70
t
tabel
-0,800 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,427 0,05.
• Variabel CAR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011, hal ini terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
-1,952 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,056 0,05.
• Variabel NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011, hal ini terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
6,298 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,000 0,05.
b. Uji F F-test
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri dari NPL, LDR, CAR, dan NIM memiliki pengaruh secara
simultan terhadap ROA. Untuk mengetahui semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen,
maka dapat dilakukan dengan cara melihat nilai Sig., apabila tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H
A
diterima, dan sebaliknya jika tingkat signifikansi di atas 0,05 maka H
A
ditolak. Selain itu signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan F
hitung
, dengan
ketentuan:
1. Jika F
hitung
F
tabel
α = 5 maka H
A
diterima 2.
Jika F
hitung
F
tabel
α = 5 maka H
A
ditolak
Universitas Sumatera Utara
71
Adapun hasil uji F dengan program SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikan Simultan F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.003 4
.001 10.715
.000
a
Residual .004
55 .000
Total .007
59 a. Predictors: Constant, NIM, CAR, NPL, LDR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013 Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
adalah 10,715 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2,54 karena F
hitung
F
tabel
atau 10,715 2,54 dan tingkat signifikansinya di bawah 0,05 atau 0,000
0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen risiko usaha bank NPL, LDR, CAR, dan NIM secara simultan adalah signifikan
terhadap ROA.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah risiko usaha bank yaitu risiko kredit NPL, risiko likuiditas LDR, risiko modal CAR, dan risiko
tingkat bunga NIM berpengaruh terhadap Return On Assets pada bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia. Penelitian
menggunakan data perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2009 dan 2011.
Universitas Sumatera Utara
72
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa adjusted R
2
adalah 0,397 atau 39,7. Hal ini berarti bahwa keseluruhan variabel independen
menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 39,7, sedangkan variabel- variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan
sebesar 60,3. Oleh karena itu dengan nilai sebesar 39,7 dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang
memiliki keeratan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil uji signifikan parsial t pada tabel 4.9 digunakan untuk mengetahui
peran variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Analisis mengenai hasil uji signifikan parsial t masing-masing variabel independen
dapat dilihat sebagai berikut : •
Variabel NPL berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA, hal ini terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
-0,328 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,744 0,05.
• Variabel LDR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA, hal ini
terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
-0,800 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,427 0,05.
• Variabel CAR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA, hal ini
terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
-1,952 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,056 0,05.
• Variabel NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, hal ini terlihat
dari nilai t
hitung
t
tabel
6,298 2,00100 dan signifikansi di atas 0,05 0,000 0,05.
Universitas Sumatera Utara
73
Risiko kredit dalam penelitian ini diproksikan dalam NPL. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap
ROA. Risiko kredit yang semakin besar diindikasikan oleh nilai NPL yang semakin besar. Sementara berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk,
dengan meningkatnya NPL sebesar 1 satuan, akan menurunkan ROA sebesar 0,028. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ali 2004:41
bahwa risiko yang dimiliki oleh bank akan memberi pengaruh negatif terhadap bank yang bersangkutan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suyono 2005 dan Lestari 2010, menunjukkan hasil yang sama, bahwa
risiko kredit memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas bank yang dalam penelitian ini diproksikan dalam ROA.
Kredit merupakan aktiva produktif bagi bank. Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan bank kepada nasabah, berarti bahwa semakin besar laba yang
diharapkan bank dari bunga kredit yang akan dibayarkan oleh nasabah. Semakin besar jumlah kredit bermasalah yang dimiliki bank akan
memperbesar risiko kredit yang dimiliki oleh bank tersebut. Hal ini akan menyebabkan semakin kecilnya laba yang diterima oleh bank dari bunga
kreditnya dari nasabah. Hal inilah yang akan mempengaruhi pengembalian dari perputaran aktiva bank tersebut, sehingga akan menurunkan ROAnya.
Risiko likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dalam LDR. Semakin besar risiko likuiditas yang terjadi, diindikasikan oleh LDR yang rendah,
artinya perbandingan antara dana pihak ketiga yang dimiliki bank lebih kecil dibandingkan dengan kredit yang disalurkan oleh bank tersebut. Secara teori
Universitas Sumatera Utara
74
hal ini seharusnya akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan profitabilitas bank karena pihak manajemen semakin mampu mengelola dana
pihak ketiga yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bagi bank. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada uji secara parsial, LDR tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Muljono 2002: 139 bahwa bank
semakin likuid, maka akan semakin tidak profitable. Semakin likuidnya bank diindikasikan dengan semakin kecilnya risiko likuiditas yang dimiliki oleh
bank tersebut. Risiko modal dalam penelitian ini diproksikan dalam CAR. Semakin
tinggi CAR yang dimiliki oleh suatu bank, berarti akan semakin rendah risiko modal yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan, karena semakin kecil
kemungkinan bank tidak mampu untuk memenuhi komitmen-komitmen usaha, karena menyediakan modal yang mencukupi. Hal itu akan
mempengaruhi ROA bank karena semakin sedikitnya dana pihak ke tiga yang digunakan untuk menambah permodalannya, akan semakin kecil biaya beban
bunga atas dana pihak ketiga tersebut, inilah yang akan memberikan pengaruh positif terhadap ROA. Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan secara
parsial, diperoleh bahwa risiko modal yang diwakilkan oleh CAR memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA.
Risiko tingkat bunga dalam penelitian ini diproksikan dalam NIM. Spread antara pendapatan bunga bank dengan biaya bunga yang dibayarkan oleh bank
merupakan penghasilan yang memiliki porsi terbesar bagi pihak bank
Universitas Sumatera Utara
75
dibandingkan dengan penghasilan dari operasional lainnya. Selisih bersih antara bunga yang diterima dan yang dibayarkan oleh bank ini dihitung
dengan NIM Net Interest Margin. Semakin besar nilai NIM berarti bahwa bunga yang diterima oleh bank lebih besar dibandingkan dengan bunga yang
dibayarkannya, yang berarti juga bahwa semakin kecil risiko tingkat bunga yang dimiliki oleh bank. Hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap
ROA bank, karena dengan semakin besarnya jumlah pendapatan bunga bank, akan memperbesar pula laba bersih bank. Teori ini sejalan dengan hasil uji
statistik yang dilakukan penulis. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,0000,005 dan hasil perhitungan t hitung yang lebih besar dari t tabel, yang berarti bahwa hipotesis penelitian diterima.
Hal yang sama juga dikemukakan dalam hasil penelitian Sukowati 2006, bahwa NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
Hasil uji signifikan simultan F pada tabel 4.11 digunakan untuk mengetahui peran variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
adalah 10,715 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2,54 karena F
hitung
F
tabel
atau 10,715 2,54 dan tingkat signifikansinya di bawah 0,05 atau 0,000 0,05 menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen risiko usaha bank NPL, LDR, CAR, dan NIM secara simultan adalah signifikan terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara
76
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menyatakan bahwa pihak yang berkepentingan maupun manajemen perbankan dapat memperhitungkan
pengaruh risiko usaha yang diproksikan dalam NIM untuk risiko tingkat bunga; dalam menentukan besarnya ROA. Sementara variabel NPL untuk
risiko kredit, LDR untuk risiko likuiditas, dan CAR untuk risiko modal dianggap kurang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan
besarnya ROA. Faktor lain sebesar 60,3 yang dianggap juga mempengaruhi ROA antara lain terjadi dari kondisi perekonomian negara, faktor-faktor
keuangan lain perusahaan, faktor-faktor dalam perpajakan serta peraturan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah Risiko Usaha Bank memiliki pengaruh terhadap Return On Assets pada bank umum nasional yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2009-2011. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : •
Setelah dilakukan uji signifikan parsial t diketahui bahwa risiko kredit yang diproksikan dalam NPL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Return On Assets pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama yang menyatakan Non Performing Loan NPL berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets dapat ditolak. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus Suyono 2005, Wahyu Prasetyo 2006, Tika Lestari 2010, dan Iswatun Khasanah
2010. •
Risiko likuiditas yang diproksikan dalam LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan Loan to Deposit
Ratio LDR berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets dapat
Universitas Sumatera Utara