Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong Karya Tjahja Gunawan Diredja

(1)

ANALISIS WACANA PESAN MORAL

DALAM BUKU CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

KARYA TJAHJA GUNAWAN DIREDJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh:

KARTIKA SARI NIM: 108051000194

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Analisis Wacana Pesan Moral

Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong Karya Tjahja Gunawan Diredja

Buku sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi banyak mengandung pesan, baik pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan. Buku yang mengandung nilai-nilai moral adalah buku yang ceritanya menyangkut aspek-aspek kehidupan sosial, mengandung ajaran tentang tingkah laku yang baik, buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong merupakan salah satu buku biografi luar biasa karya Tjahja Gunawan Diredja. Setiap bab selalu ada hal yang membuat peneliti merenung memikirkan isi buku ini. Karena tak hanya sekedar cerita tapi lebih menganggapnya pelajaran hidup.

Moral dan akhlak dilihat dari arti kebahasaan mengandung pengertian yang sama yakni budi pekerti, kelakuan atau kebiasaan tetapi dilihat dari landasan kebahasaan moral berarti adat atau kebiasaan yang bertumpu pada etika, sedangkan akhlak berarti budi pekerti (khuluq) yang bertumpu pada nilai-nilai Illahiyah dan Rabbaniyah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis wacana Model analisis wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk, modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Tjahja Gunawan Diredja selaku penyusun buku biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pesan moral yang terkandung dalam buku tersebut.

Penelitian ini melakukan observasi teks yaitu pengamatan untuk menganalisis makna pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut, pengolahan data akan disesuaikan dengan kerangka analisis wacana model Teun A. Van Dijk, yaitu menganalisis pesan moral dilihat dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

Hasil dalam penelitian ini ditemukan adanya pesan-pesan yang mengandung nilai moral antara lain: berbakti kepada orang tua terutama Ibu, kerja keras, ikhlas dan bersyukur, komitmen dan menepati janji, serta jujur, disiplin, dan tanggung jawab.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, bukan hanya karena kerja keras dan doa penulis, namun banyak pihak yang turut serta berjuang dan berdoa di dalamnya. Jazakumullah khoirul jaza’, karena tanpa adanya bantuan dari orang-orang tercinta tersebut, skripsi ini mungkin tidak akan selesai. Ucapan terima kasih ini penulis hanturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H. Arief Subhan, MA, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek II Drs. H. Mahmud Jalal, MA, dan Pudek III Drs. Study Rijal LK, MA. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal.

2. Drs. Jumroni, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dra. Umi Mussyarofah, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.


(6)

iii

3. Bapak DR. H. Sunandar, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi serta dapat meluangkan waktunya untuk membenahi hal-hal yang salah di dalam bimbingan. 4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesailan studi maupun dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta staffnya.

6. Terimakasih kepada Bapak Tjahja Gunawan Diredja selaku penyusun buku biografi Chairul Tanjung sekaligus sebagai narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dan bantuan yang dibutuhkan kepada penulis.

7. Kedua orang tua penulis yang tercinta: Ayahanda dan Ibu, yang selalu

mendidik, melindungi menjaga dan mendo’akan ananda dengan kasih

sayang yang tidak terhingga dan tidak ternilai dengan apapun. Semoga allah selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan dunia maupun akhirat.

8. Saudara-saudari sekandung penulis: (kaka), (adik) yang selalu mendukung, menghibur dan memberikan masukan bagi penulis.

9. Teman-teman Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan KPI 2008: beserta teman-teman lainnya yang belum tersebut, kakak dan adik-adik kelas yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat tercinta dan terbaik yang selalu penulis sayangi dan hormati: . Terimakasih atas persahabatan, dukungan yang selalu bersedia


(7)

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pesan Moral ... 18

1. Pengertian Pesan ... 18

2. Pengertian Moral, Etika, dan Akhlak ... 20

B. Analisis Wacana ... 25

1. Pengertian Analisis Wacana ... 25

2. Wacana Model Teun A. Van Dijk ... 29

3. Varian Analisis Wacana ... 32

C. Ruang Lingkup Biografi ... 34


(9)

vi

2. Jenis-jenis Biografi ... 36

3. Langkah-langkah Mengulas Buku Biografi ... 38

BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Buku Chairul Tanjung ... 40

B. Gambaran Umum Penyusun Tjahja Gunawan Diredja ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Teks Wacana Pesan Moral ... 46

B. Analisis Kognisi Sosial Wacana Pesan Moral ... 69

C. Analisis Konteks Sosial Wacana Pesan Moral ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran-saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(10)

1

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran keanekaragaman media komunikasi adalah salah satu yang dapat dimanfaatkan oleh umat Islam sebaik-baiknya sebagai sarana peningkatan iman dan takwa, media komunikasi juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan moral baik yang terkandung dalam Islam maupun yang hanya disepakati oleh masyarakat. Oleh karena itu praktisi dakwah dituntut untuk bisa berinovasi melalui media alternatif dalam menyampaikan nilai moral kepada masyarakat dan kebenaran Islam. Pesan moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku biografi. Buku merupakan salah satu dari sekian banyak media komunikasi, yang sangat berperan dalam kegiatan komunikasi, dalam skripsi ini lebih dikhususkan kepada buku Biografi.

Di antara hadirnya media tersebut, yang banyak diminati masyarakat adalah buku, karena buku bisa dibaca berulang-ulang sesuka pembacanya. Selain itu juga buku merupakan salah satu bentuk hasil dari kebudayaan yang kehadirannya saat ini akrab dengan keseharian manusia. Oleh karena itu buku adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh (media yang komplit). Karena dalam penyampaian pesan-pesan kepada masyarakat disajikan secara halus dan menyentuh relung hati tanpa merasa digurui.


(11)

2

Buku sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi banyak mengandung pesan, baik pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan. Buku adalah alat untuk pengajaran moral dan pendidikan, yang mengkritik tentang kepincangan moral bangsa. Buku yang mengandung nilai-nilai moral adalah buku yang ceritanya menyangkut aspek-aspek kehidupan sosial, mengandung ajaran tentang tingkah laku yang baik, itu akan mudah diterima oleh khalayak pembaca karena buku memberi ruang pikir bagi khalayak untuk menerima atau menolak pesan maupun gagasan yang disampaikan.

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai pesan, amanat atau message. Bahkan unsur amanat itu sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan lewat cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan lewat cerita nonfiksi. Karya sastra fiksi, senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan harkat dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada dasarnya bersifat universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh seluruh manusia. Ia tidak hanya bersifat kesebangsaan, apalagi keseorangan, walau pada praktiknya memang terdapat ajaran moral kesusilaan yang berlaku dan diyakini oleh kelompok tertentu. Sebuah karya fiksi yang menawarkan pesan moral yang bersifat universal, akan dapat diterima kebenarannya secara universal pula.


(12)

3

Chairul Tanjung si anak Singkong, menurut peneliti adalah salah satu buku biografi luar biasa karya Tjahja Gunawan Diredja. Setiap bab selalu ada hal yang membuat peneliti merenung memikirkan isi buku ini. Karena tak hanya sekedar cerita tapi lebih menganggapnya pelajaran hidup. Buku ini mengisahkan kisah perjalanan Chairul Tanjung yang berhasil mengubah hidupnya dari no body menjadi somebody,

from zero to hero.

Biografi Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, Chairul Tanjung mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya termasuk Chairul Tanjung. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh

dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.

Itulah masalah Chairul Tanjung muda, jalan hidupnya ternyata penuh perjuangan untuk menggapai sukses. Dan bagaimana seorang Chairul Tanjung, berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.

Dalam buku ini, Chairul Tanjung mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu

adalah segalanya.” Chairul Tanjung percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

“Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian Chairul Tanjung berpendapat.


(13)

4

Buku ini juga menjadi perbincangan yang sangat seru di berbagai situs jejaring sosial karena sarat akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan penulisannya yang cukup unik yakni alurnya yang maju-mundur, yang membuat pembaca benar-benar harus berpikir dalam menginterpretasikannya.

Berkaitan dengan pemaknaan atau interpretasi teks (wacana) mengenai pesan moral dalam buku Chairul Tanjung si Anak Singkong, pada penelitian ini peneliti akan menggunakan analisis wacana dengan teori Teun A. Van Dijk dengan analisis wacana kritis, guna mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan elemen wacana Van Dijk dan dapat melahirkan kritikan yang menjadikan karya sastra ini sesuatu yang patut untuk diperbincangkan serta di kritisi karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Semakin banyak buku-buku yang bermunculan di penerbit yang kian menghadirkan banyak pilihan, namun ada satu buku yang mencuri hati peneliti, ini adalah sebuah buku yang sedang diganderungi masyarakat ibukota saat ini yaitu buku autobiografi dari seorang tokoh yang sekarang menjadi konglomerat.

Buku “Chairul Tanjung si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan dengan usia Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas usahanya.

Buku setebal 382 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) ini disusun oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Diredja. Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas.


(14)

5

Buku Chairul Tanjung si anak Singkong, dilihat dari perspektif komunikasi sebagai salah satu karya sastra yang juga membawa nilai-nilai moral Islam sebagai bentuk dakwahnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai buku "Chairul Tanjung Si Anak Singkong" karya Tjahja Gunawan Diredja, yang mengemas pesan moral dengan kehidupan duniawi sehingga mudah dipahami dan diambil hikmahnya melalui kajian wacana yang ditampilkan dalam buku tersebut.

Dalam pengantar buku itu, Jakob Oetama menulis bahwa ia kagum dan mengapresiasi anak muda yang sukses, yang kesuksesannya dirintis, dikembangkan, dan diperoleh berkat kerja keras, bekerja tuntas, punya komitmen, dan sedikit banyak digerakkan ambisi. Menurut Jakob, Chairul Tanjung telah membuktikan bahwa

entrepreneurship itu bisa dilahirkan, bukan diturunkan.

Buku ini selain menarik untuk diteliti juga menarik untuk dibaca dan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang Chairul Tanjung berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.


(15)

6

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai buku "Chairul Tanjung Si Anak Singkong" karya Tjahja Gunawan Diredja, yang mengemas pesan moral dengan kehidupan duniawi sehingga mudah dipahami dan diambil hikmahnya melalui kajian wacana yang ditampilkan dalam buku tersebut. Dengan demikian berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai pesan moral apa saja yang terkandung di dalam buku tersebut dengan memberi judul “ Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja ’’

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka ruang lingkup yang akan diteliti dibatasi pada pesan moral yang terdapat pada “tagline” masing-masing bab dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, terdiri dari 40 bab, 382 halaman, yang diterbitkan oleh Kompas.

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari analisis Teks yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong?

2. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Kognisi sosial yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong?

3. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Konteks sosial yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong?


(16)

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan analisis Teks yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

2. Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan Kognisi Sosial yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

3. Dan Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan Konteks Sosial yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan komunikasi, terutama studi tentang analisis wacana, dengan fokus kepada analisis wacana karya sastra, sehingga secara umum dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi kajian komunikasi penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan bahan perbandingan bagi penelitian serupa yang telah ada, dan memberikan masukan serta inspirasi bagi para peminat peminat karya sastra dengan muatan dakwah dan pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia seperti yang dilakukan Tjahja Gunawan Diredja.


(17)

8

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis wacana terhadap buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja. Model analisis wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk, modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks. Menurutnya penelitiannya atas wacana tidak cukup hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati.1

Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari analisis isi selain kuantitatif yang dominan dan banyak digunakan dalam sebuah penelitian. Jika analisis kuantitatif lebih memfokuskan pada sisi komunikasi yang tampak (tersurat/tampak/nyata). Sedangkan untuk menjelaskan hal-hal yang tersirat

(latent), misalnya ideologi apa yang ada di balik suatu berita, maka dilakukan riset analisis isi kualitatif. Dalam perkembangan Ilmu Komunikasi, metode analisis isi kualitatif berkembang menjadi beberapa varian metode, analisis wacana salah satunya di samping analisis framing dan semiotik.2 Pretensi analisis wacana adalah pada muatan, nuansa dan makna yang latent

(tersembunyi) dalam teks media.3

1

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LKis, 2001), h. 221

2

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis : Riset Komunikasi. (Jakarta :Kencana, 2006), h. 62

3


(18)

9

Berdasarkan level konseptual teoritis, wacana diartikan sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu, misalnya wacana imprealisme dan wacana feminisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya, wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pertanyaan.4

Van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi, yaitu: Teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Analisis wacana Van Dijk menggunakan pendekatan kritis dimana pandangan ini memiliki dasar teoritis dalam memandang hubungan timbal balik antara peristiwa mikro (peristiwa verbal) dan struktur-struktur makro yang mengondisikan dan menghasilkan peristiwa mikro. Bila digambarkan maka skema penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:

4


(19)

10

Tabel 1. Skema dan Metode Penelitian Van Dijk

Struktur Metode

Teks

Menganalisa bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu

Struktur makro:  Tematik

Super struktur:  Skematik

Struktur mikro:  Semantik

 Sintaksis

 Stilistik

 Retoris

Kognisi Sosial

Menganalisa bagaimana peritiwa dipahami, didefinisikan dan ditafsirkan dengan

memasukkan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana tertentu. (alasan penulis)

Konteks Sosial

Menganalisa bagaimana wacana

menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.


(20)

11

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam menganalisis data menggunakan deskriptif kualitatif, yang merupakan suatu teknik yang objektif, sistematik

dengan menggunakan metode observasi serta menggambarkan secara kualitatif pernyataan komunikasi yang diungkapkan.5

3. Objek dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Tjahja Gunawan Diredja selaku penyusun buku biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong, sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah pesan moral yang terkandung dalam buku tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Research Document, yaitu analisis pada buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja. Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.6 Penelitian ini melakukan observasi teks yaitu pengamatan untuk menganalisis makna pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut. Peneliti menghimpun data-data dan literatur,

5

Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 215

6


(21)

12

baik buku-buku, internet, yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini melalui penelitian kepustakaan.

Pengolahan data akan disesuaikan dengan kerangka analisis wacana model Teun A. Van Dijk, yaitu menganalisis pesan moral dilihat dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah struktur dari teks yang masing-masing bagian saling mendukung, dalam dimensi kognisi sosial difokuskan bagaimana sebuah teks diproduksi, sedangkan konteks sosial melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik atas suatu wacana. Kemudian dari ketiga dimensi di atas peneliti akan melakukan interpretasi berdasarkan temuan data yang terdapat dalam teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

b. Wawancara

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menguatkan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada penulis buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, dan juga kepada beberapa pembacabuku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

5. Analisis Data

a. Proses Penafsiran data

Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interprétatif yang


(22)

13

mengandalkan interpretasi dan penafsiran penulis. Setiap teks pada dasarnya dapat dimaknai secara berbeda, dan dapat ditafsirkan secara beragam7. Dalam tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, kemudian akan ditafsirkan penulis dengan disesuaikan pada kerangka analisis wacana yang dikemukakan oleh Van Dijk.

b. Penyimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan hasil penelitian diambil berdasarkan pada interpretasi peneliti atas obyek yang diteliti dan data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. “Representasi Gaya Hidup Wanita Metropolis Dalam Novel (Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Mengenai Representasi Gaya Hidup Wanita Metropolis Dalam Novel Indiana Chronicles "Blues" Karya Clara Ng)”. Skripsi ini ditulis oleh mahasiswi Universitas Indonesia bernama Khairia Rahmatika, Fakultas Ilmu Komunikasi. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Novel Indiana Chronicles "Blues" Karya Clara Ng menggambarkan gaya hidup wanita metropolis dengan bahasa yang ektreem namun pesan yang tersampaikan sangat menarik, dan novel ini merupakan salah satu novel best seiler di dunia.

7


(23)

14

2. “Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye”. Skripsi ini di tulis oleh mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye menggambarkan nilai moral yang terkandung dalam novel tersebut.

3. “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye” oleh Heni Sintawati, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini secara umum menyajikan tentang kuantitas pesan dakwah yang terkandung dalam Novel Hafalan Solat Delisa yang ditulis oleh Tere Liye.

4. “Analisis Wacana Pesan Dakwah Novel ‘Ketika Cinta Bertasbih‟ Karya Habiburrahman El-Shirazy”. Skripsi ini ditulis oleh Fatma Irmawati, mahasiswi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini menggunakan model analisis wacana klasik Van Djik dengan mengelompokkan pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburahman El-Shirazy. Novel yang sangat fenomenal beberapa tahun lalu dan juga salah satu Novel bernuansa islami dengan penjualan terbaik di Indonesia dan Timur Tengah.

Dari keempat tinjauan pustaka tersebut, perlu ditekankan bahwa penelitian yang akan dilakukan mempunyai ciri khas tersendiri yang merupakan karakter dari penelitian ini, hal ini dapat dilihat dari tema, latar belakang, dan analisis yang berbeda


(24)

15

antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Novel pada kajian pustaka nomor satu merupakan novel yang menceritakan tentang kehidupan metropolis jauh dari nilai-nilai keislaman, dan penjabarannya lebih menekankan pada penggunaan bahasa yang dikomunikasikan dalam novel tersebut yang dinilai ekstreem sedangkan pada penjabaran skripsi ini lebih mendetail pada wacana pesan moral yang disajikan dan dianalisis menurut teori Van Dijk.

Sementara pada kajian pustaka kedua, memiliki kesamaan kaitannya dengan penulis novel namun judul dan hal yang dibahas berbeda, jika pada skripsi yang terdahulu dibahas seputar analisis isi (content analyze) pesan dakwah dan pada skripsi ini mengenai analisis wacana pesan moral. Dan terakhir pada kajian pustaka ketiga yang ditulis oleh Fatma Irmawati memiliki kesamaan pada objek yang diteliti yakni novel, namun berbeda pada spesifikasi penelitiannya. Jika pada skripsi yang diajukan Fatma mengenai analisis wacana pesan dakwah sementara skripsi ini diajukan mengenai analisis wacana pesan moral.

Keempat penelitian yang disebutkan di atas hanya digunakan oleh penulis sebagai referensi dalam mengembangkan tahapan demi tahapan dalam penulisan skripsi Analisis Wacana Pesan Moral dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja”.


(25)

16

F. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Untuk memudahkan susunan penyusunan laporan akhir (skripsi) maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan bab-bab tersebut memiliki beberapa sub-bab, yakni sebagai berikut:

BAB I : Berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Berisi Tinjauan Teori yang terdiri dari Analisis Wacana yang meliputi: Pengertian Analisis Wacana, Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, Kerangka Analisis Wacana: Teks, Kognisis Sosial, dan Konteks Sosial, Varian Analisis Wacana, Ruang Lingkup Buku Biografi meliputi: Pengertian Biografi, Unsur-Unsur dalam Biografi, Jenis-Jenis Biografi, Pesan Moral meliputi Pengertian Pesan, Pengertian Moral, Etika dan Akhlaq.

BAB III : Berisi Gambaran Umum tentang Biografi (Riwayat Hidup) Tjahja Gunawan Diredja dan Chairul Tanjung yang meliputi sejarah singkat mereka, Visi Misi hidup mereka serta Visi Misi Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja dan Ringkasan Cerita Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja.


(26)

17

Si Anak Singkong dilihat dari Aspek-aspek Moral, Analisis Wacana Pesan Moral dilihat dari Kognisis Sosial, Analisis Wacana Pesan Moral dilihat dari Konteks Sosial, dan Bentuk-Bentuk Pesan Moral dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja.

BAB V : Berisi Penutup yang memuat tentang Kesimpulan dari keseluruhan penelitian dan juga Saran-saran yang bisa bermanfaat.

Bagian paling akhir dari susunan skripsi ini memuat antara lain seperti: Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.


(27)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pesan Moral

Sebelum peneliti menjelaskan mengenai pengertian pesan moral, peneliti akan menguraikan terlebih dahulu tentang definisi pesan dan definisi moral secara umum, diantaranya sebagai berikut :

1. Pengertian Pesan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pesan diartikan sebagai perintah, nasehat permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain. Menurut Onong Uchjana pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

Dalam suatu kegiatan komunikasi, pesan merupakan isi yang disampaikan oleh komunikator, atau juga keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator terhadap komunikannya. Pesan dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tatap muka, bisa juga dengan menggunakan media atau saluran. H.A.W. Widjaja dalam bukunya: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat menjelaskan bentuk pesan yang dapat bersifat informatif, persuasif; dan coersif.

a. Informatif, berarti memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

b. Persuasif, atau bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan.


(28)

19 c. Coersif, memaksa dengan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dengan penyampaian cara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.1

Pesan adalah keseluruhan dan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komuniikasi itu.2 Adapun bentuk pesan adalah:

a. Pesan verbal adalah pesan dengan menggunakan symbol-symbol verbal. b. Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.3

Melalui berbagai pengertian pesan di atas, maka penulis berpendapat bahwa novel maupun buku merupakan media komunikasi penyampaian pesan yang memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan dalam novel maupun bukunya tersebut.

1

H.A.W. Widjaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Rajawali Pers, 2003), cet. Ke-5 h. 14-15

2

Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta : Rineke Cipta, 1988) h. 32

3

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), h. 343


(29)

20 2. Pengertian Moral, Etika, dan Akhlak

Secara umum moral mengarah pada pengertian (ajaran tentang) baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya: akhlak, budi pekerti, dan susila.4

Kata moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin yaitu mores jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Secara etimologi moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layakdapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.5

Moral menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatannya dan menunjukkan jalan untuk melakukan jalan tentang hal yang harus diperbuat.6 Sumber dan ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.

Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, segi batiniah dan segi lahiriah. Orang-orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap yang batin yang baik dan melakukan perbuatan yang baik pula. Dengan kata lain moral hanya dapat diukur secara tepat apabila hati maupun perbuatannya ditinjau secara bersama.7

Gambaran tentang moral dalam pengertian di atas tidak jauh berbeda dengan pengertian moral dalam Islam. Dalam agama Islam kata moral lebih dikenal dengan istilah akhlak.8

4

Widjaya, Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h.14-15

5

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2003) cet. Ke-5, h. 94

6

Ahmad Amin, ETIKA:Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1995), cet. Ke-8 h. 8

7

Purwa Hadiwardoyo, Moral dan Masalahnya, (Yogyakarta : Kanisius, 1990), cet. Ke-9, h. 13

8


(30)

21 Moral dan akhlak dilihat dari arti kebahasaan mengandung pengertian yang sama yakni budi pekerti, kelakuan atau kebiasaan tetapi dilihat dari landasan kebahasaan moral berarti adat atau kebiasaan yang bertumpu pada etika, sedangkan akhlak berarti budi pekerti (khuluq) yang bertumpu pada nilai-nilai Illahiyah dan Rabbaniyah.

Dalam hal ini Zakiah Daradjat mendefinisikan moral adalah kelakuan sesuai dengan ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati bukan paksaan dari lkhtiar yang disertai pula dengan tanggung jawab atas kelakuan tersebut. Tindakan itu haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.9

Moral merupakan unsur isi, gagasan inti yang yang ingin disampaikan oleh penulis biografi kepada pembaca. Biasanya mengenai pandangan yang bersangkutan, pandangan-pandangannya mengenai nilai-nilai kebenaran. Moral dapat dipandang sebagai amanat, message, atau pesan. Bahkan unsur amanat itu merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra adalah sebagai pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui cerita fiksi tentulah berbeda efeknyadibandingkan lewat tulisan nonfiksi.10

9

Zakiah Daradjat, Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental, (Jakarta : Haji Masagung, 1993) h. 63

10

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1998), h. 321-322


(31)

22 Kategori pesan moral, meliputi:

a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti ambisi, harga diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian, keterombang-ambingan dalam pilihan.

c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial, termasuk hubungannya dengan alam.11

Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadilandasan bagi penulis dalam menentukan bentuk-bentuk pesan moral yang terdapat dalam buku biografi Charul Tanjung karya Tjahja Gunawan Diredja.

Moral dalam karya sastra atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian, namun sikap dan tingkah laku tersebut hanyalah model yang sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya eksistensi sesuatu yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan sebaliknya.

Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos, yang berarti adat istiadat (kebiasaan), perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Etika juga merupakan ajaran tentang keseluruhan budi baik dan buruk.12

11

Ibid, h. 323

12


(32)

23 Menurut Frans Margin Suseno, etika adalah sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental tentang bagaimana manusia bertindak.

Dalam buku Communicate yang ditulis Rudolph F. Verderber sebagaimana dikutip Richard L. Johansen dalam bukunya Ethics in Human Communications,

yang diterjemahkan oleh Dedy Djamaluddin dan Deddy Mulyana dalam buku

Etika Komunikasi dinyatakan bahwa etika adalah standar-standar moral yang mengatur perilaku kita, bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak.13

Etika pada dasarnya merupakan dialekika antara kebebasan dan tanggung jawab, antara tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mendapat tujuan itu. la berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar atau tidak benar, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna atau tidak berguna, yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.14

Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala soal kebaikan dalam hidup manusia semuanya, mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.

Dari beberapa definisi di atas tentang moral, peneliti menyimpulkan bahwa moral merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dan menjadi pedoman bagi suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam mengatur segala tingkah laku. Sedangkan etika merupakan ilmu yang membahas suatu upaya dalam menentukan ukuran nilai baik-buruknya tingkah laku manusia

13

Ibid, h. 11

14

Dedy Jamaludin, Deddy Mulyana, Etika Komnikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996), h. 5


(33)

24 yang dihasilkan oleh akal manusia.

Selain etika yang mempunyai kesamaan makna dengan moral yaitu akhlak. Akhlak menurut Imam Al-Ghazali merupakan suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran.15

Ahmad Amin mengatakan dalam kitabnya Al-Akhlaq, sebagaimana yang dikutip Rachmat Djatnika bahwa Akhlaq merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia terhadap sebagiannya, menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus diperbuat.16

Untuk ukuran baik dan buruk, sejarah menunjukkan bahwa agama lah yang lebih banyak berpengaruh, karena bagi orang beragama apapun yang diperintahkan oleh agama ditangkap sebagai sesuatu yang pasti akan membawa kebaikan, bagi kehidupan individu, maupun sosial. Kebaikan individu (diri sendiri) pun diyakini bukan hanya membawa kebaikan dalam persoalan dunia tetapi juga untuk kehidupan akhirat.

Dari berbagai pengertian pesan dan moral di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pesan moral merupakan pesan yang isinya mengandung muatan moral atau nilai-nilai kebaikan, baik itu nilai kebaikan terhadap Tuhan, diri sendiri, maupun hubungan sosial.

15

Rachmat Djantika, Sistem Ethika Islami : Akhlak Mulia, (Jakart : Pustaka Panjimas, 1996) h. 27

16


(34)

25 Nilai-nilai kebaikan tersebut bersumber dari akal manusia dan budaya yang tumbuh dan dilestarikan dalam masyarakat. Namun, nilai moral juga banyak yang diadopsi dari agama. Karena mengenai agama ini dasarnya adalah keyakinan, maka keyakinan itu berkekuatan untuk menjadi dasar moral bagi pemeluknya yang mengimani. Orang beragama yakin bahwa agamanya itu benar dan datang dari Tuhan sebagai sang Pencipta, bukan dari hasil pemikiran manusia.

B. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana berasal dari dua kata yakni analisis dan wacana. Kata analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dalam beberapa pengertian yakni:

a. Kata analisis sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb).

b. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

c. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.17

Sedangkan istilah wacana secara etimologis berasal dari bahasa sansekerta

wac/wak/vak, artinya 'berkata' atau ‘berucap'. Kata tersebut mengalami perkembangan menjadi wacana. Jadi kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. Istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para

17

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). Edisi ke-3, h.43


(35)

26 linguis di Indonesia sebagai terjemahan istilah dari bahasa Inggris discourse. Kata ini diturunkan dari dis (dan/dalam arah yang berbeda) dan currere (lari).18

Makna istilah di atas berkembang sehingga kemudian memiliki arti sebagai pertemuan antar bagian yang membentuk satu kepaduan. Analisis wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini, aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya pada soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatian kepada penganalisisan wacana.19

Dalam buku Alex Sobur dituliskan pengertian wacana menurut Ismail Maharimin, yakni sebagai kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.20

Dari definisi ini, wacana harus mempunyai dua unsur penting, yaitu kesatuan (unity) dan kepaduan (cohérence). Alex Sobur berupaya merangkum pengertian wacana dari berbagai pendapat, ia memandang wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentak oleh unsur segmental maupun non segmental bahasa.21

18

Dede Oetomo, Kelahiran dan perkembangan analisis wacana, (Yogyakarta : Kanisius, 1993), h. 3

19

Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik. (Bandung : Angkasa, 1993), h. 121

20

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002)h. 10

21


(36)

27 Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use - menurut Winowson).

b. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi (Firth).

c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui intepretasi semantik (Beller).

d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said front what is done - menurut Labov).

e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional (functional use language –menurutCoulyhard).22

Ada tiga pandangan mengenai analisis wacana dalam bahasa. Pandangan pertama diwakili kaum positivism-empisris, menurutnya analisis wacana menggambarkan tata tuturan kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa. Pandangan kedua disebut sebagai kontruktivisme, yang menempatkan analisis wacana sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Pandangan ketiga, disebut sebagai pandangan kritis yang menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, dimana bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya

22


(37)

28 Awal perkembangan analisis wacana kritis dikemukakan oleh Van Dijk (1985), yaitu tahun 1970-an dengan menunjukkan dua kecenderungan. Kecenderungan pertama, analisis struktural teks atau analisis percakapan menjadi kajian abstrak dan terlepas dari penggunaan bahasa yang aktual (formal). Kecenderungan kedua, kajian bahasa dalam konteks sosial mengambil perhatianpada contoh-contoh penggunaan bahasa dalam komunikasi. Analisis wacana ini mendapat pengaruh dari teori linguistik kritis, teori kritis Frankfurt, dan teori pascastrukturalisme yang berkembang di Perancis23.

Dalam hal ini, ada berbagai varian teori analisis wacana kritis yang dilahirkan oleh para ahli di dunia, di antaranya analisis wacana Michel Foucault, Roger Fowler, dkk., Théo Van Leeuwen, Sara Mills yang mengendepankan feminisme, dan lainnya.

Riyono Pratiknyo sebagaimana dikutip Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menjelaskan bahwa wacana adalah sebuah proses berpikir seseorang yang mempunyai ikatan dengan ada tidaknya sebuah kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Menurutnya, makin baik cara atau pola pikir seseorang, maka akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.24

Alex Sobur dalam bukunya tersebut menggambarkan wacana dalam berbagai aspek makna kebahasaan, di antaranya:

a. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan konversasi atau percakapan

b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah

23

Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung : Yrama Widya, 2009), Cet. Ke-I. h. 68-69.

24


(38)

29 c. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.25

Dari berbagai pengertian analisis dan wacana di atas, peneliti menyimpulkan bahwa analisis wacana merupakan suatu kegiatan mengkaji dan menelaah suatu produk komunikasi dari perspektif kebahasaan dengan melihat teks kemudian dikaitkan dengan ideologi di balik terbentuknya teks tersebut dengan melihat kognisi dan konteks sosial.

2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh para ahli, model yang paling banyak digunakan adalah model Teun A. Van Dijk. Inti analisis Van Dijk menghubungkan tiga dimensi wacana ke dalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi sosial, (analisis) konteks.26 Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung.27

Menurut Van Dijk, sebagaimana yang dikutip Eriyanto penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati, dan harus dilihat juga bagaimana suatu teks bisa semacam itu.28 Berikut ini analisis wacana sesuai dengan model Van Dijk:

25

Ibid, h. 10

26

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LkiS, 2006), h. 224.

27

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.77

28


(39)

30 a. Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam pandangan Van Dijk perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial yang meneliti kesadaran mental wartawan, dalam hal karya sastra maka bisa dikatakan kesadaran mental pengarangnya dalam membentuk teks dalam karyanya.

Analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi sosial itu penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks media.29

b. Konteks Sosial

Konteks sosial berusaha memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan memperngaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi, konteks sangat penting untuk menentukan makna dari suatu tujuan.

Dalam pandangan Van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Dan untuk memperoleh gambaran ihwal elemen-elemen struktur wacana (teks) tersebut, berikut adalah penjelasan singkat:

29


(40)

31 1) Tematik, secara harfiah tema berarti "sesuatu yang diuraikan", kata ini

berasal dari kata Yunani 'tithenai' yang berarti meletakkan. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.30 2) Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan

sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya. Struktur skematik memberikan tekanan: bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

3) Semantik, adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal (unit semantik terkecil) maupun makna gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan kebahasaan).31

4) Sintaksis, secara etologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.32

5) Stilistik, pusat perhatiannya adalah style (gaya bahasa) yaitu cara yang digunakan penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.

6) Retoris, adalah gaya bahasa yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan

30

Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Ende-Flores : Nusa Indah, 1980) h. 107

31

Wijana, Dasar-dasar Pragmatik, (Yogyakarta : ANDI. 1996), h. 1

32


(41)

32 (hiperbolik) atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak.33

3. Varian Analisis Wacana

Dalam perkembangannya, model analisis wacana dikemukakan para ahli melalui pendekatan yang beragam, di antara para ahli yang mengembangkan model analisis wacana adalah:

a. Michel Foucault

Foucault memulai analisis wacana atau diskursus yang bersifat politis dan ideologis. Michel Foucault (1990) menjelaskan definisi fenomenal dari wacana beserta potensi politis dan kitannya dengan kekuasaan 'Diskursus atau wacana adalah elemen taktis yang beroperasi dalam kuncah relasi kekuasaan'. Antara wacana dan kekuasaan memiliki timbal balik, seperti yang dikatakan Michel Foucault, 'elemen taktis' yang sangat terkait dengan kajian strategis dan poilitis. Dari definisi yang diberikan Foucault, terungkap bahwa wacana adalah alat bagi kepentingan kekuasaam, hegemoni, dominasi budaya dan ilmu pengetahuan. Distribusi wacana ke tengah masyarakat pada era postmodern ini dilaksanakan secara strategis melalui media, baik itu media cetak maupun elektronik.

33


(42)

33 b. Roger Fowler, dkk.

Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew mulai dikenal sejak diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979. Mereka menggunakan pendekatan critical linguistics yang memandang bahwa bahasa sebagai praktik sosial. Para linguis kritis percaya bahwa pilihan bahasa dibuat menurut seperangkat kendala, seperti ideologi, politik, sosial, dan kultural. Impilikasinya masyarakat dapat dimanipulasi dalam aturan yang baik sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dinilai peran dan statusnya ke dalam dikotomi34.

Atasan-bawahan, superior-inferior melalui strategi sosial yang melibatkan aspek kekuasaan, aturan, subordinasi, solidaritas, kohesi, antagonism, kesenangan, dan sebagainya, yang semuanya merupakan bagian integral dari sistem kontrol masyarakat Critical Linguistics terutama dikembangkan dari teori linguistik yang melihat bagaimana tata bahasa

(grammar) tertentu menjadikan kata tertentu (diksi) membawa implikasi dan ideologi tertentu.35

34

Dikotomi: pembahagian (pemisahan) antara dua kumpulan (kelompok dan lain-lain) dalam sesuatu hal yang saling bertentangan.

35

Yoce Aliah Darma, Analisa Wacana Kritis. (Bandung : Yrama Widya, 2009), Cet Ke-l , h. 84


(43)

34

C. Ruang Lingkup Biografi

1. Pengertian Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh dijelaskan juga di dalam biografi tersebut.

Menurut Lytton Strachey berpendapat bahwa biografi adalah penafsiran terhadap sebuah kehidupan, dan blak-blakan adalah syarat utamanya. Ia mengibaratkan penulis biografi sebagai seseorang yang mengayuh perahu di lautan fakta yang maha luas dan mencemplungkan ember kecil untuk menciduk satu contoh kehidupan, lalu mengulitinya habis-habisan. Biografi adalah yang paling pelik dan manusiawi dari semua cabang seni menulis, sesuatu yang sangat relevan dalam hidup kita.36

Sedangkan menurut Leon Edel, mengumpamakan pekerjaan menulis biografi seperti mencari figur di bawah karpet, pola yang terpapar di sisi tersembunyinya kehidupan. Ia mengatakan bahwa biografi terlihat tak relevan jika ia tak menemukan tumpang tindih antara apa yang dilakukan oleh seseorang dan kehidupan, yang menjadikan hal itu mungkin. Tanpa menemukan itu, Anda hanya punya kejadian-kejadian tanpa bentuk dan gosip.

36


(44)

35 Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja (singkat), namun juga dapat berupa lebih dari satu buku (panjang). Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup.

Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.

Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction/kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat


(45)

36 dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi.

2. Jenis-jenis Biografi

Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi. Jenis-jenis biografi yaitu:

a. Berdasarkan Sisi Penulis, dibedakan dari :

1. Autobiografi: Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya

2. Biografi: Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas:

a. Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuan tokoh didalamnya.

b. Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat)


(46)

37 b. Berdasarkan Isinya, dibagi atas :

1. Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan.

2. Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.

c. Berdasarkan Persoalan yang dibahas, dibagi atas:

1. Biografi politik, yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya. Intelektual biografi yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.

2. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra, yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena hanya keterampilan dan wawancara.


(47)

38 d. Berdasarkan Penerbitannya, dibagi atas:

1. Buku Sendiri, bahwa penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik.

2. Buku Subdisi, bahwa biaya pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.

3. Langkah-langkah dalam Mengulas Sebuah Biografi

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam membuat ulasan buku biografi yaitu:

a. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh dalam biografi

b. Mencatat gagasan dan sikap atau tindakan yang mengagumkan atau mengharukan dari tokoh.

c. Memilih sikap atau tindakan tokoh yang dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.

d. Menyusun kerangka ulasan dengan memanfaatkan ringkasan, catatan, dan pendapat.


(48)

39 Dari beberapa jenis-jenis biografi diatas, jenis buku biografi yang peneliti gunakan yaitu Authorized biography dengan kata lain biografi yang didasarkan kepada sisi penulis dan telah mendapat izin dari tokoh yang akan diulas sejarah hidupnya, dalam hal ini sejarah tentang kehidupan Chairul Tanjung. Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih dalam sesuai dengan metode dan model penelitian yang digunakan.


(49)

40

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Buku Chairul Tanjung si Anak Singkong

Buku Chairul Tanjung si anak Singkong, menurut peneliti adalah salah satu buku biografi luar biasa karya Tjahja Gunawan Diredja. Karena tak hanya sekedar cerita tapi lebih menganggapnya pelajaran hidup. Buku ini mengisahkan kisah perjalanan Chairul Tanjung yang berhasil mengubah hidupnya dari orang kecil menjadi orang yang luar biasa besar.

Buku ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Buku Kompas pada Juni 2012 bertepatan pada usia Chairul Tanjung ke 50, buku setebal 382 halaman ini bernomor ISBN 978-979-709-650-2 dengan panjang 15 cm x 23 cm.


(50)

41 Buku Biografi Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, Chairul Tanjung mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya, termasuk Chairul Tanjung. Orangtuanya mempunyai prinsip,

“Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang

harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan

agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.

Itulah masalah Chairul Tanjung muda, jalan hidupnya ternyata penuh perjuangan untuk menggapai sukses. Dan bagaimana seorang Chairul Tanjung, berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.

Buku Chairul Tanjung si anak Singkong adalah buku karya Tjahja Gunawan Diredja yang diluncurkan bertepatan usia Chairul Tanjung setengah abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas usahanya. Sang ibunda, Halimah, mengatakan bahwa uang kuliah Chairul Tanjung pertama yang diberikan kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan kain halus miliknya.

Bab-bab berikutnya masih menceritakan kehidupan masa muda Chairul Tanjung, saat-saat menjadi mahasiswa sampai kisah awalnya menjadi wirausaha. Tahun 1987, Chairul Tanjung menjadi kontraktor pembangunan pabrik sumpit di Citeureup, Bogor, seluas 800 meter persegi. Tapi yang jadi malah pabrik sandal.


(51)

42 Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga Chairul Tanjung, ketika Chairul Tanjung bertemu dengan perempuan Jawa, Anita Ratnasari, yang tegas dan tegar.

Dalam buku ini, Chairul Tanjung mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu adalah segalanya.” Chairul Tanjung percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu. “Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga

akan kita gapai di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian Chairul Tanjung berpendapat.

Chairul Tanjung juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha. Chairul Tanjung mengembangkan Para Group, kemudian mengganti nama perusahaannya menjadi CT Corp. Secara umum CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources. Mega Corp adalah perusahaan induk untuk jasa keuangan yang melayani masyarakat di sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal.

Trans Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media, gaya hidup, dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat dua stasiun TV, yaitu Trans TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel Careefour. Selain itu juga ada perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, hotel, biro perjalanan, dan sejumlah department store yang menyediakan kebutuhan fashion merek terkenal dan high-end. Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan induk yang fokus pada bisnis perkebunan.

Melalui buku biografi ini, Chairul Tanjung ingin berbagi kisah dan cerita dengan seluruh pembaca tentang lika-liku, pengalaman, serta makna dan


(52)

nilai-43 nilai kehidupan yang Ia pegang, mulai dari kehidupan di masa kecil hingga sekarang. Dengan memahami sejarah hidupnya, Chairul percaya para pembaca akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mimpi seorang Chairul Tanjung untuk mewujudkan kebanggan dan kesejahteraan bagi pembaca yang pada akhirnya akan menjadikan Indonesia yang lebih baik.

B. Gambaran Umum Riwayat Hidup Tjahja Gunawan Diredja

Tjahja Gunawan Diredja adalah seorang wartawan harian Kompas yang lahir di Subang pada tanggal 8 maret 1966. Ia bergabung dengan harian Kompas sejak September 1990, ia juga pernah ditugaskan di Bandung, Surabaya, dan Tangerang. Mendirikan Forum Wartawan Independen (FOWI) di Bandung. Tahun 1995, pindah ke Jakarta menjadi wartawan ekonomi Kompas. Banyak menulis soal perbankan, ekonomi makro, dan properti.

Tahun 1999, ia pernah mengikuti Bourse Game, pelatihan transaksi di pasar uang yang diselenggarakan Citibank. Tahun 2000, ia mengikuti Program Studi Jepang untuk Eksekutif Internasional yang diselenggarakan JICA di Tokyo, Jepang.

Pada tahun 2000, ia pernah ditugaskan sebagai wartawan Kompas di Istana Kepresidenan. Pada tahun 2002, menjadi wakil Kepala Biro Kompas Jawa Timur dan merintis penerbitan Kompas edisi Jawa Timur. Tahun 2002 pula, mengikuti short course tentang People Management di Prasetiya Mulya Business School. Tahun 2004, menjadi Kepala Biro Kompas Jawa Barat sekaligus yang merintis penerbitan Kompas edisi Jawa Barat.


(53)

44 Tahun 2006, ia menjadi wakil Kepala Desk Ekonomi Kompas. Pada tahun 2007 hingga 2009 ia menjadi Ketua Perkumpulan Karyawan Kompas (PKK). Tahun 2009, mengikuti Middle Management Development Program (MMDP) di Prasetiya Mulya Business School. Sejak tahun 2011 ia sudah menjadi wakil Kepala Desk Multimedia Harian Kompas.

Perkenalan Tjahja dengan seorang Chairul Tanjung berawal pada tahun 1995 ketika Tjahja masih menjadi seorang reporter Kompas dan ditugaskan untuk meliput di Departemen Keuangan. Kemudian berlanjut saat Indonesia dilanda kritis moneter yang berimbas menjadi krisis ekonomi nasional dan politik pada tahun 1998.

Pada saat yang sama banyak pengusaha-pengusaha yang bangkrut dan tidak sedikit pula bank nasional yang kolaps, tetapi seorang CT justru bertahan dan berjuang hingga Bank Mega yang Ia beli mampu mencetak keuntungan yang signifikan di tahun 1996. Pada periode itu Tjahja sering bertemu dan berdiskusi

dengan CT, terutama saat Bank Mega mengadakan program “Indonesia Berbagi”

yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang pada waktu itu kesulitan mendapatkan bahan pokok.

Dalam suatu obrolan di kantor Para Group di gedung Plaza Bapindo Jakarta, Chairul Tanjung pernah bercerita kepada Tjahja tentang pahit getir dan jatuh bangunnya Ia sebagai pengusaha yang merintis usaha dari nol tanpa fasilitas pemerintah. Mendengar cerita itu Tjahja kagum dengan seorang Chairul Tanjung karna mampu berjuang sendirian melewati berbagai rintangan dan berhasil menjadi pengusaha sukses meskipun pada waktu itu banyak orang yang belum mengenal sosok CT dan bahkan meragukan kemampuannya.


(54)

45 Pada masa rezim Orde Baru sejumlah pengusaha yang sukses umumnya karena mendapatkan fasilitas dan proteksi dari pengusaha lainnya, sedangkan seorang CT mampu berjuang sendiri melewati berbagai rintangan dan berhasil menjadi pengusaha sukses. Ketika masa krisis ekonomi itu Tjahja meminta kepada Chairul agar kisah perjalanan hidupnya dapat di-share kepada orang lain terutama generasi muda, agar mereka bisa terinspirasi atas apa yang telah dijalani oleh seorang Chairul Tanjung.

Pada tahun 2010 Tjahja memulai menulis kisah perjalanan Si Anak Singkong yang meniti usaha dari nol sampai besar seperti sekarang, dengan panduan langsung dari Chairul Tanjung. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa formal, bertutur, dan disertai sikap rendah hati, sesuai dengan gaya bahasa sastrawan Ramadhan K.H. (alm) yang disukai Chairul. Metode penulisan biografi ini tidak semata-mata wawancara langsung dengan CT, tetapi diawali dengan kegiatan survei ke tempat masa kecil seorang CT di kawasan yang dulu kumuh di Gang Abu jalan Batutulis, di kawasan pecenongan, Jakarta Pusat.

Selain melakukan survei, Tjahja juga mewawancarai beberapa teman CT sewaktu Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hingga teman SMA dan SMP, bahkan beberapa pengamat ekonomi dan narasumber lainnya. Tidak sekedar menulis, Tjahja juga berusaha mendapatkan soul dari setiap kisah perjalanan hidup Si Anak Singkong, dengan begitu Ia pun turut belajar banyak dari lika-liku kehidupan dan perjalanan hidup seorang CT.


(55)

46

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Teks Wacana Pesan Moral Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Analisis wacana model Van Dijk ini digambarkan mempunyai tiga dimensi, diantaranya ialah: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis model Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu.1

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan pesan-pesan yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, baik pesan-pesan secara umum maupun secara khusus (pesan moral). Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan temuan-temuan data berdasarkan pesan secara umum, mewacanakannya dan mendeskripsikan kalimat-kalimat yang memiliki muatan-muatan sebagai pesan moral, dan untuk mengetahui pesan-pesan moral tersebut, terlebih dahulu peneliti akan mendeskripsikan pesan-pesan secara umum berdasarkan analisis teks.

Dalam analisis teks, peneliti memfokuskan pada strategi wacana serta teknik penulisan yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa tertentu, dengan

1

Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta : LkiS, 2001),


(56)

47

47

cara menguraikan struktur kebahasaan secara makro (tematik), superstruktur (skematik), dan struktur mikro (semantik, sintaksis, stilistik dan retoris).

1. Struktur Makro (Tematik)

Tema merupakan gagasan inti dari suatu suatu teks yang menggambarkan apa yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penulis kepada pembaca melalui tulisannya dalam melihat atau memandang suatu peristiwa. Tema dalam suatu karya fiksi baik novel atau buku merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar penulisan sebuah karya dan dalam tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca melalui tulisannya tersebut.

Tema yang secara umum terdapat pada buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja adalah dengan menggunakan kata “Si Anak Singkong” di belakang nama Chairul Tanjung tersebut. Dari segi kebahasaan sendiri kata anak singkong di golongkan sebagai anak yang berasal dari kalangan menengah ke bawah dan tidak berasal dari kalangan menengah ke atas maupun elit.

Tema utama dalam buku tersebut di atas di pakai karena tokoh yang diceritakan dalam buku itu adalah seorang yang berasal dari keluarga tidak mampu dan membeci kemiskinan sehingga ia bersikeras untuk keluar dari jerat kemiskinan. Tema buku itu juga ingin menunjukkan bahwa sang tokoh ingin mengajarkan kepada pembaca untuk tidak pasrah dengan kenyataan hidup yang sedang dihadapi dan bisa membuktikan bahwa seorang Chairul Tanjung yang bukan siapa-siapa, yang hanya sekedar anak singkong yang berasal dari


(57)

48

48

perkampungan kumuh Jakarta, dapat menjelma menjadi sosok yang bisa dijadikan contoh dalam menjalani dan memaknai hidup.

Selain tema utama yang berasal dari judul buku tersebut, terdapat pula sub-sub tema yang ada dari masing-masing judul bab per bab setiap kisah yang akan ditampilkan, sub tema yang terdapat dari beberapa judul adalah sebagai berikut:

1) Pada bagian awal sub judul menceritakan tentang pengorbanan seorang ibu yang rela menggadaikan kain halus kesayangannya untuk biaya kuliah sang anak. Begitu besar kecintaan dan harapan terhadap anaknya agar dapat menjadi seseorang yang lebih baik di masa depannya kelak. Setelah dapat masuk di perguruan tinggi Negeri seorang Chairul Tanjung menjalani kehidupan akademisnya dengan tidak mengandalkan uang saku dari orang tuanya, Ia mencoba melihat peluang dalam setiap kesempatan dan menjadikan kesempatan itu sebagai usaha agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari di kampusnya. Salah satu peluang yang Ia lihat adalah bisnis fotokopi yang berhasil Ia jalani dalam kurun waktu yang begitu cepat dan hal itu yang menjadi awal modal keberaniannya untuk dapat mengembangkan bisnisnya dibidang lain.

2) Pada tema selanjutnya disesuaikan dengan kisah yang akan diceritakan dari masing-masing bab tersebut namun, beberapa kisah tidak mengikuti alur pada buku biografi kebanyakan, alur dalam buku biografi ini dibuat unik dengan alur maju-mundur di setiap babnya.


(58)

49

49

Hal ini ditujukan agar pembaca dapat melihat alur kisah yang lampau menjadi penyebab suksesnya seorang Chairul Tanjung di masa sekarang.

3) Tidak ada kehidupan yang sia-sia. Besar atau kecil, semua berarti. Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu. Kebanyakan mereka hanya memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa kehidupan mereka berantakan dan mengapa mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan.

Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya. Oleh karena itu hidup dipandang tidak berarti ketika seseorang melupakan dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah diatur Islam.

Secara umum, manusia yang ditakdirkan sebagai ciptaan Tuhan hakikatnya ialah menelesuri perjalanan yang disebut 'kehidupan' secara sistemik yang artinya semua yang dijalani saling berhubungan satu dengan yang lainnya, baik yang belum terjadi


(59)

50

50

maupun yang akan terjadi. Dapat diartikan bahwa peristiwa hidup mempunyai makna besar maupun kecil tergantung bagaimana individu tersebut yang memaknainya.

4) Jika melihat sub tema dipertengahan buku ini mungkin akan timbul pertanyaan “apakah hidup ini adil bagi seorang Chairul yang

membenci kebodohan dan kemiskinan”. Jawabannya "ya".

Firman Allah SWT mengenai hal ini terangkai dalam surah An-Nisa sebagai berikut:

ْن ل ْ م ْ ي ا ْفعا ي ً سح كت ْنإ َ اقْثم م ْظي َ ََ َنإ

اًرْجأ

اً يظع

"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah dan jika ada kebajikan sebesar zarah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yg besar." (Q.S. An-Nisa: 40)

Sesungguhnya bukan hanya dalam kenyataan tetapi dalam benak pun tergambar bahwa Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, yakni sekecil apa pun. Betapa Dia akan menganiaya, padahal Dia Mahakuasa, dan segala yang ada di alam raya ini adalah ciptaan dan milik-Nya. Bahkan Dia memberi ganjaran, karena itu jika Ada kebajikan sebesar dzarrah, bahkan lebih kecil dari dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya sampai tujuh ratus kali, bahkan lebih, dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya yang


(60)

51

51

tidak tergambar sebelumnya dalam benak siapa pun2. Demikian sebaliknya keburukan sekecil apapun akan dibalas sebuah keburukan walaupun hanya sebesar dzarrah.

Ketika CT sedang menjalani usaha jual-beli mobil bekas bersama kedua temannya yakni Molen dan Firmon, ia sering kali mengingatkan kepada Molen agar tidak boros dalam hal keuangan,

suatu waktu CT berkata kepada Molen temannya “Molen, saya sangat

benci kemiskinan. Tolong tanamkan itu di kepala dan batin kamu juga. Suatu waktu saya bercita-cita ingin memiliki mal, bank, koran, dan televisi”. Sebuah keinginan yang besar disertai usaha dan kerja keras yang Ia lakukan, maka tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT sudah berkehendak.

Sesuai dengan firman Allah berikut:

يف ْ ك ل قي ْنأ اً ْيش دا أ ا إ رْمأ ا َنإ

ن

.

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (Q.S. Yaasin: 82)

Ayat ini berbicara tentang kuasa Allah yang tidak dapat terlukiskan dengan kata-kata, karena kekuasaan-Nya itulah maka Dia memiliki wewenang memerintah. Perintahnya tidak dapat dibatalkan atau dielakkan untuk mewujudkan sesuatu Dia hanya memerintah dan perintahnya itu terlaksana dengan mudah, dan sesuatu yang

2

Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Vol. 2: Pesan, Kesan, don keserasian Al-Qur'an


(1)

Hasil wawancara

1. Bagaimana awal hubungan Bapak dengan Chairul Tanjung?

Hubungan kami awalnya formal, saya sebagai wartawan Kompas meliput bidang ekonomi, dan ketika itu Chairul Tanjung sebagai narasumber saya, tapi lama kelamaan hubungannya bukan lagi sekedar wartawan dan narasumber tapi sudah akrab seperti sahabat seperti teman.

Dia banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, saya sering mendengarkannya, tipikal orangnya juga bukan suka publikasi, tadinya saya berharap setiap ketemu orang termasuk Chairul Tanjung adalah bahan yang bisa saya tulis untuk berita, tapi tidak demikian dengan Chairul Tanjung, setiap saya ada kesempatan ketemu dia, tidak mesti bahan pembicaraan saya itu bisa untuk pemberitaan, jadi dia bilang untuk informasi saya saja, karena yang dia bicarakan juga tentang usaha dia atau obsesi dia, jadi pembicaraanya lebih banyak sebagai teman.

2. Tadi Bapak menyinggung bahwa dia bukan suka dipublikasi hidupnya, mengapa dia berfikiran untuk membuat buku, bukannya itu termasuk publikasi juga?

Nah itu karena lebih kepada janji lama atau komitmen lama dia, dia berharap suatu saat perjalanan hidupnya (Chairul Tanjung) akan saya tulis. Menurut saya pribadi tujuan beliau membuat buku ini bukan untuk narsis tapi untuk men-share,

memprovokasi, atau memotivasi anak-anak remaja untuk menjadi pengusaha lebih maju daripada dia, dan bisa menjadi inspirasi. Jadi buku itu betul-betul tentang true story Chairul Tanjung, jadi dalam buku tersebut tidak terdapat motif politik apapun.

3. Adakah pendapat-pendapat Bapak yang dituangkan dalam buku tersebut?

Itu tidak ada, cerita itu betul-betul tentang pengalaman hidupnya, cerita itu dikumpulkan dari teman-teman dia dari dia SD, SMP, SMA, kuliah sampai sekarang yang kenal dia dan tau tentang perjalanan hidupnya, dan 80% kesaksian perjalanan hidupnya berasal dari teman-temannya tersebut.

4. Rencana jangka panjang Bapak setelah terbitnya buku ini ?

InsyaAllah kalau ada orang lain yang ingin pengalaman hidupnya ditulis saya siap membantu.

5. Rencana jangka pendek tentang buku ini?


(2)

6. Keuntungan bagi beliau dan bapak sendiri mengenai buku itu apa?

Keuntungan bagi beliau atas buku ini adalah sebagai amal jariyah, karena royalti dari buku tersebut diberikan ke penulis dia tidak mengambil keuntungan apapun. Bagi saya untuk menulis biography Chairul Tanjung sudah bersyukur Alhamdulillah.

7. Apa nilai-nilai moral yang dapat diambil dari buku itu?

Terlebih dari itu ada nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil, ada tentang kerja keras, Hormat kepada orang tua terutama Ibu. Kemudian komitmen, pertama tentang Hormat kepada ibu sudah menjadi way of life dia, Ibu adalah orang nomer satu dan tidak bisa ditawar- tawar lagi, di berbagai forum bedah buku ia sempat ditanya siapa orang yang paling berpengaruh dan mempengaruhi dalam kehidupannya? Dia menjwab pertama, Ibu, kedua ibu, dan ketiga ibu, jadi bagi dia ibu adalah segalanya.

Lalu yang kedua kerja keras karena dia hidup dari keluarga miskin, jadi anak singkong itu adalah simbol dari keluarga miskin, jadi kerja keras bagi dia sudah biasa, sebelum dia menikah dengan Ibu Anita dia sudah kerja keras setiap hari dari mulai jam 8 pagi hingga dini hari sampai jam 1 jam 2 dini hari sudah biasa.

Jadi menurut dia sukses adalah hak setiap orang tapi untuk meraih sukses butuh ekstra ordinary, butuh kerja keras yang luar biasa, tidak sekedarnya aja.

Ketiga komitmen, jadi kalo Ia sudah mempunyai keinginan dia komitmen dan melakukannya untuk mewujudkan semua hal tersebut, dia akan full support usahanya.

Dia juga tidak pernah lupa dengan teman lama, jadi saya sudah lama tidak ketemu, sejak bertemu di 2006 atau 2007 kemudian lama tidak komunikasi tapi setelah itu dia menghubungi lagi di pertengahan 2010. lalu dia tanya kerjaan saya bagaimana, lalu kemudian saya ditawari untuk nulis buku, tadinya mau yang nulis buku biografinya adalah Ramadhan K.H, tapi Ramadhan K.H. keburu meninggal, jika beliau belum meninggal maka yang nulis bukunya adalah Ramadhan K.H, jadi saya disuruh pak CT menggantikan Ramadhan K.H. untuk menulis biographynya, lalu saya terima dan saya pelajari dulu buku-buku Ramadhan K.H seperti gaya penulisannya dan lain sebagainya.

8. Tahun 2014 ini akan ada pemilihan Presiden, apakah Chairul Tanjung membuat buku ini sebagai penyebar citra dia?


(3)

namanya persepsi sah-sah saja tapi yang penting ini buku auto biography Chairul Tanjung yang tadinya Nothing menjadi something kira-kira begitu. Saya kira sangat patut dijadikan role model bagi anak-anak muda sekarang bahwa kerja keras itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

9. Apa harapan bapak mengenai buku ini?

Saya ingin buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutama generasi muda, jadi jangan sampai buku ini bukan untuk kalangan akademisi saja, dengan kalimat-kalimat yang enak dibaca, True story mengalir apa adanya, dan ada nilai dari setiap sub bab buku tersebut.

10.Jika untuk Kompas sendiri, apa keuntungannya dengan diterbitkannya buku ini?

Karena ini diterbitkan di penerbit buku Kompas juga, ini ada kerjasama antar lembaga itu saja dalam hal ini penerbit buku Kompas. Jadi keuntungannya bisa berbagi informasi mengenai pengalaman hidup Chairul tanjung.

Tjahja Gunawan Diredja


(4)

(5)

FOTO PENULIS DAN PENULIS BUKU CHAIRUL

TANJUNG SI ANAK SINGKONG


(6)