Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Analisis Grafik Uji Statistik

penyimpangan dari rata – rata 0,89 dan rata – rata sektor ekonomi yang dibiayai sebesar 5,58 artinya kebanyakan jenis usaha yang dibiayai adalah dari sektor pertanian. . 5.2. Analisis Data 5.2.1. Uji Asumsi Klasik Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis meliputi : 5.2.1.1 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui 2 cara yaitu Analisis Grafik dan analisis statistik uji One sample Kolmogorov Smirnov. Universitas Sumatera Utara

a. Analisis Grafik

Gambar 5.1 Grafik Normalitas Data Berdasarkan pada Gambar 5.1 tersebut Gozali 2005 menyatakan jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hasil grafik tersebut terlihat bahwa titik titik yang menyebar disekitar garis diagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Statistik

Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil pengujian terdapat pada Tabel 5.2 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 62 Mean .0000000 Normal Parameters a Std. Deviation .19918555 Absolute .093 Positive .093 Most Extreme Differences Negative -.066 Kolmogorov-Smirnov Z .735 Asymp. Sig. 2-tailed .652 a. Test distribution is Normal. Sumber : Lampiran 2. Hasil Output SPSS 16 Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.2 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.735 dan signifikansinya pada 0.652 dan nilainya jauh diatas alpha = 0.05 Dalam hal ini berarti H diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. 5.2.1.2. Uji multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Menurut Santoso 2002, pada umumnya jika VIF 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant X1 .752 1.330 X2 .678 1.476 X3 .585 1.710 X4 .560 1.785 X5 .794 1.259 X6 .676 1.480 X7 .678 1.474 X8 .665 1.503 X9 .521 1.920 X10 .761 1.315 X11 .355 2.813 X12 .608 1.646 X13 .358 2.790 X14 .379 2.639 X15 .434 2.305 X16 .706 1.417 X17 .646 1.549 X18 .693 1.444 Dependent Variabel : Keputusan Kredit_Y Sumber : Lampiran 2 Hasil Output SPSS 16 Dari Tabel 5.3 diatas, terlihat bahwa variabel independen yang ada mempunyai angka Variance Inflation Factor VIF dibawah angka 10 Ghozali, 2005 : 93. Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 18 delapan belas variabel independent diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas. 5.2.1.3. Uji heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2005 : 107 model regresi yang baik adalah model yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastitas. Dari grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada gambar 5.2 dibawah, terlihat titik-titik tidak menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tidak tersebar Universitas Sumatera Utara baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada Gambar 5.2 berikut : Sumber : Hasil Olah Data SPSS. Lampiran 2 Gambar 5.2. Gambar Scatterplot Selain itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dengan Uji Glesjer. Asumsi utama Uji Glesjer yaitu dengan melakukan regresi variable independen terhadap residual Ghozali, 2005 : 111. Adapun hasil pengujian Uji Glesjer terdapat pada Tabel 5.4 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Uji Glesjer Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Constant .545 .178 3.054 .004 X1 .000 .001 -.028 -.200 .842 X2 -7.487E-5 .000 -.042 -.287 .775 X3 .001 .006 .025 .162 .872 X4 .028 .025 .182 1.135 .263 X5 -.014 .014 -.126 -.939 .353 X6 .000 .001 -.188 -1.288 .204 X7 -.028 .012 -.349 -1.396 .061 X8 -.001 .001 -.207 -1.405 .167 X9 -.012 .006 -.316 -1.901 .064 X10 -.002 .001 -.174 -1.266 .212 X11 .001 .020 .007 .034 .973 X12 .013 .013 .145 .939 .353 X13 3.705E-5 .000 .045 .226 .822 X14 -.006 .012 -.097 -.499 .620 X15 -.008 .010 -.138 -.760 .452 X16 .021 .014 .208 1.453 .153 X17 -.009 .020 -.070 -.468 .642 1 X18 -.037 .019 -.278 -1.927 .061 a. Dependent Variable: Abs Sumber : Hasil Olah Data SPSS. Lampiran 2 Jika koefesien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskesdatisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak. Hasil yang terlihat pada Tabel 5.4 menunjukkan koefesien parameter untuk variabel independent tidak ada yang signifikan dengan tingkat signifikansi seluruh variabel independen diatas alpha 5 . Maka dapat disimpulkan Universitas Sumatera Utara model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. 5.2.1.4. Uji autokorelasi Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Menurut Santoso 2002 : 241, untuk mendeteksi ada tidaknya auto korelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW. Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso 2005 : 242 dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut : 1. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,567, berarti data tidak terkena autokorelasi. Tabel 5.5 Uji Autokorelasi Model R R Square Durbin-Watson 1 .689 a .475 1.580 a. Predictors: Constant, X18, X1, X16, X8, X10, X15, X2, X9, X12, X6, X5, X7, X17, X3, X4, X13, X14, X11 b. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Olah Data SPSS. Lampiran 2 Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D- W sebesar 1,580, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif Universitas Sumatera Utara maupun negatif masih dalam kisaran angka D-W -2 dan +2. 5.3. Hasil Analisis Hipotesis dalam penelitian ini adalah informasi akuntansi dan non akuntansi secara simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit yang diambil oleh Bank CIMB Niaga Cabang Medan Petisah dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square. Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini : Tabel 5.6. Pengujian Kelayakan Model Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .689 a .475 .255 .23724 a. Predictors: Constant, X18, X1, X16, X8, X10, X15, X2, X9, X12, X6, X5, X7, X17, X3, X4, X13, X14, X11 b. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Olah Data SPSS. Lampiran 2 Nilai Adjusted R Square pada Tabel 5.6 diatas sebesar 0,255. Hal ini menunjukkan bahwa 25,5 variabel keputusan kredit dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada yaitu informasi akuntansi dan variabel informasi non akuntansi sedangkan sisanya sebesar 74,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Untuk melihat tingkat kepercayaan hasil uji hipotesis, selanjutnya dilakukan uji signifikan. Uji signifikan dibedakan atas uji signifikan simultan uji F dan uji signifikan parsial uji t dengan taraf signifikan α = 5. Universitas Sumatera Utara 5.4. Model Uji Hipotesis 5.4.1. Uji Signifikan Simultan Uji F