Bagian Tigapuluhtujuh
Tema yang dibangun penulis pada bagian ini adalah tentang keterkaitan hubungan, setelah menggunakan koherensi penjelas kali ini penulis menggunakan
koherensi sebab akibat yang menjelaskan tidak adanya keindahan maka tidak ada kebenaran dalam suatu usaha bisnis.
Bagian Tigapuluhdelapan
Pada bagian ini penulis lebih memprioritaskan kedalam epilog penulis yang menggunakan koherensi penjelas yang menghubungkan dan mengaitkan suatu
penjelasan singkat mengenai suatu bacaan.
Bagian Tigapuluhsembilan
Masih sama dengan bagian sebelumnya penulis meenggunakan koherensi penjelas pada bagian ini. Hal ini bisa diamati dari detail yang menggambarkan
keberanian Chairul Tanjung menggunakan namanya sendiri dalam “CT Crop”.
Bagian Empatpuluh
Penulis menceritakan tentang apa yang terjadi pasca kesuksesan tokoh dalam hidupnya. Mulai dari awal kehidupan tokoh, kondisi lokasi, dan
masyarakat, juga kondisi penulis yang merupakan jurnalis dalam cerita ini. Bagian yang merupakan epilog ini mngandung koherensi penjelas sebagai pengikat dari
keseluruhan kisah ini.
4.2.4 Retoris
Struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu. Hal ini bisa diamati dari pemilihan kata, idiom, grafik, gambar yang
digunakan untuk memberi penekanan pada arti tertentu. Perangkat framing ini digunakan untuk menggambarkan observasi dan interpretasi sebagai sebuah fakta,
atau untuk meningkatkan efektivitas sebuah berita.
Bagian Satu
Dengan genangan air mata, ibu menatap mata saya dengan tajam sambil menepuk pundak dan berbicara, “Chairul uang kuliah pertama kamu yang ibu berikan
beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu.” Paragraf 16.
Universitas Sumatera Utara
Penulis menggunakan kata “kain halus ibu” untuk memperjelas bahwa
perjuangan seorang ibu untuk anaknya tiada habisnya, segala upaya akan dilakukan seorang ibu untuk membahagiakan anaknya, karena seorang ibu tidak
akan mau melihat anaknya gagal.
Bagian Dua Pada bagian ini penulis menekankan kata “Lima belas ribu pertama
dalam hidup saya”, menyatakan bahwa pada saat itu untuk mendapatkan uang
sebesar lima belas ribu itu sangat sulit dan uang lima belas ribu itu sangat berharga untuk kelangsungan hidup bagi masyarakat pada saat itu.
Bagian Tiga Bisa dikatakan saya merupakan mahasiswa paling sibuk diseluruh universitas
Indonesia kala itu. Paragraf 4
Penulis menggunakan kata “Paling sibuk diseluruh universitas Indonesia kala itu” menekankan suatu kesibukan yang luar biasa bagi mahasiswa seumuran
tokoh pada saat itu, karena ingin memperoleh penghasilan tambahan.
Bagian Empat Penulis menekankan kata “tapaki” untuk menekankan suatu pijakan yang
tepat untuk memasuki dunia baru maupun usaha baru yang akan digeluti tokoh pada bagian ini.
Bagian Lima Memperjuangkan kepada dosen kewiraan, Pak Sunardi, untuk memperbaiki nilai
mereka
Penulis menggunakan kata “memperjuangkan” untuk mengusahakan
semaksimal mungkin memperbaiki nilai teman tokoh yang mendapatkan nilai D.
serta penekanan kata “waktu” untuk menjelaskan keadaan maupun situasi yang
terjadi pada saat itu.
Bagian Enam Merupakan momentum kebangkitan pertama dalam hidup saya.
Universitas Sumatera Utara
Penulis menekankan kata pada “momentum” sebagai substitusi pendorong
dalan melaksanakan segala aktivis sekaligus pebisnis yang sedang tokoh jalankan dalam cerita yang sedang terkait.
Bagian Tujuh Rencana disusun matang. Saya sendiri yang mengerjakan perencanaan detail.
Diksi “matang” merupakan diksi yang paling tajam dalam penjelasan suatu kata karena diksi yang halus dari kata tersebut adalh semaksimal mungkin, secara
rapi bahkan secara objektif. Tapi membiarkan pembaca yang akan menilai sendiri apa yang dirasakan oleh pembaca mengenai desas desus yang terjadi pada bagian
ini.
Bagian Delapan Setelah sukses berbisnis di dalam kampus, sya mencoba melebarkan sayap usaha
sektor format di luar kampus
Penulis menggunakan metafora “pasang dan tiang” untuk menekankan bahwa pengeluaran itu lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Selain itu
juga menekankan kata “melebarkan sayap” yang menekankan suatu usaha kecil dicoba untuk membuka usaha yang sedang ataupun usaha yang besar.
Penulis juga menekankan kata “sektor format” yang memperdalam suatu kejadian yang menjadi pelebaran suatu usaha formal.
Bagian Sembilan Terbiasa berpindah-pindah seiring pasang surut perekonomian keluarga.
Bagian ini menceritakan tentang proses yang berpindah-pindah dan naik turunnya suatu perekonomian keluarga itu sudah pasti selalu ada, yang tak terlihat
namun efeknya terasa.
Bapak terlalu idealis
Penulis menekankan kata “idealis” sebagai penekanan kata yang merupakan kesempurnaan dalam diri seseorang dan sosok seseorang yang care dalam segala
hal dan mencoba untuk bersikap bijaksana.
Pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas menggelamkan
Universitas Sumatera Utara
Penekanan kata yang metafora “lambung lantas menggelamkan” merupakan kata kiasan yang menggambarkan heningnya suasana dalam perubahan yang terus
berganti serta menggambarkan situasi yang terus menerus berubah.
Bagian Sepuluh Beberapa kali air mata ini menetes, sangat sesak rasanya.
Bagian ini menceritakan perasaan dalam diri yang tertekan dan penuh dengan kesedihan yang menyebabkan kesesakan dalam diri sampai akhirnya
meneteskan air mata yang tanpa disadari kita sudah merasakan kegelisahan yang begitu mendalam.
Ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan memberi keluarga kami zakat, saya tolak
Penulis menekankan penolakan secara halus yang dilakukan oleh tokoh pada cerita ini mengenai pembayaran zakat, dan tidak memanas-manasi pembaca
yang merupakan awal dari keseluruhan tulisan.
Euforia malam takbiran
Penekanan kata pada “euforia” merupakan kisah yang tak terlupakan yang dialami tokoh dalam tulisan ini, hal ini merupakan kata halus yang diperlihatkan
penulis, sehingga membuat pembaca merasa tertarik melanjutkan pembacaannya.
Bagian Sebelas Kami tertawa lepas berlanjutan menertawakan kelakuan norak semasa kecil.
Bagian ini menceritakan tentang kelakuan dimasa kecil, penulis menggunakan perumpamaan “norak semasa kecil” tak terlihat tetapi terasa.
Penulis juga menekankan suatu kata yang merupakan hasil omongan dari orang yang satu dan yang lainnya.
Bagian Duabelas Di Utan Kayu, kami bahkan bisa ngobrol dan nongkrong hingga pukul sembilan
malam.
Bagian ini menceritakan tentang penekanan lokasi yang diggambarkan penulis “ngobrol dan nongkrong” untuk menekankan suatu keadaan yang sifatnya
luas serta sering dilakukan oleh setiap orang pada saat itu.
Universitas Sumatera Utara
Bagian Tigabelas Uang hasil mengamen, kami kumpulkan, dibagi rata untuk makan bersama
tukang becak, tukang bajai di sekitar, atau makan lesehan di depan kompleks kehakiman Utan Kayu.
Pada bagian ini, penulis menekankan kata “uang hasil mengamen”. Hal ini ditegaskan dengan penghasilan yang didapatkannya disebarluaskan menjadi
desas-desus yang menjadi bahan perbincangan yang ditekankan oleh tokoh dan penulis.
Bagian Empatbelas Kemampuan diri untuk menimbulkan publikasi diri sendiri. Manusia menjadi
tinggi karena publikasi, saat sudah begitu rasa sakit jatuh menjadi tak terperi.
Bagian ini menceritakan tentang proses desas-desus yang cepat beredar di masyarakat mengenai suatu hal informasi yang disampaikan oleh masyarakat.
Selain itu kesakitan yang dirasakan pun menjadi rasa sakit yang tidak terasa lagi dengan informasi baik yang disebarkan.
Bagain Limabelas
Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan. Itu mungkin insightnya jika saya simpulkan
Penulis menggunakan diksi “dicari” dan “diciptakan” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu kesempatan yang tidak datang begitu saja tetapi
menunjukkan bahwa kesempatan yang hadir itu harus ditemukan dan diciptakan dalam diri. Kalimat ini mengesankan kalau penulis ingin memberi penekanan
terhadap suatu kata yang merupakan kata yang tegas.
Bagian Enambelas Pekerjaan ini tidaklah mudah karena kami telah menyebar dimana-mana dan
tidak berstruktur.
Penulis menggunakan diksi “tidaklah mudah” dalam kalimat ini untuk menekankan suatu kata bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tidak berjalan
lancar dan masih ada hambatan-hambatan yang datang. Penulis juga menambahkan “dimana-mana dan tidak terstruktur” di akhir kalimat. Kalimat ini
Universitas Sumatera Utara
mengesankan kalau penulis ingin memberi penekanan bahwa kalimat tersebut menekankan suatu keadaan yang tidak pasti dan belum diketahui bentuknya.
Bagian Tujuhbelas Kepedulian dan berbagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat tidak harus
menunggu hingga dewasa.
Bagian ini menggunakan diksi “pengabdian” dalam kalimat untuk memberikan suatu keadaan mengenai kesetiaan seorang tokoh dalam cerita ini.
Penulis juga menggabungkan kalimat “menunggu hingga dewasa” yang menyimpulkan suatu prediksi bahwa suatu keadaan yang sedang dilakukan tidak
perlu menunggu sampai waktu yang lama tapi mengesankan suatu keadaan apa yang bisa kita lakukan sekarang lakukanlah jangan menunggu besok.
Bagian Delapanbelas Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang, meski proses panjang telah
direntang
“Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang” mengesankan suatu peribahasa yang digunakan tokoh dalam memotivasi diri yang artinya segala
sesuatu yang sedang kita kerjakan tidak begitu saja cepat kita dapatkan dan pekerjaan yang sedang kita kerjakan itu akan selalu aja ada hambatan maupun
rintangan yang dapat kita simpulkan bahwa pekerjaan itu tidak begitu lancar kita kerjakan tapi pasti ada hambatan dan rintangannya tergantung kita seperti apa
menyikapi itu semua.
Bagian Sembilanbelas Kombinasi sempurna antara seorang isteri di rumah dan rekan berkomunikasi
Penulis menggunakan diksi “kombinasi” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu susunan yang utuh. Kesan yang ditimbulkan dari kombinasi
adalah sempurna. Penulis juga menambahkan “seorang isteri di rumah dan rekan berkomunikasi” di akhir kalimat. Kalimat ini mengesankan kalau penulis
menekankan bahwa teman yang cocok untuk kita ajak bicara adalah orang yang paling dekat dengan kita.
Universitas Sumatera Utara
Bagian Duapuluh Dari mulai melempar jumrah sampai tawaf, Pak Cahirul Tanjung terus memeluk
ibunya, seperti sepasang kekasih. Perhatiannya sangat luar biasa.
“Terus memeluk ibunya, seperti sepasang kekasih” artinya tokoh dalam cerita ini akan senantiasa melindungi ibunya seperti seorang ibu yang melindungi
anakny. Selain itu tokoh dalam cerita ini tidak memperdulikan orang berkata apa tapi ia menekankan dalam diri bahwa ia harus melindungi dan menjaga ibunya
dari awal kepergian ke tanah suci sampai kembali ke tanah air.
Bagian Duapuluhsatu
Bukankah sudah saya bilang ke kamu sejak dulu. Kita sudah sama-sama tau, kalau saya dapat A
+
, kamu selalu dapat apes
Penulis menggunakan diksi “kalau saya dapat A
+
, kamu selalu dapat apes” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu kesuksesan dalam diri yang
diperoleh dari keberhasilan dalam suatu pekerjaan dan bila dinilaikan tokoh selalu mendapatkan nilai bagus sementara teman sekawan hanya mendapatkan
kebodohannya. Penulis juga menekankan bahwa suatu kegiatan harus dinikmati dengan memperoleh nilai yang baik dan tidak hanya suatu simbol dalam diri.
Bagian Duapuluhdua Karena kekayaan tidak dibawa mati. Inilah watak kebangsaan paling sejati. Kita
berbuat, tidak sekedar beretorika.
Penulis menggunakan diksi “tidak di bawa mati” dalam kalimat ini yang menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita peroleh di dunia hanyalah
merupakan kenikmatan duniawi yang sifatnya sesaat. Kesan yang ditimbulkan dari kata tersebut adalah suatu peringatan yang ditegaskan melalui kata-kata.
Penulis juga menambahkan “kita berbuat, tidak sekedar beretorika” yang menyimpukan segala sesuatu yang kita lakukan itu harus benar-benar kita lakukan
bukan hanya sekedar melihat ataupun membayangkan. Hal ini mengesankan bahwa seseorang yang ingin sukses harus berbuat banyak jangan hanya melihat,
membayangkan dan berimajinasi.
Universitas Sumatera Utara
Bagian Duapuluhtiga Menghapus tangis dan merentas lingkar kemiskinan
“Menghapus tangis” di sini artinya berhenti menangis dan mulailah hal yang baru. Diksi yang digunakan tidak terlalu berpengaruh dalam konstruksi pesan.
Penulis juga menambahkan “lingkar kemiskinan” yang kesannya menggambarkan mulailah sesuatu yang baru dan hindarkan hal yang membuat kita menjadi
terperosok ke dalam lingkaran yang membuat kita hancur.
Bagian Dupuluhempat Program ini bertujuan mengajak seluruh orang Indonesia yang kebetulan
memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap bangsanya untuk membantu saudara-saudaranya yang tengah dalam kesulitan.
Penulis menggunakan diksi “mengajak seluruh orang Indonesia” dalam kalimat untuk menyimpulkan suatu kejadian yang melibatkan semua masyarakat
yang ada di Indonesia. Penulis juga menambahkan “kepedulian terhadap bangsa untuk membantu saudara-saudara yang tengah dalam kesulitan”, yang memiliki
makna bahwa perhatian yang tulus diharapkan dari semua orang karena terdapat sebagian dari bangsa kita sedang mengalami musibah dan membutuhkan uluran
tangan kita untuk meringankan beban mereka. Kesan yang timbulkan dalam kalimat ini adalah kesedihan yang begitu mendalam yang sampai membutuhkan
pertolongan orang lain guna mengurangi beban yang dirasakannya.
Bagian Duapuluhlima Bank kecil dan luar biasa parah, Bank Mega di beli seharga Rp 1 M
“Bank kecil” artinya adalah tempat penyimpanan uang. Diksi yang digunakan sebenarnya tidak terlalu berpengaruh dalam konstruksi pesan dalam
cerita ini. Penulis sepertinya menggunakan ini sebagai variasi dibanding dengan menggunakan bahasa yang umum. Penulis juga menambahkan “Parah, Bank
Mega di beli seharga Rp 1 M. Hal ini menunjukkan kondisi yang sedang dialami Bank cukup memprihatinkan sampai akhirnya Bank tersebut dipindahtangankan
kepada orang lain dengan harga 1 M untuk memiliki Bank tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Bagian Duapuluhenam Saat mayoritas usaha di sektor keuangan Indonesia di monopoli oleh asing.
“Mayoritas usaha” sebenarnya adalah sebuah kata yang umum digunakan. Namun pemilihan kata disini tidak memiliki korelasi dengan penjelasan yang ada
selanjutnya, tetapi mayoritas usaha memiliki arti kelompok usaha tertentu yang sedang tergabung. Penulis juga menambahkan “dimonopoli oleh asing” yang
memiliki pengertian dikuasai seutuhnya oleh orang luar, dan mengesankan bahwa keuangan negara Indonesia seutuhnya dikuasai oleh orang lain, dan hanya sedikit
dari orang Indonesia yang tergabung dalam usaha tersebut.
Bagian Duapuluhtujuh Saya sebagai pengusaha sungguh ingin mengimplementasikan secara nyata
ungkapan tersebut bagi kemaslatan umat manusia.
“Mengimplementasikan” artinya adalah menanamkan. Kesan dalam kalimat ini adalah keinginan seorang tokoh dalam cerita ini yang ingin menanamkan
sedikit uangnya untuk pengusaha agar perusahaan di Indonesia tidak dikuasai oleh orang luar. Penulis juga menambahkan “kemaslatan umat manusia” yang
memiliki arti untuk kehidupan umat manusia, dan banyak orang di Indonesia yang masih membutuhkan pekerjaan.
Bagian Duapuluhdelapan Pertandingan Piala Thomas berlangsung luar biasa tegang dan heroik.
Penulis menambahkan “tegang dan heroik” yang menekankan suatu penjelasan terhadap suatu keadaan yang menggambarkan ketakutan dan perasaan
yang kurang enak saat melihat sesuatu yang ada disekitarkan kita. Dan menegsankan bahwa suatu keadaan tersebut seakan-akan menjadi ketakutan dan
rasa percaya atau tidak percaya dari sesuatu yang sedang dialami.
Bagian Duapuluhsembilan Tidak mungkin peradaban mampu diwujudkan tanpa didasari pendidikan layak
dan keahlian.
Bagian ini menambahkan “pendidikan layak” yang artinya adalah suatu jenjang pendidikan yang dimiliki seorang pemuda pemudi pada saat sekarang ini
Universitas Sumatera Utara
harus sesuai dengan pendidikan yang dianjurkan oleh kementrian pendidikan yang mewajibkan pendidikan setara dengan SMA sederajat. Penulis menambahkan
“keahlian” yang merupakan suatu kemampuan di bidang tertentu yang dimiliki seseorang dalam membekali diri untuk masuk ke dunia kerja maupun membekali
diri untuk persiapan menghadapi pekerjaan yang akan dikerjakannya.
Bagian Tigasatu
Sesuai acara, semua menyalami saya selaku ketua harian, pdahal jelas ini semua bukan semata hasil kerja saya sendiri.
Penulis menambahkan “bukan semata hasil kerja saya sendiri” merupakan kalimat yang mengesankan bahwa semua usaha yang dilakukan dalam acara
bukan hasil dari kerja usahanya sendiri tetapi banyak yang terlibat di dalamnya. Selain itu penulis juga menambahkan “ada nilai satu hingga sepuluh” yang artinya
ada sesuatu yang lain di dalam diri tokoh cerita ini, semua yang dilakukan tokoh merupakan suatu yang baik sampai dimata orang lain maupun sahabat-sahabatnya
ia seorang tokoh yang bijaksana.
Bagian Tigapuluhdua Demikian antara lain sikap sinis dan skeptis dari sementara orang.
“sinis” dan “skeptis” adalah sebuah kata yang umum digunakan. Namun pemilihan kata di sini tidak diambil memiliki korelasi dengan penjelasan yang ada
selanjutnya, tetapi memiliki arti tatapan seseorang yang tidak mengenakan dan melalui tatapan tersebut bisa membuat orang menilai kalau ada kebencian di
dalam dirinya. Tulisan ini juga mengesankan sudut pandang yang berbeda yang dapat menilai seseorang dengan pintas dari tatapan tersebut.
Bagian Tigapuluhtiga Mendengar itu, sontak banyak ulama terenyak, sebagian tidak menerima tuduhan
saya.
“sontak” merupakan sebuah idiom untuk menjelaskan rasa terkejut akan sesuatu hal. Idiom ini juga tidak terlalu berpengaruh dalam konstruksi pesan.
Penulis menggunakan ini sebagai substitusi bahasa yang umum untuk
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa sontak yang dihadapai para ulama merupakan hal yang tak terduga yang akhirnya sebagian besar tidak menerima apa yang diberitakan.
Bagian Tigapuluhempat Saya ingin agar sikap kerja saya yang disiplin, kerja keras, dan konsisten bisa
menular kepada siapapun.
“menular” merupakan idiom dari kata menyebar yang menjelaskan sesuatu hal yang sudah pasti terjadi, dan penulis juga memperlihatkan sesuatu yang
berkaitan dengan kata tersebut yang dapat mengaitkan dan menghubungakan antara suatu yang sudah pasti terjadi dan belum terjadi. Penulis juga
menambahkan “konsisten” yang menekankan suatu makna kata yang harus pasti dengan hasil yang diperoleh.
Bagian Tigapuluhlima Akan sangat tidak baik kalau jaringan retail di Indonesia tidak dikuasai orang
Indonesia.
Penulis menggunakan diksi “retail” dalam kalimat ini untuk menyimpulkan suatu hal yang lazim. Kesan yang ditimbulkan dari kata tersebut adalah suatu
perusahaan bisnis yang seharusnya dikuasai oleh orang Indonesia dan bukan orang dari luar. Kalimat ini mengesankan kalau penulis ingin memberi penekanan
bahwa kata retail merupakan suatu kata yang menjadi jaringan dalam suatu bisnis.
Bagian Tigapuluhenam Era baru tersebut adalah kolusi pemerintahan dengan pengusaha adalah sebuah
kolusi untuk membuat ekonomi Indonesia lebih maju, dan sebuah kolusi untuk menghadirkan kesejahteraan ke tengah masyarakat secara nyata.
“era baru” merupakan suatu kata yang berartikan suatu keadaan yang sudah berubah dan nyata dalam kehidupan manusia. Penulis menekankan bahwa era
baru merupakan suatu keadaan yang sudah berubah drastis dari kehidupan yang terpuruk menjadi kehidupan yang lebih bagus.
Bagian Tigapuluhdelapan Saat di temukan usaha tidak bisa berjalan dan tidak mampu menjadi nomor satu,
langsung saya cabut seperti mencabut gigi yang sudah rusak.
Universitas Sumatera Utara
“Nomor satu” sebenarnya adalah sebuah kata yang umum digunakan. Namun pemilihan kata disini memiliki korelasi dengan penjelasan yang ada
selanjutnya. Kalimat yang ada mengesankan bahwa nomor satu merupakan orang yang terpandang dan disegani oleh banyak orang. Tulisan yang ada juga
menjelaskan bahwa nomor satu adalah orang yang bijaksana dan penuh dengan tanggung jawab terhadap dirinya maupun orang lain.
Bagian Tigapuluhsembilan Tidak terasa saya sudah bergelut di dunia bisnis selama lebih dari 30 tahun.
“Bergelut” sebenarnya sebuah idiom untuk menjelaskan mengenai naungan pekerjaan yang sudah berkecimpung di dalamnya selama waktu yang lama.
Penulis juga menekankan bahwa kalimat tersebut menegaskan suatu perkataan yang sudah jelas maknanya dan artinya.
Bagian Empatpuluh Selama 50 tahun perjalanan hidup saya, pengalaman berharga yang saya adalah
saat kita memiliki cita-cita untuk selalu menjadi lebih baik.
“Pengalaman berharga” adalah sebuah kalimat yang umum digunakan. Namun pemilihan kata di sini memiliki makna dan penjelasan yang cukup jelas.
Pengalaman berharga merupakan suatu ingatan yang kuat dalam diri yang telah berlalu dan menjadi suatu pelajaran yang sangat penting sebagai motivasi dalam
diri. Hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan esok hari lebih baik dari hari ini.
“Hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini” merupakan suatu kalimat kiasan yang menjelaskan tentang kehidupan.
Penulis juga menekankan bahwa kalimat tersebut mempertegas suatu keadaan yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik, dan menjadi suatu pedoman untuk
menjadi lebih baik.
4.3 Pembahasan