Jenis Stres Potensi Sumber Stres

Anoraga 2001, meyatakan bahwa stres kerja merupakan suatu kondisi fisik dan psikis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik di dalam maupun di luar pekerjaan dan kondisi tersebut mempengaruhi prestasi kerja seseorang sehingga menyebabkan menurunkan kinerja. Perawat setiap hari mengalami stres kerja yang berhubungan dengan memberikan asuhan keperawatan. Stres kerja perawat dapat disebabkan konflik dengan dokter dan teman sejawat, beban kerja yang tinggi, kondisi pasien yang memburuk, kematian Perancis, Lenton et all, dalam Mark dan Smith, 2011. Perawat dihadapkan dengan tugas kerja yang berbeda, bekerja dengan shift terutama shift malam, kondisi kerja, situasi yang terkait dengan penderita dan kematian pasien Cooper, dalam Moustaka dan Contantindis, 2010.

2.2.3 Jenis Stres

Menurut Nasir dan Muhith 2011, stres terbagi atas dua jenis yaitu distress dan eustress. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik atau buruk. 1. Eustress stres yang baik adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. 2. Distress stres yang buruk atau yang bersifat negatif. Distress dihasilkan dari sebuah proses memaknai sesuatu yang buruk, di mana respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bias diartikan sebagai sebuah ancaman. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Potensi Sumber Stres

Charles dan Stanley dalam Supardi, 2007, dalam buku psikologi untuk perawat, menemukan lima sumber stres dalam keperawatan, antara lain : a. Beban kerja berlebihan misalnya jumlah pasien yang banyak di operasi, mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar yang tinggi, merasa tidak mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman sejawat dan keterbatasan tenaga. b. Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain, misal mengalami konflik dengan teman sejawat, mengetahui orang lain tidak menghargai sumbangsih yang dilakukan, dan gagal membentuk tim kerja dengan staf. c. Kesulitan dalam merawat pasien kritis, misal kesulitan menjalankan peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau tindakan baru, dan bekerja dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan cepat. d. Berurusan dengan pengobatanperawatan pasien, misal bekerja dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional, terlibat dalam ketidaksepakatan dalam program tindakan, merasa tidak pasti sejauh mana harus memberi informasi pada pasien atau keluarga, merawat pasien sulit atau tidak bekerja sama. e. Merawat pasien yang gagal untuk membaik, misal pasien lansia, pasien yang nyeri kronik, pasien yang meninggal selama dirawat.

2.2.5 Tahapan Stres