Retoris 2 Analisis Naskah 2.1 Sintaksis

Bagian Tigapuluhtujuh Tema yang dibangun penulis pada bagian ini adalah tentang keterkaitan hubungan, setelah menggunakan koherensi penjelas kali ini penulis menggunakan koherensi sebab akibat yang menjelaskan tidak adanya keindahan maka tidak ada kebenaran dalam suatu usaha bisnis. Bagian Tigapuluhdelapan Pada bagian ini penulis lebih memprioritaskan kedalam epilog penulis yang menggunakan koherensi penjelas yang menghubungkan dan mengaitkan suatu penjelasan singkat mengenai suatu bacaan. Bagian Tigapuluhsembilan Masih sama dengan bagian sebelumnya penulis meenggunakan koherensi penjelas pada bagian ini. Hal ini bisa diamati dari detail yang menggambarkan keberanian Chairul Tanjung menggunakan namanya sendiri dalam “CT Crop”. Bagian Empatpuluh Penulis menceritakan tentang apa yang terjadi pasca kesuksesan tokoh dalam hidupnya. Mulai dari awal kehidupan tokoh, kondisi lokasi, dan masyarakat, juga kondisi penulis yang merupakan jurnalis dalam cerita ini. Bagian yang merupakan epilog ini mngandung koherensi penjelas sebagai pengikat dari keseluruhan kisah ini.

4.2.4 Retoris

Struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu. Hal ini bisa diamati dari pemilihan kata, idiom, grafik, gambar yang digunakan untuk memberi penekanan pada arti tertentu. Perangkat framing ini digunakan untuk menggambarkan observasi dan interpretasi sebagai sebuah fakta, atau untuk meningkatkan efektivitas sebuah berita. Bagian Satu Dengan genangan air mata, ibu menatap mata saya dengan tajam sambil menepuk pundak dan berbicara, “Chairul uang kuliah pertama kamu yang ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu.” Paragraf 16. Universitas Sumatera Utara Penulis menggunakan kata “kain halus ibu” untuk memperjelas bahwa perjuangan seorang ibu untuk anaknya tiada habisnya, segala upaya akan dilakukan seorang ibu untuk membahagiakan anaknya, karena seorang ibu tidak akan mau melihat anaknya gagal. Bagian Dua Pada bagian ini penulis menekankan kata “Lima belas ribu pertama dalam hidup saya”, menyatakan bahwa pada saat itu untuk mendapatkan uang sebesar lima belas ribu itu sangat sulit dan uang lima belas ribu itu sangat berharga untuk kelangsungan hidup bagi masyarakat pada saat itu. Bagian Tiga Bisa dikatakan saya merupakan mahasiswa paling sibuk diseluruh universitas Indonesia kala itu. Paragraf 4 Penulis menggunakan kata “Paling sibuk diseluruh universitas Indonesia kala itu” menekankan suatu kesibukan yang luar biasa bagi mahasiswa seumuran tokoh pada saat itu, karena ingin memperoleh penghasilan tambahan. Bagian Empat Penulis menekankan kata “tapaki” untuk menekankan suatu pijakan yang tepat untuk memasuki dunia baru maupun usaha baru yang akan digeluti tokoh pada bagian ini. Bagian Lima Memperjuangkan kepada dosen kewiraan, Pak Sunardi, untuk memperbaiki nilai mereka Penulis menggunakan kata “memperjuangkan” untuk mengusahakan semaksimal mungkin memperbaiki nilai teman tokoh yang mendapatkan nilai D. serta penekanan kata “waktu” untuk menjelaskan keadaan maupun situasi yang terjadi pada saat itu. Bagian Enam Merupakan momentum kebangkitan pertama dalam hidup saya. Universitas Sumatera Utara Penulis menekankan kata pada “momentum” sebagai substitusi pendorong dalan melaksanakan segala aktivis sekaligus pebisnis yang sedang tokoh jalankan dalam cerita yang sedang terkait. Bagian Tujuh Rencana disusun matang. Saya sendiri yang mengerjakan perencanaan detail. Diksi “matang” merupakan diksi yang paling tajam dalam penjelasan suatu kata karena diksi yang halus dari kata tersebut adalh semaksimal mungkin, secara rapi bahkan secara objektif. Tapi membiarkan pembaca yang akan menilai sendiri apa yang dirasakan oleh pembaca mengenai desas desus yang terjadi pada bagian ini. Bagian Delapan Setelah sukses berbisnis di dalam kampus, sya mencoba melebarkan sayap usaha sektor format di luar kampus Penulis menggunakan metafora “pasang dan tiang” untuk menekankan bahwa pengeluaran itu lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Selain itu juga menekankan kata “melebarkan sayap” yang menekankan suatu usaha kecil dicoba untuk membuka usaha yang sedang ataupun usaha yang besar. Penulis juga menekankan kata “sektor format” yang memperdalam suatu kejadian yang menjadi pelebaran suatu usaha formal. Bagian Sembilan Terbiasa berpindah-pindah seiring pasang surut perekonomian keluarga. Bagian ini menceritakan tentang proses yang berpindah-pindah dan naik turunnya suatu perekonomian keluarga itu sudah pasti selalu ada, yang tak terlihat namun efeknya terasa. Bapak terlalu idealis Penulis menekankan kata “idealis” sebagai penekanan kata yang merupakan kesempurnaan dalam diri seseorang dan sosok seseorang yang care dalam segala hal dan mencoba untuk bersikap bijaksana. Pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas menggelamkan Universitas Sumatera Utara Penekanan kata yang metafora “lambung lantas menggelamkan” merupakan kata kiasan yang menggambarkan heningnya suasana dalam perubahan yang terus berganti serta menggambarkan situasi yang terus menerus berubah. Bagian Sepuluh Beberapa kali air mata ini menetes, sangat sesak rasanya. Bagian ini menceritakan perasaan dalam diri yang tertekan dan penuh dengan kesedihan yang menyebabkan kesesakan dalam diri sampai akhirnya meneteskan air mata yang tanpa disadari kita sudah merasakan kegelisahan yang begitu mendalam. Ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan memberi keluarga kami zakat, saya tolak Penulis menekankan penolakan secara halus yang dilakukan oleh tokoh pada cerita ini mengenai pembayaran zakat, dan tidak memanas-manasi pembaca yang merupakan awal dari keseluruhan tulisan. Euforia malam takbiran Penekanan kata pada “euforia” merupakan kisah yang tak terlupakan yang dialami tokoh dalam tulisan ini, hal ini merupakan kata halus yang diperlihatkan penulis, sehingga membuat pembaca merasa tertarik melanjutkan pembacaannya. Bagian Sebelas Kami tertawa lepas berlanjutan menertawakan kelakuan norak semasa kecil. Bagian ini menceritakan tentang kelakuan dimasa kecil, penulis menggunakan perumpamaan “norak semasa kecil” tak terlihat tetapi terasa. Penulis juga menekankan suatu kata yang merupakan hasil omongan dari orang yang satu dan yang lainnya. Bagian Duabelas Di Utan Kayu, kami bahkan bisa ngobrol dan nongkrong hingga pukul sembilan malam. Bagian ini menceritakan tentang penekanan lokasi yang diggambarkan penulis “ngobrol dan nongkrong” untuk menekankan suatu keadaan yang sifatnya luas serta sering dilakukan oleh setiap orang pada saat itu. Universitas Sumatera Utara Bagian Tigabelas Uang hasil mengamen, kami kumpulkan, dibagi rata untuk makan bersama tukang becak, tukang bajai di sekitar, atau makan lesehan di depan kompleks kehakiman Utan Kayu. Pada bagian ini, penulis menekankan kata “uang hasil mengamen”. Hal ini ditegaskan dengan penghasilan yang didapatkannya disebarluaskan menjadi desas-desus yang menjadi bahan perbincangan yang ditekankan oleh tokoh dan penulis. Bagian Empatbelas Kemampuan diri untuk menimbulkan publikasi diri sendiri. Manusia menjadi tinggi karena publikasi, saat sudah begitu rasa sakit jatuh menjadi tak terperi. Bagian ini menceritakan tentang proses desas-desus yang cepat beredar di masyarakat mengenai suatu hal informasi yang disampaikan oleh masyarakat. Selain itu kesakitan yang dirasakan pun menjadi rasa sakit yang tidak terasa lagi dengan informasi baik yang disebarkan. Bagain Limabelas Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan. Itu mungkin insightnya jika saya simpulkan Penulis menggunakan diksi “dicari” dan “diciptakan” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu kesempatan yang tidak datang begitu saja tetapi menunjukkan bahwa kesempatan yang hadir itu harus ditemukan dan diciptakan dalam diri. Kalimat ini mengesankan kalau penulis ingin memberi penekanan terhadap suatu kata yang merupakan kata yang tegas. Bagian Enambelas Pekerjaan ini tidaklah mudah karena kami telah menyebar dimana-mana dan tidak berstruktur. Penulis menggunakan diksi “tidaklah mudah” dalam kalimat ini untuk menekankan suatu kata bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tidak berjalan lancar dan masih ada hambatan-hambatan yang datang. Penulis juga menambahkan “dimana-mana dan tidak terstruktur” di akhir kalimat. Kalimat ini Universitas Sumatera Utara mengesankan kalau penulis ingin memberi penekanan bahwa kalimat tersebut menekankan suatu keadaan yang tidak pasti dan belum diketahui bentuknya. Bagian Tujuhbelas Kepedulian dan berbagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat tidak harus menunggu hingga dewasa. Bagian ini menggunakan diksi “pengabdian” dalam kalimat untuk memberikan suatu keadaan mengenai kesetiaan seorang tokoh dalam cerita ini. Penulis juga menggabungkan kalimat “menunggu hingga dewasa” yang menyimpulkan suatu prediksi bahwa suatu keadaan yang sedang dilakukan tidak perlu menunggu sampai waktu yang lama tapi mengesankan suatu keadaan apa yang bisa kita lakukan sekarang lakukanlah jangan menunggu besok. Bagian Delapanbelas Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang, meski proses panjang telah direntang “Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang” mengesankan suatu peribahasa yang digunakan tokoh dalam memotivasi diri yang artinya segala sesuatu yang sedang kita kerjakan tidak begitu saja cepat kita dapatkan dan pekerjaan yang sedang kita kerjakan itu akan selalu aja ada hambatan maupun rintangan yang dapat kita simpulkan bahwa pekerjaan itu tidak begitu lancar kita kerjakan tapi pasti ada hambatan dan rintangannya tergantung kita seperti apa menyikapi itu semua. Bagian Sembilanbelas Kombinasi sempurna antara seorang isteri di rumah dan rekan berkomunikasi Penulis menggunakan diksi “kombinasi” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu susunan yang utuh. Kesan yang ditimbulkan dari kombinasi adalah sempurna. Penulis juga menambahkan “seorang isteri di rumah dan rekan berkomunikasi” di akhir kalimat. Kalimat ini mengesankan kalau penulis menekankan bahwa teman yang cocok untuk kita ajak bicara adalah orang yang paling dekat dengan kita. Universitas Sumatera Utara Bagian Duapuluh Dari mulai melempar jumrah sampai tawaf, Pak Cahirul Tanjung terus memeluk ibunya, seperti sepasang kekasih. Perhatiannya sangat luar biasa. “Terus memeluk ibunya, seperti sepasang kekasih” artinya tokoh dalam cerita ini akan senantiasa melindungi ibunya seperti seorang ibu yang melindungi anakny. Selain itu tokoh dalam cerita ini tidak memperdulikan orang berkata apa tapi ia menekankan dalam diri bahwa ia harus melindungi dan menjaga ibunya dari awal kepergian ke tanah suci sampai kembali ke tanah air. Bagian Duapuluhsatu Bukankah sudah saya bilang ke kamu sejak dulu. Kita sudah sama-sama tau, kalau saya dapat A + , kamu selalu dapat apes Penulis menggunakan diksi “kalau saya dapat A + , kamu selalu dapat apes” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu kesuksesan dalam diri yang diperoleh dari keberhasilan dalam suatu pekerjaan dan bila dinilaikan tokoh selalu mendapatkan nilai bagus sementara teman sekawan hanya mendapatkan kebodohannya. Penulis juga menekankan bahwa suatu kegiatan harus dinikmati dengan memperoleh nilai yang baik dan tidak hanya suatu simbol dalam diri. Bagian Duapuluhdua Karena kekayaan tidak dibawa mati. Inilah watak kebangsaan paling sejati. Kita berbuat, tidak sekedar beretorika. Penulis menggunakan diksi “tidak di bawa mati” dalam kalimat ini yang menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita peroleh di dunia hanyalah merupakan kenikmatan duniawi yang sifatnya sesaat. Kesan yang ditimbulkan dari kata tersebut adalah suatu peringatan yang ditegaskan melalui kata-kata. Penulis juga menambahkan “kita berbuat, tidak sekedar beretorika” yang menyimpukan segala sesuatu yang kita lakukan itu harus benar-benar kita lakukan bukan hanya sekedar melihat ataupun membayangkan. Hal ini mengesankan bahwa seseorang yang ingin sukses harus berbuat banyak jangan hanya melihat, membayangkan dan berimajinasi. Universitas Sumatera Utara Bagian Duapuluhtiga Menghapus tangis dan merentas lingkar kemiskinan “Menghapus tangis” di sini artinya berhenti menangis dan mulailah hal yang baru. Diksi yang digunakan tidak terlalu berpengaruh dalam konstruksi pesan. Penulis juga menambahkan “lingkar kemiskinan” yang kesannya menggambarkan mulailah sesuatu yang baru dan hindarkan hal yang membuat kita menjadi terperosok ke dalam lingkaran yang membuat kita hancur. Bagian Dupuluhempat Program ini bertujuan mengajak seluruh orang Indonesia yang kebetulan memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap bangsanya untuk membantu saudara-saudaranya yang tengah dalam kesulitan. Penulis menggunakan diksi “mengajak seluruh orang Indonesia” dalam kalimat untuk menyimpulkan suatu kejadian yang melibatkan semua masyarakat yang ada di Indonesia. Penulis juga menambahkan “kepedulian terhadap bangsa untuk membantu saudara-saudara yang tengah dalam kesulitan”, yang memiliki makna bahwa perhatian yang tulus diharapkan dari semua orang karena terdapat sebagian dari bangsa kita sedang mengalami musibah dan membutuhkan uluran tangan kita untuk meringankan beban mereka. Kesan yang timbulkan dalam kalimat ini adalah kesedihan yang begitu mendalam yang sampai membutuhkan pertolongan orang lain guna mengurangi beban yang dirasakannya. Bagian Duapuluhlima Bank kecil dan luar biasa parah, Bank Mega di beli seharga Rp 1 M “Bank kecil” artinya adalah tempat penyimpanan uang. Diksi yang digunakan sebenarnya tidak terlalu berpengaruh dalam konstruksi pesan dalam cerita ini. Penulis sepertinya menggunakan ini sebagai variasi dibanding dengan menggunakan bahasa yang umum. Penulis juga menambahkan “Parah, Bank Mega di beli seharga Rp 1 M. Hal ini menunjukkan kondisi yang sedang dialami Bank cukup memprihatinkan sampai akhirnya Bank tersebut dipindahtangankan kepada orang lain dengan harga 1 M untuk memiliki Bank tersebut. Universitas Sumatera Utara Bagian Duapuluhenam Saat mayoritas usaha di sektor keuangan Indonesia di monopoli oleh asing. “Mayoritas usaha” sebenarnya adalah sebuah kata yang umum digunakan. Namun pemilihan kata disini tidak memiliki korelasi dengan penjelasan yang ada selanjutnya, tetapi mayoritas usaha memiliki arti kelompok usaha tertentu yang sedang tergabung. Penulis juga menambahkan “dimonopoli oleh asing” yang memiliki pengertian dikuasai seutuhnya oleh orang luar, dan mengesankan bahwa keuangan negara Indonesia seutuhnya dikuasai oleh orang lain, dan hanya sedikit dari orang Indonesia yang tergabung dalam usaha tersebut. Bagian Duapuluhtujuh Saya sebagai pengusaha sungguh ingin mengimplementasikan secara nyata ungkapan tersebut bagi kemaslatan umat manusia. “Mengimplementasikan” artinya adalah menanamkan. Kesan dalam kalimat ini adalah keinginan seorang tokoh dalam cerita ini yang ingin menanamkan sedikit uangnya untuk pengusaha agar perusahaan di Indonesia tidak dikuasai oleh orang luar. Penulis juga menambahkan “kemaslatan umat manusia” yang memiliki arti untuk kehidupan umat manusia, dan banyak orang di Indonesia yang masih membutuhkan pekerjaan. Bagian Duapuluhdelapan Pertandingan Piala Thomas berlangsung luar biasa tegang dan heroik. Penulis menambahkan “tegang dan heroik” yang menekankan suatu penjelasan terhadap suatu keadaan yang menggambarkan ketakutan dan perasaan yang kurang enak saat melihat sesuatu yang ada disekitarkan kita. Dan menegsankan bahwa suatu keadaan tersebut seakan-akan menjadi ketakutan dan rasa percaya atau tidak percaya dari sesuatu yang sedang dialami. Bagian Duapuluhsembilan Tidak mungkin peradaban mampu diwujudkan tanpa didasari pendidikan layak dan keahlian. Bagian ini menambahkan “pendidikan layak” yang artinya adalah suatu jenjang pendidikan yang dimiliki seorang pemuda pemudi pada saat sekarang ini Universitas Sumatera Utara harus sesuai dengan pendidikan yang dianjurkan oleh kementrian pendidikan yang mewajibkan pendidikan setara dengan SMA sederajat. Penulis menambahkan “keahlian” yang merupakan suatu kemampuan di bidang tertentu yang dimiliki seseorang dalam membekali diri untuk masuk ke dunia kerja maupun membekali diri untuk persiapan menghadapi pekerjaan yang akan dikerjakannya. Bagian Tigasatu Sesuai acara, semua menyalami saya selaku ketua harian, pdahal jelas ini semua bukan semata hasil kerja saya sendiri. Penulis menambahkan “bukan semata hasil kerja saya sendiri” merupakan kalimat yang mengesankan bahwa semua usaha yang dilakukan dalam acara bukan hasil dari kerja usahanya sendiri tetapi banyak yang terlibat di dalamnya. Selain itu penulis juga menambahkan “ada nilai satu hingga sepuluh” yang artinya ada sesuatu yang lain di dalam diri tokoh cerita ini, semua yang dilakukan tokoh merupakan suatu yang baik sampai dimata orang lain maupun sahabat-sahabatnya ia seorang tokoh yang bijaksana. Bagian Tigapuluhdua Demikian antara lain sikap sinis dan skeptis dari sementara orang. “sinis” dan “skeptis” adalah sebuah kata yang umum digunakan. Namun pemilihan kata di sini tidak diambil memiliki korelasi dengan penjelasan yang ada selanjutnya, tetapi memiliki arti tatapan seseorang yang tidak mengenakan dan melalui tatapan tersebut bisa membuat orang menilai kalau ada kebencian di dalam dirinya. Tulisan ini juga mengesankan sudut pandang yang berbeda yang dapat menilai seseorang dengan pintas dari tatapan tersebut. Bagian Tigapuluhtiga Mendengar itu, sontak banyak ulama terenyak, sebagian tidak menerima tuduhan saya. “sontak” merupakan sebuah idiom untuk menjelaskan rasa terkejut akan sesuatu hal. Idiom ini juga tidak terlalu berpengaruh dalam konstruksi pesan. Penulis menggunakan ini sebagai substitusi bahasa yang umum untuk Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa sontak yang dihadapai para ulama merupakan hal yang tak terduga yang akhirnya sebagian besar tidak menerima apa yang diberitakan. Bagian Tigapuluhempat Saya ingin agar sikap kerja saya yang disiplin, kerja keras, dan konsisten bisa menular kepada siapapun. “menular” merupakan idiom dari kata menyebar yang menjelaskan sesuatu hal yang sudah pasti terjadi, dan penulis juga memperlihatkan sesuatu yang berkaitan dengan kata tersebut yang dapat mengaitkan dan menghubungakan antara suatu yang sudah pasti terjadi dan belum terjadi. Penulis juga menambahkan “konsisten” yang menekankan suatu makna kata yang harus pasti dengan hasil yang diperoleh. Bagian Tigapuluhlima Akan sangat tidak baik kalau jaringan retail di Indonesia tidak dikuasai orang Indonesia. Penulis menggunakan diksi “retail” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu hal yang lazim. Kesan yang ditimbulkan dari kata tersebut adalah suatu perusahaan bisnis yang seharusnya dikuasai oleh orang Indonesia dan bukan orang dari luar. Kalimat ini mengesankan kalau penulis ingin memberi penekanan bahwa kata retail merupakan suatu kata yang menjadi jaringan dalam suatu bisnis. Bagian Tigapuluhenam Era baru tersebut adalah kolusi pemerintahan dengan pengusaha adalah sebuah kolusi untuk membuat ekonomi Indonesia lebih maju, dan sebuah kolusi untuk menghadirkan kesejahteraan ke tengah masyarakat secara nyata. “era baru” merupakan suatu kata yang berartikan suatu keadaan yang sudah berubah dan nyata dalam kehidupan manusia. Penulis menekankan bahwa era baru merupakan suatu keadaan yang sudah berubah drastis dari kehidupan yang terpuruk menjadi kehidupan yang lebih bagus. Bagian Tigapuluhdelapan Saat di temukan usaha tidak bisa berjalan dan tidak mampu menjadi nomor satu, langsung saya cabut seperti mencabut gigi yang sudah rusak. Universitas Sumatera Utara “Nomor satu” sebenarnya adalah sebuah kata yang umum digunakan. Namun pemilihan kata disini memiliki korelasi dengan penjelasan yang ada selanjutnya. Kalimat yang ada mengesankan bahwa nomor satu merupakan orang yang terpandang dan disegani oleh banyak orang. Tulisan yang ada juga menjelaskan bahwa nomor satu adalah orang yang bijaksana dan penuh dengan tanggung jawab terhadap dirinya maupun orang lain. Bagian Tigapuluhsembilan Tidak terasa saya sudah bergelut di dunia bisnis selama lebih dari 30 tahun. “Bergelut” sebenarnya sebuah idiom untuk menjelaskan mengenai naungan pekerjaan yang sudah berkecimpung di dalamnya selama waktu yang lama. Penulis juga menekankan bahwa kalimat tersebut menegaskan suatu perkataan yang sudah jelas maknanya dan artinya. Bagian Empatpuluh Selama 50 tahun perjalanan hidup saya, pengalaman berharga yang saya adalah saat kita memiliki cita-cita untuk selalu menjadi lebih baik. “Pengalaman berharga” adalah sebuah kalimat yang umum digunakan. Namun pemilihan kata di sini memiliki makna dan penjelasan yang cukup jelas. Pengalaman berharga merupakan suatu ingatan yang kuat dalam diri yang telah berlalu dan menjadi suatu pelajaran yang sangat penting sebagai motivasi dalam diri. Hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan esok hari lebih baik dari hari ini. “Hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini” merupakan suatu kalimat kiasan yang menjelaskan tentang kehidupan. Penulis juga menekankan bahwa kalimat tersebut mempertegas suatu keadaan yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik, dan menjadi suatu pedoman untuk menjadi lebih baik.

4.3 Pembahasan