Strategi Front Mahasiswa Sumatera Utara (Fromsu) Dalam Penolakan Kenaikan Harga Bbm Tahun 2012

(1)

STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Muhammad Irfan 090906002

Dosen Pembimbing : Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MEDAN


(2)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUHAMMAD IRFAN (090906002)

STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Rincian Skripsi: 110 Halaman, 1 Bagan, 23 Buku, 5 Artikel, 7 Internet, dan 3 wawancara. (Kisaran Buku dari Tahun: 1990-2013).

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menguraikan tentang strategi Fromsu dalam penolakan kenaikan harga BBM tahun 2012. Fromsu merupakan aliansi organisasi mahasiswa yang berusaha untuk menghimpun dan menyatukan organisasi-organisasi mahasiswa yang berada di Sumatra Utara khususnya di kota Medan. Dengan melihat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM maka Fromsu menjalankan aksi massa secara masif sehingga pemerintah mengeluarkan keputusan untuk menunda kenaikan harga BBM (pasal 7 ayat 1) april 2012. Selain dari aksi massa fromsu juga melakukan konfrensi pers.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah gerakan sosial yang di ungkapkan oleh Jules Townshend gerakan sosial sebagai bagian dari jaringan kerja atau interaksi informal di antara pluralitas individu-individu, kelompok-kelompok dan/atau organisasi-organisasi yang terlibat dalam sebuah konflik politik atau kultural dengan berbasiskan pengelompokan berdasarkan identitas kolektif. Kedua, teori partisipasi politik yang di ungkapkan oleh Herbert McClosky sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.dengan menggunakan metode wawancara sebagai teknik utama dalam pengumpulan data, penelitian ini mengandalkan hasil analisis dari data wawancara yang diperoleh dan relevansinya dengan teori yang digunakan.


(3)

ii UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Muhammad Irfan (090906002)

STRATEGY FOR STUDENTS FRONT NORTH SUMATRA (FROMSU) FUEL PRICE INCREASE IN REJECTION IN 2012

Thesis Details: 110 pages, 1 Chart, 23 Books, Articles 5, 7 Internet, and 3 interviews. (Book of the Year Range: 1990 to 2013).

ABSTRACT

This study tried to describe the strategy Fromsu in rejection of fuel price increases in 2012. Fromsu an alliance of student organization that seeks to gather and unite the student organizations are located in North Sumatra, especially in the city of Medan. By looking at the government's policy to raise fuel prices then Fromsu run massive mass action so that the government issued a decision to postpone the increase in fuel prices (article 7 paragraph 1) april 2012. Apart from the mass action fromsu also conduct a press conference.

The theory is used to explain the problems is the social movements that were dictated by Jules Townshend social movements as part of a network or informal interaction between a plurality of individuals, groups and / or organizations involved in a political or cultural conflict on the basis of grouping based on collective identity. Second, the theory of political participation that were dictated by Herbert McClosky as volunteer activities of citizens through which they take part in the electoral process and the authorities directly or indirectly in the process of the formation of public policy. By using interviews as the primary data gathering techniques, the study relies on the analysis of the interview data obtained and its relevance to the theory used.


(4)

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh Nama : Muhammad Irfan

Nim : 090906002

Judul : STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA

(FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik DosenPembimbing

Dra. T. Irmayani, M.Si

(NIP. 19680630199403200) (NIP. 198212312010121001) Husnul Isa Harahap,S.Sos,M.Si

Mengetahui, Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 (Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)


(5)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, oleh:

Nama : Muhammad Irfan

Nim : 090906002

Judul : STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA

(FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Tim Penguji :

Ketua :

NIP. ( )

Penguji Utama :

NIP. ( )

Penguji Tamu :


(6)

v

Karya ini dipersembahkan untuk

Alm. Ayahanda Tercinta dan Ibunda tercinta


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012 dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terimakasih kepada:

1. Kepada Bapak prof. Dr Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan

2. Kepada Ibu Dra. T. Irmayani, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan 3. Kepada Bapak Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ilmu Poitik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan

4. Kepada Bapak Husnul Isa harahap, S.sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang sudah banyak memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini selesai dengan baik

5. Kepada Bapak/ Ibu Dosen Departemen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi ilmunya selama penulis menjalani perkuliahan.


(8)

vii

6. Kepada Pak Burhan, Kak Siti dan Kak Emma Sari sebagai staff administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, yang telah banyak membantu penulis dalam urusan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini slesai.

7. Kepada Orangtua penulis yaitu, Alm. Bapak Mara Daud Hasibuan dan Ibu Hotnasari Harahap yang telah banyak memberikan bantuan baik material maupun moril serta do’a yang menyertai penulis dalam menyelesaikan perkulihan dan menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada saudara dan saudari penulis, yaitu Mhd. Ali Wardana Hasibuan, Hindun Hasibuan yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis.

9. Kepada teman-teman penulis di Departemen Ilmu Politik khususnya angkatan 2009 yang selama ini memberikan motivasi dan menjadi tempat bertukar pikiran untuk penulis.

10.Kepada Narasumber penulis yakni pengurus FROMSU tahun 2012, Bung Rachmad P Panjaitan, S.IP, Bung Habibi Formadas, Bung Martin SMI yang membantu penulis dalam menyelesaikan pengerjaan skripsi ini.

11.Kepada Rodiah Harahap, Amd yang selama ini memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini serta selama masa perkuliahan.

12.Kepada kawan kawan penulis, Rachmat P Panjaitan, S.IP, Dona Yoseva Pardede, S.IP, Kosner Sinaga, S.IP, Jeki Fernando Purba, S.IP, Thariq Tsaqib, Hugo, Agung, Putra, Rivaldo dan yang lainnya yang selama ini telah menjadi teman belajar penulis selama perkuliahan dan menjadi teman diskusi penulis dalam penyelesaian skripsi ini

13.Kepada FMN Cabang Medan, yang selama perkuliahan penulis telah menjadi wadah bagi penulis untuk belajar dan berpraktek.


(9)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dari semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi kita.

Medan, April 2015

Muhammad Irfan 090906002


(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak ... i

Abstrack ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Lembar Persembahan ... . v

Kata Pengantar ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Kerangka Teori... 11

1.6.1 Teori Organisasi ... 11

1.6.2 Teori Gerakan Sosial ... 15

1.6.3 Teori Partisipasi Politik ... 27


(11)

x

1.7.1. Jenis Penelitian ... 30

1.7.2. Lokasi Penelitian ... 31

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

1.7.4 Teknik Analisis Data ... 32

1.8.Sistematika Penulisan ... 33

BAB II PROFIL FROMSU ... 35

2.1Gambaran Umum FROMSU ... 35

2.2Profil FROMSU ... 41

2.3Program Perjuangan FROMSU ... 47

2.4 Tugas-Tugas Pemuda Mahasiswa ... 51

BAB III STRATEGI FROMSU DALAM MENOLAK RENCANA KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012 ... 59

3.1. Pendidikan Politik ... 59

3.2 Propaganda Politik ... 67

3.3 Kampanye Massa ... 73

3.4 Penggalangan Aliansi ... 81

BAB IV PENUTUP ... 87

4.1. Kesimpulan... 87

4.2. Saran ... 89


(12)

xi

DAFTAR BAGAN


(13)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUHAMMAD IRFAN (090906002)

STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Rincian Skripsi: 110 Halaman, 1 Bagan, 23 Buku, 5 Artikel, 7 Internet, dan 3 wawancara. (Kisaran Buku dari Tahun: 1990-2013).

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menguraikan tentang strategi Fromsu dalam penolakan kenaikan harga BBM tahun 2012. Fromsu merupakan aliansi organisasi mahasiswa yang berusaha untuk menghimpun dan menyatukan organisasi-organisasi mahasiswa yang berada di Sumatra Utara khususnya di kota Medan. Dengan melihat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM maka Fromsu menjalankan aksi massa secara masif sehingga pemerintah mengeluarkan keputusan untuk menunda kenaikan harga BBM (pasal 7 ayat 1) april 2012. Selain dari aksi massa fromsu juga melakukan konfrensi pers.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah gerakan sosial yang di ungkapkan oleh Jules Townshend gerakan sosial sebagai bagian dari jaringan kerja atau interaksi informal di antara pluralitas individu-individu, kelompok-kelompok dan/atau organisasi-organisasi yang terlibat dalam sebuah konflik politik atau kultural dengan berbasiskan pengelompokan berdasarkan identitas kolektif. Kedua, teori partisipasi politik yang di ungkapkan oleh Herbert McClosky sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.dengan menggunakan metode wawancara sebagai teknik utama dalam pengumpulan data, penelitian ini mengandalkan hasil analisis dari data wawancara yang diperoleh dan relevansinya dengan teori yang digunakan.


(14)

ii UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Muhammad Irfan (090906002)

STRATEGY FOR STUDENTS FRONT NORTH SUMATRA (FROMSU) FUEL PRICE INCREASE IN REJECTION IN 2012

Thesis Details: 110 pages, 1 Chart, 23 Books, Articles 5, 7 Internet, and 3 interviews. (Book of the Year Range: 1990 to 2013).

ABSTRACT

This study tried to describe the strategy Fromsu in rejection of fuel price increases in 2012. Fromsu an alliance of student organization that seeks to gather and unite the student organizations are located in North Sumatra, especially in the city of Medan. By looking at the government's policy to raise fuel prices then Fromsu run massive mass action so that the government issued a decision to postpone the increase in fuel prices (article 7 paragraph 1) april 2012. Apart from the mass action fromsu also conduct a press conference.

The theory is used to explain the problems is the social movements that were dictated by Jules Townshend social movements as part of a network or informal interaction between a plurality of individuals, groups and / or organizations involved in a political or cultural conflict on the basis of grouping based on collective identity. Second, the theory of political participation that were dictated by Herbert McClosky as volunteer activities of citizens through which they take part in the electoral process and the authorities directly or indirectly in the process of the formation of public policy. By using interviews as the primary data gathering techniques, the study relies on the analysis of the interview data obtained and its relevance to the theory used.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan mahasiswa merupakan bagian dari gerakan sosial yang didefenisikan Nan Lin sebagai upaya kolektif untuk memajukan atau melakukan perubahan dalam sebuah masyarakat atau kelompok1

Perkembangan gerakan mahasiswa Indonesia tidak pernah terlepas dari perlawanan Indonesia terhadap pemerintahan kolonial Belanda serta fasis jepang

.

Salah satu bentuk gerakan sosial (social movement) adalah gerakan mahasiswa (student movement), di samping berbagai gerakan lain yang dilakukan oleh buruh, petani, pecinta lingkungan dan sebagainya. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat berpendidikan yang sering juga disebut sebagai kaum intelektual dan sehari-harinya bergelut dengan pencarian kebenaran dalam kampus, atau memberikan perubahan di tengah-tengah masyarakat. Kegelisahan-kegelisahan mahasiswa itu akhirnya teraktualisasikan dalam bentuk aksi-aksi protes dengan harapan dapat mendorong perubahan secara reformatif terhadap sistem politik yang sedang berjalan.

1 Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Alumni,


(16)

2

yang menghisap dan menindas sumber daya alam serta manusia di Indonesia. Terbukti dengan Lahirnya organisasi Boedi Otomo2

Sementara gerakan mahasiswa di Indonesia pasca Kemerdekaan 1945 merupakan momentum yang penting dalam gerakan pemuda mahasiswa. selain

sebagai Organsasi pertama kali yang berstuktur modern, merupakan Organisasi yang lahir sebagai wadah perjuangan mahasiswa dari kalangan priyayi yang mempunyai sikap kritis dan keresahan intelektual terhadap dominasi dari penjajah.

Lahirnya Boedi otomo, Perhimpunan Indonesia dan organisasi lain, merupakan babak baru lahirnya organisasi mahasiswa di Indonesia. Seiring dengan perkembangan organisasi mahasiswa di Indonesia, juga melahirkan semangat pada mahasiswa untuk mendirikan kelompok diskusi, seperti kelompok studi umum, kelompok studi Indonesia yang ikut serta dalam menuangkan ide-ide dalam perjuangan rakyat Indonesia. Namun kelompok studi ini masih saja didominasi oleh mahasiswa-mahasiswa dari kalangan priyayi. Sehingga jelas sejak masa colonial belanda, diskriminasi pendidikan itu telah ada. Tetapi dari kebangkitan gerakan mahasiswa di Indonesia pra kemerdekaan di abad 20, melahirkan generasi baru pemuda Indonesia hingga mampu menggagas Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.


(17)

3 melucuti senjata Jepang3

3 Wijoyo, Muridan. Politik Indonesia (Gerakan Mahasiswa). Pustaka sinar harapan, Jakarta 1999

, juga memunculkan organisasi-organisasi seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API), Pemuda Republik Indonesia (PRI), Gerakan Pemuda Republik Indonesia (GERPRI), Ikatan Pelajar Indonesia (IPI), Pemuda Putri Indoensia (PPI) dan banyak lagi. Namun saat itu belum ada organisasi pemuda mahasiswa yang berdiri independent dan demokratis dalam memperjuangkan hak-hak dasar rakyat Indonesia. Tetapi perjuangan organisasi pemuda mahasiswa saat itu lebih pada menyokong golongan atau partai di Indonesia untuk mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan. Sedangkan gerakan pemuda-mahasiswa pada tahun 1966 berhasil membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Nasional ( KAMI ) yang merupakan kesepakatan gerakan pemuda mahasiswa baik yang berhaluan agama, nasionalis dengan menteri perguruan tinggi dan pendidikan untuk menghancurkan organisasi yang berhaluan komunis. Sementara jika pada tahun 1966 gerakan mahasiswa banyak bekerjasama dengan birokrat, maka pada tahun 1974 gerakan mahasiswa lebih terang-terangan memblejeti kekuasaan orde baru pada saat itu. Gerakan pemuda-mahasiswa menganggap bahwa banyak kebijakan-kebijakan rezim yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat, seperti korupsi yang merajalela, perampasan tanah rakyat, gerakan golput, BBM dan sampai pada peristiwa Malari. Semenjak peristiwa malari dan peristiwa lainnya, Gerakan Pemuda-Mahasiswa “Ibarat Surut ditelan Ombak”. Nyaris Gerakan Mahasiswa pada saat itu tidak kedengaran. Hal ini


(18)

4

disebabkan karena pemerintahan orde baru mengeluarkan kebijakan NKK/BKK kampus. Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim.

Di Indonesia sendiri, diskursus tentang gerakan mahasiswa sudah lama menjadi pokok bahasan dalam berbagai kesempatan hampir sepanjang tahun. Banyak forum-forum diskusi yang diadakan telah menghasilkan beberapa ide-ide, gagasan, berbagai tulisan, makalah maupun buku-buku yang diterbitkan tentang hakikat, dan kepentingan gerakan mahasiswa dalam pergulatan politik di Indonesia. Terutama dalam konteks kepeduliannya dalam merespon masalah-masalah sosial politik yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat.

Bahkan, bisa dikatakan bahwa gerakan mahasiswa seakan tidak pernah absen dalam menanggapi setiap upaya depolitisasi yang dilakukan penguasa, terlebih lagi ketika elit politik dan birokrat di negeri ini mempraktekkan pembodohan, ketidakadilan, penindasan atas hak-hak yang dimiliki. Keterlibatan pemuda mahasiswa telah memberi warna tersendiri dalam proses pembentukan bangsa dan negara Indonesia dengan segala dinamikanya.


(19)

5

Namun,memasuki era reformasi, peran dan fungsi mahasiswa mengalami pergeseran seiring dengan perubahan situasional bangsa Indonesia. Ditengah-tengah persoalan rakyat Indonesia dibawah cengkraman kepentingan asing dan sistem feodal serta didukung oleh kapitalis birokrat, seharusnya gerakan pemuda-mahasiswa dapat membesar dan memperluas jangkuannya untuk membangkitkan kesadaraan mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki ciri-ciri khusus dinamis, aktif, dan mobilitas yang tinggi, mendorong mahasiswa memiliki andil yang besar sebagai tulang punggung yang penting dari tenaga penggerak perjuangan dalam membangkitkan, mengorganisasikan masyarakat untuk meraih perubahan yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketidakmampuan gerakan mahasiswa untuk tampil kembali memberikan pengaruh politik yang semakin menurun, dan semakin sulit mendapatkan tempat untuk mengeluarkan ide dan gagasan guna mencapai perubahan yang diinginkan, terjadi karena nuansa protes yang dilakukan mengarah kepada isu atau ruang gerak yang relatif sempit atau tidak terhubung dengan gerakan rakyat Indonesia. Selain itu, isu yang dibawa oleh gerakan mahasiswa cenderung bernuansakan kepentingan kelompok tertentu, atau kepentingan afiliasi partai politik tertentu.

Gerakan mahasiswa di Indonesia seharusnya mampu menjadi pengawal dari proses demokrasi yang sedang berjalan saat ini. Bila melihat gerakan mahasiswa di beberapa daerah, gerakan yang muncul hanya sebatas momentuman


(20)

6

semata. Misalnya di kota medan, gerakan mahasiswa yang ada saat ini masih cenderung menunjukkan sifat apatis dan terkotak-kotak. Masyarakat memiliki harapan besar pada mahasiswa untuk berperan besar dalam upaya mencapai kemajuan negara, menjadi pelopor, untuk memberikan perubahan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Pada April tahun 2012, rencana pemerintah Indonesia mengeluarkan keputusan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang secara langsung memunculkan penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Sebelum kebijakan ini disahkan, berbagai aksi protes penolakan terjadi di beberapa daerah di Indonesia yang menolak kenaikan BBM. Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak tersebut telah masuk dalam pembahasan DPR.

Beberapa alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM yaitu pertama,

kenaikan harga minyak mentah dunia, kedua, kondisi riil di lapangan yang tidak sesuai dengan asumsi awal APBN. Pada bulan Januari, Indonesia Crude Price (harga minyak mentah Indonesia) mencapai 115,91 dollar AS per barel dan Februari sekitar 121, 75 dollar AS per barel. Padahal ICP yang dimasukkan dalam ABN 2012 adalah maksimal hanya sebesar 90,0 dollar AS per barel. Ketiga


(21)

7

asumsi awal angka subsidi yang tercantum pada APBN 2012, karena harga ICP pun tidak sesuai dengan asumsi awal. Keempat adalah sasaran subsidi BBM yang tidak tepat sasaran karena dinikmati secara lebih besar oleh orang kaya, yang berarti subsidi BBM yang dilakukan saat ini tidak tepat sasaran, dan diperlukan suatu revisi kebijakan agar kembali pada sasaran awal (rakyat miskin). Beberapa alasan di atas merupakan alasan atas kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dengan asumsi dan kekhawatiran APBN bisa jebol dan penyelamatan APBN. Namun asumsi ini tidak secara langsung dapat diterima, karena selama ini APBN Indonesia banyak yang telah jebol akibat anggaran yang fiktif dan tidak jelas sebelum kebijakan ini direncanakan. Bagi masyarakat sendiri, kebijakan menaikkan BBM ini adalah permasalahan baru khususnya bagi jutaan masyarakat di Indonesia yang akan mempengaruhi beban tanggungan hidup masyarakat.

Hal ini lah yang menimbulkan beberapa penolakan kenaikan BBM di beberapa daerah di Indonesia. Aksi protes dilakukan dengan turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan tersebut. Beberapa elemen masyarakat turut ambil bagian dalam aksi penolakan ini, termasuk dari gerakan mahasiswa. Di kota Medan sendiri, terdapat beberapa organisasi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM. Organisasi ini sangat beragam, mulai dari organisasi skala nasional, lokal/kedaerahan dan sebagainya, seperti Front Mahasiswa Nasional (FMN), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia


(22)

8

(GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS), dan beberapa organisasi lainnya merupakan hasil proses transisi demokrasi dari orde baru ke reformasi. Organisasi di atas merupakan beberapa organisasi dari sekian banyak organisasi di kota Medan dan memiliki tipe gerakan masing-masing.

Pada tahun 2010, terbentuklah sebuah aliansi organisasi mahasiswa di kota Medan yang di dalamnya terdapat beberapa organisasi dari beberapa universitas. Aliansi ini bernama Aliansi Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) yang digagas oleh beberapa mahasiswa yang dibentuk atas dasar melihat kondisi objektif masyarakat Indonesia saat ini yang semakin memprihatinkan dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan khususnya dalam bidang pendidikan. Pada awal pembentukan aliansi FROMSU ini, beberapa organisasi turut bergabung, seperti Front Mahasiswa Nasional (FMN) Medan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FISIP USU, Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Cabang Medan, Forum Mahasiswa Demokrasi (FORMADAS), Barisan Demokrasi(BARSDEM), Gerakan Mahasiswa Demokrasi (GEMADEM), dan Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi (GEMAPRODEM). Ke delapan organisasi ini mengawali konsolidasi guna membahas tentang perkembangan gerakan mahasiswa di kota Medan yang semakin menurun dalam memperjuangkan hak-hak demokratis masyarakat.


(23)

9

Aliansi FROMSU digagas untuk mencoba menyatukan pemahaman bagaimana posisi mahasiswa dalam memandang permasalahan masyarakat Indonesia saat ini, termasuk menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada April 2012 dengan turun ke jalan melakukan aksi protes. Aksi ini mencoba memberikan dorongan bagi pemerintah agar mempertimbangkan kebijakan tersebut. Pada bulan Maret, aksi besar-besaran terjadi di kota Medan yang terpusat pada tempat-tempat pemerintahan. Gerakan mahasiswa yang disatukan dalam sebuah aliansi FROMSU turut serta dalam penolakan ini yang mencapai hasil kebijakan manaikkan BBM di tunda.

Dari pemaparan di atas, penelitian ini akan mencoba menganalisis bagaiamana strategi gerakan mahasiswa di kota Medan dalam penolakan kenaikan BBM dimana yang menjadi objek penelitian penulis adalah Aliansi Front Mahasiswa Sumatera (FROMSU) sebagai wadah dari beberapa organisasi mahasiswa yang ada di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah : Penelitian ini akan membahas “Bagaimana Strategi gerakan Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) dalam menolak kenaikan BBM 2012 di kota Medan.


(24)

10 1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini adalah analisis gerakan mahasiswa Indonesia khususnya di kota Medan, di mana penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana strategi gerakan mahasiswa di Sumatera Utara khususnya organisasi mahasiswa di kota Medan, dalam aksi penolakan kenaikan BBM tahun 2012. 2. Penelitian ini membatasi masalah pada gerakan mahasiswa dimana

objek penelitiannya adalah aliansi gerakan mahasiswa Sumatera Utara yang saat ini masih terfokus di kota Medan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sejarah perkembangan gerakan mahasiswa di Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui bagaiamana strategi gerakan mahasiswa di kota Medan khususnya aliansi organisasi mahasiswa Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) dalam penolakan kenaikan BBM 2012. 1.5 Manfaat Penelitian


(25)

11

khasanah pengetahuan seputar organisasi mahasiswa di Indonesia, dan khususnya di kota Medan, menambah referensi bacaan bagi organisasi mahasiswa.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam Ilmu politik, dan menjadi pisau analisis organisiasi mahasiswa, aktivis sosial dan lain-lain dalam membedah persoalan dalam suatu masyarakat dan negara yang bersinggungan dengan Ideologi.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membedah persoalan suatu masyarakat dan Negara

1.6 Kerangka Teori 1.6.1. Teori Organisasi

Dikatakan organisasi jika ada aktifitas/kegiatan yang dikerjakan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dan bukan satu orang. Karena jika kegiatan itu dilakukan oleh satu orang bukan dikatakan organisasi1. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Untuk memahami organisasi secara baik, maka perlu kiranya kita berangkat dari berapa defenisi yang ada untuk mewakili pemahaman setiap orang di antaranya :


(26)

12

1. James D. Mooney (1974) mengutarakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan bersama.

2. Ralp Currier Davis (1951) berpendapat bahwa organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama dibawah satu kepemimpinan.

3. Herbert A. Simon (1958) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu rencana mengenai usaha kerjasama yang mana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan1

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi terdapat tiga unsur dasar yaitu Orang-orang, Kerjasama dan Tujuan yang hendak dicapai. Organisasi juga harus memiliki lima fenomena penting yaitu :

1) Organisasi harus mempunyai tujuan.

2) Organisasi harus mempunyai program, kegiatan strategi dan metode untuk mencapai tujuan organisasi.

3) Organisasi harus mempunyai pimpinan atau manajer yang bertanggung jawab terhadap organisasi itu dalam mencapai tujuan


(27)

13

4) Organisasi itu terdiri dari dua orang atau lebih. 5) Organisasi itu harus ada kerjasama.1

Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup didunia dengan memanfaatkan segela kelebihan yang terdapat di dalam organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah terselesaikan, dibanding satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong. Tak salah pepatah mengatakan “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Faktor penentu terbentuknya organisasi adalah manusia sedangkan faktor yang berkaitan dengan kerja adalah kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempenaruhi orang lain dan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi.

Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhanya telah menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi4

4 Prof. Dr Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan , Jakarta 2003.

. hal ini didukung pula dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak memungkinkan hidup wajar tanpa berorganisasi. Organisasi telah dibentuk sejak manusia pertama hidup di muka bumi, sekelompok manusia yang mempunyai orientasi dan tujuan yang relatif sama berhimpun dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.


(28)

14

Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat strategis dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih mempunyai hakikat yang bermakna. Hakikat organisasi pada dasarnya berorientasi terhadap aspirasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi. Hakikat organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuannya demi terciptanya sistem manajerial yang baik. Dapat dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat maka perlu dipertanyakan kontinuitas dari organisasi tersebut.

Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan organisasi5

Oleh karena itu, organisasi memang harus ada di dalam kehidupan manusia sebagai instrumen yang dapat mempersatukan manusia dalam proses dinamika dan keteraturan hidup. Dengan lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia . Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga pada lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi. Organisasi yang kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan dan objek dari organisasi tersebut. Contoh dari organisasi yaitu organisasi rumah tangga, organisasi perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kelompok tertentu, organisasi kesamaan keyakinan, organisasi kenegaraan, dan lain-lain.

5 Imam Muhlas. Jalan Baru memecah Kebekuan, Front Mahasiswa Nasional. Dian Cipta, Bandung 2014


(29)

15

mengakibatkan lahirnya organisasi-organisasi yang lain yang tentu memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda. Organisasi-organisasi tanpa manajemen akan menjadi kacau dan bahkan mungkin gulung tikar. Hal ini terbukti dengan jelas dalam situasi yang tidak normal seperti adanya bencana ketika organisasi sedang tidak teratur maka manajemen sangat dibutuhkan untuk membenahi organisasi agar menjadi lebih baik.1

1.6.2. Teori Gerakan Sosial

Gerakan sosial 6

6 Robert Misel. Teori Pergerakan Sosial. Resist Book, Yogyakarta 2005

adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbetuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.1 Sejumlah ahli sosiologi menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini, sedangkan diantara mereka ada pula yang menambahkan segi kesengajaan, organisasi dan kesinambungan. Definisikan gerakan sosial sebagai: “any board social alliance of people who are associated in seeking to effect or to block an aspect of social change within a society” artinya, Suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat.1


(30)

16

Organisasi yang dinamis adalah organisasi yang mampu berkolaborasi dengan sekitarnya. Ketika sumber daya yang ada dapat berkolaborasi dan berbaur dengan sekitar maka akan tercipta sebuah gerakan yang besar dan terarah. Jika subjek-subjek yang berada didalam sebuah wadah organisasi mampu meningkatkan kualitas diri dan mampu meningkatkan jejaring komunikasi dan kerjasama. Konsep Dalam Marxisme tradisional perjuangan kelas ditempatkan pada titik sentral dan faktor esensial dalam menentukan suatu perubahan sosial. Masyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu kelas proletar (kelas yang dieksploitasi) dan kelas kapitalis (kelas yang mengeksploitasi). Oleh karena itu, dalam perspektif ini, masyarakat terdiri dari dua unsur esensial, yaitu dasar dan superstruktur.

Unsur dasar adalah faktor ekonomi, dianggap sebagai landasan yang secara esensial menentukan dalam perubahan sosial. Sedangkan superstruktur, adalah faktor pendidikan, budaya, dan ideologi yang berada di tempat kedua, karena faktor tersebut ditentukan oleh kondisi perekonomian. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, perubahan sosial terkaji dikarenakan adanya perjuangan kelas, yaitu kelas yang dieksploitasi (buruh) berjuang melawan kelas yang mengeksploitasi (kelas kapitalis). Dengan kata lain, aspek esensial perubahan sosial adalah revolusi kelas buruh, dengan determinisme ekonomi sebagai landasan gerakan sosial.


(31)

17

Pendidikan, budaya dan kesadaran merupakan sesuatu permasalahan yang sangat penting dan perlu diperjuangkan dalam perubahan sosial. Hegemoni merupakan bentuk kekuasaan kelompok dominan yang digunakan untuk membentuk kesadaran subordinat. Dalam perspektif Gramscian, konsep organisasi gerakan sosial dikategorikan sebagai masyarakat sipil terorganisir. Konsep tersebut didasarkan pada analisis tentang kepentingan konfliktual dan dealektika atau kesatuan dalam keberbedaan antara Negara (State) dengan Masyarakat Sipil

(Civil Socoety).

Masyarakat sipil terdiri dari berbagai bentuk masyarakat voluntir dan merupakan dunia politik utama, dimana semuanya berada dalam aktivitas ideologi dan intektual yang dinamis maupun konstruksi hegemoni. Masyarakat sipil merupakan konteks dimana seseorang menjadi sadar dan seseorang pertama kali ikut serta dalam aksi politik. Dengan demikian, masyarakat sipil adalah suatu agregasi atau percampuran kepentingan, dimana kepentingan sempit ditransformasikan menjadi pandangan yang lebih universal sebagai ideologi dan dipakai atau diubah. Dalam konteks ini, bagi Gramsci masyarakat sipil adalah dunia dimana rakyat membuat perubahan dan menciptakan sejarah7

Di sisi lain gerakan sosial, ditandai dengan adanya tujuan jangka panjang, yaitu untuk menghubah ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang

.


(32)

18

ada didalamnya. Contoh, gerakan mahasiswa di beberapa kota di Indonesia pada tahun 1965-1966 yang dilancarkan hampir tiap hari bertujuan perimbangan politik dan kebijakan ekonomi pemerintah (pemberantasan korupsi, penurunan harga, perubahan kabinet). Giddens dan Light, Keller dan Calhoun menyebutkan ciri lain gerakan sosial, yaitu penggunaan cara yang berada diluar institusi yang ada. Berbagai gerakan sosial memang memenuhi kriteria ini. Gerakan mahasiswa Indonesia pada tahun 1966 dan 1998, gerakan mahasiswa Amerika Serikat menentang perang Vietnam, memang sering berada diluar institusi yang ada. Sebagaimana dapat dilihat kasus di atas, cara yang digunakan memang berada diluar Institusi, misalnya, pemogokan, pawai, unjuk rasa atau demonstrasi tanpa izin, mogok makan, intimidasi, konfrontasi dengan aparat keamanan.

Perubahan-perubahan besar dalam tatanan sosial di dunia yang muncul dalam dua abad terakhir sebagian besar secara langsung atau tak langsung hasil dari gerakan-gerakan sosial. Meskipun misalnya gerakan sosial itu tidak mencapai tujuannya, sebagian dari programnya diterima dan digabungkan kedalam tatanan sosial yang sudah berubah. Inilah fungsi utama atau yang manifest dari gerakan-gerakan sosial. Saat gerakan-gerakan sosial tumbuh, fungsi-fungsi sekunder atau “laten” dapat dilihat sebagai berikut:


(33)

19

1. Gerakan Sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan kedalam opini publik yang dominan.

2. Gerakan Sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang aka menjadi bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi negarawan penting. Gerakan-gerakan buruh sosialis dan kemerdekaan nasional menghasilkan banyak pemimpin yang sekarang memimpin negaranya.

Para pemimpin buruh dan gerakan lainnya bahkan sekalipun mereka tidak memegang jabatan pemerintah juga menjadi elit politik di banyak negara. Kenyataan ini banyak diakui oleh sejumlah kepala pemerintahan yang memberikan penghargaan kepada para pemimpin gerakan sosial dan berkonsultasi dengan mereka dalam isu-isu politik. Saat dua fungsi ini mencapai titik dimana gerakan sesudah mengubah atau memodifikasi tatanan sosial, menjadi bagian dari tatanan itu maka siklus hidup gerakan sosial akan berakhir karena melembaga.

Diskusi mengenai konsep gerakan sosial banyak muncul dari berbagai pendekatan paradigmatik. Secara umum banyak yang mengkonotasikan bahwa gerakan sosial sebagai sebuah dinamika sosial yang berjalan secara khusus. Ada


(34)

20

pandangan yang melihat bahwa gerakan sosial ada dalam sebuah proses di mana sejumlah aktor-aktor yang berbeda, baik secara individual, kelompok-kelompok informal dan/atau organisasi-organisasi, melakukan elaborasi melalui aktivitas aksi bersama atau komunikasi, mendefinisikan secara bersama bahwa mereka adalah satu bagian dari sebuah posisi tertentu dalam sebuah konflik sosial. Dengan begitu mereka memberikan pemaknaan terhadap event-event protes maupun praktek-praktek antagonis simbolis lainnya yang belum berkaitan. Dinamika ini terefleksi dalam definisi yang melihat gerakan sosial sebagai bagian dari jaringan kerja atau interaksi informal di antara pluralitas individu-individu, kelompok-kelompok dan/atau organisasi-organisasi yang terlibat dalam sebuah konflik politik atau kultural dengan berbasiskan pengelompokan berdasarkan identitas kolektif.

Dilihat dari perspektif Marxis, gerakan sosial 8

8 Jules Townshend. Politik Marxisme. Jendela, Yogyakarta 2003

dianggap sebagai gejala yang positif yang kemunculannya disebabkan oleh karena terjadinya proses eksploitasi dan dominasi satu kelas terhadap kelas lainnya. Gerakan sosial, dengan demikian, dipahami sebagai reaksi (perlawanan) kaum proletar terhadap kaum borjuis, merupakan ekspresi dari struktur kelas yang kontradiktif. Singkatnya, gerakan sosial adalah perjuangan kelas yang lahir karena adanya kesadaran kelas.1


(35)

21

Konsep gerakan sosial banyak muncul dari pendekatan paradigmatik secara umum yang lebih banyak mengkonotasikan bahwa gerakan sosial sebagai sebuah dinamika sosial yang berjalan secara khusus. Ada pandangan yang melihat bahwa gerakan sosial ada dalam sebuah proses, ketika sejumlah aktor melakukan elaborasi melalui aktivitas bersama dalam sebuah konflik sosial-politik. Dalam bukunya, Noer Fauzi mengatakan bahwa gerakan social pada awalnya muncul gerakan sebagai respons terhadap formasi hegemoni di negara-negara Barat pasca-Perang Dunia II, sebuah formasi dalam krisis saat ini. Format hegemoni tersebut diletakkan pada tempatnya semenjak abad ini. Adanya gerakan sosial sebelum Perang Dunia II, namun berkembang secara utuh setelah perang sebagai respons terhadap hegemoni formasi sosial baru. Antagonisme sosial baru inilah yang menjadi lokus dari lahirnya gerakan sosial yang bukan hanya berbasiskan pada keagenan buruh, melainkan agen gerakan sosial yang mengusung tuntutan berbagai bidang.

Denny JA juga menyatakan adanya tiga kondisi lahirnya gerakan sosial seperti gerakan mahasiswa. Gerakan social juga sama dengan perjuangan kelas. Memiliki asal usul dalam perubahan tenaga produktif dan proses kerja secara umum dan mengekspresikan kepentingan starata social tertentu dengan berbagai cara dan memiliki dasar dalam hubungan produksi social. Kondisi tenaga


(36)

22

produktif dan Pertama, gerakan sosial dilahirkan oleh kondisi yang memberikan kesempatan bagi gerakan itu.

Pemerintahan yang moderat, misalnya memberikan kesempatan yang lebih besar bagi timbulnya gerakan sosial ketimbang pemerintahan yang sangat otoriter. Kedua, gerakan sosial timbul karena meluasnya ketidakpuasan atas situasi yang ada. Perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, misalnya dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang makin lebar untuk sementara antara yang kaya dan yang miskin. Perubahan ini dapat pula menyebabkan krisis identitas dan lunturnya nilai-nilai sosial yang selama ini diagungkan. Perubahan ini akan menimbulkan gejolak yang dirugikan dan kemudian meluasnya gerakan sosial.Ketiga, gerakan sosial semata-masa masalah kemampuan kepemimpinan dari tokoh penggerak. Adalah sang tokoh penggerak yang mampu memberikan inspirasi, membuat jaringan, membangun organisasi yang menyebabkan sekelompok orang termotivasi terlibat dalam gerakan.Gerakan mahasiswa mengaktualisikan potensinya melalui sikap-sikap dan pernyataan yang bersifat imbauan moral. Mereka mendorong perubahan dengan mengetengahkan isu-isu moral sesuai sifatnya yang bersifat ideal. Ciri khas gerakan mahasiswa ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya. Hubungan produksi di masyarakat yang telah terbagi dalam kelas-kelas memunculkan kondisi laten dimana rakyat menjadi peduli


(37)

23

terhadap sebuah isu dan terdapat basis social untuk gerakan. Secara keseluruhan gerakan social bertujuan mencapai target mereka di dalam masyarakat yang ada. Lebih lanjut Scott menjelaskan tentang perlawanan yang sesungguhnya bersifat:1

1. Terorganisir, sistematis dan kooperatif 2. Berprinsip atau tanpa pamrih

3. Mempunyai akibat-akibat revolusioner

4. Mengandung gagasan dan tujuan yang meniadakan dasar dari dominasi itu sendiri

Gerakan sosial yang dilakukan mahasiswa pada periode 1998 9

Motif mahasiswa membangun gerakan sosial adalah untuk membangun dan memperlihatkan identitas mereka didalam merealisasikan peran-peran dalam masyarakatnya. Bahkan mereka membangun organisasi karena yakin akan

memainkan peran sosial mulai dari pemikir, pemimpin dan pelaksana. Sebagai pemikir mahasiswa mencoba menyusun dan menawarkan gagasan tentang arah dan pengembangan masyarakat. Peran kepemimpinan dilakukan dengan aktivitas dalam mendorong dan menggerakan masyarakat. Sedangkan keterlibatan mereka dalam aksi sosial, budaya dan politik di sepanjang sejarah merupakan perwujudan dari peran pelaksanaan tersebut. Upaya mahasiswa membangun organiasai sebagai alat bagi pelaksanaan fungsi intelektual dan peran tidak lepas dari kekhawasannya.


(38)

24

kemampuan lembaga masyarakat tersebut sebagai alat perjuangan. Bentuk-bentuk gerakan mahasiswa mulai dari aktivitas intelektual yang kritis melalui seminar, diskusi dan penelitian merupakan bentuk aktualisasi .Selain kegiatan ilmiah, gerakan mahasiswa juga menyuarakan sikap moralnya dalam bentuk petisi, pernyataan dan suara protes. Bentuk-bentuk konservatif ini kemudian berkembang menjadi radikalisme yang dimulai dari aksi demonstrasi di dalam kampus. Secara perlahan karena perkembangan di lapangan dan keberanian mahasiswa maka aksi protes dilanjutkan dengan turun ke jalan-jalan. Bentuk lain dari aktualisasi peran gerakan mahasiswa ini dilakukan dengan menurunkan massa mahasiwa dalam jumlah besar dan serentak. Kemudian mahasiswa ini mendorong desakan reformasi politiknya melakukan pendudukan atas bangunan pemerintah dan menyerukan pemboikotan. Untuk mencapai cita-cita moral politik mahasiwa ini maka muncul berbagai bentuk aksi seperti umumnya terjadi dalam gerakan sosial. Gerakan sosial senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan dan kondisi suatu negara dan dipengaruhi oleh budaya yang berkembang pada masa itu. Dengan kata lain gerakan sosial mempengaruhi perubahan , budaya, ekonomi, politik sebuah negara. Perhatian terbesar mereka adalah pada kondisi-kondisi di mana keyakinan-keyakinan ditransformasikan kepada tindakan konkrit. Dari perspektif ini yang dibutuhkan adanya pemimpin yang memiliki pengalaman politik, serta organisasi yang kuat, dan jika perlu profesional.1 Mereka juga


(39)

25

memberikan tekanan pada kondisi-kondisi yang memfasilitasi pembentukan organisasi-organsiasi gerakan sosial, sebagaimana juga terciptanya dinamika-dinamika dari berjalannya kerjasama/kompetisi (co-operation/competition) di antara mereka.1

Berbeda dari perspektif-perspektif yang diuraikan di atas, maka pendekatan “gerakan sosial baru” atau yang kerap dikenal dengan “new social movement” berusaha melihat hubungan antara gerakan-gerakan sosial dengan perubahan struktural dan kultural dalam skala besar. Alain Touraine mengindentifikasi keterkaitan gerakan sosial dengan adanya konflik dominan yang sudah ada dalam masyarakat. Menurut Touraine, gerakan sosial merupakan “perilaku/tindakan kolektif yang terorganisir dari aktor berbasiskan kelas yang berjuang melawan kelas yang menjadi lawan (musuh) untuk mengambil kontrol sosial secara historis dalam sebuah komunitas yang konkret”. Historisitas yang dimaksud Touraine adalah keseluruhan sistem pemaknaan (system of meaning) yang menciptakan aturan-aturan dominan dalam sebuah masyarakat yang sudah terbentuk.

Touraine melihat gerakan sosial dalam konteks “gerakan sosial baru” (new social movement). Gagasan Touraine mengenai gerakan sosial sebagai kombinasi dari prinsip identitas, prinsip oposisi dan prinsip totalitas, di mana aktor-aktor


(40)

26

sosial mengidentifikasikan diri mereka, lawan mereka secara sosial dan pada tingkatan-tingkatan sebuah konflik. Gerakan sosial baru muncul dalam konteks adanya konflik baru dalam masyarakat post-industri kontemporer. Bagi Touraine kombinasi tersebut atau pun juga proses “formasi identitas” dapat dideteksi pada setiap aspek dari perilaku sosial, tetapi gerakan sosial harus dibedakan sejauh isunya mencapai tingkat tertentu yang dapat dirujuk secara historis sebagaimana Dia nyatakan sebelumnya lebih dari sekedar “keputusan-keputusan institusional atau norma-norma organisasional” yang ada dalam masyarakat.

Melucci menyatakan bahwa gerakan-gerakan sosial tidak dapat disamakan begitu saja dengan konflik-konflik politik yang “kasat mata”, karena dalam faktanya aksi publik hanyalah salah satu bagian dari pengalaman gerakan-gerakan sosial. Sekalipun tidak terlibat dalam kampanye-kampanye dan mobilisasi, gerakan sosial mungkin akan tetap aktif berproduksi di wilayah kebudayaan. Sejumlah gerakan yang berorientasi kultural, mungkin bisa melakukan mobilisasi pada hal-hal tertentu dalam arena politik. Ini misalnya bisa dilihat dalam gerakan sosial yang mengangkat isu keagamaan, atau etnisistas. Aktivitasnya secara luas dibangun dalam “wilayah gerakan”, yakni “jaringan kerja kelompok-kelompok dan individu-individu yang memiliki kesamaan dalam konfliktual secara kultural dan identitas kolektif”.


(41)

27

Jadi, bisa dibuat kesimpulan umum bahwa dari keempat pendekatan tersebut setidaknya ada empat aspek yang bisa dirangkum dalam melihat dinamika dari gerakan sosial: pertama, adanya jaringan kerja dan interaksi informal; kedua, adanya kesamaan keyakinan dan solidaritas; ketiga, aksi kolektif atas issu-issu konfliktual; keempat, aksi yang menunjukkan ruang yang luas di luar institusionalitas dan prosedur-prosedur rutin dari kehidupan sosial.

1.6.3 Teori Partisipasi Politik

Partisipasi politik menurut Herbert McClosky yang dikutip oleh Damsar di dalam “Pengantar Sosiologi Politik” dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Menurut Max Webber masyarakat melakukan aktivitas politik10

10 Margareth M.Polloma. Sosiologi Komtemporer. Rajawali Pers, Jakarta 2007.

karena, pertama alasan rasional nilai, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan secara rasional nilai-nilai suatu kelompok. Kedua

alasan emosional afektif, yaitu alasan didasarkan atas kebencian atau sukarela terhadap suatu ide, organisasi, partai atau individu. Ketiga, alasan tradisional, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan norma tingkah laku individu atau tradisi tertentu dari suatu kelompok sosial. Keempat, rasional instrumental, yaitu alasan yang didasarkan atas kalkulasi untung rugi secara ekonomi.


(42)

28

Partisipasi warga negara dapat dilihat melalui perilaku politiknya. Perilaku politik dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu melalui partai politik, kampanye, pemberian suara, dan lain-lain. Bentuk perilaku ini menjadi alat analisis untuk melihat partisipasi politik masyarakat itu sendiri. Termasuk di dalamnya pada pemilihan legislatif, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang beberapa waktu yang lalu telah dilaksanakan di Indonesia.

Bagi pemerintah partisipasi politik dapat dikemukakan dalam berbagai fungsi, pertama, partisipasi politik masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah. Hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pembangunan. Kedua, partisipasi masyarakat berfungsi sebagai organisasi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan meningkatkan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana memberikan masukan, saran dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.Organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan (ormas), dan organisasi sosial politik merupakan contoh dari fungsi politik lain.

Miriam Budhiardjo mendefenisikan bahwa partisipasi politik 11

11 Carlton Clymer Rodee. Pengantar Ilmu Politik. PT. RajaGrafindo, Jakarta 2009.

adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan cara jalan memilih pimpinan negara secara


(43)

29

langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Ramlan Surbakti mendefenisikan partisipasi politik itu sebagai kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan.

Bagi pemerintah partisipasi politik dapat dikemukakan dalam berbagai fungsi. Pertama, partisipasi politik masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah. Hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pembangunan. Kedua, partisipasi masyarakat berfungsi sebagai organisasi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkandan meningkatkan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 1

1.7. Metodologi Penelitian

Berangkat dari uraian serta penjelasan tujuan penelitian maupun kerangka teori di atas, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, dimana penelitian


(44)

30

deskriptif merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah pada masa sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang ada.Penelitian ini memberikann gambaran yang detail mengenai gejala atau fenomena.1 Tujuan dasar penelitian deskrtiptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidik. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel yang menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial, karenanya pada penelitian deskriptif tidak menggunakan atau melakukan pengujian hipotesa seperti yang dilakukan pada penelitian eksplanatif berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori.1

1.7.1. Jenis Penelitian

Menurut Hadari Nawawi1 , metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagai mana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan data-data dan fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan disimpulkan. Tujuan dari penelitian deskriptif analisis adalah untuk membuat penggambaran secara


(45)

31

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini bermaksud untuk mengugkapkan bagaimana Strategi From mahasiswa Sumatra Utara dalam penolakan kenaikan BBM tahun 2012. Di samping itu juga penelitian ini menggunakan teori-teori, data-data dan konsep-konsep sebagai sebuah kerangka acuan dari pengamatan langsung yang diperoleh di lapangan untuk menjelaskan hasil penelitian, menganalisis dan sekaligus menjawab persoalan yang diteliti. Oleh karenanya jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

1.7.2. Lokasi Penelitian

Objek dan lokasi yang menjadi sumber data penelitian yaitu aliansi organisasi mahasiswa,Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) yang beralamat di Jalan Sei Silau no 78 B, Kecamatan Medan Selayang.

1.7.3 . Teknik Pengumpulan Data

Data-data, keterangan atau fakta-fakta yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.1 Teknik pengumpulan data tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer


(46)

32

wawancara (interview) dengan beberapa pengurus FROMSU, seperti Teddy, Lindung Sirait, Sadam, dan pengurus lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian serta melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan yang terkait dengan penelitian ini.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah mencari data dan informasi melalui buku-buku, internet, jurnal, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu penulis juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui artikel-artikel dalam majalah, koran dan sebagainya.

1.7.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa kualitatif. Tujuan dari analisa data adalah untuk memperoleh keluaran (output) dari hasil yang ingin dicapai dari penelitian. Penelitian ini akan menggunakan analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode dimana data yang diperoleh disusun dan kemudian diinterpretasikan. Sehingga memberikan keterangan-keterangan terhadap


(47)

33

masalah-masalah yang aktual berdasarkan data-data yang terkumpul dari penelitian.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab Satu ini akan menguraikan dan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dalam bab II ini, penulis akan memaparkan profil aliansi organisasi FROMSU

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ketiga ini akan membahas strategi FROMSU dalam menolak kenaikan harga BBM tahun 2012.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini akan berisi kesimpulan dan saran-saran yang diperoleh dari penelitian.


(48)

34 BAB II PROFIL FROMSU 2.1. Gambaran Umum FROMSU

Dalam perjalanan sejarah gerakan mahasasiwa di Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan sebagai pusat pemerintahan, gerakan mahasasiwa kembali berdengung pasca kemerdekaan yaitu ketika aksi penurunanan rezim orde baru di bawah kekuasaan Presiden Soeharto yang memerintah selama 32 tahun . Gerakan ini juga serentak dengan gerakan mahasiswa di beberapa daerah dan terpusat di Jakarta yang memiliki tujuan yang sama yaitu meruntuhkan kekuasaan rezim orde baru dan lahirnya era reformasi yang diharapkan mampu membuat sebuah perubahan dalam setiap aspek kehidupan di Indonesia. Reformasi dianggap sebagai sebuah jawaban atas permasalahan yang selama ini dihadapi masyarakat Indonesia dimana hidup dalam kekuasaan pemerintahan yang otoriter tidak sepenuhnya membawa perubahahan signifikan. Ini terbukti dari masih banyaknya permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti masalah kemiskinan, pejabat pemerintah yang korup dan sebagainya.

Krisis ekonomi yang dialami oleh Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1997. Krisis tersebut semakin berkembang hingga tahun 1998.Oleh karena itu masyarakat sangat diresahkan oleh naiknya harga-harga kebutuhan pokok tersebut, sehingga pada Mei 1998 sejumlah gerakan Mahasiswa yang ada di Kota


(49)

35

Medan menuntut dilakukannya reformasi di segala bidang, baik di bidang ekonomi maupun di bidang pemerataan pembangunan. Pada tanggal 04 Mei 1998 terjadilah unjuk rasa atau demonstrasi yang pertama kali di Kota Medan yang dilakukan oleh mahasiswa IKIP Medan (Universitas Negeri Medan ) sekarang ini menuntut dilakukannya perubahan.12

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa IKIP Medan yang berawal pada tanggal 4 Mei diikuti dengan aksi Unjuk rasa yang dilakukan oleh

Gerakan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa adalah awalnya suatu unjuk rasa yang dimana sejumlah mahasiswa yang berasal dari satu Universitas berkumpul di suatu tempat yang dimana mereka ingin mengeluarkan aspirasi atau pendapat mereka agar pemerintah dapat melihat dan mendengarkan suara rakyat yang disampaikan oleh unjuk rasa atau demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Unjuk rasa yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa tersebut yang awalnya berada di dalam kawasan kampus menjalar keluar kampus.Karena pada saat itu gerakan yang dilakukan mahasiswa yang melakukan demonstrasi tersebut dikepung oleh aparat keamanan sehingga mahasiswa yang melakukan demonstrasi di dalam kampus berhamburan keluar lokasi. Saat aparat keamanan membubarkan mahasiswa dengan kekerasan, dengan mengejar para mahasiswa hingga berlarian keluar kampus hingga mahasiswa bercampur dengan masyarakat dan kemudian menjadi beringas.


(50)

36

mahasiswa Tri Sakti yang berada di Jakarta. Mahasiswa berkumpul di gedung DPR/MPR yang dimana mereka menuntut agar presiden Soeharto turun dari jabatannya karena sudah banyak masyarakat miskin sangat menderita karena harga-harga dan kebutuhan bahan makanan dan bahan pokok lainnya sangat mahal dan tidak terjangkau lagi oleh masyarakat golongan menengah kebawah. Aksi yang menjadi puncaknya dimana 10.000 ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menguasai gedung DPR. Begitu juga Kota Medan para pengunjuk rasa dari semua kalangan dan tidak hanya mahsiswa yang berasal dari kalangan kampus IKIP Medan saja tetapi dari beberapa Universitas yang ada di Kota Medan berkumpul di Gedung DPRD Medan meminta agar presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat menjadi presiden diberhentikan dari jabatannya. Selain aksi atau gerakan mahasiswa yang dilakukan mahasiswa IKIP Medan atau yang sekarang menjadi Universitas Negeri Medan, beberapa organisasi mahasiswa lain juga melakukan aksi serupa. Adapun organisasi tersebut adalah sebagai berikut 13

1. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) :

2. GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) 3. DEMUD (Dewan Mahasiswa untuk Demokrasi) 4. Agresu (Aliansi Gerakan Reformasi Sumatera Utara ) 5. DEMA UMSU (Dewan Mahasiswa UMSU)


(51)

37

6. GmnI KOTA MEDAN (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kota Medan).

7. FORSOLIMA (Forum Solidaritas Mahasiswa Kota Medan).

8. KSMM (Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka) Sekarang berganti nama menjadi GEMAPRODEM (Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi) 9. FKMTM-SU (Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Sumtaera Utara)

10.KOMENTAR (Komunitas Mahasiswa Bersama Rakyat)

Pasca reformasi tahun 1998, perubahan yang diharapkan masyarakat Indonesia ternyata masih jauh dari harapan. Masih banyak ditemukan permasalahan-permasalahan seperti tingginya angka kemisikinan masyarakat Indonesia, biaya pendidikan yang mahal, harga bahan pokok yang terus naik dan secara langsung mempengaruhi taraf kehidupan masyarakat. Namun, dibalik semua permasalahan masyarakat saat ini, justru gerakan mahasiswa malah semakin meredup dan hampir tidak pernah terdengar lagi. Dengan kata lain, gerakan organisasi mahasiswa di kota Medan mengalami penurunan atau fakum. Sangat jarang ditemui kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat. Bentuk kritik ini merupakan bentuk pengawasan yang dilakukan pemuda mahasiswa pada umumnya, dimana mahasiswa memiliki kewajiban untuk mengawasi setiap


(52)

38

kebijakan pemerintah secara tidak langsung. Sebagai pemuda mahasiswa Indonesia, tentunya diharapkan dapat memberikan perhatiannya atas permasalahan masyarakat Indonesia saat ini.

Setelah melalui proses panjang mulai dari gerakan mahasiswa 1998 hingga gerakan mahasiswa sampai saat ini, sedikit banyak telah mengalami beberapa perubahan, khusususnya pola perubahan gerakan mahasiswa tersebut. Pasca reformasi 1998, gerakan mahasiswa di kota Medan mulai muncul kembali bersamaan dengan pergantian kekuasaan di Indonesia. Hingga pada pasca reformasi, gerakan mahasiswa di kota Medan mulai muncul pada saat kebijakan pemerintahan baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kebijakan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak sebanyak dua kali yaitu Maret 2005 dan Oktober 2005 kemudian pada Mei 2008 pemerintahan SBY kembali menaikkan harga BBM, dan pada penghujung 2008 menjelang Pemilu harga BBM turun sebanyak dua kali dan kembali turun pada awal tahun 2009. Namun setahun menjelang berakhirnya masa pemerintahan SBY-JK, pemerintahan ini kembali menaikkan harga BBM. Periode kedua kekuasaannya ketika Boediono menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia, pemerintahan ini juga menaikkan harga BBM. Kebijakan ini secara langsung mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat, terutama pada naiknya harga kebutuhan pokok yang sulit dijangkau masyarakat.


(53)

39

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dikhawatirkan akan merugikan masyarakat dan berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup sebagian besar masyarakat. Berangkat dari kondisi ini menjadi cikal bakal munculnya gerakan penolakan kebijakan tersebut. Hal inilah yang mendorong kembali semangat gerakan mahasiswa untuk menuntut sebuah perubahan dan mulai membangun konsolidasi dengan gerakan-gerakan mahasiswa lainnya. Sehingga pada tahun 2010, dengan semangat dan keinginan besar, beberapa organisasi mahasiswa di Kota Medan membentuk sebuah aliansi organisasi mahasiswa dan didalamnya beranggotakan beberapa organisasi yang diberi nama aliansi Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) dari berbagai latar belakang ideologi.

Pada perkembangannya, FROMSU melalui proses rumit dalam menjalankan setiap program kerja aliansi. Kesulitan tersebut adalah dalam segi pendekatan terhadap organisasi-organisasi mahasiswa yang cenderung masih mencerminkan sifat apatis dan bersifat tertutup dan menjadi tantangan tersendiri bagi aliansi ini. Dari kesulitan-kesulitan yang ada, aliansi FROMSU berusaha untuk mengembangkan dan memperbesar organisasi dengan menyusun program dan kegiatan mahasiswa dengan membangun komunikasi dalam bentuk konsolidasi dan diskusi-diskusi rutin yang membahas isu-isu yang berkembang.


(54)

40 2.2. Profil FROMSU

Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) adalah sebuah aliansi organisasi yang dibentuk pada 18 Mei 2010 bertempat di sekretariat Lembaga Mahasiswa UMSU, dan diprakarsai oleh beberapa organisasi mahasiswa lainnya di kota Medan14

Perkembangan aliansi sejak awal dibentuk sampai dengan berjalannya aliansi ini mengalami fase naik turun. Hal yang umumnya tentunya bilamana dalam sebuah organisasi mengalami sebuah dinamika politik yang memberi tantangan bagi konsistensi aliansi ini. Berbagai kendala seperti perbedaan sikap dan pendapat seringkali menjadi penghambat kemajuan aliansi ini. Namun

. Terbentuknya aliansi organisasi ini didasari pada fakumnya gerakan mahasiswa kota Medan dalam waktu yang cukup lama, terlebih pada gerakan mahasiswa yang aktif dalam mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat. Pada awal pembentukannya, aliansi ini merupakan gabungan aliansi organisasi taktis yang bertujuan untuk mengawal setiap proses demokrasi di Indonesia. Untuk mengkonsolidasikan setiap organisasi yang berada di Sumatera Utara, maka dibutuhkan sebuah wadah bagi organisasi-organisasi mahasiswa untuk duduk bersama membicarakan berbagai isu dan permasalahan yang sedang berkembang.

14 Hasil Wawancara Dengan Pengurus Fromsu, pada 03 Maret 2015 dengan Sekretararis Fromsu saat itu, Rachmad P Panjaitan.


(55)

41

sebagai sebuah aliansi organisasi, tentunya kondisi seperti ini harus segera dipecahkan dan dicari solusi dan menghasilkan kesepakatan bersama.

Selain itu, dikarenakan oleh keterbatasan waktu, jarak dan tenaga, aliansi organisasi belum mampu menjangkau setiap organisasi mahasiswa yang berada di Sumatera Utara. Oleh karena itu, untuk sementara waktu aliansi ini masih berfokus pada organisasi mahasiswa di Kota Medan, namun tetap menggunakan Front Mahasiswa Sumatera Utara sebagai nama aliansi.

Adapun beberapa organisasi yang memprakarsai pembentukan aliansi ini adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS). Keenam organisasi ini mengawali kegiatan organasisasi dengan melaksanakan kegiatan diskusi rutin mingguan yang pada setiap minggunya tempat diskusi ini bergantian di masing-masing sekretariat organisasi. Seiring perjalanannya keanggotaan aliansi organisasi bertambah dengan masuknya Organisasi Barisan Mahasiswa Demokrasi (Barsdem), dan Forum Mahasiswa Anti Penindasan (Formadas).

Dengan bergabungnya beberapa organisasi ini dalam alianasi ini, tentunya akan membawa ideologi dan pemikiran yang berbeda-beda dari setiap organisasi. Namun, perbedaan ini bukan menjadi kendala bagi berjalannya tujuan dan


(56)

42

program kerja aliansi ini. Dalam setiap pertemuan dibahas bagaimana menyusun konsep kerja aliansi yang disesuaikan dengan masing-masing anggota aliansi. Salah satu cara untuk menyatukan pemahaman dalam aliansi ini adalah dengan membuat sebuah kegiatan berupa diskusi dan aksi. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas isu-isu lokal dan nasional yang pada akhirnya akan dikampanyekan secara bersama-sama. Kondisi ini juga mengakibatkan aliansi ini bersifat dinamis, dan mengikuti sesuai perkembangan isu-isu yang ada. Selain itu struktur kepengurusan aliansi organisasi ini tidak terlalu luas dan rumit, disesuaiakan dengan kebutuhan organisasi.

Pada hakikatnya, sebuah organisasi dijalankan oleh beberapa orang dengan pembagian kerja yang jelas. Pembagian kerja ini diwujudkan dalam pengangkatan ketua, sekretaris, bendahara, tim-tim kerja, dan kordinator yang memiliki tugas, fungsi dan tanggungjawab masing-masing. Dalam aliansi FROMSU, postur struktur kepengurusan yang digunakan tidak terlalu besar dan tergolong sederhana, yaitu dengan mengangkat seorang kordinator yang dipilih berdasarkan kesepakatan bersama dan diputuskan dalam forum. Untuk lebih jelas, adapun struktur kepengurusan dalam aliansi FROMSU digambarkan seperti bagan di bawah ini:


(57)

43 Bagan.1.1

Struktur Kepengurusan FROMSU tahun 2012

Sumber : Data Base Aliansi FROMSU 2012

Kepengurusan aliansi organisasi seperti yang digambarkan pada bagan di atas memiliki tugas dan fungsi masing masing dan memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan setiap pekerjaan organisasi. Untuk Kordinator umum aliansi FROMSU, memiliki tugas untuk memimpin, mengarahkan, dan mengawasi setiap pekerjaan yang dijalankan kordinator-kordinator yang berada di bawahnya. Kordinator ini juga bertugas untuk menghadiri undangan-undangan konsolidasi dari organisasi lain dan memberikan pandangan politik aliansi dalam undangan


(58)

44

tersebut. Sementara untuk sekretaris memiliki tugas dan fungsi mengarsipkan data-data organisasi, mulai dari mengarsipkan surat-surat masuk dan surat keluar, data keanggotaan aliansi, hasil dari setiap rapat atau pertemuan, dan mengurus arsip-asip lainnya. Untuk tugas dan fungsi bendahara aliansi adalah membuat catatan pemasukan dan pengeluaran organisasi secara terperinci dan mengumpulakan iuran aliansi organisasi setiap bulannya sebesar Rp. 20.000.-

Kordinator bagian Humas memiliki tugas untuk menyampaikan pandangan politik aliansi dalam beberapa kegiatan, seperti kegiatan aksi dan diskusi dan memberikan keterangan pers release dalam setiap agenda aksi dan agenda aliansi lainnya. Kordinator bidang kampanye Massa bertugas untuk menyiapkan materi dan bahan untuk dikampanyekan kepada publik. Kordinator ini membuat bahan-bahan kampanye untuk dibagikan kepada anggota dan kepada publik dan disusun dengan menyesuaikan isu yang berkembang.

Kordinator bagian organisasi memiliki tugas untuk ekspansi atau perluasan organisasi. Tugas kordinator ini adalah berusaha untuk menjalin komunikasi dengan organisasi lain yang ada di Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan, dan diharapkan dapat bergabung ke dalam aliansi ini.

Kordinator bagian Organisasi adalah salah satu bagian kerja Organisasi yang terdapat di dalam komite kerja harian di setiap tingkatan Organisasi. Kordinator Organisasi dipimpin oleh seorang kepala yang dipilih atau ditunjuk


(59)

45

dari salah satu unsur (Anggota) pengambil kebijakan Organisasi. Kordinator Organisasi memiliki Cakupan kerja: Pembangunan dan Perluasan, Konsolidasi dan Penguatan Organisasi yang terbagi ke dalam bagian-bagian yang menjadi satu kesatuan dalam badan pimpinan harian setiap tingkatan organisasi. Kordinator Organisasi juga memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dalam rapat organisasi.

Untuk tugas kordinator konsolidasi adalah mengatur jadwal pertemuan aliansi mulai dari mengatur waktu dan tempat konsolidasi termasuk di dalamnya membuat surat undangan konsolidasi aliansi maupun undang untuk organisasi lain di luar aliansi. Kordinator Konsolidasi aliansi organisasi adalah salah satu divisi di bawah organisasi yang akan lebih fokus menjalankan kerja-kerja penguatan, seperti: operasionalisasi dan perluasan, asistensi dan monitoring. Sedangkan Divisi Konsolidasi organisasi dipimpin oleh Koordinator Divisi.

Kemudian pada kordinator bidang Usaha Produksi memiliki tugas untuk mencari potensi sumber dana atau keuangan aliansi yang bisa didapatkan untuk keperluan aliansi. Sumber-sumber dana yang didapatkan bersumber dari kegiatan atau kreatifitas anggota aliansi seperti mencetak buletin, sablon baju untuk dijual, dan penggalangan dana dalam bentuk panggung kesenian.


(60)

46 2.3. Program Perjuangan FROMSU

Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat sebagai aspirasi dari seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia dibawah dominasi sistem imperialisme dan feodalisme, telah gagal memajukan pendidikan yang sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia. Oleh Karena itu, Fromsu sebagai aliansi organisasi mahasiswa berkewajiban membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan pemuda mahasiswa, berjuang bersama rakyat untuk menolak setiap kebijakan yang tidak berpihak. Fromsu bersatu bersama rakyat dan merebut hak-hak rakyat dengan cara berjuang untuk memperbaiki kondisi hidup menjadi lebih baik. Untuk menjalankan tugas yang mulia ini, Fromsu merumuskan program umum perjuangan sebagai berikut15

15 Dokumen yang diterbitkan Fromsu per November 2011.

: 1. Fromsu ambil bagian aktif untuk memobilisasi pemuda mahasiswa

dalam perjuangan rakyat, untuk membebaskan diri dari belenggu imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrasi menuju Indonesia yang merdeka dan demokratis sepenuhnya.

2. Fromsu berjuang dan mengabdi pada kepentingan rakyat, khususnya buruh dan tani sebagai klas dasar dalam menggerakkan dan memimpin perubahan fundamental di Indonesia.


(61)

47

3. Fromsu bersama rakyat Indonesia memperjuangkan lahirnya sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat.

Pendidikan yang ilmiah adalah pendidikan yang berdasarkan atas kenyataan konkret mengenai keadaan alam dan masyarakat Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk memajukan taraf berpikir rakyat Indonesia. Keilmiahan itu sendiri lahir dari kenyataan konkret rakyat Indonesia, termasuk akar persoalan yang menyebabkan rakyat Indonesia sengsara karena, terhisap dan tertindas. Dengan demikian ilmu pengetahuan ilmiah bisa menjadi instrumen untuk menjawab persoalan rakyat dan bangsa Indonesia.

Pendidikan yang Demokratis adalah pendidikan yang terkandung aspek-aspek partisipasi, kesetaraan dan keadilan. Partisipasi berarti kemudahan bagi seluruh rakyat tanpa kecuali memperoleh kesempatan pendidikan. Kesetaraan berarti menegaskan bahwa para mahasiswa berhak ditempatkan setara dalam proses pendidikan termasuk pengambilan kebijakan. Dan berkeadilan tidak lain adalah kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan haruslah memihak bagi unsur mayoritas yaitu mahasiswa dan rakyat secara keseluruhan. Pendidikan yang demokratis bertujuan agar pendidikan menjangkau seluruh rakyat Indonesia.


(62)

48

Pendidikan yang mengabdi pada rakyat adalah pendidikan yang ditujukan untuk memajukan kebudayaan nasional dan tenaga produktif. Memajukan kebudayaan nasional berarti memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional guna membangun industri nasional yang kuat agar rakyat dan bangsa Indonesia bisa mandiri dan lepas dari ketergantungan. Untuk mencapai hal itu, mensyaratkan Indonesia bebas dari penjajahan imperialisme sehingga tenaga produksi rakyat Indonesia bisa berkembang seutuhnya untuk memajukan kehidupan rakyat. Namun harus disadari bahwa memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat.

Program umum diatas adalah program organisasi yang akan berlangsung dalam jangka panjang untuk mewujudkannya akan membutuhkan organisasi yang besar, pengaruh politik yang luas dan dukungan luas dari seluruh rakyat. Selain program Umum, organisasi juga harus memiliki program khusus yang akan memandu tindakan politik organisasi dari tingkat kecil menuju ke tingkatan lebih besar. Untuk itu, Fromsu membutuhkan program khusus yang mendesak sesuai dengan keadaan umum mahasiswa sekarang di lapangan politik, ekonomi dan kebudayaan sebagai berikut: 16

1. Cabut UU Pendidikan Tinggi.

2. Cabut Surat Keputusan Dirjen Dikti No 26 Tahun 2002 tentang pelaranga organisasi ekstra kampus dan SK rektor pendukungnya.


(63)

49

3. Menentang segala bentuk peraturan dan kebijakan yang menindas kebebasan mimbar akademik di kampus.

4. Menentang segala bentuk korupsi di dunia pendidikan.

5. Menuntut transparansi pengelolaan dana pendidikan perguruan tinggi. 6. Menentang seluruh peraturan dan tindakan fasis pemerintah yang

merampas hak-hak demokratis rakyat. Contohnya: Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

7. Menentang segala bentuk perjanjian dan kerjasama sektor pendidikan dengan negera imperialis, borjuasi komprador dan tuan tanah.

8. Menentang dan membelejeti seluruh kebijakan negara dan pemerintah yang merugikan kepentingan rakyat.

9. Menuntut dilibatkannya mahasiswa dalam menetapkan seluruh kebijakan kampus.

Dalam bidang ekonomi, aliansi FROMSU menyusun program perjuangan sebagai berikut:


(64)

50

1. Menuntut pemerintah merealisasikan 20% anggaran APBN dan APBD untuk pendidikan, diluar gaji tenaga pengajar dan tenaga kependididkan. 2. Melawan semua bentuk komersialisasi pendidikan yang dilakukan oleh

negara maupun pihak swasta.

3. Menuntut peningkatan fasilitas pendidikan di perguruan tinggi. 4. Menuntut peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan

5. Berjuang bersama dosen dan tenaga kependidikan untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan. 6. Menuntut lapangan pekerjaan bagi pemuda Indonesia.

7. Berjuang bersama buruh untuk menentang politik upah murah.

8. Berjuang bersama kaum tani melawan perampasan tanah untuk kepentingan perkebunan besar, taman nasional, pertambangan besar dan seluruh skema kepentingan ekonomi imperialis, tuan tanah besar, borjuasi komprador, dan kapitalis birokrat.

9. Berjuang bersama kaum miskin perkotaan melawan segala bentuk penggusuran perkampungan miskin

Selain program politik dan ekonomi, program kebudayaan juga menjadi program yang menjadi ciri khas aliansi FROMSU, dimana program kebudayaan


(65)

51

ini diharapkan mampu menarik perhatian pemuda mahasiswa khususnya perhatian publik. Adapun program kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengkampanyekan kebudayaan yang nasional, ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat dengan melawan semua bentuk penjajahan kebudayan imperialisme dan feodalisme.

2. Ambil bagian aktif dalam memberantas buta huruf di kalangan rakyat. 3. Memperjuangkan peningkatan pendidikan bagi anak-anak, pemuda, buruh,

tani, dan semi proletar perkotaan agar memiliki cara berpikir ilmiah.

4. Membangun dan menggiatkan mesin kebudayaan yang berwatak progresif di kalangan pemuda dan mahasiswa melalui berbagai media kesenian, kesusastraan, film.

5. Membangun dan menggiatkan kegiatan olahraga dikalangan pemuda agar memiliki fisik yang kuat dan sehat.

6. Mengkampanyekan problem penindasan kaum perumpuan dan Menentang budaya feodal patrialkal.

2.4. Tugas-Tugas Pemuda Mahasiswa

Berdasarkan atas program perjuangan di atas, maka pemuda mahasiswa di Indonesia, khususnya Fromsu memiliki tugas-tugas penting yaitu :


(66)

52

1. Membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa untuk menuntut hak-hak demokratis-nya. Memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat hanya bisa dicapai ketika massa pemuda mahasiswa bangkit, berorganisasi dan bergerak merebut hak-haknya. Front Mahasiswa Sumatera Utara (Fromsu), harus menyadari betul tugas politik ini dalam setiap aktifitas aliansi organisasi bersama massa.

Dalam memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda mahasiswa, diperlukan persatuan dari seluruh kekuatan pemuda mahasiswa dengan membangun front sektoral pemuda dan mahasiswa.Organisasi-organisasi massa mahasiswa, lembaga-lembaga mahasiswa, unit-unit kegiatan mahasiswa hingga komunitas-komunitas mahasiswa di kampus harus dibangkitkan, disatukan dan dimobilisasi dalam berjuang merebut hak-hak demokratisnya.

2. Mengabdi pada rakyat untuk meningkatkan taraf kebudayaan rakyat Indonesia. Tugas ini merupakan salah satu tugas mulia yang dipikul oleh gerakan pemuda mahasiswa di Indonesia. Menyadari bahwa sistem pendidikan yang tidak ilmiah, tidak demokratis dan tidak mengabdi pada rakyat, telah mengakibatkan tingkat kebudayaan rakyat Indonesia sangat terbelakang, maka gerakan pemuda mahasiswa yang dibekali dengan


(67)

53

sejumlah kecakapan ilmu pengetauan, harus berupaya memecahkan hal tersebut dengan mengabdikan segala tenaga dan pikiran demi meningkatkan kemajuan kebudayaan rakyat Indonesia. Perkuat pengabdian pada rakyat dengan bersatu dan berjuang bersama klas buruh, kaum tani dan kaum miskin perkotaan.

3. Terlibat aktif bersama rakyat Indonesia dalam front persatuan nasional untuk memperjuangkan hak-hak demokratis seluruh rakyat Indonesia Gerakan pemuda mahasiswa merupakan satu kesatuan dalam gerakan dan perjuangan rakyat di Indonesia secara keseluruhan. Untuk itu, dalam upaya memperjuangkan hak-hak demokratis rakyat sekaligus sebagai upaya melawan dominasi imperialisme dan kaki tangannya di Indonesia, gerakan pemuda mahasiswa harus terlibat aktif dalam front multisektor yang terdiri dari seluruh kekuatan rakyat Indonesia yang anti imperialisme dan anti feodalisme agar sanggup mengucilkan klik paling reaksioner di Indonesia.

Peranan aktif gerakan pemuda mahasiswa di dalam front multisektor ini adalah siap bersatu dan berjuang dengan kekuatan klas buruh, kaum tani, semi proletar dan borjuasi kecil dalam menggelorakan perjuangan massa merebut kemerdekaan sejati bagi bangsa dan rakyat Indonesia.


(1)

91

4. Dari gambaran perjuangan aliansi Fromsu, semakin memberikan pengetahuan bagi kita bahwa gerakan mahasiswa selalu mempunyai peranan besar untuk melakukan perubahan-perubahan. Dan yang paling penting, Fromsu telah memulai persatuannya dengan aliansi dasar buruh dan tani sebagai masa depan kekuatan gerakan sosial di Indonesia.

5. Perjuangan Fromsu tentu memberikan pengaruh atas gagalnya kenaikan harga BBM tahun 2012. Melalui pasal 7 Ayat 6 APBN 2012. Ini merupakan gerakan sosial mahasiswa atau rakyat dan termaksud Fromsu yang sudah berjuang untuk berkontribusi dari Sumatera utara untuk menolak rencana kenaikan harga BBM.

4.2 Saran

1. Gerakan sosial mahasiswa harus tetap hidup dan bergelora baik di tengah kampus maupun di tengah rakyat. Sebab gerakan sosial mahasiswa tidak akan tergantikan oleh apapun dan akan tetap relevan menjadi spektrum yang menyumbangkan perubahan baik di kampus maupun dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

2. Fromsu dapat menjadi inspirasi bagi gerakan sosial mahasiswa untuk memberikan gambaran perjuangan dan peran mahasiswa dalam perubahan sosial di Indonesia.


(2)

92

3. Gerakan sosial mahasiswa harus mampu memadukan teori dan praktek maju untuk mewujudkan Tridarma Perguruan tinggi khususnya mengabdi kepada masyarakat. Krena hakekatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari di kampus berguna untuk kemajuan dan kedaulatan rakyat Indonesia.

4. Perjuangan Gerakan sosial mahasiswa akan kuat dan mempunyai perngaruh yang siknifikan yang besar apabila ke depan mampu semakin mempererat barisan dengan aliansi dasar buruh dan tani.

5. Dalam penilaian pada gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia pada saat ini, belum menunjukkan perjuangan-perjuangan mahasiswa yang diarahkan untuk mengkampanyekan dan memblejeti dominasi imperialisme AS dan feodalisme dengan mengaitkan kampus dan keadaan negeri. Hal ini terbukti masih rendahnya perjuangan-perjuangan di dalam kampus yang menyuarakan penolakan atas kurikulum pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kepentingan imperialisme AS dan feodalisme. Rendahnya penolakan kampus yang dijadikan sebagai legitimasi dalam menguatkan kebijakan-kebijakan rejim yang anti rakyat atau demikian Gerakan mahasiswa masih dijadikan sebagai alat politisasi oleh pemerintah dan kabir. Selain itu, kampus diarahkan untuk mengamini perampasan dan monopoli tanah di Indonesia dengan riset-riset dan kajian akademik yang non ilmiah. Oleh karena itu, gerakan mahasiswa tidak mampu menyuarakan perjuangan atas reforma agraria sejati dan pembangunan industri nasional di Indonesia


(3)

93

6. Menjadi kritikan bagi Fromsu yang menjadi perbaikan ke depan, ialah bagaiama kampanye aksi pada Penolakan rencana kenaikan Harga BBM masih cenderung terpropokasi dengan keadaan, yang berujung pada tindakan keras yang kurang diminati mahasiswa dan rakyat Indonesia khususnya masyarakat kota Medan atau Sumatera utara.


(4)

94

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Andi Arief dan Nezar Patria. Antonio Gramsci, Negara dan Hegemoni. Pustaka Pelajar 2012.

Chaniago, Nasrul Syakur, 2011, Manajemen Organisasi, Bandung : Cita Pustaka Media Perintis,

Damsar, 2010, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta; Kencana Prenada Media Group

Faisal, Sanafiah, 1995, Format Penulisan Sosial Dasar-Dasar Aplikasi, Jakarta; Raja Grafindo Persada

Fakih, Mansour, 2004, Gerakan Masyarakat Sipil, Jakarta: Bumi Aksara

Hariyadhie, 1994, Persfektif Gerakan Mahasiswa 1978 dalam Percaturan Politik Nasional, Jakarta: PT. Golden Terrayon Press

Idrus, Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga

Jary David, Julia Jary, 1995, Collins Dictionary of Sociology, Edisi Kedua

Kamanto, Prof. Dr. Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Lenin, Vladimir. The Highest Of Kapitalism. Moscow. Iska. 1915

M.Polloma Margareth. Sosiologi Komtemporer. Rajawali Pers, Jakarta 2007. Mesiono, 2010, Manajemen dan Organisasi, Bandung : Citapustaka Media

Perintis,

Misel Robert. Teori Pergerakan Sosial. Resist Book, Yogyakarta 2005.

Muhlas Imam. Jalan Baru memecah Kebekuan, Front Mahasiswa Nasional. Dian Cipta, Bandung 2014.


(5)

95

Multatuli.Max Havelaar. Djambatan cetakan keenaam, Jakarta 1985.

Muridan Wijoyo,. Politik Indonesia (Gerakan Mahasiswa). Pustaka sinar harapan, Jakarta 1999

Nawawi, Hadari, 1987, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta; Gajah Mada University Press

Prasetyo, Bambang dkk, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta; Raja Grafindo Persada

Rodee Carlton Clymer. Pengantar Ilmu Politik. PT. RajaGrafindo, Jakarta 2009. Sudijono, Sastroatmojo, 1995, Perilaku politik, Semarang; IKIP Press

Suparno Basuki Agus. Reformasi dan Jatuhnya Soeharto. Jakarta, Kompas 2012.

Townshend Jules. Politik Marxisme. Jendela, Yogyakarta 2003.

Wahyu Indriyo Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Alumni, Jakarta 2001.

Sumber Lain:

Artikel oleh Asep Setiawan, Gerakan Mahasiswa: Tinjauan Teoritis, 2007. Kumpulan tulisan Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) 2012

Kajian dan sikap BEM FISIP UI terhadap kenaikan BBM, diakses dari fisipui.ac.id tanggal 20 September 2012, pukul 14.23 wib

Hasil Wawancara Dengan Pengurus Fromsu, pada 10 Maret 2015 dengan Sekretaris Fromsu saat itu, Rachmad P Panjaitan.


(6)

96 Sumber internet

15 Juni 2014, pukul 20:24 wib.

http//:www,wikipedia.com, di akses pada 06 Juni 2014, pukul 20:15 wib.

http//:wordpress.com/2010/12/14/gerakan sosial/.diakses pada 05 Juni 2014 pukul 17:21wib

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/ph/article/view/575,

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_organ_gerakan_mahasiswa_1998,

memacetkan-bandara-polonia.html, Diunduh pada tanggal 11 Maret 2015. http://issuu.com/waspada/docs/waspada__senin_26_maret_2012, Diunduh pada