Metode Penentuan Sampel. Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

Tabel 4. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan. No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar m 2 Jumlah Pedagang

1. Pusat Pasar

Medan Kota 41.091,00 2.560 2. Halat Medan Barat 5.851,20 576 3. Bakti Medan Area 3.863,16 533 4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal 17 Okrober 2010 950 5. Titi Kuning Medan Johor 5.519,30 356 6. Kemiri Medan Kota 1.030,00 228 7. Kampung Baru Medan Maimun 360,10 70 8. Timah Medan Area 2.022,00 336 9. Sambu Medan Timur 3.456,00 780 10. Sambas Medan Kota 2.258,03 644

11. Petisah

Medan Petisah 24.256,00 2.409 12. Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166,00 794 13. Muara Takus Medan Polonia 3.950,10 216 14. Desa Lalang Medan Sunggal 5.358,00 719 15. Sunggal Medan Baru 943,65 93 16. Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756,60 595 17. Simalingkar Medan Johor 7.370,43 940 18. Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975,03 681 19. Helvetia Medan Tembung 5.630,86 1.142 20. Aksara Medan Petisah 3.435,20 816 21. Khandak Medan Perjuangan 1.210,34 100 22. Sentosa Baru Medan Barat 1.628,20 167 23. Glugur Medan Timur 3.171,00 384 24. Pendidikan Medan Barat 2.013,12 579

25. Medan Deli

Medan Barat 8.500,00 1.203 26. Martubung Medan Labuhan 5.000,00 - 27. Titi Papan Medan Labuhan 3.986,93 115 28. Labuhan Medan Labuhan 3.666,00 457 29. Paus Medan Belawan 2.215,57 269 30. Jawa Medan Belawan 2.707,40 418 31. Kapuas Medan Belawan 1.965,45 114 32. Pisang Medan Belawan 1.251,00 125 Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan 2010.

3.2 Metode Penentuan Sampel.

Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode Accidental penelusuran. Pengambilan responden melalui metode ini adalah konsumen yang sedang membeli jeruk manis dan penjual yang sedang menjual jeruk manis yang dijumpai Universitas Sumatera Utara di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka mengenai hal yang dibutuhkan untuk kelancaran penelitian ini. Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasi teori penarikan sampel menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 Walpole, 1992.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dan pedagang dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik BPS, Direksi PD Pasar, dan dari literatur serta sumber pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji. 1. Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, biaya penjualan, dan jumlah pedagang dengan menggunakan rumus : Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ Universitas Sumatera Utara Keterangan : Y = Jumlah penawaran jeruk manis Kgbln a = Koefisien intersep konstanta, yaitu nilai Y jika X 1 , X 2 , dan X 3 = 0 b 1 , b 2 , b 3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X 1 , X 2 , dan X 3 X 1 = Harga beli pedagang Rpkgbln X2 = Biaya penjualan Rpbln X3 = Keuntungan Rpkgbln µ = Kesalahan pengganggu Pengambilan keputusan : • Uji Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit Koefisien Determinasi Goodness of Fit, yang dinotasikan dengan R 2 , merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data yang sesungguhnya. Nilai Koefisien Determinasi R 2 ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai Koefisien Determinasi sama dengan 0 R 2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan demikian baik atau Universitas Sumatera Utara buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 –nya yang mempunyai nilai antar nol dan satu. • Uji F Uji Simultan Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas independent variable secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis sebagai variabel terikat dependent variable. Hipotesis yang diajukan adalah: H : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. H 1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel , yaitu dengan kriteria: - Jika F hitung ≥ F tabel , maka H ditolak ; H 1 diterima - Jika F hitung F tabel , maka H diterima ; H 1 ditolak • Uji t Uji Parsial Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas independent variable secara individu terhadap penawaram jeruk manis sebagai variabel terikat dependent variable. Hipotesis yang diajukan adalah: H : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. H 1 : variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T hitung dengan T tabel , yaitu dengan kriteria: Universitas Sumatera Utara - Jika t hitung ≥ t tabel , maka H ditolak ; H 1 diterima - Jika, t hitung t tabel , maka H diterima ; H 1 ditolak • Uji Asumsi Klasik. Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas. - Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas. Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga. Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 Priyatno, 2011. - Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:  Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebur kemudian menyempit, maka terjadi Heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara  Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dari output regresi pada Chart titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi Priyatno, 2011. - Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat. Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan Helmi dan Muslich, 2011.

2. Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan