Kurangnya air baku yang akan disalurkan ke rumah-rumah pelanggan Adanya pengaruh topografi tanah dalam pendistribusian air PDAM. Faktor jarak antara wilayah pengelolaan air PDAM dengan rumah pelanggan

65 seorang mahasiswa yang tinggal di daerah Ampang-ampang km 125 yang juga merupakan sahabat dekat penulis pernah bercerita tentang kekesalannya akibat tidak mengalirnya air PDAM ke rumahnya. Sementara jumlah tagihan yang harus dibayarkan orang tuanya ke PDAM melonjak sangat tinggi hampir berkisar dua juta setelah selama berbulan-bulan tagihan tersebut tidak dibayarkan. Menurutnya “air saja tidak pernah mengalir, tetapi kewajiban yang harus kami bayarkan sangat tidak sesuai dengan apa yang harusnya kami terima.” Menurut pihak PDAM Duri melalui wawancara penulis dengan Bapak Kandar, seorang staf yang bekerja di PDAM Duri menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi tidak lancarnya distribusi air kepada pelangganmasyarakat :

1. Kurangnya air baku yang akan disalurkan ke rumah-rumah pelanggan

Kurangnya air baku berkaitan dengan kontrak kerjasama PDAM Duri dengan pihak swasta sebagai penyedia sumber air baku PDAM selama ini. Dalam hal ini PT. CPI sebagai penyuplai air baku membatasi jumlah pasokan air yang akan disalurkan kepada PDAM Duri sesuai dengan kepentingan PT. CPI, dimana pada saat kemarau PT. CPI akan lebih memprioritaskan kepentingannya dan memenuhi kebutuhannya akan air dibandingkan harus menyuplai air baku kepada PDAM yang pada perjanjiannya dengan PT. CPI hanya mampu menyuplai air baku untuk 4000 pelanggan PDAM.

2. Adanya pengaruh topografi tanah dalam pendistribusian air PDAM.

Letak pipa saluran air sifatnya mengikuti topografi tanah yang tentunya berbeda pada masing-masing rumah pelanggan. Letak pipa ternyata sangat Universitas Sumatera Utara 66 mempengaruhi aliran air ini mengingat sifat air yang selalu mengalir ketempat yang lebih rendah. Dengan kata lain, rumah pelanggan yang terletak pada topografi tanah yang rendah akan sering kebagian air daripada pelanggan yang tinggal pada topografi tanah tinggi. Hal ini bisa terjadi karena air baku yang disalurkan PDAM tidak mencapai 100 seperti distribusi sebelumnya. Selain itu ulah pelanggan nakal yang menggunakan sanyoikut menyedot air sehingga rumah-rumah lain di sekitar pengguna sanyo tersebut.

3. Faktor jarak antara wilayah pengelolaan air PDAM dengan rumah pelanggan

Jarak antara PDAM dengan rumah pelanggan pada situasi air yang tidak 100 ini ternyata juga mempengaruhi lancar atau tidaknya distribusi air kepada pelanggan. Kecepatan meteran induk PDAM yang biasanya 90 liter per detik nya sekarang hanya 50 liter per detik menyebabkan lamanya air untuk mengalir dan mencapai rumah pelanggan. Sedikitnya air yang akan didistribusikan juga mempengaruhi kecepatan laju mengalirnya air untuk bisa sampai ke rumah pelanggan. Menurut penjelasan Pak Kandar, pelanggan yang rumahnya di daerah Sebanga paling sering merasakan hal ini. Butuh waktu setengah hari agar air sampai ke wilayah tersebut, belum lagi debit air yang kecil, maka tak jarang sebaran air pun tidak merata ke rumah-rumah pelanggan di wilayah tersebut. 4. Terganggunya sistem penggiliran air karena adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara PLN Sebagai solusi meratanya pembagian air kepada pelanggan, PDAM menetapkan adanya penggiliran air sesuai area tempat tinggal pelanggan. Universitas Sumatera Utara 67 Penggiliran air ini dilakukan dua hari sekali per area. Menurut penjelasan Bapak Kandar, metode penggiliran air menjadi tidak maksimal karena adanya pemadaman listrik. Air yang tadinya sudah mengalir dan sampai di Jalan Jawa, ketika mati lampu, akan terhisap kembali dan mengalir ke pipa-pipa yang lebih rendah topografi tanahnya, sementara untuk mencapai area yang jaraknya jauh dari lokasi PDAM butuh waktu berjam-jam. sedangkan waktu penggiliran hanya dua hari sekali. Kemacetan air pada dasarnya sangat berbeda-beda pengertiannya apabila ditanyai kepada tiap-tiap pelanggan. Di beberapa daerah tertentu kemacetan air berarti tidak mengalirnya air dalam jangka waktu yang sangat lama misalnya satu minggu bahkan berbulan-bulan seperti yang terjadi di wilayah Sebanga dan Kulim. Tetapi di beberapa daerah lain yang jarak lokasinya tidak terlalu jauh dari PDAM, kemacetan air bisa berarti tidak kebagian air karena adanya oknum- oknum yang juga merupakan pelanggan PDAM menghisap air dengan menggunakan pompa air listrik atau yang sering disebut dengan sanyo. Alhasil, pelanggan yang berada di sekitar rumah pelanggan yang menggunakan sanyo akhirnya mengalami situasi dimana air yang mengalir sangat kecil dibanding aliran normal seperti biasanya, bahkan tak jarang menyebabkan “mati air” bila pengguna sanyo sedang menyalakan air-nya. Salah seorang pelanggan yang tinggal di Ladang Tengah seputaran daerah Soebrantas mengatakan : “Besar kecilnya air PAM kalau musim sekarang ini musim yang dimaksudkan bukan musim kemarau disebabkan oleh banyaknya orang- orang yang “menghisap” air tersebut dengan pompa, jadi yang aturannya masuk kesini disedot oleh mereka untu masuk ke rumah mereka.” Universitas Sumatera Utara 68 Kesulitan air menurut analisa penulis juga dipengaruhi oleh adanya istilah “pelanggan tidak langsung” PDAM. Masyarakat yang tidak mendaftarkan diri menjadi pelanggan PDAM akan membeli air kepada “pelanggan langsung” PDAM. 31 31 Masyarakat yang menjadi pelanggan tidak langsung sebenarnya ingin menjadi pelanggan tetap PDAM yang memiliki meteran sendiri dan terdaftar sebagai sambungan rumah PDAM, tetapi karena terbatasnya sumber air baku PDAM maka sejak tahun 2010 PDAM Duri tidak lagi menerima sambungan rumah baru untuk memaksimalkan pelayanannya kepada pelanggan. Hal ini tentu menambah beban kebutuhan pelanggan yang harus dipenuhi oleh PDAM. Apabila jumlah pelanggan saat ini 8502 pelanggan, dan setiap pelanggan menjual air nya kepada “pelanggan baru” maka jumlah pelanggan bertambah 100 menjadi 17.004 pelanggan, sementara jumlah air yang bisa dibagikan oleh PDAM hanya untuk 8502 pelanggan tetap PDAM dalam keadaan normal dan tidak ada gangguan air baku maka bisa dibayangkan apabila kondisi PDAM sedang tidak normal sumber air baku yang mau diolah terbataskemarau bagaimana sulitnya pelanggan untuk memperoleh air. Munculnya pelanggan tidak langsung sebenarnya termasuk kedalam tindakan melanggar hukum. Mengingat tingginya harga air yang dijual kembali oleh pelanggan. Tarif yang dibayarkan oleh Pelanggan kepada PDAM untuk kategori Rumah tangga 1, 2, dan 3 senilai Rp 3000- Rp 4000,- per kubik nya dalam pemakaian kurang dari 10m 3 dan apabila lebih dari 10m 3 maka harga per kubiknya akan dinaikkan Rp 500,- sementara yang dijual kembali oleh pelanggan ke “pelanggan” harganya berkisar antara Rp 8000,- hingga Rp 10.000,-. Akan tetapi tindakan masyarakat yang menjual air ini tidak bisa disalahkan oleh pihak PDAM sebagai tindakan yang melanggar hukum dengan menjual air secara illegal. Universitas Sumatera Utara 69 Selain menjadi pelanggan tidak langsung, banyak masyarakat yang juga melakukan cangkok meter istilah yang digunakan untuk pelanggan yang memberikan meterannya untuk digunakan lebih dari satu rumah tangga. Hal ini juga berada diluar kuasa pihak PDAM, sebab statusnya yang tidak bisa menerima pelanggan baru maka cara ini adalah salah satu strategi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih. Meskipun sebenarnya cara ini juga mempengaruhi berlangsungnya distribusi air bersih yang maksimal kepada pelanggan.

3.2.2 “Bengkaknya” Tagihan Pelanggan