Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan penelitian yang terdapat pada bab I penulisan skripsi, adapun kesimpulan merupakan hasil penelitian lapangan yang didasarkan pada proses observasi dan Wawancara penelitian. Adapun kesimpulan penelitian adalah berdasarkan dari rumusan masalah sebagai berikut. Proses pemilihan pendidikan pada anak-anak di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir sama sekali tidak melibatkan anak sebagai pihak yang akan melalui proses pendidikan tersebut. Pemilihan pendidikan pada anak-anak buruh ini sepenuhnya ditentukan oleh orangtua berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada seperti ekonomi, pilihan pekerjaan kelak, akomodasi ke sekolah dan lain-lain. Pada saat anak menginjak masa akhir di SMP maka orangtua di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir sudah akan menyiapkan anaknya untuk masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan dalam hal ini adalah Sekolah Teknik Mesin STM. Hal ini didasari oleh adanya anggapan bahwa anak-anak yang tamat dari STM akan lebih mudah untuk diterima bekerja di pabrik-pabrik industri yang ada di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir ataupun di Kawasan Industri Medan KIM. Kehidupan pendidkan yang ada di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir berdasarkan studi kasus empat orang anak menunjukan adanya suatu pemahaman Universitas Sumatera Utara 112 yang menyimpang. Pemahaman yang menyimpang tersebut dapat dilihat pada studi kasus dengan infoman Jamal yang saat ini berada di kelas 3 tiga STM. Jamal menganggap bahwa sekolah merupakan hal yang tidak penting dan hanya syarat formalitas agar bisa diterima bekerja di pabrik. Orangtua Jamal juga berfikiran demikian, bahwa anaknya hanya akan disekolahkan sebatas tamat STM saja, sementara selanjutnya Jamal akan dimasukan ke pabrik untuk bekerja sebagai buruh. Anggapan bahwa pendidkan merupakan sesuatu yang tidak penting membuat Jamal sering seklai membolos dari sekolahnya. Perilaku membolos tersebut dilakukan bersama-sama dengan teman-temannya. Jamal dan teman- temannya tidak merasa takut jika harus dihukum oleh gurunya karena banyak melakukan kenakalan. Jamal dan teman-temannya merasa bahwa senakal apapun mereka, pihak sekolah pasti akan meluluskan mereka. Lain lagi dengan keluarga Rian, dimana dirinya menganggap bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat pending dan sangat berharap untuk bisa kuliah ketika tamat dari Sekolah Menengah Atas SMA. Namun, Rian yang saat ini duduk di kelas 9 SMP mengalami penolakan yang keras dari orangtuanya terkait dengan pilihannya untuk sekolah di SMA. Kedua orangtua Rian sama- sama menginginkan anaknya untuk bersekolah di STM karena menganggap akan lebih mudah bagi Rian untuk melamar kerja di pabrik kelak. Kemudian pada informan ketiga adalah Wawan yang merupakan seorang mahasiswa. Dalam kehidupannya sehari-hari Wawan mulai merasa dikucilkan oleh teman-temannya yang berada di sekitar rumahnya. Hal tersebut terjadi karena Universitas Sumatera Utara 113 Wawan memutuskan untuk berhenti kuliah dan lebih memilih untuk bekerja. Teman-temannya yang saat ini sudah bekerja sering sekali menyindir Wawan karena menyia-nyiakan waktunya untuk kuliah. Keadaan yang tidak mengenakkan juga dialami oleh orangtua Wawan yang terkadang mendapatkan sindiran karena menguliahkan anaknya. Hal tersebut terjadi karena pada lingkungan mereka tinggal tidak sangat jarang ada anak yang setelah tamat sekolah lanjut berkuliah, biasanya anak-anak yang tamat sekolah akan langsung bekerja. Sehingga menurut ayah Wawan banyak tetangganya yang iri melihat keluarganya karena berbeda dengan kebanyakan orang di lingkungannya. Sementara itu pada anak-anak perempuan keadaan yang sama juga terjadi. Salah satunya adalah Dewi yang saat ini sudah bekerja di Pabrik Tjipta yang hidup sangat dekat dengan kehidupan industri sehingga sedikit banyaknya pilihan dari pendidikannya dipengaruhi oleh lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti melihat tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan peroses pilihan pendidikan yang akan diambil seorang anak di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Lingkungan industri menjadi faktor paling utama mengapa anak-anak di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir menjatuhkan pilihannya pada Sekolah Kejuruan. Lingkungan sosial budaya sangat berpengaruh terhadap pilihan-pilihan pendidikan orangtua terhdap anaknya. Lapangan kerja yang sangat banyak dengan hadirnya pabrik-pabrik industri di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dan KIM menjadikan masyarakatnya merasa nyaman. Pandangan bahwa pendidikan juga pada ujung-ujungnya untuk mencari kerja, mengakibatkan orangtua Universitas Sumatera Utara 114 menyekolahkan anaknya hanya untuk bisa memasukkan anaknya bekerja menjadi buruh pabrik. Lingkungan sosial budaya yang ada juga membuat masyarakat terpola, dengan anggapan bahwa anak-anak mereka harus dimasukkan ke Sekolah Mengah Kejuruan SMK atau STM agar lebih mudah melamar kerja di pabrik. Sementara itu ketika ada orang yang ingin keluar dari pola tersebut, dan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikannya dengan cara masuk ke bangku kuliah, lingkungan sosialnya malah merasa keberatan dan juga tidak suka. Sindiran dan gunjingan tidak jarang dikeluarkan oleh para tetangga karena melihat ada orang yang berbeda dengan mereka. Lingkungan pabrik juga membuat keinginan bekerja pada anak-anak hanya terbatas pada bekerja sebagai buruh pabrik. Sulit bagi anak-anak untuk menolak permintaan orangtuanya untuk bekerja di sektor lain selain menjadi buruh pabrik. Pada penelitian ini didapati pula kesimpulan bahwa ada semacam pusaran kehidupan life cycle antara sekolah dan industri. Seperti diketahui pada awalnya sekolah-sekolah kejuruan yang hadir di sekitaran Kelurahan Tanjung Mulia Hilir bertujuan untuk membekali sumber daya manusia, agar siap pakai dan bekerja langsung ke industri-industri yang ada di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Setelah seseorang bekerja di pabrik-pabrik industri tersebut dan kemudian menikah dan meneruskan keturunan, maka anak-anaknya juga sudah dipersiapkan untuk masuk ke Sekolah Kejuruan tersebut. Penerusan pilihan sekolah kepada anak-anak oleh orangtua menjadi sebuah bukti nyata yang menggambarkan simbiosis mutualisme dari hubungan antara sekolah dan industri. Universitas Sumatera Utara 115

5.2. Saran