commit to user
40
3. Konformitas Teman Sebaya
a. Pengertian Teman Sebaya
Teman sebaya berarti teman-teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis
Sudarsono, 1997. Peer group
atau teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama Santrock, 2003. Selanjutnya Johnson
Sarwono, 2005 kelompok sebaya adalah kumpulan dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam
kelompok dan masing-masing menyadari saling ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berpendapat bahwa teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang
sama yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama.
b. Pengertian Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh karena keinginan untuk mengikuti keyakinan atau standar orang lain Feldman, 1999.
Menurut Sarwono 2006 konformitas adalah kesesuaian antara perilaku individu dengan perilaku kelompoknya atau perilaku individu dengan harapan orang lain
tentang perilakunya. Konformitas didasari oleh kesamaan antara perilaku dengan perilaku atau antara perilaku dengan norma. Senada dengan hal tersebut Baron
Byrne 2005 memberikan pengertian mengenai konformitas sebagai suatu jenis
commit to user
41
pengaruh sosial yang mengubah sikap dan tingkah laku individu agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
Allan dalam Kuppuswamy, 1990 telah mendefinisikan konformitas secara operasional sebagai perubahan perilaku seseorang karena hasil pengaruh
kelompok dalam meningkatkan kesesuaian antara individu dengan kelompok. Konformitas mengakibatkan kecocokan atau kesesuaian antara individu dan
kelompok. Sementara itu menurut Chaplin 2004, konformitas adalah kecenderungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku seseorang dikuasai oleh
sikap dan pendapat yang sudah berlaku. Chaplin juga mendefinisikan konformitas sebagai cirri pembawa kepribadian yang cenderung membiarkan sikap dan
pendapat orang lain untuk menguasai dirinya. Willis dalam Sarwono, 2006 mengungkapkan perilaku konformitas yang
murni adalah usaha terus menerus dari individu untuk selaras dengan norma- norma yang diharapkan oleh kelompok. Jika persepsi individu tentang norma-
norma kelompok standar sosial berubah, maka individu akan mengubah pula tingkah lakunya. Perilaku konformitas diperkirakan akan timbul secara maksimal
jika kompetensi kemampuan kelompok atau partner lebih tinggi dari kompetensi individu, individu menganut sikap yang fleksibel dan ganjaran akan lebih besar
jika respons selaras dengan norma kelompok. Di samping itu, masih menurut Willis dalam, Sarwono, 2006 perlu
dibedakan antara konformitas dan konformitas psikologis. Konformitas adalah keselarasan dan gerak yang berkaitan dengan standar sosial yang objektif,
sedangkan konformitas psikologis berkaitan dengan standar sosial yang
commit to user
42
dipersepsikan oleh seseorang. Ditegaskan oleh Krech dkk dalam Kuppuswamy, 1990 esensi konformitas adalah menyerah pada tekanan kelompok.
Sementara itu Sears dkk. 1994 berpendapat bahwa seseorang atau organisasi seringkali berusaha agar pihak lain menampilkan tindakan tertentu pada saat pihak
lain tersebut tidak ingin melakukannya. Bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut, hal ini disebut
konformitas. Bila individu menampilkan perilaku tertentu karena ada tuntutan, meskipun mereka lebih suka tidak menampilkannya disebut ketaatan atau
kepatuhan. Konformitas dapat dipandang sebagai bentuk khusus dari ketaatan – dilakukan karena ada tekanan kelompok – tetapi sebenarnya konformitas
merupakan gejala penting yang harus dipandang secara terpisah. Menurut Zebua dan Nurdayadi 2001 konformitas adalah suatu tuntutan yang
tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku
tertentu. Sedangkan menurut Davidoff 1991 konformitas didefinisikan sebagai perubahan perilaku dan sikap sebagai akibat dari tekanan nyata atau tidak nyata.
Sependapat dengan hal ini Kiesler dan Kiesler dalam Rakhmat, 2005 memandang konformitas sebagai perilaku atau kepercayaan menuju norma
kelompok sebagai tekanan kelompok yang riil atau yang dibayangkan. Orang- orang yang konformis akan bersikap, berperilaku atau bertindak sesuai dengan
norma kelompok, menjadi harmonis dan sepakat dengan anggota-anggota kelompok Baron Byrne, 2005.
commit to user
43
Individu yang tergolong mudah konform itu, biasanya taat pada peraturan dan norma yang sudah berlaku lama sekali. Mereka tidak memperlihatkan kekuatan
ego yang mudah toleran terhadap hal yang kurang jelas, bertanggung jawab, spontan dan cepat memperoleh pemahaman dibandingkan dengan mereka yang
sulit konform Davidoff, 1991. Banyak tujuan yang ingin didapat oleh remaja dengan bersikap konformis, antara lain supaya ada penerimaan kelompok
terhadap remaja tersebut, diakuinya eksistensi sebagai anggota kelompok, menjaga hubungan dengan kelompok, mempunyai ketergantungan dengan
kelompok dan untuk menghindar dari sanksi kelompok Surya, 1999. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berpendapat konformitas diartikan
bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena disebabkan karena orang lainkelompok menampilkan perilaku tersebut sebagai tekanan kelompok yang riil
atau yang dibayangkan, dengan tujuan ada penerimaan kelompok, diakuinya eksistensi sebagai anggota kelompok, menjaga hubungan dengan kelompok,
mempunyai ketergantungan dengan kelompok sehingga terhindar dari sanksi kelompok.
c. Pengertian Konformitas Teman Sebaya