“Bengkaknya” Tagihan Pelanggan Sumber-sumber Konflik

69 Selain menjadi pelanggan tidak langsung, banyak masyarakat yang juga melakukan cangkok meter istilah yang digunakan untuk pelanggan yang memberikan meterannya untuk digunakan lebih dari satu rumah tangga. Hal ini juga berada diluar kuasa pihak PDAM, sebab statusnya yang tidak bisa menerima pelanggan baru maka cara ini adalah salah satu strategi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih. Meskipun sebenarnya cara ini juga mempengaruhi berlangsungnya distribusi air bersih yang maksimal kepada pelanggan.

3.2.2 “Bengkaknya” Tagihan Pelanggan

Membengkaknya tagihan menurut pelanggan PDAM Duri adalah sebuah kondisi dimana pelanggan harus membayarkan tagihan yang lebih besar dari yang digunakannya setiap bulan. Dalam artian pelanggan membayar tagihan bukan untuk air yang harusnya diterimanya sebagai pelanggan tetapi justru untuk air yang tidak diterimanya. Kasus seperti ini muncul semenjak tidak lancarnya pendistribusian air kepada pelanggan akhir tahun 2011. Menurut Juli, salah seorang informan yang mengalami langsung kasus bengkaknya tagihan ini, bahwa mereka tidak menggunakan, bahkan jarang sekali menerima air PDAM tetapi mereka harus membayar tagihan hampir dua juta setelah menunggak hampir setengah tahun. Sejauh ini penyebab dari bengkaknya tagihan ini menurut penulis dari informasi yang ditemukan di lapangan, terdapat tiga hal yang dapat menyebabkan terjadinya pembayaran yang tidak sesuai dengan pemakaian pelanggan, yaitu : Universitas Sumatera Utara 70 1. Terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pembaca meter saat membaca meteran pelanggan. 2. Terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh karyawan PDAM Duri saat mengentri data atau memasukkan data yang diberikan oleh pembaca meter. 3. Adanya perputaran water meter yang disebabkan oleh tekanan angin pada pipa yang tidak dialiri air. Angin memicu kencangnya laju perputaran water meter saat keran dibuka dalam kondisi kosong alias tidak dialiri air. Di antara tiga hal yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembayaran dengan pemakaian pelanggan, yang paling banyak dijumpai kasusnya adalah adanya perputaran water meter yang disebabkan oleh angin. Gambar 7 : Water meter pelanggan Sebagian pelanggan yang mengalami “bengkaknya” tagihan adalah pelanggan yang selalu menghidupkan kran air di rumahnya meskipun air dalam Universitas Sumatera Utara 71 keadaan mati. Sebenarnya alasan pelanggan melakukan ini cukup masuk akal, sebab mereka tidak tahu kapan air akan ”menyala” sehingga mereka memposisikan kran –nya untuk siap siaga dibuka demi mendapatkan air. Masih berkaitan dengan distribusi air yang tidak lancar, berdasarkan situasi ini dapat dilihat bahwa yang paling sering mengalami hal ini adalah pelanggan yang berada pada lokasi ”sulit air”. Menurut Pak Iwan yang sudah seringkali menangani kasus pengaduan semacam ini, pelanggan yang tinggal di seputaran Jalan Jawa, Sebanga dan Pinggir banyak yang protes karena masalah “tagihan yang tidak sesuai” menurut mereka. Seorang Bapak pensiunan Chevron yang kerap kali datang untuk memarahi karyawan PDAM pun datang untuk hal yang sama, tagihan yang tidak sesuai menurut yang dirasakannya. Tagihan pelanggan yang mencapai angka dua ratus ribu dianggap tidak adil oleh pelanggan. Ibu Des, seorang pelanggan yang tinggal di Jalan Jawa pernah mengalami kejadian ini, ketika ditanyai tentang tagihan air yang tidak sebanding ini oleh penulis 32 Menurut pemahaman pelanggan sejenis ini tidak mendapat air berarti tidak perlu membayar apa-apa sebab hubungannya dengan PDAM adalah hubungan “jual-beli”, seolah-olah tidak ada barang maka tidak ada transaksi. Hal ini disimpulkan penulis ketika mengingat banyaknya pelanggan yang mengeluhkan hal yang sama saat penulis melakukan penelitian di Kantor PDAM selama : “Air saja tidak sampai lima kubik mungkin dek tapi tagihan Ibu seratus ribu, pemakaian pun bisa jadi 20 kubik lebih terdaftar disitu, udah airnya sering mati, tapi harus bayar mahal-mahal.” 32 Penulis mencoba meminta billing tagihan informan mengenai kasus ini, tetapi Beliau menolak dengan berbagai alasan seperti ketakutannya di blacklist oleh pihak PDAM karena memberikan informasi yang menurutnya terkesan “memburuk-burukkan” PDAM. Universitas Sumatera Utara 72 sebulan. Beberapa orang ada yang mengeluh karena harus membayarkan beban setiap bulannya meskipun tidak menerima air sama sekali. Tak jarang pelanggan justru menolak membayar dan membiarkan tagihannya menunggak sampai berbulan-bulan lamanya bahkan ada yang sampai setahun. Menunggaknya tagihan pelanggan mestinya bisa ditindak lanjuti PDAM dengan melakukan pencabutan meter. Hal ini terlihat pada kesepakatan yang disetujui oleh pelanggan pada saat mendaftarkan diri menjadi pelanggan PDAM. Gambar 8 : “Surat Pernyataan Pemohon” kesepakatan menjadi pelanggan PDAM Duri Tetapi mengingat kondisi PDAM yang pelayanannya kurang memuaskan, dengan berbagai permasalahan yang memberatkan pelanggan maka pihak PDAM memberikan dispensasi kepada pelanggan. Bahkan ada pelanggan yang menunggak sampai jumlah tagihannya Rp 1.079.500,- tetapi statusnya masih Universitas Sumatera Utara 73 menjadi pelanggan PDAM bila distribusi air lancar pelanggan tersebut juga masih bisa merasakan air distribusi PDAM. Hal ini menurut hasil wawancara penulis dengan pihak PDAM merupakan salah satu bentuk tenggang rasa PDAM kepada pelanggan. Gambar 9 : tunggakan pelanggan yang sudah setahun tidak dibayar dan tidak dilakukan pemutusan sesuai ketentuan perjanjian awal yaitu 2 bulan Menurut pihak PDAM Duri, untuk menghindari masalah bengkaknya tagihan dengan kasus seperti perputaran water meter ini, hendaknya pelanggan juga yang memperhatikan prilaku-nya sendiri dalam menggunakan air agar situasi seperti ini tidak terjadi. Sebab semua itu berada diluar kendali PDAM, menurutnya “tidak mungkin pihak PAM juga yang masuk untuk memperhatikan kran di masing-masing rumah pelanggan, kan tidak mungkin.” Universitas Sumatera Utara 74 Permasalahan tunggakan akibat air PDAM yang tidak mengalir menjadi salah satu masalah yang harus dibenahi oleh PDAM, mengingat tunggakan menjadi sumber finansial bagi PDAM. Pada bulan September 2013 lalu pihak PDAM sudah mulai mendata jumlah pelanggan yang mengalami tunggakan tagihan, hal ini bertujuan untuk menertibkan pelanggan yang bandel dan untuk lebih memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan PDAM yang berstatus aktif alias teratur membayar tagihan rekening meskipun air macet. Akan tetapi tindakan pihak PDAM ini justru mendapat perlawanan dari sebagian pelanggan yang merasa dirinya diperlakukan tidak adil sebab harus membayar sesuatu yang bahkan tidka bisa dinikmatinya. Seperti yang terjadi pada pelanggan yang tinggal di Parker Baru 33 Gambar 10 : Fax pelanggan yang tinggal di Toko Parker Baru, Lantai 3 Lantai 3, pelanggan ini mewujudkan aksi protesnya lewat fax yang dikirimnya melalui tokonya ke kantor PDAM Duri. 33 Parker Baru adalah sebuah Toko Buku yang bangunannya berupa ruko berlantai tiga, dimana lantai 1 menjual alat-alat olahraga, lantai dua menjual alat-alat tulis, dan lantai 3 dulunya tempat bimbingan belajar Duri Al-fikro. Universitas Sumatera Utara 75 Dari keseluruhan kasus yang terjadi mengenai bengkaknya jumlah tagihan ini sebenarnya yang menjadi pemicu kemarahan pelanggan adalah karena tidak lancarnya distribusi air kepada pelanggan. Menurut pelanggan ketidaklancaran biasanya “pagi mati, tetapi malamnya air hidup” namun ketidaklancaran yang cocok untuk PDAM adalah “Air mati terus” seperti ungkapan pelanggan lewat fax kepada PDAM. Tidak adanya upaya pihak PDAM untuk masalah ini tentu saja semakin mengembangkan konflik di antara pihak pelanggan dengan PDAM Duri.

3.2.3 Kualitas Air PDAM Duri yang Tidak Layak Konsumsi