Short Form 36 sebagai alat ukur kualitas hidup Cara pengukuran

Tabel 2.4. Daftar pertanyaan berdasarkan skala Skala Jumlah Pertanyaan Nomor Pertanyaan Fungsi Fisik Keterbatasan akibat masalah fisik Keterbatasan akibat masalah emosional Vitalitas Kesehatan mental Fungsi sosial Perasaan sakitnyeri Kesehatan umum 10 4 3 4 5 2 2 5 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16 17, 18, 19 23, 27, 29, 31 24, 25, 26, 28, 30 20, 32 21, 22 1, 33, 34, 35, 36 RAND, 2015

2.3. Hubungan Intensitas Nyeri dengan Kualitas Hidup

Nyeri Punggung Bawah penyebab utama disabilitas dan mempengaruhi kualitas hidup WHO, 2003. Wang et al 2005 dalam penelitiannya pada 232 orang di Taiwan menemukan korelasi negatif antara kualitas hidup dengan intensitas nyeri pada penderita NPB kronis. Di Slovenia, studi menunjukkan intensitas nyeri, tingkat depresi dan berbagai faktor lainnya mempengaruhi disabilitas dan kualitas hidup pasien Ketis, 2011. Guclu et al menemukan adanya korelasi intensitas nyeri dengan 2 skala kualitas hidup yaitu fungsi fisik serta keterbatasan akibat masalah fisik. Sebuah korelasi negatif yang lemah-sedang ditemukan antara fungsi fisik dengan intensitas nyeri. Korelasi ini menunjukkan semakin bertambah intensitas nyeri, semakin berkurang fungsi fisik dari pasien. Keterbatasan akibat masalah fisik dengan intensitas nyeri juga menunjukkan korelasi negatif lemah-sedang. Hal ini berarti nilai keterbatasan akibat masalah fisik rendah ketika intensitas nyeri tinggi Guclu et al, 2012. Kovascs et al juga melaporkan adanya hubungan antara intensitas nyeri, tingkat disabilitas dan kualitas hidup pada penderita NPB kronis Kovascs et al, 2005 dalam Guclu et al, 2012. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri Punggung Bawah NPB merupakan masalah kesehatan dunia yang sangat umum dan penyebab utama disabilitas. Nyeri Punggung Bawah mempengaruhi segala tingkatan usia masyarakat, mulai dari anak-anak sampai lansia. Nyeri Punggung Bawah muncul dengan proporsi yang sama pada semua budaya, turut campur dengan kualitas hidup dan prestasi kerja, dan merupakan alasan paling umum untuk konsultasi medis World Health Organization, 2003. Prevalensi NPB diperkirakan mencapai 60-70 pada negara-negara industri WHO, 2013. Di Indonesia, pada tahun 2003, dilaporkan prevalensi seumur hidup NPB antara 59,3 - 62,4 dan prevalensi tahunan antara 20,9 - 31,2 Handono, 2003 dalam Cakrangadinata, 2011. Kualitas hidup pasien dapat diukur dengan menggunakan survei kesehatan Short Form-36. Short Form-36 memiliki 2 komponen utama yaitu komponen fisik yang terdiri atas 4 skala yaitu fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, nyeri tubuh, dan kesehatan umum. Komponen mental yang juga terdiri atas 4 skala yaitu vitalitas, fungsi sosial, keterbatasan akibat masalah emosional, dan kesehatan mental. Masing-masing skala memiliki 2 – 10 item yang akan dinilai dengan pertanyaan. Jumlah keseluruhan pertanyaan yang akan dinilai terdapat 36 buah Ware, 2002. Guclu et al menemukan adanya korelasi intensitas nyeri dengan 2 skala kualitas hidup yaitu fungsi fisik serta keterbatasan akibat masalah fisik. Sebuah korelasi negatif yang lemah-sedang ditemukan antara fungsi fisik dengan intensitas nyeri. Korelasi ini menunjukkan semakin bertambah intensitas nyeri, semakin berkurang fungsi fisik dari pasien. Keterbatasan akibat masalah fisik dengan intensitas nyeri juga menunjukkan korelasi negatif lemah-sedang. Hal ini berarti nilai keterbatasan akibat masalah fisik rendah ketika intensitas nyeri tinggi Guclu et al, 2012. Sebuah studi mengenai kualitas hidup pada penderita NPB juga menunjukkan bahwa terdapat penurunan skor kualitas hidup pada kelompok penderita dibanding kelompok kontrol. Kualitas hidup penderita mengalami penurunan yang signifikan di 8 skala kualitas hidup yang menunjukkan bukan hanya komponen fisik saja yang mengalami penurunan tetapi komponen mental juga mengalami penurunan Ji et al, 2014. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kualitas hidup dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah kronis.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana terdapat hubungan antara kualitas hidup pasien dengan intensitas nyeri? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas hidup dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah kronis di RSUP H.Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran nyeri pada pasien NPB kronis 2. Mengetahui gambaran karakteristik pasien NPB kronis 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat.

1.4.2. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan tambahan informasi bagi penelitian berikutnya.

1.4.3. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi peneliti.