Penerangan juga mempengaruhi tidur seseorang dimana hasil penelitian menunjukkan 69 klien terganggu dengan penerangan. Tingkat cahaya dapat
mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Beberapa klien menyukai sorot lampu ruangan gelap, sementara yang lain menyukai cahaya remang yang tetap menyala
selama tidur Potter Perry, 2005. Menurut Guyton Hall 1997, penerangan dapat menyebabkan gangguan tidur dan dapat menghambat sekresi melatonin
pada tubuh yang akan menyebabkan seseorang tidak mengantuk. Hal ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya pergeseran sistem sirkadian, dimana jadwal tidur
maju secara bertahap dan mengakibatkan seseorang mengalami total jam tidur yang kurang Sack et al, 2007.
Keluhan klien 58 terganggu dengan suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rasyidah bahwa 76
melaporkan bahwa klien hipertensi mengalami gangguan tidur bila tidak berada di ruangan dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin. Seseorang akan
mengalami gangguan tidur apabila tidur di ruangan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin Lee, 2007. Hal ini disebabkan karena saat tidur suhu ruangan akan
mempengaruhi suhu tubuh dan tekanan darah seseorang saat tidur, jika suhu ruangan meningkat maka hypothalamus akan merangsang pembesaran pori-pori
kulit percepatan peredaran darah, pengeluaran keringat, dan reaksi-reaksi tubuh lainnya yang bertujuan untuk mengurangi panas tubuh yang berlebihan.
3. Keterbatasan Penelitian
Pengelompokkan usia tidak diberi batasan dalam melakukan penelitian karena responden yang diambil dilakukan secara kebetulan saja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi di Puskesmas Helvetia.
1. Kesimpulan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang didapatkan pola tidur klien hipertensi mayoritas berada pada pola tidur dengan karakteristik rendah pada aspek penilaian tujuh
komponen parameter tidur hal ini menunjukkan bahwa pola tidur klien dengan hipertensi benar dalam kondisi tidak normal. Mayoritas total jam tidur malam hari
klien hipertensi 5 jam sampai 6 jam 30, waktu untuk memulai tidur 31-60 menit atau lebih 57, frekuensi terbangun malam 1-2 kali 45, kepuasan
tidur klien merasa mengantuk 36, kedalaman tidur klien tidur tetapi tidak nyenyak 66, merasa cukup segar bangun di pagi hari 64, merasa lemah
atau lelah saat beraktivitas di siang hari 36. Berdasarkan pola tidur klien dengan 7 parameter tidur maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilainya
maka semakin baik pula kualitas tidurnya. Gangguan tidur utama dari faktor fisik adalah pusing 51, rasa tidak
nyaman 47, terbangun buang air kecil 76, dan kelelahan 71.Nyeri yang mengganggu tidur klien di malam hari hanya sebagian kecil 7. Sedangkan dari
lingkungan suara bising 65, penerangan 69, dan juga suhu ruangan 58 yang tidak sesuai sangat mempengaruhi tidur klien. Berdasarkan gambaran
gangguan tidur maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi pula gangguan tidurnya.
58
Universitas Sumatera Utara
2. Saran
2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan Perlunya diberikan penekanan materi tentang pola tidur dan gangguan
tidur klien hipertensi di Puskesmas. 2.2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan keperawatan untuk memberikan pelayanan yang lebih komprehensif
berupa promosi kesehatan dalam meningkatkan kesadaran tentang pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi dan bagaimana cara
mendapatkan kualitas tidur yang baik terkhusus ditujukan kepada klien hipertensi.
2.3. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini menunjukkan pola tidur dan gangguan tidur klien
hipertensi, hal ini dapat digunakan sebagai dasar dan referensi penelitian selanjutnyatentang pola tidur dan gangguan tidur klien
hipertensi
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Hipertensi