Skala Persepsi Remaja terhadap Keharmonisan Keluarga

commit to user 54

a. Skala Persepsi Remaja terhadap Keharmonisan Keluarga

Skala Persepsi Remaja terhadap Keharmonisan Keluarga disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan gabungan dari aspek-aspek persepsi dan aspek-aspek keharmonisan keluarga. Adapun aspek-aspek persepsi dikemukan oleh Sobur 2003 yaitu aspek kognitif, afektif dan konatif, sedangkan aspek-aspek keharmonisan keluarga dikemukakan oleh Hawari 1997 yaitu: 1 Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya. 2 Mempunyai waktu bersama keluarga. Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan betah tinggal di rumah. commit to user 55 3 Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya keharmonisan dalam keluarga. Orang tua yang bijaksana selalu tepat mempergunakan kesempatan yang baik untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya. Sebaliknya merupakan saat yang kurang tepat jika anak-anak sedang menghadapi tamu atau orang-orang lain yang dihormatinya, sedang makan, sedang akan istirahat, sedang belajar menghadapi setumpuk tugas sekolah atau PR, atau mungkin jika anak sedang tergesa-gesa akan berangkat ke sekolah, dan sebagainya. Dalam kondisi yang demikian biasanya hasil komunikasi yang dilakukan kurang mampu memberikan hasil yang memuaskan semua pihak. 4 Saling menghargai antar sesama anggota keluarga Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan tempat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan yang lebih luas. 5 Kualitas dan kuantitas konflik yang minim. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan. commit to user 56 6 Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga. Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai. Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 54 butir, yang terdiri atas 18 untuk tiap aspeknya. Distribusi aitem Skala Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Blueprint Skala Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga Pernyataan No Aspek Afektif Kognitif Konatif Total 1. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. • Tercipta kehidupan beragama • Penanaman komitmen berdasarkan nilai-nilai agama. 2,8,14 3,9,15 1,7,13 9 2. Mempunyai waktu bersama keluarga. • Menyediakan waktu untuk bersama keluarga. • Berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah serta keluhan-keluhan anak. 6,20,27 4,19,25 5,21,26 9 3. Mempunyai komunikasi yang baik antar keluarga. • Berkomunikasi dengan baik antar anggota keluarga 12,18,24 10,16,22 11,17,23 9 commit to user 57 Pernyataan No Aspek Afektif Kognitif Konatif Total • Terbuka atas segala hal yang terjadi dalam keluarga • Saling berdiskusi dan bertukar pikiran 4. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga • Menghargai perbedaan pendapat yang terjadi • Mengajarkan keterampilan berinteraksi sedini mungkin pada anak 30,36,42 28,34,41 29,35,40 9 5. Hubungan, ikatan yang erat antar anggota keluarga • Terciptanya keharmonisan keluarga • Merasa betah berada di dalam rumah • Antar anggota keluarga saling mendukung dan membantu satu sama lain 33,46,54 32,47,52 31,48,53 9 6. Kuantitas dan kualitas konflik yang minim • Sabar dan tenang dalam menghadapi masalah • Jarang terjadi pertengkaran • Anak menuruti perintah orang tua 38,44,50 39,45,51 37,43,49 9 Total 18 18 18 54 Model skala yang digunakan pada Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga merupakan Skala Diferensi Semantik, sebagai salah satu sarana pengukuran psikologis dalam berbagai aspek kontinum Azwar, 2005. Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga terdiri atas beberapa aitem yang diikuti beberapa kontinum kata sifat yang berbeda. Skor responden pada skala secara keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor pada masing-masing commit to user 58 kontinum Azwar, 2005. Nilai skala pada Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga dibagi atas tujuh bagian yang diberi nilai satu sampai dengan tujuh. Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga dalam penelitian ini mengandung kontinum favorable mendukung dan unfavorable tidak mendukung. Pemberian skor untuk kontinum favorable bergerak dari tujuh sampai satu, sedangkan skor untuk kontinum unfavorable bergerak dari satu sampai tujuh.

b. Skala Konformitas Teman Sebaya