Faktor –faktor Gangguan Tidur

Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa gangguan tidur dapat menimbulkan beberapa efek pada manusia. Ketika kurang tidur seseorang akan berpikir dan bekerja lebih lambat, membuat banyak kesalahan, dan sulit untuk mengingat sesuatu. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas kerja dan dapat menyebabkan kecelakaan. Selanjutnya, di Amerika kerugian akibat hal di atas diperkirakan mencapai 18 milyar dollar per tahun. Efek lainnya pada pekerja yaitu pekerja menjadi lebih cepat marah, tidak sabar, gelisah, dan depresi. Masalah ini dapat mengganggu pekerjaan dan hubungan keluarga, serta mengurangi aktivitas sosial Nurmianto, 2004.

3. Faktor –faktor Gangguan Tidur

Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur Nurmianto, 2004. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah, orang muda serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologisnya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain Potter Perry, 2009. Gangguan tidur merupakan masalah yang sangat umum. Di Negara-negara industri khususnya, banyak orang menderita dari beberapa bentuk gangguan tidur. Data tentang frekuensi bervariasi antara 25-50 dari populasi Nurmianto, 2004. Universitas Sumatera Utara Faktor fisiologis, faktor psikologis, obat-obatan dan substansi, dan lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur Potter Perry, 2005. 3.1. Faktor Fisik Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, rasa tidak nyaman mis. Kesulitan bernafas, atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur. Berdasarkan penelitian, rasa tidak nyaman merupakan salah satu faktor terjadinya gangguan tidur dimana seseorang akan merasa gelisah dan sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak Potter Perry, 2005. Hipertensi seringkali menyebabkan terbangun pada pagi hari dan kelelahan. Hipotiroidisme menurunkan tidur tahap 4, sebaliknya hipertiroidisme menyebabkan seorang perlu waktu yang banyak untuk tertidur. Kelelahan, dapat menyebabkan gangguan tidur, dimana biasanya seseorang yang kelelahan akan merasa seolah-olah mereka bangun ketika tidur dan biasanya tidak mendapatkan tidur yang dalam, Potter Perry, 2005. Seseorang yang kelelahan menengah biasanya memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat Universitas Sumatera Utara sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang umum bagi sebagian orang Potter Perry, 2005. Pusing sering terjadi pada siapa saja, dan akan menyebabkan gangguan tidur serta apabila pusing semakin parah maka akan semakin parah juga tingkat gangguan tidurnya. Pusing dapat menyebabkan seseorang terbangun dari tidurnya sehingga total jam tidur menjadi berkurang Potter Perry, 2005. Nokturia , atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus tidur. Kondisi ini yang paling umum pada lansia dengan penurunan tonus kandung kemih atau orang yang berpenyakit jantung, diabetes,uretritis, atau penyakit prostat. Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih, menyebabkan kembali untuk tertidur lagi menjadi sulit Potter Perry, 2005. 3.2. Faktor Lingkungan Lingkungan tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Jika seseorang biasanya tidur dengan individu lain, maka tidur sendiri menyebabkan ia terjaga. Sebaliknya, tidur tanpa ketenangan atau teman tidur yang mengorok juga mengganggu tidur Potter Perry, 2005. Suara bising juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur Webster dan Thompson, 1986. Suara yang rendah lebih sering membangunkan seorang dari tidur tahap 1, sementara suara yang keras membangunkan orang pada tahap tidur 3 dan 4. Beberapa orang membutuhkan ketenangan untuk tidur, sementara yang lain lebih Universitas Sumatera Utara menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau televisi. WHO 2004 juga menyatakan hal yang sama namun WHO menambahkan bahwa sebagian besar orang tidak mengeluhkan kurang tidur karena kebisingan tetapi memiliki tidur yang non-restoratif, mengalami kelelahan dan atau sakit kepala pada saat bangun pagi dan kantuk yang berlebihan di siang hari Potter Perry, 2005. Tingkat cahaya dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Beberapa klien menyukai sorot lampu ruangan gelap, sementara yang lain menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama tidur Potter Perry, 2005. Menurut Guyton Hall 1997, penerangan dapat menyebabkan gangguan tidur dan dapat menghambat sekresi melatonin pada tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pergeseran sistem sirkadian, dimana jadwal tidur maju secara bertahap Asmadi, 2008. Klien juga mungkin bermasalah tidur karena suhu ruangan. Suhu ruangan panas dan dingin. Ruangan terlalu panas atau terlalu dingin seringkali menyebabkan klien gelisah keadaan ini akan mengganggu tidur seseorang Potter Perry, 2005. 3.3. Obat-obatan dan Substansi Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan Buysse, 1991. Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping medikasi yang umum. Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali memberi banyak masalah daripada keuntungan. Orang dewasa muda Universitas Sumatera Utara dan dewasa tengah dapat tergangtung pada obat tidur untuk mengatasi stresor gaya hidupnya Potter Perry, 2005. Hipnotik berpengaruh pada tidur, yaitu mengganggu dengan mencapai tahap tidur yang lebih dalam, memberikan hanya peningkatan kualitas tidur sementara, seringkali menyebabkan rasa mengambang sepanjang siang hari, perasaan mengantuk yang berlebihan, bingung, penurunan energi, dan memperburuk apnea tidur pada lansia Potter Perry, 2005. Diuretik menyebabkan nokturia sehingga tidur menjadi terganggu karena sering berkemih. Setelah seseorang beberapa kali berkemih di selang tidurnya maka orang tersebut akan sulit tidur kembali Potter Perry, 2005. Antidepresan dan stimulan menekan tidur REM dan menurunkan total waktu tidur sehingga menyebabkan gangguan tidur ringan maupun gangguan tidur berat Potter Perry, 2005. Alkohol juga berpengaruh pada tidur seseorang, seperti mempercepat mulanya tidur, mengganggu tidur REM, membangunkan seseorang pada malam hari dan menyebabkan kesulitan untuk kembali tdur Potter Perry, 2005. Kafein dapat menyebabkan seseorang terbangun di malam hari, mencegah seseorang tertidur. Seseorang tersebut akan terus terjaga dengan mengkonsumsi seperti kopi Potter Perry, 2005. Penyekat-Beta menyebabkan mimpi buruk, menyebabkan insomnia, menyebabkan terbangun dari tidurnya dan individu pun akan mengalami gangguan pada tidurnya Potter Perry, 2005. Universitas Sumatera Utara Benzodiazepin meningkatkan waktu tidur dan meningkatkan kantuk di siang hari sehingga aktivitas di siang hari menjadi terganggu Potter Perry, 2005. Narkotika MorfinDemerol menyebabkan peningkatan perasaan kantuk pada siang hari dan menekan tidur REM Potter Perry, 2005. 3.4. Faktor Psikologis Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur. Stres emosional juga dapatmenyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk Potter Perry, 2005. Seringkali klien dewasa sampai lansia mengalami kehilangan yang mengarah pada stres emosional. Pensiun, gangguan fisik, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan keamanan ekonomi merupakan contoh situasi yang memprediposisi untuk cemas dan depresi. Individu yang mengalami masalah perasaan depresi, sering juga mengalami perlambatan untuk jatuh tertidur,, munculnya tidur REM secara dini, seringkali terjaga, peningkatan total waktu tidur, perasaan tidur yang kurang, dan terbangun cepat Bliwise, 1993

4. Pola Tidur Klien Hipertensi