95
Selain itu, kondisi yang kritis adalah adanya upaya untuk mengembalikan biaya yang dikeluarkan ketika mereka bersekolah. Hal ini tidak bisa dilihat secara
sepihak dengan memberikan stigma negatif kepada orangtua, karena pendidikan bagi keluarga buruh di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir adalah suatu hal yang
tergolong mewah. Sehingga tidak jarang bagi orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya harus berhemat, bahkan sampai mengurangi kebutuhkan pokok termasuk
berkaitan dengan urusan konsumsi dan kebutuhan primer lainnya.
4.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Orangtua Terhadap Pendidikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orangtua terhadap pendidikan formal anak di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, yaitu sebagai berikut:
4.2.3.1. Faktor Pendidikan Pada Orangtua dan Lingkungan
Faktor pendidikan dapat dikategorikan sebagai faktor fungsional, seperti apa yang dikemukakan oleh David dan Ricard5
Untuk itulah diperlukan sekolah sebagai wadah resmi dan legal yang disediakan oleh pemerintah agar anak-anak dapat memperoleh pendidikan dan
pengajaran sebagai tanggung jawab pemerintah yang diamanahkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 31 ayat 2
dimana dia menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan faktor personal itu sendiri merupakan faktor yang berasal
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita maksud sebagai karakteristik orang yang memberikan respons pada stimulus
tersebut termasuk dalam hal ini adalah pendidikan.
5 Jalaluddin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Remaja rosdakarya ; Bandung hal 55
Universitas Sumatera Utara
96
dan 3 yang menjamin pendidikan untuk semua peserta didik dan apabila tidak mampu maka negara wajib membiayainya dengan dana yang bersumber dari
APBN sebesar 20. Tujuannya adalah untuk menciptakan peserta didik yang beriman, bertakwa, serta mempunyai kecerdasan dan integritas yang tinggi.
a. Pendidikan Rendah Ayah peneliti dalam hal ini bukan ingin memberikan kesimpulan yang premature
dengan mengatakan rendahnya pendidikan orangtua mempengaruhi pandangan orangtua terhadap pendidikan anak. Namun, peneliti melihat pendidikan sebagai
faktor dasar seseorang memandang lingkungan sekitarnya termasuk pendidikan itu sendiri. Kenyataan yang terjadi di keluarga Rian adalah, pemilihan pendidikan
anak yang hanya sebatas SMP seperti yang dikatakan oleh ayah Rian dikarenakan rendahnya pendidikan orangtua sehingga orientasi dalam memandang pendidikan
hanya sebagai sarana untuk memperoleh pekerjaan. Sebagaimana yang diketahui ayah Rian hanya menamatkan sekolahnya di Sekolah Dasar. Kesanggupan ayah
Rian dalam menjalani hidupnya sampai sekarang dijadikan alasan bahwa sesungguhnya pendidikan bukanlah faktor utama yang membuat seseorang kaya.
b. Pendidikan Sedang Ibu Pendidikan orangtua di rumah dan dalam keluarga sangat menentukan
ilmu dan cara pandangan anak. Hal ini dikarenakan hampir setiap saat anak berinteraksi dengan orangtuanya, sehingga akan tertanam dan terinternalis nilai-
nilai dari orangtuanya. Pada umumnya nilai-nilai seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa lalu.
Universitas Sumatera Utara
97
Ibu Rian yang menamatkan sekolahnya hingga jenjang SMP memiliki pandangan yang lebih baik terhadap pendidikan dibanding dengan ayah Rian.
Namun, ibu Rian menganggap pendidikan anaknya sudah cukup pada jenjang STM saja, karena sasarannya setelah tamat sekolah adalah memasukkan anaknya
menjadi buruh di pabrik. c. Adanya Sarjana yang Menjadi Buruh di Lingkungan Tempat Tinggal
Pendidikan merupakan aspek yang paling penting bagi setiap orang karena dengan pendidikan akan memperoleh berbagai manfaat. Salah satunya adalah
meningkatkan kemampuan berfikir seseorang selain tentunya membuka peluang seseorang untuk memasuki dan mendapatkan pekerjaan tertentu. Hal ini terutama
sektor formal yang menerima calon pencari kerja untuk ditempatkan pada posisi pekerjaan yang membutuhkan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Orangtua
tidak bisa memberikan pendidikan dan pengajaran secara langsung kepada anak apabila mereka sendiri secara tingkat pendidikan rendah.
Namun, semua itu bisa saja tidak mempengaruhi minat orangtua untuk tidak menguliahkan anaknya ke jenjang Perguruan Tinggi karena adanya sarjana
yang menjadi buruh pabrik. Hal ini menjadi faktor ekstrim yang menguatkan pandangan orangtua terhadap dunia kuliah dimana orangtua menganggap bahwa
menjadi sarjana ternyata juga tetap bekerja sebagai buruh. Maka orangtua beranggapan lebih baik lagi bila anak langsung melamar kerja setelah tamat
sekolah daripada harus kuliah, kalau ujung-ujungnya menjadi buruh pabrik juga.
Universitas Sumatera Utara
98
4.2.3.2 Faktor Pekerjaan Orangtua Sebagai Buruh Dengan Sistem Shift