dapur beriodium bermerk yang digunakan sebagai sampel, terdapat 4 merk garam yang kadar kalium iodatnya tidak memenuhi persyaratan SNI yaitu garam dapur merk Ikan Cucut (12,8924 ppm), Ikan Paus (17,7345 ppm), A-A (23,2752 ppm) dan A-1 (15,6937 ppm). Sedangkan 6 sampel yang memenuhi persyaratan adalah garam dapur beriodium bermerk samudra (66,8931 ppm), Refina (79,3525 ppm), Gurih (67,7459 ppm), Dholpin (66,7459 ppm), Bintang (33,9999 ppm), Jangkar (34,3237 ppm). Kadar kalium iodatdidalam 2 sampel garam dapur tidak bermerk pembuatan asal Sigli dan Biruen tidak memenuhi persyaratan dengan masing-masing kadar 2,1023 ppm dan 2,9017 ppm. 5.2 Saran
Disarankan kepada instansi yang terkait agar meningkatkan pembinaan terhadap petani garam dalam rangka peningkatan mutu produksinya serta melakukan pengawasan terhadap peredaran garam konsumsi di pasaran sehingga masyarakat tidak menjadi dampak negatif akibat defesiensi iodium.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A. (2007). Analisis Farmasi Secara Titrimetri. Medan: CV Bin harun. Hal: 65-66.
Anonim, (2011). Validasi Metode Pengujian Kimia Di LPPMHP Surabaya. Diambil dari: http://safelasby.com.
Arisman, MB. (2008). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Hal: 164-165.
BPPI. 1984. Pembuatan Garam Beriodium. Semarang: Hal: 5.
BPOM. (2009). Metode Analisis Pusat Pengujian Obat Dan Makanan. Jakarta: Hal: 52-54.
BRKP . (2001). Proceding Forum Pasar Garam Indonesia. Jakarta: Departemen Kelautan Dan Perikanan. Hal: 1-18.
Cahyadi, W. (2004). Peranan Iodium Dalam Tubuh. Diambil dari: www.pikiranrakyat.com.
DepKes RI. (2004). Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan GAKI. Jakarta: Hal: 5.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 694.
DGKM. (2007). Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: FKM Universitas Indonesia. Hal: 183-212.
Gunung, I, K. (2004). Perhitungan Kadar Iodium dalam Yodisasi Garam untuk Penanggulangan GAKI di Daerah Endemik. Majalah Kedokteran Udayana. Hal: 2.
(43)
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol.I No.3. Hal: 117-133. Hendrawan, N. (2000). Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil. Bandung: Puspaswara.
Hal: 14.
Manalu, L. (2007). Pemeriksaan Kalium Iodat (KIO3) Dalam Garam dan Air
Yang Dikonsumsi Masyarakat Garoga Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2000. Skrpsi FKM USU. Hal: 41.
PerMenPer RI, (2005). Pengolahan, Pengemasan dan Pelabelan Garam Beriodium. No:42/M/IND/PER/11/2005.
Purnawati, W. (2006). Pengaruh Teknik Iodisasi dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Kalium iodat. Skripsi Fakultas MIPA UNS. Hal: 3.
Rismana, E. (2004). Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan. Diambil dari: www.pikiranrakyat.com.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Universitas Islam Indonesia. Hal: 465-17.
Sabri, L dan Hastono, PH. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 101.
Siagian, A. (2003). Pendekatan Fortifikasi Pangan Untuk Mengatasi Masalah Kekurangan Zat Gizi. Medan: USU digital library. FKM – USU. Hal: 1-5. Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Hal: 491.
Vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Penterjemah: Setiono, L, dkk. Jakarta: Kalman Media Pustaka. Hal: 308 – 364.
Vogel. (1994). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa P. Hadyana. A dan Setiono. L. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal: 259 - 439.
Yayuk, F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Edisi I. Jakarta: Penebar Semangat Warta GAKI. Hal: 3.
(44)
Lampiran 1. Perhitungan Normalitas Larutan Baku Kalium Iodat
Normalitas Kalium Iodat = x N
mg
mg ditimbang yang
KIO bobot
005 , 0 1667
, 89
) ( 3
(45)
Lampiran 2. Perhitungan Normalitas Larutan Baku Natrium Tiosulfat Normalitas Na2S2O3 =
2 1 1
V N x V
Keterangan : V1= Volume larutan baku kalium iodat yang dipipet, dalam ml N1= Normalitas larutan kalium iodat
V2= Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi pembakuan, dalam ml
V1 (1) = 10 ml V2 (1) = 9,8 ml N1 (1) = 0,0050 N
V1 (2) = 10 ml V2 (2) = 9,95 ml N1 (2) = 0,0050 N
V1 (3) = 10 ml V2 (3) = 10,5 ml N1 (3) = 0,0050 N
(46)
Maka rata-rata normalitas natrium tiosufat yang digunakan = 0,0049 N
Lampiran 3. Perhitungan Persen Perolehan Kembali
Keterangan CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan larutan baku
CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan baku
C*A = Konsentrasi larutan baku yang ditambahkan
Larutan baku dipipet 2,5 ml dengan konsentrasi 50 ppm
Konsentrasi sebelum penambahan larutan baku (CA)
(47)
Maka rata–rata persen perolehan kembali = 95,0983 %
Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur
Kadar KIO3 = 1000( / )
005 , 0 1784 ,
0 x mg kg
N N x x B b a−
Keterangan : a = Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi sampel dalam ml
b = Volume larutan natrum tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi blanko dalam ml
B = Bobot sampel yang ditimbang dalam gram
N = Normalitas natrium tiosulfat yang digunakan untuk titrasi
Kadar KIO3 = 1000( / )
005 , 0 0049 , 0 1784 , 0 0136 , 25 0 60 , 9 kg mg x N N x x g ml ml−
(48)
Lampiran 5. Data Penetapan Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur
No Sampel
Penimbangan (g) Volume Titrasi (ml) Kadar (ppm)
1 Merk Samudra
25,0136 9,60 67,0989
24,9626 9,50 66,5359
24,9806 9,55 66,8376
25,0206 9,70 67,7789
25,0235 9,65 67,4217
25,0132 9,60 67,1000
2 Merk Refina
25,0178 11,40 79,6666
25,0117 11,30 78,9870
25,0087 11,25 78,6470
25,0107 11,30 78,9902
25,0176 11,40 79,6673
24,9755 11,35 79,4515
3
Merk Gurih Miwon
25,0021 9,30 67,6350
24,9842 9,20 66,0065
25,0076 9,25 67,3076
24,9836 9,15 66,6440
25,0096 9,40 68,3937
25,0120 9,40 68,3871
4 Merk Dholpin
24,9820 9,50 66,4840
25,0010 9,55 66,7832
25,0210 9,55 66,7298
24,9823 9,50 66,4832
25,0041 9,55 66,7749
25,0217 9,55 66,7279
5 Merk Ikan Cucut
25,0220 1,82 12,7166
25,0011 1,88 13,1468
24,9734 1,86 13,0203
24,9817 1,82 12,7371
25,0150 1,82 12,7201
24,9881 1,86 13,0137
6 Merk Ikan Paus 24,9834 2,52 17,6348
(49)
25,0236 2,54 17,7462
25,0012 2,56 17,9019
25,0127 2,54 17,7539
24,9821 2,52 17,6357
7 Merk Bintang
25,0125 4,85 33,9005
24,9818 4,75 33,2423
24,9956 4,80 33,5737
25,0051 4,90 34,2601
25,0232 4,75 33,1873
25,0014 4,90 34,2652
8 Merk A-A
24,9829 3,32 23,2339
25,0067 3,30 23,0716
24,9923 3,32 23,2246
24,9863 3,30 23,0905
25,0172 3,34 23,3415
25,0125 3,36 23,4857
9 Merk A-1
24,9756 2,22 15,5402
24,9869 2,20 15,3933
25,0016 2,24 15,6639
25,0144 2,26 15,7957
25,0152 2,26 15,9349
24,9862 2,22 15,5337
10 Merk Jangkar
25,0125 5,00 34,9489
25,0080 4,85 33,9066
25,0002 4,90 34,2668
25,0152 4,95 34,5957
24,9805 4,90 34,2938
24,9905 4,85 33,9303
11
Pembuatan asal Sigli (Tidak bermerk)
25,0014 0,32 2,2377
24,9964 0,30 2,0983
24,9837 0,34 2,3793
24,9844 0,28 1,9591
25,0038 0,28 1,9578
24,8113 0,30 2,1139
12
Pembuatan asal Bireun (Tidak bermerk)
25,0099 0,40 2,7962
24,9897 0,36 2,5186
25,0030 0,42 2,9368
25,0005 0,38 2,6574
24,0105 0,44 3,0758
(50)
Lampiran 6. Contoh Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Samudra
No Kadar (xi) (ppm)
1 67,0989 0,0299 0,0089401
2 66,5359 0,5929 0,35153041
3 66,8376 0,2912 0,08479744
4 67,7789 -0,6501 0,42263001
5 67,4217 -0,2929 0,08579041
6 67,1000 0,0288 0,00082944
Σ =0,95451781
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel
distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,0299/0,1783 = -0,1676
t hitung 2 = -0,5929/0,1783 = -3,3252
t hitung 3 = -0,2912/0,1783 = -1,6332
t hitung 4 = 0,6501/0,1783 = 3,6461 (ditolak)
t hitung 5 = 0,2929/0,1783 = 1,6427
(51)
Lampiran 6. Sambungan…
Karena t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 67,0989 -0,1001 0,01002001
2 66,5359 0,4629 0,21427641
3 66,8376 0,1612 0,02598544
4 67,4217 -0,4229 0,17884441
5 67,1000 -0,1012 0,01024144
Σ =0,43936771
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1001/0,14821 = 0,6753
t hitung 2 = -0,4629/0,1482 = -3,1234
t hitung 3 = -0,1612/0,1482 = 1,0877
t hitung 4 = 0,4229/0,1482 = 2,8535 (di tolak)
(52)
Lampiran 6. Sambungan…
Karena t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 67,0989 0,2058 0,04235364
2 66,5359 -0,3572 0,12759184
3 66,8376 -0,0555 0,00308025
4 67,1000 0,2069 0,04280761
Σ =0,21583334
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 4, dk = 3, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 3,18
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,2058/0,1341 = -1,546
t hitung 2 = 0,3572/0,1341 = 2,6636
t hitung 3 = 0,0555/0,1341 = 0,4138
(53)
Lampiran 6. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(54)
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Refina
N Kadar (xi) (ppm)
1 79,6666 0,4317 0,18636489
2 78,9870 -0,2479 0,06145441
3 78,6470 -0,5879 0,3456641
4 78,9902 -0,2447 0,05987809
5 79,6673 0,4324 0,18696976
6 79,4515 0,2166 0,04691556
Σ =0,88720912
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,4317/0,1719 = -2,5113
t hitung 2 = 0,2479/0,1719 = 1,4421
t hitung 3 = 0,5879/0,1719 = 3,4200 (di tolak)
t hitung 4 = 0,2447/0,1719 = 1,4235
t hitung 5 = -0,4324/0,1719 = -2,5154
(55)
Lampiran 7. Sambungan…
Karena t hitung 3 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 79,6666 0,3141 0,09865881
2 78,9870 -0,3655 0,13359025
3 78,9902 -0,3623 0,13126129
4 79,6673 0,3148 0,09909904
5 79,4515 0,099 0,09801
Σ =0,56061939
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,3141/0,1674 = -1,8763
t hitung 2 = 0,3655/0,1674 = 2,1833
t hitung 3 = 0,3623/0,1674 = 2,1673
t hitung 4 = -0,3148/0,1674 = -1,8805
(56)
Lampiran 7. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(57)
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Gurih Miwon
No Kadar (xi) (ppm)
1 67,6350 0,0727 0,00528529
2 67,0065 -0,5558 0,30891364
3 67,3076 -0,2547 0,06487209
4 66,6440 -0,9183 0,84327489
5 68,3937 0,8314 0,69122596
6 68,3971 0,8248 0,68029504
Σ =2,59386691
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,0727/0,2942 = -0,2471
t hitung 2 = 0,5558/0,2942 = 1,8891
t hitung 3 = 0,2547/0,2942 = 0,8657
t hitung 4 = 0,9183/0,2942 = 3,1213 (di tolak)
t hitung 5 = -0,8314/0,2942 = -2,8259
(58)
Lampiran 8. Sambungan…
Karena t hitung 2 ≥ t tabel dan t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 67,6350 -0,1109 0,01229881
2 67,0065 -0,7394 0,54671236
3 67,3076 -0,4383 0,19210689
4 68,3937 0,6478 0,41964484
5 68,3871 0,6412 0,41113744
Σ =1,58190034
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel
distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1109/0,2812 = 0,3943
t hitung 2 = 0,7394/0,2812 = 2,6294
t hitung 3 = 0,6478/0,2812 = 1,5586
t hitung 4 = -0,6478/0,2812 = -2,3036
(59)
Lampiran 8. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(60)
Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Dholpin
No Kadar (xi) (ppm)
1 66,4840 -0,1798 0,03232804
2 66,7832 0,1194 0,01425636
3 66,7298 0,066 0,004356
4 66,4832 -0,1806 0,03261636
5 66,7749 0,1111 0,01234321
6 66,7279 0,0641 0,00410081
Σ =0,10000078
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1798/0,0577 = 3,1161 (di tolak)
t hitung 2 = -0,1194/0,0577 = -2,0693
t hitung 3 = -0,066/0,0577 = -1,1438
t hitung 4 = 0,1806/0,0577 = 3,1299 (di tolak)
t hitung 5 = -0,1111/0,0577 = -1,9255
(61)
Lampiran 9. Sambungan…
Karena t hitung 1 ≥ t tabel dan t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 66,7832 0,0293 0,00085849
2 66,7298 -0,0241 0,00058081
3 66,7749 0,021 0,000441
4 66,7279 -0,026 0,000676
Σ =0,0025563
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,0293/0,0146 = -2,0068
t hitung 2 = 0,0241/0,0146 = 1,6507
t hitung 3 = -0,021/0,0146 = -1,4384
(62)
Lampiran 9. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(63)
Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Ikan Cucut
No Kadar (xi) (%)
1 12,7166 -0,1758 0,03090564
2 13,1468 0,2544 0,06471936
3 13,0203 0,1279 0,01635841
4 12,7371 -0,1553 0,02411809
5 12,7201 -0,1723 0,02968729
6 13,0137 0,1213 0,01471369
12,8924 Σ = 0,18050246
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1758/0,0776 = 2,2655
t hitung 2 = -0,2544/0,0076 = -3,2784
t hitung 3 = -0,1279/0,0776 = -1,6482
t hitung 4 = 0,1553/0,0776 = 2,0013
t hitung 5 = 0,1723/0,0776 = 2,2204
(64)
Lampiran 10. Sambungan….
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(65)
Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Ikan Paus
No Kadar (xi) (%)
1 17,6348 -0,0588 0,00345744
2 17,4888 -0,2048 0,004194304
3 17,7462 0,0526 0,00276676
4 17,9091 0,2083 0,04338889
5 17,7539 0,0603 0,00363609
6 17,6357 -0,057 0,00335241
17,6936 Σ = 0,09854463
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0588/0,0573 = 1,0262
t hitung 2 = 0,2048/0,0573 = 3,5742 (di tolak)
t hitung 3 = -0,0526/0,0573 = -0,9179
t hitung 4 = -0,2083/0,0573 = -3,6353
t hitung 5 = -0,0603/0,0573 = -1,0524
(66)
Lampiran 11. Sambungan…
Karena t hitung 2 ≥ t tabel dan t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 17,6348 -0,0997 0,00994009
2 17,7462 0,0117 0,00013689
3 17,9091 0,1674 0,02802276
4 17,7539 0,0194 0,00037636
5 17,6357 -0,0988 0,00976144
Σ =0,04815231
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0997/0,0491 = 2,0305
t hitung 2 = -0,0117/0,0491 = -0,2383
t hitung 3 = -0,1674/0,049 = -3,4094
(67)
t hitung 5 = -0,0988/0,0491 = 2,0122
Lampiran 11. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(68)
Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Bintang
No Kadar (xi) (ppm)
1 33,9005 0,1623 0,02634129
2 33,2423 -0,4959 0,24591681
3 33,5737 -0,1646 0,02709316
4 33,2601 0,5219 0,27237961
5 33,1873 -0,5509 0,30349081
6 34,2652 0,527 0,277729
Σ =1,15295068
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,1623/0,1960 = -0,8281
t hitung 2 = 0,4959/0,1960 = 2,5301
t hitung 3 = 0,1646/0,1960 = 0,8389
t hitung 4 = -0,5219/0,1960 = 2,6628
(69)
t hitung 6 = -0,5270/0,1960 = -2,6860
Lampiran 12. Sambungan…
Karena t hitung 2≥ t tabe dan t hitung 5 ≥ t tabel l , maka data ditolak, selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 33,9005 0,0476 0,00226576
2 33,2423 -0,6106 0,37283236
3 33,5736 -0,2793 0,07800849
4 34,2601 0,4072 0,16581184
5 34,2652 0,4123 0,16999129
Σ =0,78890974
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,0476/0,1986 = -0,2397
t hitung 2 = 0,6106/0,1986 = 3,0745 (ditolak)
t hitung 3 = 0,2793/0,1986 = 1,4063
(70)
t hitung 5 = -0,4123/0,1986 = -2,0760
Lampiran 12. Sambungan…
Karena t hitung 2≥ t tabe dan t hitung 5 ≥ t tabel l , maka data ditolak, selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 33,9005 0,0828 0,00685584
2 33,5736 -0,076 0,005776
3 34,2601 -0,0889 0,00790321
4 34,2652 0,0263 0,00069169
Σ =0,41862338
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 4, dk = 3, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 3,18
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,0994/0,1868 = -0,5321
t hitung 2 = 0,4263/0,1868 = 2,2821
t hitung 3 = -0,2602/0,1868 = -1,3967
(71)
Lampiran 12. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(72)
Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk A-A
No Kadar (xi) (ppm)
1 23,2339 -0,0074 0,00005476
2 23,0716 -0,1697 0,02879809
3 23,2246 -0,0167 0,00027889
4 23,0905 -0,1508 0,02274064
5 23,3415 0,1002 0,01004004
6 23,4857 0,2444 0,05973136
Σ =0,12164378
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0074/0,0636 = 0,1164
t hitung 2 = 0,1697/0,0636 = 2,6682 (ditolak)
t hitung 3 = 0,0167/0,0636 = 0,2626
t hitung 4 = 0,1508/0,0636 = -1,5755
(73)
t hitung 6 = -0,2444/0,0636 = -3,8428
Lampiran 13. Sambungan…
Karena t hitung 2 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 23,2339 -0,0413 0,00170569
2 23,2246 -0,0506 0,00256036
3 23,0905 -0,1847 0,034114409
4 23,3415 0,0663 0,00439569
5 23,4857 0,2105 0,046246502
Σ =0,089022332
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0413/0,0668 = 0,6183
t hitung 2 = 0,0506/0,0668 = 0,7675
t hitung 3 = 0,1847/0,0668 = 2,7649
(74)
t hitung 5 = -0,2105/0,0668 = -3,1512
Lampiran 13. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(75)
Lampiran 14. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk A-1
No Kadar (xi) (%)
1 15,5402 -0,1034 0,01069156
2 15,3933 -0,2503 0,06265009
3 15,6639 0,0203 0,00041209
4 15,7957 0,1521 0,02313441
5 15,9349 0,2901 0,08415801
6 15,5337 -0,1099 0,01207801
15,6436 Σ = 0,19312417
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai ; α = 0,05 n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1034/0,0802 = 1,2893
t hitung 2 = 0,2503/0,0802 = 3,1209 (di tolak)
t hitung 3 = -0,0203/0,0802 = -0,2531
(76)
t hitung 5 = -0,2901/0,0802 = -3,6172
t hitung 6 = 0,1099/0,0802 = 1,3703
Lampiran 14. Sambungan…
Karena t hitung 5 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 15,5402 -0,1535 0,02356225
2 15,6639 -0,0298 0,00088804
3 15,7957 0,102 0,010404
4 15,9349 0,2412 0,05817744
5 15,5337 -0,16 0,0256
Σ =0,11863173
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1535/0,0770 = 1,9935
(77)
t hitung 3 = -0,102/0,0770 = -1,3247
t hitung 4 = -0,2412/0,0770 = -3,1325
t hitung 5 = 0,16/0,0770 = 2,0779
Lampiran 14. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(78)
Lampiran 15. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Beriodium Merk Jangkar
No Kadar (xi) (ppm)
1 34,9489 0,6252 0,39087504
2 33,9066 -0,4171 0,17397241
3 34,2668 0,0668 0,00446224
4 34,5957 0,272 0,073984
5 34,2938 0,0299 0,00089401
6 33,9303 -0,3934 0,15476356
Σ =0,79895126
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,6252/0,1632 = -3,8309
t hitung 2 = 0,4171/0,1632 = 2,5558
t hitung 3 = 0,0668/0,1632 = 0,4093
(79)
t hitung 5 = -0,0299/0,1632 = 0,1777
t hitung 6 = 0,3934/0,1632 = 2,4105
Lampiran 15. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(80)
Lampiran 16. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Pembuatan Asal Sigli
No Kadar (xi) (ppm)
1 2,0978 0,0434 0,00188356
2 2,0983 0,0439 0,00192721
3 2,0994 0,045 0,002025
4 1,9591 -0,0958 0,00908209
5 1,9578 -0,0966 0,00933156
6 2,1139 0,0595 0,00354025
Σ =0,02778967
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = -0,0434/0,0304 = -1,4276
t hitung 2 = -0,0439/0,0304 = -1,4441
t hitung 3 = -0,045/0,0304 = -1,4802
(81)
t hitung 5 = 0,0966/0,0304 = 3,1776 (di tolak)
t hitung 6 = -0,0596/0,0304 = -1,9605
Lampiran 16. Sambungan…
Karena t hitung 4 ≥ t tabel dan t hitung 5 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 2,0978 -0,0045 0,00002025
2 2,0983 -0,004 0,000016
3 2,0994 -0,0029 0,00000841
4 2,1139 0,0116 0,00013456
Σ =0,00017922
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 4, dk = 3, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 3,18
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0045/0,0038 = 1,1842
t hitung 2 = 0,004/0,0038 = 1,0526
(82)
t hitung 4 = 0,0116/0,0038 = -3,0526
Lampiran 16. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(83)
Lampiran 17. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Iodat dalam Garam Dapur Pembuatan Asal Biruen
No Kadar (xi) (%)
1 2,7962 -0,0009 0,00000081
2 2,5186 -0,2785 0,07756225
3 2,9368 0,1397 0,01951605
4 2,6574 -0,1397 0,01951609
5 3,0758 0,2787 0,07767369
6 2,7979 0,0008 0,19426953
2,7971 Σ = 0,197713941
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai α = 0,05; n = 6, dk = 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,57
Data ditolak jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0009/0,0805 = 0,0112
t hitung 2 = 0,2785/0,0805 = 3,4596 (di tolak)
t hitung 3 = -0,1397/0,0805 = -1,7354
(84)
t hitung 5 = -0,2787/0,0805 = -3,4621
t hitung 6 = -0,0008/0,0805 = 0,0099
Lampiran 17. Sambungan…
Karena t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 2,7962 -0,0567 0,00321489
2 2,9368 0,0839 0,00703921
3 2,6574 -0,1955 0,03822025
4 3,0758 0,2476 0,06130576
5 2,7979 0,055 0,003025
Σ =0,167932359
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nila α = 0,05; n = 5, dk = 4, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel = 2,78
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,0567/0,0483 = 1,1739
t hitung 2 = -0,0839/0,0483 = 1,7371
(85)
t hitung 4 = -0,2476/0,0483 = -5,1263
t hitung 5 = 0,055/0,0483 = 1,1387
Lampiran 17. Sambungan…
Karena t hitung 4 ≥ t tabel, maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap data yang dianggap tidak menyimpang,
No Kadar (xi) (ppm)
1 2,7962 -0,1055 0,01113025
2 2,9368 0,0351 0,00123201
3 3,0758 0,1741 0,03031081
4 2,7979 -0,1038 0,05344751
Σ =0,05344751
Jika taraf kepercayaan 95 % dengan nilai = 0,05; n = 4, dk = 3, dari tabel
distribusi t diperoleh nilai t tabel = 3,18
Data ditolak jika t hitung≥ t tabel atau t hitung≤ - t tabel
t hitung 1 = 0,1055/0,0668 = 1,5793
t hitung 2 = -0,3572/0,0668 = -0,5254
(86)
t hitung 4 = 0,1038/0,0668 = 1,5539
Lampiran 17. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(1)
t hitung 4 = 0,1038/0,0668 = 1,5539
Lampiran 17. Sambungan…
Karena t hitung ≤ t tabel dan t hitung ≥ - t tabel maka semua data diterima kadar sebenarnya adalah:
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)