terhadap kelelahan kerja pada pekerja jasa kuli angkut di pasar Klewer Surakarta. Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara,
dengan pengelolaan waktu bekerja dan lingkungan tempat kerja. Banyak hal dapat dicapai dengan menerapkan jam kerja dan waktu istirahat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, pengaturan cuti yang tepat, penyelenggaraan tempat istirahat yang memperhatikan
kesegaran fisik
dan keharmonisan
mental-psikologis. Pemanfaatan masa libur, rekreasi, kecukupan gizi, penerapan ergonomik yang
bertalian dengan perlengkapan dan perlatan kerja, adalah merupakan upaya yang sangat membantu mencegah timbulnya kelelahan.
2.1.5 Analisis Beban Kerja
Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam
waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau
beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang pekerja. Menurut Suyudi 2004, analisa beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan
kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan perusahaan kerja.
2.2 Stres
2.2.1 Pengertian Stres
Robbins 2006 mendefinisikan stres sebagai kondisi dinamik yang di dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait
dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
tidak pasti tetapi penting. Stres juga merupakan suatu respons adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseoarang
Sophia, 2008. Patel Nasir dan Muhith, 2011 menyebutkan bahwa stres adalah reaksi
tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-tantangan challenge yang
penting, ketika dihadapkan pada ancaman threat, atau ketika harus berusaha menghadapi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya. Namun
stres bagi seseorang belum tentu menjadi stres bagi orang lain karena setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai hal-hal yang
dianggapnya menjadi hambatan atau ancaman. Menurut Minner dalam Prihatini, 2007, mengatakan stres merujuk pada
kondisi internal individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan yang mengancam kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang mendahului
penyakit, reaksi ansietas dan ketidaknyamanan.
2.2.2 Stres Kerja
Hasibuan dalam Yazid, 2008, menyatakan bahwa stres kerja adalah stres pegawai yang ditimbulkan akibat kepuasan tidak terwujud dari pekerjaannya,
prestasi kerja yang mengalami stres pada umumnya akan menurun karena mengalami ketegangan pikiran dan perilaku aneh, pemarah, dan suka menyendiri.
Spears 2008 mendefinisikan stres kerja sebagai reaksi seseorang terhadap tuntutan ditempat kerja yang sifatnya merugikan atau tuntutan kerja yang
berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
Anoraga 2001, meyatakan bahwa stres kerja merupakan suatu kondisi fisik dan psikis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik di dalam maupun di
luar pekerjaan dan kondisi tersebut mempengaruhi prestasi kerja seseorang sehingga menyebabkan menurunkan kinerja. Perawat setiap hari mengalami stres
kerja yang berhubungan dengan memberikan asuhan keperawatan. Stres kerja perawat dapat disebabkan konflik dengan dokter dan teman sejawat, beban kerja
yang tinggi, kondisi pasien yang memburuk, kematian Perancis, Lenton et all, dalam Mark dan Smith, 2011. Perawat dihadapkan dengan tugas kerja yang
berbeda, bekerja dengan shift terutama shift malam, kondisi kerja, situasi yang terkait dengan penderita dan kematian pasien Cooper, dalam Moustaka dan
Contantindis, 2010.
2.2.3 Jenis Stres