Tematik 2 Analisis Naskah 2.1 Sintaksis

itu tidak semudah membalikkan tangan dan tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan dan kedisplinan.

4.2.3 Tematik

Struktur tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman ini diwujudkan ke dalam bentuk yang lebih kecil. Bagian Satu Tema yang diangkat dalam bagian pertama adalah mengenai sosok Chairul Tanjung yang berpikir tiada cita-cita khusus saya pegang untuk sekian puluh tahun ke depan selain pilihan spesifik akan kuliah di Universitas Negeri. Penulis menggunakan koherensi sebab akibat dalam bagian ini. Hal ini bisa diamati dari keseluruhan detail yang ditulis penulis. Tema yang terjalin dari detail tersebut adalah dengan menjual kain halus, sejak itu saya bertekad untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tua, selain itu tekad saya sudah bulat, sebutlah itu sebuah dendam terhadap keadaan yang memacu tokoh dalam cerita ini. Bagian Dua Penulis menggunakan koherensi pembeda. Ini terlihat dengan perbandingan yang digunakan pada biaya uang fotokopi. Sebagaimana yang ditulis penulis pada paragraf lima, esoknya kembali ke kampus dan menawarkan kepada teman-teman Rp 300 saja untuk mencetak buku asisten praktikum yang di jalan Salemba sekitar kampus seharga Rp 500. Terdapat perbedaan harga dalam cerita ini. Selain itu kepercayaan terhadap keuntungan Rp 15.000 yang pertama tersebut merupakan momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya. Bagian Tiga Tema yang diangkat pada bagian ini adalah tentang hidup sebagai mahsiswa yang memiliki penghasilan sendiri sungguh indah luar biasa kala itu. Dunia cerah ceria laksana bulan tanpa terhalang awan di puncak purnama. Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk menggabungkan dua tema besar hingga Universitas Sumatera Utara bagian ini memiliki keterkaitan satu sama lain antara mahasiswa dengan hidupnya. Bagian Empat Penulis menggunakan koherensi pembanding pada bagian ini yang merupakan batu loncatan untuk usaha di luar dengan didalam kampus. Tema tersebut adalah pengamatan tokoh terhadap usahanya yang akan dimulai di luar, namun dari keseluruhan tema yang akan di bahas menggunakan koherensi sebab akibat untuk menjalin keseluruhan cerita dari bagian satu hingga bagian selanjutnya tulisan ini. Bagian Lima Tema yang diangkat dalam bagian ini adalah tentang beberapa buku yang sengaja saya baca hingga habis agar memiliki referensi sebagai bahan perbincangan dengan sang jendral seputar senjata dan perang. Penulis menggunakan koherensi penjelas yang terdapat dalam cerita ini yang mengkaitkan antara referensi buku dengan sang jendral. Bagian Enam Penulis menggunakan koherensi pembanding antara hubungan yang terjadi dalam cerita ini yang menghubungkan sosok seorang tokoh yang masih muda, idealis dan polos dengan memetik suatu pelajaran yang sangat berharga, yang dipertegas dengan kalimat pembanding yang tepatnya saya masih terlalu muda masih sangat idealis, polos lebih tepatnya. Namun, dari situ saya petik pelajaran yang sangat berharga yang tidak akan pernah lupa sampai kapanpun. Bagian Tujuh Tema yang diangkat pada bagian ini adalah tentang yayasan Thasalemia. Penulis menggunakankoherensi pembeda pada cerita ini. Ini terlihat dengan perbandingan dengan menggunakan ironi atas apa yang terjadi di Yayasan Thasalemia dengan Pergelaran langsung, yaitu sebagaimana ditulis penulis pada “Yayasan Thasalemia dibentuk dengan memastikan pargelaran langsung sesuai rencana, saya turun langsung memantau pekerjaan dari A hingga Z. Universitas Sumatera Utara Bagian Delapan Penulis menggunakan koherensi pembanding dalam bagian ini. Hal ini bisa dilihat dari keseluruhan detail yang ditulis penulis. Tema yang terjalin dari detail tersebut adalah adanya catatan keuangan perusahaan yang menunjukkan jauh lebih besar pasak daripada tiang. Bagian Sembilan Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk menggabungkan dua tema utama dalam bagian ini. Tema tersebut adalah saya masih memiliki kegigihan, kedisplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha yang gagal tersebut dan hampir semua tempat tinggal kami waktu kecil merupakan lingkungan keras. Bagian ini memang koherensi penjelas, namun secara keseluruhan penulis menggunakan koherensi sebab akibat untuk menjalin keseluruhan cerita. Bagian Sepuluh Tema dalam bagian ini adalah menunggu Bapak pulang demi zakat fitrah. Kejadian yang tak terlupakan dan membekas saat masih kecil itu kemudian menjadi landasan kehidupan saya berikutnya. Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk menjelaskan dan mengaitkan semua kejadian yang ada. Bagian Sebelas Kronologis tentang pertemanan dan sosialisasi Chairul Tanjung terhadap temannya dan selagi saya makan, tidaklah mungkin kalian kelaparan inilah tema yang terdapat dalam bagian ini. Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk menghubungkan dan mengaitkan semua kejadian yang ada dalam cerita ini. Bagian Duabelas Tema dalam bagian ini adalah saya senang membaca, mungkin karena sering menemui perihnya kehidupan menjadikan saya serius memandang segala sesuatu dan lebih peka dibandingkan teman saya lainnya. Penulis menggunakan koherensi penjelas, namun secara keseluruhan penulis menggunakankoherensi sebab akibat untuk menjalin keseluruhan cerita dari bagian satu hingga tengah cerita. Universitas Sumatera Utara Bagian Tigabelas Hampir ditangkap laksus karena ngamen, ini merupakan tema pada bagian ini dan penulis menggunakan koherensi penjelas yang mengaitkan antara tokoh dengan anggota laksus yang akan menangkap tokoh saat mengamen. Bagian Empatbelas Tema yang terdapat pada bagian ini adalah pelajaran semasa teater merupakan salah satu proses pendidikan yang benar-benar saya pegang dan kali ini posisinya terbalik, Sya mengajari Mas Yan berbisnis dengan manfaat relasi. Penulis menggunakan koherensi pembeda ini terlihat dengan perbandingan dengan menggunakan ironi atas apa yang terjadi pada bagian ini. Bagian Limabelas Penulis menggunakan koherensi penjelas pada bagian ini adalah untuk mengaitkan hubungan antara kata dan peribahasa yang terdapat pada kalimat “Kalau saja tidak berinisiatif menawarkan harga tambang, dipastikan sungai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan ludah di tenggorokkan”. Hal ini menunjukkan penjelasan yang singkat antara kalimat dengan peribahasa yang diguanakan serta diamati dari detail yang menggambarkan suatu kata tersebut. Bagian Enambelas Tema dalam bagian ini adalah di luar keunggulan, harus diakui bahwa Boedoet memang terkenal keras. Pada bagian ini penulis menggunakan koherensi penjelas untuk memperjelas suatu keadaan yang terdapat pada bagian ini dengan memberi kejelasan mengenai keunggulan Boedoet dibanding dengan sekolah lain. Bagian Tujuhbelas Penulis menceritakan pendidikan informal di teater sejak SMA, dilanjutkan lebih sistematis, dilanjutkan di KIR Jaya, merupakan salah satu landasan pembentukan tentang sikap, karakter, kepedulian dan soal transfer ilmu pengetahuan. Bagian ini mengandung koherensi penjelas yang mengaitkan hubungan pendidikan formal dengan pendidikan informal. Universitas Sumatera Utara Bagian Delapanbelas Bagian ini menceritakan tentang awalnya membuat pabrik sepatu sesuai arahan Chaim, bila kemudian diakhir cerita malah berakhir menjadi pabrik sandal. Penulis menggunakan koherensi sebab akibat yang menggambarkan terjadi kesalahan tekhnis yang menyebabkan suatu penyesalan, yang awalnya ingin membuat pabrik sepatu dan menjadi pabrik sandal. Bagian Sembilanbelas Tema ini mengakat cerita mengenai Anita Ratnasari Chairul Tanjung, isteri saya, rekan menjalani kehidupan, sekaligus ibu luar biasa bagi anak-anak kami. Semoga hanya dipisahkan oleh-Nya melalui maut. Terima kasih selama ini telah setia menemani. Penulis menceritakan gambaran mengenai keluarga Chairu Tanjung dengan menggunakan koherensi penjelas yang mengaitkan hubungan kerja dengan keluarga dan bisnis. Bagian Duapuluh Bagian ini menceritakan gimana beliau mengurus proses haji ibunya tahap demi tahap dan telaten membuat saya terharu. Penulis dalam hal ini menggunakan koherensi penjelasan yang menjelaskan bagaimana tahap-tahap yang dilakukan Chairul Tanjung dalam mengurusi untuk keberangkatan ibunya naik haji. Bagian Duapuluhsatu Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk memperjelas suatu kalimat pada bagian ini. Tema tersebut adalah hingga kini kemampuan membaca cepat benar-benar berguna dalam keseharian, serta menegaskan suatu kalimat yang menjadi tegas apabila disebutkan. Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk mengaitkan kalimat satu sama lain higga terjadi keterkaitan yang jelas dalam setiap kalimat. Bagian Duapuluhdua Tema pada bagian ini adalah kita butuh banyak wirausaha yang nasionalis, nasionalis kerakyatan, karena ini tugas kemanusiaan. Pada bagian ini dipergunakan penjelasan kata mengenai nasionalis yang berkaitan langsung dalam kerakyatan, dan menjelaskan suatu makna kata. Penulis dalam hal ini Universitas Sumatera Utara menggunakan koherensi penjelas, namun secara keseluruhan penulis menggunakan koherensi sebab akibat untuk menjalis keseluruhan cerita dari bagian satu hingga ke bagian duapuluhdua tulisan. Bagian Duapuluhtiga Koherensi yang digunakan penulis pada bagian ini adalah koherensi penjelas. Secara keseluruhan, detail yang dibangun penulis menceritakan tentang keindahan apabila semua bergerak membantu saudara yang lain dan tidak perlu menunggu komando pemerintah, seperti yang kita lakukan dulu pada tahun 1998. Bagian Duapuluhempat Bagian ini menceritakan tentang suatu pengalaman sejarah yang tak terlupakan, dan menjelaskan suatu pengalaman yang dialami oleh tokoh yang cukup menjadi ingatan yang kuat bagi tokoh. Penulis mencoba untuk mendeskripsikan yang menggunakan koherensi sebab akibat yang menghubungan suatu pengalaman sejarah dengan yang terlupakan yang dialami tokoh dalam cerita ini. Bagian Duapuluhlima Tema pada bagian ini mengangkat mengenai bank kecil yang tengah sakit keras, saldo merahnya di BI mencapai Rp 90 miliar dan lebih dari 90 persen kredit macet semuanya. Penulis mencoba memaparkan suatu keadaan yang terjadi dalam bagian ini dan penulis menggunakan koherensi sebab akibat yang terjadi dalam suatu bank yang mengkaitkan kejadian yang satu dengan yang lain yang memiliki hubungan pada bagian ini. Bagian Duapuluhenam Pembenahan Bank Mega dan Krisis 1998 sebagai momentum kebangkitan. Penulis menggunakan koherensi pembanding antara Bank Mega dengan Krisis 1998 yang memiliki hubungan dan keterkaitan yang kuat yang dapat menimbulkan suatu makna yang kuat yang akan diulas lebih dalam lagi pada bagian ini. Namun keseluruhan dalam bagian ini mencoba untuk menceritakan keseluruhan secara detail pada setiap bagian cerita. Universitas Sumatera Utara Bagian Duapuluhtujuh Tema yang diangkat adalah obsesi itu lalu semakin menguat saat saya menghadiri Forum Usahawan Muslim Serantau sekitar tahun 1995. Penulis memakai koherensi penjelas pada kalimat “semakin menguatkan saya” hal ini dilakukan untuk memperkuat sebuah makna kata ataupun menjelaskan suatu makna dari menguatkan pada bagian ini. Bagian Dupuluhdelapan Bagian ini menggunakan koherensi sebab akibat yang menjabarkan mengenai makna Bangsa Indonesia masih dalam suasana euforis reformasi yang memperkuat suatu kalimat yang intinya akan memperjelas suatu makna mengenai Bangsa Indonesia. Bagian Duapuluhsembilan Penulis menggunakan koherensi penjelas pada bagian ini yang menghubungakan beberapa kalimat yaitu seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali bahu membahu, Rumah Anak Madani RAM sengaja dibangun di Medan untuk menampung anak-anak korban bencana tsunami di Aceh. Hal ini menunjukkan keterkaitan dari keseluruhan detail yang terdapat pada bagian ini dan bagian selanjutnya. Bagian Tigapuluh Sekolah yang kami dirikan adalah unggulan, sebagai salah satu upaya memberikan akses kepada siswa-siswi lulusan SMP dan tsanawiyah yang berasal dari warga miskin. Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk memperjelasn siswa-siswi yang termasuk kedalam kelas unggulan. Bagian Tigapuluhsatu Tema yang terdapat pada bagian ini adalah seusai acara tidak sedikit penonton di Gelora Bung Karno yang meneteskan air mata. Penulis menggunakan koherensi sebab akibat untuk menjalin keseluruhan cerita dari bagian ini. Universitas Sumatera Utara Bagian Tigapuluhdua Koherensi yang digunakan penulis pada bagian ini adalah koherensi penjelas. Secara keseluruhan, detail yang dibangun penulis menceritakan tentang deskripsi sosok Chairul Tanjung dari awal masuk kuliah sampai mencapai kesuksesan hingga sekarang. Bagian Tigapuluhtiga Pada bagian ini penulis menggunakan koherensi sebab akibat yang menghubungkan antara ketidakmampuan umat islam terhadap penguasaan sektor ekonomi yang menyebabkan keterkaitan yang simpang siur, yang harus dibenahi lebih baik. Bagian Tigapuluhempat Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk memperjelas suatu kalimat maupun deskripsi yang berhubungan dan memiliki keterkaitan antara penjelasan yang satu dengan penjelasan yang lainnya, seperti bagi saya media khususnya televisi memiliki dua mata pisau luar biasa dan awal masuk ke industri televisi sebenarnya tidak benar-benar direncanakan secara khusus. Bagian Tigapuluhlima Bagian ini menceritakan tentang kondisi mendapatkan keuntungan itu bukan suatu tujuan, melainkan sarana agar perusahaan bisa menjalankan cita-cita. Penulis menggunakan koherensi penjelas untuk memperkuat perkataan dari tokoh karena ketidakpahaman dalam tujuan utama menjalankan perusahaan itu. Bagian Tigapuluhenam Tema yang dibangun oleh penulis untuk bagian ini adalah kebahagiaan yang dialami penulis. Masih sama dengan bagian sebelumnya disini penulis masih menggunakan koherensi penjelas yang menjelaskan kebahagiaan penulis karena sejak saat itu Carrefour Indonesia milik Orang Indonesia, dan kepemilikan saham dimiliki oleh orang Indonesia sebahagian. Universitas Sumatera Utara Bagian Tigapuluhtujuh Tema yang dibangun penulis pada bagian ini adalah tentang keterkaitan hubungan, setelah menggunakan koherensi penjelas kali ini penulis menggunakan koherensi sebab akibat yang menjelaskan tidak adanya keindahan maka tidak ada kebenaran dalam suatu usaha bisnis. Bagian Tigapuluhdelapan Pada bagian ini penulis lebih memprioritaskan kedalam epilog penulis yang menggunakan koherensi penjelas yang menghubungkan dan mengaitkan suatu penjelasan singkat mengenai suatu bacaan. Bagian Tigapuluhsembilan Masih sama dengan bagian sebelumnya penulis meenggunakan koherensi penjelas pada bagian ini. Hal ini bisa diamati dari detail yang menggambarkan keberanian Chairul Tanjung menggunakan namanya sendiri dalam “CT Crop”. Bagian Empatpuluh Penulis menceritakan tentang apa yang terjadi pasca kesuksesan tokoh dalam hidupnya. Mulai dari awal kehidupan tokoh, kondisi lokasi, dan masyarakat, juga kondisi penulis yang merupakan jurnalis dalam cerita ini. Bagian yang merupakan epilog ini mngandung koherensi penjelas sebagai pengikat dari keseluruhan kisah ini.

4.2.4 Retoris