Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Isu kelangkaan air bersih akhir-akhir ini seringkali menjadi perbincangan utama di tengah-tengah masyarakat, pemerintah, bahkan dunia. Dimana air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup khususnya manusia di bumi ini. Kelangkaan akan air bersih ini sudah dirasakan manusia sejak lama, yang ditandai dengan semakin sulitnya menemukan sumber air bersih yang layak dikonsumsi dan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Hal ini menjadi masalah yang tidak kunjung berhenti bagi sebagian besar penduduk baik yang tinggal di kota maupun di pedesaaan, khususnya yang berada di wilayah Indonesia. Sulitnya memperoleh air bersih menjadi sebuah pembahasan yang menarik ketika kita mengingat bahwa sekitar tiga perempat permukaan bumi yaitu 70,8 ditutupi oleh air, tetapi kelangkaan air bersih masih dirasakan di berbagai penjuru dunia. Adalah seorang aktivis lingkungan terkenal yaitu “Vandana Shiva” yang membahas tentang “Perang Air” yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Beliau menyatakan bahwa kelangkaan air bersih yang sedang kita alami merupakan buah dari keserakahan kita mengeksploitasi alam secara berlebihan. Dimana pada masa ini teknologi telah merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan manusia, termasuk dalam hal pengelolaan air. Air yang dahulunya menjadi barang bebas dan sifatnya tergolong kepada sumber daya yang dapat diperbaharui, kini Universitas Sumatera Utara 2 menjadi suatu komoditas yang diperdagangkan oleh manusia. Layaknya seperti industri minuman berkemasan. Cara memperoleh air bersih menjadi komoditas yang menguntungkan bagi sebagian kalangan. Misalnya sumur bor atau pengelolaan air yang menggunakan sistem perpipaan modern. Tetapi semuanya itu tidak bisa dijadikan sebuah alasan tunggal penyebab terjadinya kelangkaan air bersih di tengah-tengah masyarakat saat ini. Semakin tingginya tingkat eksploitasi atas hutan dan seluruh sumber daya alam yang ada di bumi menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim yang sangat ekstrem dan sangat berpengaruh bagi kelangkaan air bersih tersebut. Hal yang dikemukakan diatas adalah sekilas tentang bagaimana kondisi kelangkaan air bersih yang sedang dihadapi oleh banyak orang pada masa ini. Tidak jarang kelangkaan air bersih tersebut akhirnya berkembang menjadi sebuah konflik di tengah-tengah masyarakat, baik itu mengenai perebutan akan sumber daya air, maupun konflik di antara dua pihak yang terikat kontrak jual beli air, seperti hal nya yang terjadi pada PDAM Duri dan pelanggannya. Skripsi ini menjelaskan tentang konflik yang terjadi antara PDAM Cabang Duri dengan pelangganmasyarakat. 1 1 Lebih luas dampaknya dirasakan oleh masyarakat, sebab masyarakat Duri sebagian besar bergantung kepada PDAM, jika tidak melalui PDAM maka Pelanggan PDAM. Pada kasus konflik yang dihadapi oleh PDAM dan masyarakat Duri ini sebenarnya bukan perebutan atas sumber daya air itu sendiri, melainkan karena tidak terpenuhinya hak-hak masyarakat akan air bersih yang dipercayakan kepada PDAM Tirta Dharma Cabang Duri, Kabupaten Bengkalis. Tetapi meskipun begitu tetap saja air yang menjadi pemicu konfliknya. Universitas Sumatera Utara 3 Konflik ini terjadi setelah pelanggan dan masyarakat mengalami kekeringan selama beberapa bulan karena tidak berjalannya air dari PDAM. Dalam hal ini, PDAM dinilai tidak sportif oleh masyarakat. Pasalnya, pelanggan sudah melakukan kewajibannya sebagai pelanggan akan tetapi tidak menerima haknya sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat bersama sebelumnya. Sementara di sisi lain, PDAM Duri juga memiliki masalah internal yang belum bisa diatasi hingga saat ini, dan kondisinya tersebut menghambat pelayanannya terhadap pelanggan. PDAM dapat dikatakan sebagai produsen pengelola air bersih yang kemudian dinikmati oleh masyarakat sebagai pelangganpelanggannya. Namun, PDAM bukanlah produsen yang “sebenarnya,” tetapi alam lah yang menyediakan sumber air kepada PDAM, dan kemudian dikelola menjadi air bersih yang siap digunakan oleh masyarakat. Dalam mengembangkan layanannya kepada masyarakat, Pemerintah memperbolehkan PDAM untuk bekerja sama dengan pihak ketiga swasta maupun non swasta. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan PDAM terhadap pelanggan yang bisa jadi terhambat pada masalah-masalah tertentu. 2 Di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, PDAM Dharma Tirta Sampit bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara PLN dalam mendistribusikan air ke seluruh pelanggannya, 3 2 Contoh masalah masalah yang menghambat pelayanan PDAM yaitu kurangnya dana untuk mengembangkan instalasi proyek yang sedang dijalankan oleh PDAM, atau bisa saja faktor wilayah yang memang tandus dan sulit menemukan sumber air di wilayah tersebut. dan PDAM Tirta Dharma Cabang Duri yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau, yang 3 Sumber : “PDAM Daerah Masih Andalkan PLN dan Rawan Masalah” yang ditulis oleh Maya Selviani dalam media lokal jaringnews.com http:jaringnews.comekonomisektor- riil33302pdam-daerah-masih-andalkan-pln-dan-rawan-masalah diakses tanggal 14 Juni 2013 Universitas Sumatera Utara 4 bekerja sama dengan PT. CPI Chevron Pacific Indonesia, serta masih banyak lagi yang juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, untuk membantu kelancaran kewajiban PDAM untuk mendistribusikan air bersih kepada masyarakat. Jenis kerja sama yang dilakukan PDAM dengan pihak lain bisa bermacam- macam dan pastinya berbeda pada masing-masing PDAM, tergantung dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh PDAM tersebut di wilayah operasionalnya. Terkadang situasi wilayah yang terletak jauh dari sumber air baku juga mempengaruhi kebutuhan serta kemampuan PDAM itu sendiri dalam mengolah air baku serta mengelola pendistribusiannya kepada pelanggan. Minimnya sarana dan prasarana menjadi salah satu contoh latar belakang PDAM melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan layananannya. Seperti yang dilakukan oleh PDAM Tirta Dharma Cabang Duri yang merupakan anak cabang dari PDAM Tirta Dharma Pusat, Kabupaten Bengkalis. PDAM ini bekerja sama dengan PT. CPI yang merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang Migas yang sama-sama beroperasi di wilayah Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Jenis kerja sama yang dilakukan PDAM cabang Duri dengan Chevron, berupa penyediaan sarana dan prasarana bagi keduanya dalam memperoleh air baku 4 Upaya PDAM melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam mengembangkan layanannya, tentu mempengaruhi pelayanan PDAM terhadap pelanggan. Ketika hubungan PDAM Duri dengan Chevron diguncang masalah, yang letaknya cukup jauh dari wilayah Duri. 4 Kerjasama ini dilakukan pihak Chevron sebagai upaya pemenuhan CSR Corporate Sosial Responsibility nya terhadap masyarakat Duri. Universitas Sumatera Utara 5 maka pastilah pelanggan terkena imbasnya, mengingat bahwa Chevron lah yang menyediakan sumber air baku kepada PDAM. 5 Situasi ini menimbulkan krisis air bagi PDAM dan juga bagi pelanggan. Situasi krisis air bersih inilah yang kemudian memicu timbulnya konflik di antara PDAM dengan masyarakat. Sebab akses untuk sesuatu yang sangat vital itu terganggu sehingga menjurus kepada apa yang disebut oleh Vandana Shiva tentang “Perang Air”. 6 Latar belakang konflik kedua pihak ini tentu memberikan penjelasan tentang bagaimana konflik ini berlangsung dan bagaimana upaya penyelesaiannya.Secara keseluruhan tulisan ini memaparkan bagaimana konflik itu terjadi dan bagaimana upaya penyelesaiannya.Untuk itu penulis membagi Pelanggan yang merasakan krisis air bersih tersebut menuntut kepada PDAM untuk memberikan air kepada mereka, sementara PDAM juga mempunyai problemnya tersendiri. Konflik adalah gesekan yang terjadi pada kedua belah pihak yang terikat dalam suatu hubungan tertentu, dimana ada pihak yang merasa dirugikan dan tindakan yang merugikan itu menimbulkan adanya pelanggaran hukum. Hukum yang dimaksudkan bisa berupa kesepakatan-kesepakatan di antara kedua belah pihak yang ditentukan bersama sebagai aturan dalam hubungan tersebut, baik itu berbadan hukum atau tidak berbadan hukum. Mengacu kepada pengertian akan konflik ini, maka dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan PDAM dengan pelanggannya rentan terjadi sebah konflik, dimana ada pihak yang tidak melaksanakan kewajibannya, dan ada pihak yang tidak menerima haknya. 5 Kontrak antara PDAM dengan Chevron yang dimulai tahun 1994 harusnya berakhir pada tahun 2002 namun masih berlangsung sampai sekarang, untuk itu hubungan keduanya juga berpotensi untuk menjadi sebuah konflik. 6 Lihat buku Vandana Shiva, “Perang Air” Universitas Sumatera Utara 6 pokok pembahasan menjadi tiga bab. Ketiga bab tersebut masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda dan memiliki kait-kemait dari masing-masing bab. Pada bab dua dijelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian. Dimana dalam bab tersebut dijelaskan mengenai awal mula kehadiran PDAM di Duri dan bagaimana hubungan PDAM dengan pelanggannya .Bab ini juga menjelaskan komponen-komponen lain yang terkait dengan PDAM Tirta Dharma Cabang Duri, seperti profil umum, visi dan misi serta struktur organisasi PDAM Duri. Pada bab selanjutnya yaitu bab tiga, penulis mulai berbicara mengenai bagaimana situasi konflik serta apa-apa saja sumber konflik antara PDAM dan pelanggannya. Bab ini akan menjelaskan bagaimana keadaan krisis air tersebut akhirnya memicu timbulnya konflik antara PDAM Tirta Dharma Cabang Duri dengan pelanggannya. Pada bab empat dalam tulisan ini berisi tentang upaya-upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Dharma Cabang Duri kepada pelanggannya, strategi-strategi maupun kebijakan dalam mengatasi krisis air PDAM tersebut, serta tanggapan masyarakat tentang upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh pihak PDAM. Dan terakhir, bab lima yang berisi tentang Kesimpulan dan saran dari tulisan ini. Universitas Sumatera Utara 7

1.2 Tinjauan Pustaka