Daya Saing Dalam Teori Perdagangan Internasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daya Saing Dalam Teori Perdagangan Internasional

Pembahasan mengenai daya saing suatu unit produksi, baik untuk tingkat perusahaan, sektor, maupun ekonomi negara, sudah seumur perdagangan internasional. Dalam teori keunggulan absolut Adam Smith, 1776 dijelaskan bahwa suatu negara dapat menikmati kemakmurannya apabila dapat menjadi spesialis atau menjadi efisien dalam memproduksi barang dan menjualnya ke negara lain. Efisiensi sistem produksi suatu negara karena tersedianya sumber yang secara absolut lebih murah dari negara lain. Namun, dalam pendekatan teori komparatif, David Ricardo, 1817 menunjukkan bahwa pergerakan utama perdagangan internasional bukanlah keunggulan mutlak atau kelemahan yang mutlak, tetapi keunggulan keunggulan relatif komparatif, dalam arti bahwa suatu negara masih menguntungkan jika berdagang dengan negara lain, sekalipun mitra dagangnya secara absolut kurang efisien dibandingkan dengan negara tersebut, karena perdagangan secara umum untuk meningkatkan manfaat bagi pihak-pihak yang berdagang Kuncoro, 1997. Konsep keunggulan komparatif ini hanya menunjukkan keunggulan komparatif ini hanya menunjukkan adanya perbedaan dalam keunggulan antar negara dan implikasi yang ditimbulkannya dalam perdagangan dan pembagian kerja internasional. Konsep tersebut tidak menjelaskan mengapa terdapat perbedaan keunggulan antar negara. Prinsip keunggulan komparatif tidaklah statis Universitas Sumatera Utara 8 atau dinamis, namun faktor-faktor penyebabnyalah yang menimbulkan situasi dinamis atau statis dalam perdagangan internasional. Pendekatan yang lain, Heckscher-Ohlin memusatkan kajiannya pada perbedaan faktor antarnegara terkhusus dalam faktor modal dan tenaga kerja sebagai fokus utama dalam teori ekonomi. Asumsi yang mendasari teori tersebut yaitu: a. Faktor produksi dapat berlimpah secara internasional. Realisasi asumsi ini mendasari globalisasi. Faktor produksi dapat berpindah modal dan tenaga kerja mencari lokasi adanya faktor produksi yang efisien, murah, dan dapat berpindah tenaga kerja. b. Teknologi industri tidak seragam antarindustri, tetapi seragam antarnegara. Dalam kenyataan, jelas terlihat ketimpangan dan ketertinggalan dalam teknologi. Perbedaan dalam tingkat penguasaan teknologi jelas dapat menjadi sumber keunggulan komparatif. Disamping itu, diantara sejumlah faktor mempengaruhi pembagian kerja internasional, faktor teknologilah yang tampaknya dapat lebih segera dimanipulasi.

2.2 Konsep dan Defenisi Daya Saing Global