Pembahasan Kuesioner Pola Tidur

1.3.2. Faktor Lingkungan Gangguan tidur umumnya dari suara bising berbagai sumber, penerangan, dan juga suhu ruangan yang tidak sesuai. Tabel 4 menunjukkan mayoritas klien mengalami gangguan pada suara bising 65, penerangan 69 dan suhu ruangan yang tidak sesuai sebesar 58. Tabel 5.4Frekuensi dan persentase gangguan tidur lingkungan klien hipertensi di Puskesmas Helvetia n=44 Faktor Lingkungan Ya Tidak F f Suara Bising Penerangan Suhu Ruangan 29 31 26 65 69 58 15 13 18 33 29 40

2. Pembahasan

Pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi di Puskesmas Helvetia. 2.1. Pola Tidur Klien Hipertensi Pola Tidur adalah ritme jadwal tidur dan bangun seseorang dalam jangka waktu tertentu pada malam harimeliputi waktu untuk memulai tidur, frekuensi terbangun malam, kepuasan tidur, kedalaman tidur, dan konsentrasi beraktivitas Potter Perry, 2005 serta total jam tidur dan rasa segar bangun pagi Guyton Hall, 1997. Hasil penelitian yang didapatkan pola tidur klien hipertensi mayoritas Universitas Sumatera Utara berada pada pola tidur dengan karakteristik rendah pada aspek penilaian tujuh komponen parameter tidur hal ini menunjukkan bahwa pola tidur klien dengan hipertensi benar dalam kondisi tidak normal. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa klien hipertensi mengalami pola tidur dalam kondisi yang tidak normal Sarah, 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar total jam tidur malam klien 5-6 jam 30.Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya total jam tidur malam klien hipertensi adalah 5-6 jam Putriana, 2012, adapun penelitian terhadap 230 klien hipertensi dari Unversitas Pisa di Italy menemukan bahwa mayoritas responden tidur 6 jam atau kurang setiap malam,sedangkan kebutuhan waktu tidur normal pada orang dewasa adalah 7-8 jam dalam sehari Patlak, 2005. Secara umum kebutuhan tidur yang tidak normal tentunya akan mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada hipertensi Gangwisch, 2006, bahkan apabila terjadi dalam waktu yang lama tentunya akan memperparah peningkatan tekanan darah yang diderita Chopra, 2003. Hal tersebut desebabkan karena saat tidur tekanan darah dan denyut jantung akan menurun sebanyak 10- 20 Gotlieb, 2006. Hasil penelitian menunjukkan waktu mulai tertidur 31-60 menit atau lebih dialami 57 klien. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya waktu yang dibutuhkan untuk mulai tidur 31-60 menit dialami 35 klien Putriana, 2012. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa penderita hipertensi memiliki waktu lebih lama untuk mulai tertidur Mansoor, 2002sehingga akan berdampak pada total jam tidur yang berkurang dan tidak seperti orang normal yang biasa tertidur Universitas Sumatera Utara dalam waktu 20 menit Schachter, 2008.Tidak nyaman, status kesehatan yang memburuk dapat meningkatan waktu mulai tidur klien. Orang yang menderita penyakit hipertensi tentunya akan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, sehingga responden bisa mengalami insomnia dan klien akan sulit untuk tidur Sarah, 2014. Hal ini juga berkaitan dengan mengonsumsi tembakau dan teh, adapun kandungan nikotin yang terdapat dalam tembakau dan kandungan kafein yang terdapat dalam teh akan menyebabkan seseorang sulit untuk memulai tidur Mukhlidah, 2011. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden dapat terbangun 3-4 kali saat tidur malam hari 30. Namun hampir dari sebagian responden terbangun masih dalam batas normal 1-2 kali saat tidur malam hari 45. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan bahwa mayoritas responden hipertensi dapat terbangun 3-4 kali saat tidur malam hari dialami 38 klien Putriana 2012. Obat yang diberikan pada klien hipertensi salah satunya diuretik akan menyebabkan nokturia sehingga tidur menjadi terganggu karena sering berkemih dan klien akan sering terbangun Potter Perry, 2005. Selain itu, menurut International Classification of Sleep Disorders penggunaan obat stimulan yang kronik amfetamin, kafein, nikotin, antihipertensi, antidepresan dapat menimbulkan terputus-putusnya fase tidur REM sehingga menyebabkan klien sering terbangun. Pada penelitian ini klien hipertensi merasa kurang puas dengan tidurnya dimana klien merasa mengantuk di pagi hari 36. Hal ini sesuai dengan penelitian di Sulawesi Utara dimanasebagian besar responden mengeluhkan perubahan kualitas tidur membuat mereka terbangun lebih pagi tapi merasa Universitas Sumatera Utara mengantuk di pagi hari Sarah, 2012. Hal ini dapat terjadi karena klien terjaga di malam hari dalam waktu yang panjang dan klien sering terbangun Roehers Roth, 2000. Obat seperti penyekat-Beta yang diberikan pada klien hipertensi juga dapat menyebabkan seseorang mimpi buruk, insomnia, menyebabkan terbangun dari tidurnya dan klien pun akan mengalami gangguan pada tidurnya Potter Perry, 2005. Mayoritas klien hipertensi memiliki kedalaman tidur yang kurang baik dimana klien merasa tidurnya tidak nyenyak 66. Hal ini sesuai dengan peneltian sebelumnya bahwa klien hipertensi memiliki kedalaman tidur yang tidak baik karena sebentar-sebentar dapat terbangun saat tidur dialami 41 klien Rasyidah, 2012. Hal ini juga berkaitan dengan seringnya klien terbangun di sela- sela tidurnya seperti yang sudah dipaparkan oleh Potter Perry bahwa kondisi klinis yang dialami klien hipertensi membuat klien tidak mendapatkan tidur yang cukup dan juga efek samping obat hipertensi yang membuat klien tatap terjaga di malam hari Putriana, 2012. Lebih dari setengah klien hipertensi merasa cukup segar saat bangun di pagi hari 64. Namun 14 klien hipertensi merasa tidak segar sama sekali saat bangun pagi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa mayoritas klien hipertensi merasa tidak segar sama sekali saat bangun pagi dialami 32 klien Rasyidah,2012. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak segar sewaktu bangun di pagi hari dapat disebabkan berbagai faktor masalah kesehatan yang meningkatkan frekuensi terbangun Miller, 1995. Misalnya efek samping obat yang membuat sering berkemih di sela-sela tidur klien. Universitas Sumatera Utara Lemah atau lelah saat melakukan aktivitas di pagi hari juga dirasakan klien hipertensi 36. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa mayoritas klien hipertensi merasa lelah saat beraktivitas di pagi hari dialami 38 klien Rasyidah, 2012. Hal ini juga berkaitan dengan hasil dari parameter tidur klien. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang yang tidak mendapatkan tidur yang cukup akan merasa kelelahan saat beraktivitas keesokan harinya Bastaman, 1988.Pada klien hipertensi, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain Alawiyah, 2009. 2.2. Faktor-faktor Gangguan Tidur Klien Hipertensi 2.2.1. Faktor fisik Pada penelitian ini 51 klien mengalami pusing karena tekanan darahnya meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari hasil penelitian Cortelli 2006 yang menunjukkan bahwa 46 klien hipertensi sering mengalami pusing yang berdampak pada kualitas tidur yang buruk, dan apabila pusing tidak segera diatasi dan semakin parah maka akan semakin meningkat juga tingkat gangguan tidurnya Albertie, 2006. Selain itu pusing pada klien hipertensi dapat membangunkan klien dari tidurnya sehingga klien tidak mendapatkan tidur yang cukup yang nantinya akan berdampak pada aktivitas di keesokan harinya Potter Perry, 2005. Menurut asumsi peneliti pada klien hipertensi yang mengalami pusing mengakibatkan orang tersebut menjadi kurang dapat berintegrasi dengan baik dan Universitas Sumatera Utara kurang efekfif. Mereka menunjukkan tanda-tanda curiga dan gampangmarah serta membuat mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup dan tidak nyenyak dengan tidurnya. Klien hipertensi yang mengalami nyeri hanya 7 dan mereka mengatakan hal tersebut disebabkan oleh adanya penyakit penyerta yang lain misalnya karena peningkatan asam lambung yang diderita klien. Inilah yang menyebabkan sedikitnya klien hipertensi yang mengalami nyeri. Berdasarkan hasil yang didapat, peneliti memiliki asumsi bahwa nyeri yang dialami oleh klien hipertensi dipengaruhi oleh adanya penyakit penyerta lain. Sementara itu klien merasa tidak nyaman dengan tidurnya dikarenakan kondisi klinis klien yang dialami berkaitan juga dengan pusing dan terbangun karena buang air kecil 47. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa rasa tidak nyaman merupakan salah satu faktor terjadinya gangguan tidur dimana seseorang akan merasa gelisah dan sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak Potter Perry, 2005. Berdasarkan hasil yang didapat maka peneliti berasumsi bahwa pusing yang berkepanjangan dialami klien hipertensi sangat berpengaruh pada kenyamanan klien. Sehingga klien tidak nyaman dengan tidurnya dan klien mengalami gangguan tidur. Pada penelitian ini masalah yang sering dialami oleh klien hipertensi sering terbangun karena buang air kecil pada malam hari 76. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Khuswardhani 2006 yang menunjukkan bahwa 68 gejala tersering pada klien hipertensi adalah sering buang air kecil. Selain itu Rains 2006 juga menambahkan bahwa sering buang air kecil pada klien Universitas Sumatera Utara hipertensi dapat menyebabkan seseorang terbangun berulang kali dari tidurnya Mansoor, 2002. Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih, menyebabkan kembali untuk tertidur lagi menjadi sulit Potter Perry, 2005. Hasil penelitian menunjukkan klien hipertensi mengalami kelelahan 71 dikarenakan keadaannya sekarang. Hipotiroidisme menurunkan tidur tahap 4, sebaliknya hipertiroidisme menyebabkan seorang perlu waktu yang banyak untuk tertidur. Kelelahan dapat menyebabkan gangguan tidur, dimana biasanya seseorang yang kelelahan akan merasa seolah-olah mereka bangun ketika tidur dan biasanya tidak mendapatkan tidur yang dalam, Potter Perry, 2005. 2.2.2. Faktor lingkungan Gangguan tidur juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, di antaranya adalah suara bising, penerangan, dan suhu ruangan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 65 klien mengalami gangguan tidur bila berada pada lingkungan yang menimbulkan suara bising. Hal ini sesuai dengan penelitian Rasyidah bahwa 73 responden hipertensi mengalami gangguan tidur bila berada pada lingkungan yang menimbulkan suara bising. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kebisingan dapat menyebabkan tertundanya tidur karena terganggunya konsentrasi seseorang untuk memulai tidur Mukhlidah, 2011 dan juga dapat membangunkan seseorang dari tidur Hanning, 2009. Hasil penelitian oleh Robert Koch 2003 menunjukkan bahwa orang yang hidup di lingkungan permukiman yang padat cenderung mengalami suara bising yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang klien hipertensi. Universitas Sumatera Utara Penerangan juga mempengaruhi tidur seseorang dimana hasil penelitian menunjukkan 69 klien terganggu dengan penerangan. Tingkat cahaya dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Beberapa klien menyukai sorot lampu ruangan gelap, sementara yang lain menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama tidur Potter Perry, 2005. Menurut Guyton Hall 1997, penerangan dapat menyebabkan gangguan tidur dan dapat menghambat sekresi melatonin pada tubuh yang akan menyebabkan seseorang tidak mengantuk. Hal ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya pergeseran sistem sirkadian, dimana jadwal tidur maju secara bertahap dan mengakibatkan seseorang mengalami total jam tidur yang kurang Sack et al, 2007. Keluhan klien 58 terganggu dengan suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rasyidah bahwa 76 melaporkan bahwa klien hipertensi mengalami gangguan tidur bila tidak berada di ruangan dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin. Seseorang akan mengalami gangguan tidur apabila tidur di ruangan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin Lee, 2007. Hal ini disebabkan karena saat tidur suhu ruangan akan mempengaruhi suhu tubuh dan tekanan darah seseorang saat tidur, jika suhu ruangan meningkat maka hypothalamus akan merangsang pembesaran pori-pori kulit percepatan peredaran darah, pengeluaran keringat, dan reaksi-reaksi tubuh lainnya yang bertujuan untuk mengurangi panas tubuh yang berlebihan.

3. Keterbatasan Penelitian