Hubungan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Analis

17,6 merupakan responden yang mengalami stres kerja ringan sebanyak 2 orang 11,8 dan yang mengalami stres kerja sedang sebanyak 1 orang 5,9. Serta pada tingkat pendidikan SMA ditemukan sebanyak 1 orang 5,9 merupakan responden yang mengalami stres kerja sedang.

5.3 Hubungan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Analis

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa stres kerja ringan ditemukan pada beban ringan sebanyak 2 orang 11,8, dan stres kerja sedang dengan beban kerja ringan sebanyak 2 orang juga 11,8. Sedangkan stres kerja ringan dengan beban kerja sedang sebanyak 11 orang 64,7, dan stres kerja sedang dengan beban kerja sedang sebanyak 2 orang 11,8. Hasil uji statistik bivariat beban kerja menunjukkan P value sebesar 0,219 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan stres kerja pada analis Laboratorium di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2016. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Munandar 2010, sumber intrinsik pada pekerjaan meliputi tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Beban kerja merupakan salah satu tuntutan tugas yang menjadi stresor dalam pekerjaan. Munandar juga menyatakan bahwa beban kerja berlebihbeban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit terjadinya stres. Selanjutnya, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti hasil penelitian Kuan 1994, Bat 1995, Aun 1998 dan Yahyah 1998 yang membuktikan bahwa beban kerja yang berlebih berpengaruh pada stres kerja. Universitas Sumatera Utara Menurut Manuaba 2000, akibat beban kerja yang terlalu besar dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebih atau rendah dapat menimbulkan stres kerja. Namun pada kenyataannya beban tidak selalu menjadi sumber penyebab stres. terdapat beberapa faktor yang menyebabkan stres kerja tergantung dari persepsi individu dalam menghadapi suatu masalah. Terkadang ada individu saat mengahadapi beban kerja yang berat menjadi merasa tertantang untuk dapat menyelesaikannya sehingga akan lebih rajin dan giat dalam mencapai target yang telah dibebankan. Sehingga individu yang demikian tidak merasakan stres dalam pekerjaannya tetapi merasa lebih bersemangat untuk bekerja memenuhi target. Selain itu, penyebab timbulnya stres kerja antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, autoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja. Pendapat ini sejalan dengan Widyasari 2007 yang menyatakan penyebab timbulnya stres kerja dikarenakan suatu tuntutan pekerjaan yang di luar batas kemampuan individu. Universitas Sumatera Utara Beban kerja yang dirasakan setiap analis di laboratorium RSU Haji Medan tidak sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dimana seharusnya setiap analis harus bekerja sesuai dengan jenjang pendidikannya. Namun pada kenyataannya, analis harus bekerja rotasi setiap harinya. Sistem rotasi memiliki kelemahan, dimana setiap analis harus mengetahui segala jenis pekerjaan di luar dari batas kemampuannya. RSU Haji Medan membuat kebijakan sistem rotasi dengan tujuan agar setiap pekerja dapat menambah pengetahuan, serta pengalaman. Hal ini sesuai dengan Wahyudi 2002, menyebutkan bahwa tujuan dari sistem rotasi adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman, meningkatkan keterampilan, dan mengatasi kejenuhan. Selain membuat sitem rotasi, pihak rumah sakit juga membuat program gathering bersama para pekerja untuk meminimalkan adanya stres kerja dan mempererat hubungan interpersonal sesame pekerja dan atasan. Menurut Hasibuan 2002 upaya dalam mengatasi stres kerja yaitu dengan adanya program refreshing, konseling, pelatihan, serta terapi. Maka, dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa program yang dibuat oleh RSU Haji Medan telah efisien dan berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN