Teori Partisipasi Politik Kerangka Teori .1. Teori Organisasi

27 Jadi, bisa dibuat kesimpulan umum bahwa dari keempat pendekatan tersebut setidaknya ada empat aspek yang bisa dirangkum dalam melihat dinamika dari gerakan sosial: pertama, adanya jaringan kerja dan interaksi informal; kedua, adanya kesamaan keyakinan dan solidaritas; ketiga, aksi kolektif atas issu-issu konfliktual; keempat, aksi yang menunjukkan ruang yang luas di luar institusionalitas dan prosedur-prosedur rutin dari kehidupan sosial.

1.6.3 Teori Partisipasi Politik

Partisipasi politik menurut Herbert McClosky yang dikutip oleh Damsar di dalam “Pengantar Sosiologi Politik” dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Menurut Max Webber masyarakat melakukan aktivitas politik10 10 Margareth M.Polloma. Sosiologi Komtemporer. Rajawali Pers, Jakarta 2007. karena, pertama alasan rasional nilai, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan secara rasional nilai-nilai suatu kelompok. Kedua alasan emosional afektif, yaitu alasan didasarkan atas kebencian atau sukarela terhadap suatu ide, organisasi, partai atau individu. Ketiga, alasan tradisional, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan norma tingkah laku individu atau tradisi tertentu dari suatu kelompok sosial. Keempat, rasional instrumental, yaitu alasan yang didasarkan atas kalkulasi untung rugi secara ekonomi. 28 Partisipasi warga negara dapat dilihat melalui perilaku politiknya. Perilaku politik dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu melalui partai politik, kampanye, pemberian suara, dan lain-lain. Bentuk perilaku ini menjadi alat analisis untuk melihat partisipasi politik masyarakat itu sendiri. Termasuk di dalamnya pada pemilihan legislatif, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang beberapa waktu yang lalu telah dilaksanakan di Indonesia. Bagi pemerintah partisipasi politik dapat dikemukakan dalam berbagai fungsi, pertama, partisipasi politik masyarakat untuk mendukung program- program pemerintah. Hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pembangunan. Kedua, partisipasi masyarakat berfungsi sebagai organisasi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan meningkatkan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana memberikan masukan, saran dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.Organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan ormas, dan organisasi sosial politik merupakan contoh dari fungsi politik lain. Miriam Budhiardjo mendefenisikan bahwa partisipasi politik 11 11 Carlton Clymer Rodee. Pengantar Ilmu Politik. PT. RajaGrafindo, Jakarta 2009. adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan cara jalan memilih pimpinan negara secara 29 langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Ramlan Surbakti mendefenisikan partisipasi politik itu sebagai kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Bagi pemerintah partisipasi politik dapat dikemukakan dalam berbagai fungsi. Pertama, partisipasi politik masyarakat untuk mendukung program- program pemerintah. Hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pembangunan. Kedua, partisipasi masyarakat berfungsi sebagai organisasi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkandan meningkatkan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 1

1.7. Metodologi Penelitian