Identitas Responden Pengalaman Masa Lalu tentang KB dan Alat Kontrasepsi KB Pria

4.2 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 41 orang, sesuai dengan rencana penelitian. Identitas responden dalam penelitian ini meliputi golongan, jumlah anak, pendidikan dan suku bangsa, seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Identitas Responden di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana BPPKB Kota Medan No Identitas Responden n 1 Golongan Golongan II 2 4,9 Golongan III 33 80,5 Golongan IV 6 14,6 Jumlah 41 100,0 2 Jumlah Anak ≤ 2 orang 26 63,4 2 orang 15 36,6 Jumlah 41 100,0 3 Pendidikan Pendidikan Menengah 4 9,8 Pendidikan Tinggi 37 90,2 Jumlah 41 100,0 4 Suku Bangsa Melayu 1 2,4 Jawa 5 12,2 Batak 35 85,4 Jumlah 41 100,0 Sumber : Data Primer, 2011 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan kepangkatan terendah adalah golongan II dan kepangkatan tertinggi adalah golongan IV, dengan persentase tertinggi adalah golongan III sebanyak 33 orang 80,5 dan selebihnya pada Universitas Sumatera Utara golongan II dan golongan IV. Jumlah anak yang dimiliki responden umumnya ≤ 2 orang sebanyak 26 orang 63,4, Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah pendidikan tinggi D.III sampai S.2 sebanyak 37 responden 90,2, serta sebagian besar responden merupakan suku Batak sebanyak 35 orang 85,4.

4.3 Pengalaman Masa Lalu tentang KB dan Alat Kontrasepsi KB Pria

Hasil penelitian tentang pengetahuan responden mengenai program KB dan alat kontrasepsi KB pria pada BPPKB Kota Medan menunjukkan seluruh responden 41 orang; 100,0 mempunyai pengalaman masa lalu tentang alat kontrasepsi yang digunakan akseptor KB pria dan tentang sumber informasi yang digunakan dalam penyebarluasan informasi tentang KB adalah melaui: penyuluhan, media cetak, informasi personal dari Petugas KB maupun media elektronik. Sebanyak 35 orang 85,4 responden menyatakan jenis kontrasepsi KB pria yang dapat diterima oleh akseptor KB adalah kondom dan vasektomi, sedangkan lainnya menyatakan yang dapat diterima akseptor adalah kondom atau vasektomi. Sebanyak 34 orang 82,9 responden menyatakan jenis kontrasepsi KB pria yang ada sekarang merupakan jenis kontrasepsi yang tepat untuk pria. Responden menyatakan pernah mendengar informasi dari masyarakat yang menjadi akseptor KB sebanyak 29 orang 70,7 tentang kelemahan kontrasepsi KB Pria. Jawaban paling banyak dari responden tentang kelemahan alat kontrasepsi KB pria adalah menyebabkan kurang nyaman dalam melakukan hubungan seksual. Sebanyak 22 orang 53,7 responden menyatakan pernah mendengar informasi dari Universitas Sumatera Utara masyarakat yang menjadi akseptor KB tentang keunggulan alat kontrasepsi KB Pria. Jawaban paling banyak dari responden tentang keunggulan alat kontrasepsi KB pria adalah meningkatkan kesehatan ibukesejahteraan keluarga. Sebanyak 25 orang 61,0 responden menyatakan setelah mendengar informasi tentang kelemahan dan keunggulan kontrasepsi KB Pria dari masyarakat yang menjadi akseptor KB tidak memengaruhi dalam menerima ide kontrasepsi KB Pria. Responden yang menyatakan tidak pernah dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria sebanyak 31 orang 75,6, sedangkan 10 orang 24,4 yang pernah dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria dilakukan oleh istri dan rekan kerja. Sebanyak 35 orang 85,4 responden menyatakan tidak pernah dilarang untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria. Sedangkan 10 orang 24,4 yang pernah dilarang untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria dilakukan oleh keluarga dan teman-teman. Sebanyak 39 orang 95,1 responden menyatakan pernah dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria oleh seseorang atau sekelompok orang yang sebelumnya melarang menggunakan alat kontrasepsi KB Pria. Jawaban responden di BPPKB Kota Medan mengenai pengalaman masa lalu terkait dengan program KB dan alat kontrasepsi pria dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Distribusi Pengalaman Masa Lalu tentang KB dan Alat Kontrasepsi KB Pria N Pengalaman Masa Lalu Jumlah 1 Pengalaman dengan masyarakat yang menjadi akseptor KB tentang program KB dan alat kontrasepsi pria a. Ya 41 100,0 . b. Tidak 0,0 . Jumlah 41 100,0 2 Pengalaman tentang sumber informasi yang digunakan dalam penyebarluasan informasi tentang KB . Penyuluhan, Media Cetak, Media Elektronik dan Informasi dari Petugas KB secara personal 41 100,0 . Jumlah 41 100,0 . 3 Pengalaman tentang jenis kontrasepsi KB pria yang dapat diterima oleh akseptor KB

a. Kondom

5 12,2 b. Vasektomi 1 2,4 c. Kondom dan Vasektomi 35 85,4 Jumlah 41 100,0 4 Jenis kontrasepsi KB pria yang ada sekarang merupakan jenis kontrasepsi yang tepat untuk pria a. Ya 34 82.9 . b. Tidak 7 17.1 . Jumlah 41 100,0 . 5 Informasi dari masyarakat yang menjadi akseptor KB tentang kelemahan kontrasepsi KB Pria . a. Pernah 29 70,7 . b. Tidak pernah 12 29,3 . Jumlah 41 100,0 . 6 Informasi dari masyarakat yang menjadi akseptor KB tentang keunggulan kontrasepsi KB Pria . a. Pernah 19 46,3 . b. Tidak pernah 22 53,7 . Jumlah 41 100,0 . 7 Informasi tentang kelemahan dan keunggulan kontrasepsi KB Pria dari masyarakat yang menjadi akseptor KB memengaruhi anda dalam menerima ide kontrasepsi KB Pria . a. Ya 16 39,0 . b. Tidak 25 61,0 Jumlah 41 100,0 . 8 Pernah dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria . a. Ya 10 24,4 . b. Tidak 31 75,6 . Jumlah 41 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan 9 Pernah dilarang untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria . a. Ya 6 14,6 b. Tidak 35 85,4 Jumlah 41 100,0 10 Pernah dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Pria oleh seseorang atau sekelompok orang yang sebelumnya melarang menggunakan alat kontrasepsi KB Pria a. Ya 2 4,9 b. Tidak 39 95,1 Jumlah 41 100,0 Hasil pengukuran pengalaman masa lalu responden tentang program KB dan alat kontrasepsi pria kemudian dikategorikan dan ditemukan 51,2 responden dengan pengalaman dalam kategori tidak baik, selebihnya mempunyai pengalaman yang baik, seperti pada tabel berikut. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengalaman Masa Lalu Kategori Pengalaman Masa Lalu n a. Baik 20 48.8 b. Tidak baik 21 51.2 Jumlah 41 100,0

4.4 Norma-Norma yang Berlaku