yang menolak barang kali akan menimbulkan masalah-masalah baru dalam kehidupannya Gema, 2006.
2.1.6 Karakteristik Inovasi
Rogers 1983 mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi: keunggulan relatif relative advantage, kompatibilitas compatibility, kerumitan
complexity, kemampuan diuji cobakan trialability, dan kemampuan untuk diamati observability.
a. Keunggulan Relatif Relative Advantage
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baikunggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa
segi, seperti segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi
tersebut dapat diadopsi. Untuk meningkatkan laju dari inovasi adopsi dan untuk membuat keuntungan
relatif lebih efektif, pembayaran insentif keuangan langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk mendukung individu dari suatu sistem sosial dalam
mengadopsi suatu inovasi. Insentif adalah bagian dari faktor dukungan dan motivasi. Faktor lain motivasi dalam proses difusi adalah atribut kompatibilitas. Kesesuaian
Dalam beberapa penelitian difusi, keuntungan relatif dan kompatibilitas dipandang sebagai serupa, meskipun mereka secara konseptual berbeda.
Universitas Sumatera Utara
b. Kompatibilitas Compatibility Kompatibilitas compatibility adalah derajat dimana inovasi tersebut
dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai compatible
Salah satu faktor yang mempengaruhi adopsi KB Pria adalah kompatibilitas. Pengertian ”kompatibilitas” dalam kamus bahasa Indonesia berarti keadaan
penyesuaian diri atau kesesuaian. Kompatibilitas KB pria yakni derajat dimana KB pria tersebut dianggap konsisten dengan : a pengalaman masa lalu, b norma norma
yang berlaku dan c kebutuhan adopter Rogers, 1983.
c. Kerumitan Complexity
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah
dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat
suatu inovasi dapat diadopsi. Rogers 1983 mendefinisikan kompleksitas sebagai tingkat dimana suatu
inovasi dianggap relatif sulit untuk dipahami dan digunakan, berlawanan dengan atribut lain, kompleksitas berkorelasi negatif dengan tingkat adopsi. Dengan
demikian, kompleksitas yang berlebihan dari suatu inovasi adalah hambatan penting dalam adopsi
Universitas Sumatera Utara
d. Kemampuan diuji cobakan Trailability