Analisis Framing Buku Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong

(1)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Prenada Media Group.

__________. 2008. Sosiologi Komunikasi : Teori Paradigma, dan Dikursus Teknologi Masyarakat. Jakarta : Kencana.

Eriyanto, 2001. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:LKIS.

__________. 2002. Analisis Framing : Konstruksi Politik, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta LKIS.

Kovach, Bill dan Tom Rosenstiel. 2006. Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta : Yayasan Pantau.

Kriyanto, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Sosiologi. Yogyakarta : UGM Press.

Naruddin, 2003. Komunikasi Massa. Malang : Cespur.

Mulyana. Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex, 2004. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.Bandung : PT. Karya Offset. Cetakan Ketiga.

__________. 2004. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode penelitian survey. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia.

__________, 2011. Konstruksi Sosial Media Massa : Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan keputusan Konsumen serta Kritik terhadap L. berger dan Thomas Luckman. Jakarta : Kencana

Jurnal Ilmiah :

Entman, Robert M. 1993. Framing : Toward classification of a Fractured Paradigma, dalam Journal of Communication vol. 43 No. 4/1993.


(2)

Pan, Zhongdong and Gerald M. Kosicki, “Framing Analysis : An Approach to News Discours” dalam Political Communication Vol 10/1991.

Skripsi :

Gusta, Firdha Yuni. 2011. Konstruksi Harian Media Indonesia Terhadap Partai Golkar dalam Berita Hak Angket Kasus Mafia Pajak. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Rizkiyab, Yuliani. 2012. Studi Analisis Framing, Pemberitaan Jatuhnya Rezim Muammar Qadhafi di Majalah Tempo. Medan. : Universitas Sumatera Utara.


(3)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Objek Penelitian

Buku Biografi Chairul Tanjung”Si Anak Singkong” merupakan salah satu tapak tilas kisah kesuksesan yang diraih oleh Chairul Tanjung, dari sesuatu yang tidak ada menjadi seseorang yang diperhitungkan kesuksesannya dalam berbagai usaha yang di pimpinnya.

Buku Biografi tersebut merupakan karya Tjahja Gunawan Diredja, yang dibagi dalam 40 bagian cerita dan terdiri dari 347 halaman yang diterbitkan oleh PT.Kompas Media Nusantara. Buku Biografi tersebut merupakan Buku Biografi pertama yang mengisahkan peristiwa kesuksesan yang di raih oleh Chairul Tanjung sendiri.

“Si Anak Singkong” merupakan salah satu Buku Biografi yang layak dibaca oleh generasi pada saat ini, Buku Biografi tersebut berisi mengenai perjuangan seorang Chairul Tanjung dalam berbagai usaha yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya selama menjadi mahasiswa disalah satu Universitas Negeri di indonesia. Sosok seorang Chairul Tanjung merupakan sosok yang tidak pernah putus asa dalam menjalankan setiap usahannya dan selalu berusaha, sedangkan kita ketahui pada masa saat ini banyak generasi muda yang hanya tau terima bersih saja dalam kehidupannya.

Buku Biografi “Si Anak Singkong” ditulis dari sudut pandang kehidupan yang diterima oleh Tjahja Gunawan Diredja dari berbagai sumber atau pun tokoh yang mengenal sosok Chairul Tanjung dalam kisah perjalanan kehidupannya.

Dengan adanya Buku Biografi ini berisi mengenai bagaimana kisah perjalanan yang ditulis oleh Tjahja Gunawan Diredja dalam Buku Biografi tersebut, dalam Buku Biografi ini dikemas sebaik mungkin dalam pengemasan atau gaya tulisannya baik, sehingga pembaca dapat memahami isi Buku Biografi tersebut. Kisah yang diangkat adalah kisah kehidupan sosial dan bagaimana pesan yang disampaikan dalam Buku Biografi tersebut.


(4)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan paradigma konstruktivis sebagai cara pandang dalam meneliti peristiwa Chairul Tanjung dalam Buku Biografi “Si Anak Singkong”. Konstruksi teks atau berita sebagai objek penelitian akan dianalisis dengan menggunakan analisis framing yang dibuat oleh Zhongdong Pan dan Gerald M. Kosicik.

Framing bersama semiotik dan analisis wacana berada dalam rumpun analisis isi. Sebagai kelanjutan analisis ini konvensional, analisis framing berusaha meninggalkan analisis isi konvensional disebabkan ketidakmampuan membaca urgensi pesan sebagai bagian terpenting dari analisis sosial.

Analisis framing model Zhongdong Pan dan Gerald M. Kosicik berasumsi setiap berita memiliki frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi berita. Melalui bukunya A Framing Analysis: An approach to New Discourse, ada empat dimensi struktur teks berita sebagai perangkat framing. Keempatnya adalah sintaksis, skrip, tematik, dan retoris yang membentuk semacam tema yang mempetautkan elemen – elemen semantik berita dalam koherensi global ( Sobur 2004 : 175). Selanjutnya Pan dan Kosicki mengkonsep perangkat framing tersebut seperti yang tertera pada gambar dibawah ini:

Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki STRUKTUR UNIT YANG DIAMATI

SINTAKIS Headline, lead, Cara wartawan latar informasi, Menyusun fakta kutipan sumber, pernyataan, penutup

SKRIP 5 W + 1 H

Cara wartawan Mengisahkan fakta

TEMATIK Paragraf, Proporsi,

Cara wartawan Kalimat, Hubungan

Menulis fakta antar kalimat

PERANGKAT FRAMING

1. Skema Berita

2. Kelengkapan Berita

3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk Kalimat 6. Kata Ganti


(5)

RETORIS Kata, Idiom,

Cara wartawan Gambar/foto, Grafik

Menekankan fakta

Sumber: Eriyanto,2004:256 3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Buku Biografi yang akan diteliti oleh penelitian adalah kisah perjalanan Chairul Tanjung dalam Buku Biografi “ Si Anak Singkong” karya Tjahja Gunawan Diredja, yang dibagi dalam 40 bagian cerita dan terdiri dari 347 halaman yang diterbitkan oleh PT.Kompas Media Nusantara.

3.4 Unit Analisis

Unit yang dianalisis adalah Buku Biografi “Si Anak Singkong” yang dilihat dari teks isi cerita dalam Buku Biografi. Analisis yang dilakukan dalam tahap teks. Kongnisi sosial dan analisis sosial yang disajikan dalam isi cerita Buku Biografi tersebut. Sedangkan tingkat analisisnya adalah analisis framing pada makna pesan yang disampaikan secara tersirat dan representasi kisah perjalanan Chairul Tanjung yang disajikan dalam Buku Biografi tersebut.

3.5 Kerangka Analisis

Kerangka analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah kerangka analisis yang dimiliki oleh Model Zhongdong Pan dan Gerald M. Kosicki dalam tulisannya A Framing Analysis: An approach to New Discourse, ada empat dimensi dalam struktur adalah sintaksis, skrip, tematik, retoris (Sobur 2004 : 175).

Selanjutnya perangkat framing dibagi menjadi empat struktur besar yaitu: 5. Struktur sintaksis yang berhubungan dengan bagaimana wartawan

menyusun peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Dapat diamati dari bagian berita (lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya).

6. Struktur skip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan peristiwa kedalam bentuk berita.

7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora


(6)

7. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.

Struktur retoris, berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata , idion, grafik, dan gambar yang dipakai bukan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer, yaitu dimana data unit analisis dari teks – teks yang tertulis

pada Buku Biografi “Si Anak Singkong”.

2. Data sekunder, yaitu melalui penelitian kepustakaan ( Library Research), dengan mengumpulkan literatur serta berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan memusatkan pada penelitian kualitatif dengan perangkat metode analisis isi kualitatif menggunakan analisis framing sebagai pisau analisis.

Kisah perjalanan Chairul Tanjung dalam Buku Biografi “Si Anak Singkong” terdiri dari empat puluh bagian. Masing – masing bagian akan ditabulisasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian dibagi dalam empat struktur besar yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

Setelah tiap bagian dianalisis, hasil tersebut akan diambil kesimpulan secara menyeluruh dan umum untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana kisah perjalanan Chairul Tanjung dalam Buku Biografi “Si Anak Singkong” membingkai dan mengkonstruksi kisah perjalanan Chairul Tanjung dalam mencapai kesuksesannya dan makna pesan yang terkandung dalam Buku Biografi tersebut.


(7)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mempunyai empat struktur. Struktur sintaksis bisa diamati dari bagan berita. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa – pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa – kedalam bentuk susunan kisah berita. Dengan demikian struktur sintaksis dapat diamati dari headline yang dipilih lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang dikutip dan sebagainya. Karena objek yang diteliti merupakan sebuah tulisan panjang yang terdiri dari empat puluh bagian yang akan dianalisis satu per satu.

Struktur skrip melihat bagaimana strategi bercerita. Struktur ini melihat gaya bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa. Secara umum, teks tulisan terdiri dari 5W 1H (who, what, where, when, why, dan how). Kehadiran struktur skrip dalam sebuah tulisan bisa memberi kesan bahwa tulisan tersebut unit yang relatif independen, karena menyajikan informasi yang lengkap dari sebuah peristiwa, mulai dari awal, klimaks, karakter, dan emosi manusia.

Struktur tematik berhubung dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Ada berebrapa jenis koherensi yang bisa diamati dari setiap berita melalui struktur tematik. Pertama adalah koherensi sebab akibat. Koherensi ini berbicara mengenai kalimat satu dipandang akibat dan sebab dari proposisi lain, dengan kata hubung ‘sebab’ dan ‘karena’. Kedua adalah koherensi penjelas yang bisa ditandai dengan kata hubung ‘dan’ atau ‘lalu’. Terakhir adalah koherensi pembeda dengan menggunakan kata hubung ‘dibandingkan’ atau ‘sedangkan’. Proposisi dipandang sebagai kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lainnya. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil.

Struktur retoris berhubung dengan cara wartawan menekankan arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata, idiom, grafik, gambar, yang digunakan untuk memberi penekanan pada arti tertentu. Struktur ini menggambarkan pilihan gaya yang dibuat oleh jurnalis sehubungan


(8)

dengan efek yang mereka harapkan dari sebuah peristiwa terhadap khalayak. Mereka menggunakan perangkat framing untuk menggambarkan observasi dan interpretasi mereka sebagai sebuah fakta, atau untuk meningkatkan efektivitas sebuah tulisan.

4.1 Kodifikasi Naskah Bagian satu

Struktur Hal yang Diamai

Sintaksis • Lead berisi tentang awal mula perjalanan kehidupan tokoh dalam Buku Biografi “si anak singkong”

• Dilanjutkan dengan deskripsi tentang perjuangan tokoh agar bisa memasuki perguruan tinggi, karena tokoh merupakan seorang anak dari keluarga sederhana.

• Disini juga tertulis seperti apa perjuangan seorang ibu, agar anaknya bisa melanjutkan pendidikannya.

• Cerita dilanjutkan kesetting awal, mengingat keterbatasan keluargannya berbagai cara dilakukan agar bisa melanjutkan pendidikannya.

• Setting akhir kembali kepada tokoh, penulis menutup bagian satu dengan deskripsi, tekat seorang anak untuk merubah kehidupannya karena mengetahui pengorbanan seorang ibu kepadanya.


(9)

Skrip Who

Chairul Tanjung. Merupakan anak dari darah

Batak – Sunda A.G Tanjung dan Halimah lahir dijakarta memiliki postur tinggi besar, dan memiliki sifat tanggung jawab, jujur, punya komitmen dan sedikit banyak digerakan ambisi.

What

Chairul Tanjung mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN) dengan memilih Fakultas Kedokteran Gigi, sehingga dia dinyatakan lulus. Selain menyampaikan kabar baik dia juga harus memberitau kepada orang tuannya biaya kuliahnya sehinnga ibunya menjual kain halusnya.

Where

Penulis tidak terlalu menampilkan lokasinya. Hanya sebagian saja yaitu dikawasan senayan.

Why dan How

Berhubung tokoh terlahir dari keluarga sederhana mau tidak mau tokoh harus memilih universitas negeri untuk melanjutkan pendidikannya, karena biaya yang dikeluarkan relatif murah, kalau tidak bisa masuk universitas negeri dipastiakan tokoh tidak akan pernah kuliah, karena dipastikan universitas swasta lebih mahal dan akhirnya dinyatakan lulus dengan biaya yang harus dibayar pada saat itu kondisi keuangan keluarga tokoh sangat memperhatinkan sehingga ibu tokoh harus menjual kain halusnya, dengan melihat pengorbanan ibunya dia bertekad agar berusaha sendiri untuk biaya kuliahnya.


(10)

Tematik • Dengan menjual kain halus, sejak nitu saya bertekad untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tua

• Tekad saya sudah bulat. Sebutlah itu semacam dendam terhadap keadaan

Retoris Kain Halus Ibu Sebagai Biaya kuliah

Agar bisa keluar dari jeratan kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.

Bagian Dua

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Lima belas ribu pertama dalam hidup tokoh

• Pada masa yang sama tokoh memiliki ide usaha fotocopi, ide tersebut berawal dari buku diklat yang diwajibkan dosen sehingga dari usaha fotocopi dia menemukan keuntungan.

• Memanfaatkan peluang dengan usaha fotocopi dengan bantuan temannya Hardi

Skrip Who

Chairul Tanjung sebagai tokoh utama

Hardi teman tokoh utama sebagai pemilik usaha

fotocopi

What

Bagian kedua menceritakan awal mula tokoh menemukan ide untuk

menghasilakan uang dengan usaha fotocopi

Where

Lokasi universitas jalan salemba raya

Jalan Bango V, nomor 5, senen percetakaan Bravo Printing


(11)

When

Waktu yang bersama dengan bagian pertama pada tahun 1981

Why dan How

Kala itu, dosen mungkin bisa disejajarkan setingkat dibawah tuhan perintah yang amat tidak mungkin diabaikan, waktu itu dosen mewajibkan semua mahasiswa memiliki buku diklat dan semua wajib punya, diperbanyak dengan fotocopi.

Tokoh meminta bantuan temannya yang memiliki usaha fotocopi dengan usaha fotocopi dia mendapatkan keuntungan yang peraktis.

Tematik • Saya percaya keuntungan Rp 15.000 yang pertama tersebut merupakan momentum pembangkitan kepercayaan diri selanjutnya

Retoris • Lima belas ribu pertama dalam hidup saya

Bagian Tiga

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Juragan fotocopi di kampus, kabar mengenai harga fotocopi di saya yang jauh lebih murah dibandingkan di toko – toko sekitar kampus meluas begitu cepat, tidak hanya di FKG angkatan saya, tetapi kesemua jurusan.

• Usaha dibawah tangga, dicertiakan bahwa tokoh menggunakan ruang kosong dibawah tangga untuk bisnis fotocopinya, dia menggunakan ruang tersebut agar mempermudah mahasiswa lainnya untuk fotocopi karena tempat yg strategis. Dari sekian teman ada seorang dosen yang menaruh simpati atas usaha yang dilakukan tokoh.


(12)

• Dibagian ini juga mengisahkan bahwa tokoh tidak hanya berhenti di usaha fotocopi, dia memulai masuk kebisnis alat – alat kedokteran gigi untuk memnuhi kebutuhan mahasiswa.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Boy M. Bachtiar, dosen ilmu kedokteran What

Bagian ketiga menceritakan awal usahanya yang mulai berkembang pesat dan mulai merambah ke usaha alat – alat kedokteran gigi, dan kampus merupakan sarana untuk melakukan awal bisnisnya.

Where

Usaha yang dilakukannya dikawasan kampus terletak dibawah tangga.

When

Waktu yang sama pada bagian pertama yaitu pada tahun 1981

Why dan How

Dengan adanya peluang yang dilihat dari bisnis fotocopi, saya tidak hanya berhenti dibisnis itu saja melainkan merabat ke usaha alat – alat kedokteran gigi, berbagai kelengkapan saya penuhi, alat praktikum, tas, buku, sebut apa pun dan saya bisa sediakan. Saat mahasiswa lain hanya berkutak dengan buku, saya justru menjadikan kampus sebagai tempat berdagang. Kebetulan saat itu mahasiswa tidak ada satu pun berfikir seperti itu. Jadi, semua saya jalankan tanpa ada satu pun pesaing aliasc zero competition

Tematik • Hidup sebagai mahasiwa yang memilikin penghasilan sendiri sungguh indah luar biasa kala itu. Dunia cerah ceria laksana bulan tanpa terhalang awan di puncak


(13)

purnama

Retoris • Leksikon

Bisa dikatakan saya merupakan mahasiswa paling

sibuk diseluruh universitas indonesia kala itu.

Bagian Empat

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Kedokteran merupakan salah satu jurusan paling mahal, terlebih kedokteran gigi. Bahan praktikum pembuatan gigi palsu seperti gipsum dan wax sebetulnya sudah disediakan kampus, tapi untuk berlatih, sudah pasti berbagai alat dan bahan tersebut harus dimiliki sendiri, dan itu tidak murah karena masih diimpor. Sementara itu, hampir semua mahasiswa belum berpenghasilan dan mengandalkan kiriman dari orang tua. Selain melihat ini sebagai peluang usaha, saya pun berniat membantu teman – teman yang lain.

• Untuk menjual alat kedokteran gigi, kita harus mempunyai penyuplaian yang membelinya dari importir, dan satu pun dari mereka belum saya kenal.

• kebetulan Vera merupakan junior, saya di FKG-UI. Ayahnya adalah kepala kesehatan gigi diangkatan Darat, Brigjen drg. Sarkawi.

• Saya meminta tolong Vera untuk dikenalkan kepada ayahnya. Alhamdulilah saya berkesempatan berbincang dan saya ceritakan masalah di lapangan serta niat membantu teman – teman untuk kemudian diperkenalkan kepada importir dan mendapat jaminan beliau.


(14)

• Kemudian saya mulai diberi barang atau peralatan praktikum yang terdiri dari pinset, gipsum, wax, eksavator, dan lain – lainnya. Saya jual kepada teman – teman dengan harga lebih murah daripada harga di toko yang biasa mereka beli.

Skrip Who

Chairul Tanjung (dibagian satu)

Vera merupakan junior tokoh di FKG-UI

Brigjen drg. Sarkawi adalah kepala kesehatan gigi di

angkatan Darat, ayah dari Vera

What

Berjualan alat kedokteran di kampus, merupakan peluang untuk membuka usaha selain sebagai peluang usaha tokoh pun berniat membantu teman – temannya karena alat praktikul relatif mahal, dibagian ini tokoh meminta bantuan Vera yang merupakan salah satu juniornya dan merupakan anak dari Brigjen drg. Sarkawi adalah kepala kesehatan gigi di Angkatan Darat, tokoh meminta bantuan beliau agar memperkenalkan kepada importir dan mendapat jaminan beliau, kemudian beliau memberikan bantuan kepada tokoh dengan memberi alat – alat praktikum dengan harga yang lebih murah, sehingga tokoh dapat menjual kepada teman – temannya dengan harga yang murah daripada toko yang biasa mereka beli. Ini merupakan salah satu batu loncatan untuk memulai usaha di luar bagi tokoh,

Where

Dibagian empat penulis tidak menjelaskan dimana kejadian peristiwa.


(15)

When

Waktu yang sama pada bagian pertama yaitu pada tahun 1981

Why dan how

Untuk menjual peralatan kedokteran gigi, kita harus mempunyai penyuplaian yang membeli dari importir, dan belum satu pun saya kenal. Kebetulan Vera merupakan junoirnya dan salah satu anak dari Brigjen drg. Sarkawi. Saya meminta tolong Vera untuk dikenalkan kepada ayahnya. Akhirnya saya diajak beliau untuk kemudian diperkenalkan kepada salah satu importir

Tematika • Ini merupakan batu loncatan saya untuk memulai usaha di luar.

kata ganti : saya, kita, mereka

Retoris • Leksikon

ini usaha baru yang akan saya tapaki

Bagian Lima

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian kelima menceritakan sedikit kisah kedekatannya dengan temannya, jika dirunut dari belakang, hubungan saya dengan teman – teman cukup dekat dan kami Saling membantu. Pernah suatu ketika saya di dekati Alin dan Wati agar saya bisa memperjuangkan kepada dosen kewiraan, Pak Sunardi, untuk memperbaiki nila mereka


(16)

Skrip Who

Chairul Tnjung (bagian satu)

Ali dan Wati merpuakan teman dari tokoh yang

meminta bantuan

Pak Sunardi dosen kewiraan. What

Bagian ini menceritakan bantuan tokoh kepada sahabatnya untuk mempertemukannya dengan Pak Sunardi untuk memperbaiki nila mereka. Alin dan Wati meminta tolong karena saya di anggap memiliki jaringan dan pergaulan luas serta dianggap mampu berdiplomasi dengan semua orang

Where

Penulis tidak menceritakan dimana lokasi terjadinya peristiwa

When

Waktu yang sama pada bagian pertama yaitu pada tahun 1981

Why dan how

Alin dan Wati meminta bantuan tolong karena saya dianggap memiliki jaringan dan pergaulan luas serta dianggap mampu berdiplomasi dengan semua orang. Saya sanggupi, tapi tentu saya tidak bisa asal saja memperjuangkan apa pila saya sendiri tidak mengetahui hobi atau kesukaan sang jendral yang kebetulan akan saya mintakan bantuan itu. Obrolan yang berlangsung lama, lebih dari satu jam, diruang kerja beliau di Gedung Lemhannas. Hingga akhirnya sampai pada maksud tujuan saya. Hingga akhirnya beliau menyatakan lulus meski hanya mendapat nilai C.


(17)

Tematik • Beberapa buku saya baca sengaja saya baca hingga habis agar memiliki banyak referensi sebagai bahan perbincangan dengan sang jenderal seputar senjata dan perang.

Kata ganti : saya

Retoris • Leksikon

Memperjuangkan kepada dosen kewiraan, Pak

Sunardi, untuk memperbaiki nilai mereka.

Waktu itu mereka mendapat nila D.

Bagian Enam

Struktur Hal yang Diamati

Struktur • Mahasiwa teladan, aktivis sekaligus pebisnis aktivitas di kampus berlangsung sangat cepat. Dari situ pada tahun 1984, saya kemudian terpilih kembali menjadi korordinator mahasiswa se-jakarta. Pemilihan tersebut dalam rangka peringatan hari kemerdekaan indonesia ke – 39, 17 Agustus 1985. Kami mahasiswa yang dipilih dikarantina selama seminggu di asrama daerah Bukit Duri, dekat SMA 8, Jakarta.

• Substansi utaman bahan lomba pada saat itu “Peran Mahasiswa dalam pembangunan Negara” hanya sedikit ditemukan kesulitan tulisan tangan dan goresan saya kurang begitu bagus sementara estetika adalah salah satu faktor penentuan kemudian saya teringat kepada teman saya Hadi Widayati dia memiliki tulisan tanga yang bagus dan tokoh meminta bantuannya, dan pada saat itu Pak Habibie sebagai salah satu juri pada saat itu dan saya dinyatakan menang.

• Dibagian enam menceritakan kisah tokoh dalam dunianya sebagai mahasiswa yang aktif dalam bidang yang digelutinya sebagai aktivis pernah pada saat itu


(18)

iya melakukan aksi mogok bersama teman – temannya atas penolakan Mayjen TNI Nugroho Notosusanto yang diangkat sebagai rektor UI pada saat itu. Situasi pada saat itu terkendali dan dilakukan persetujuan bahwa akan dilakukan long march dari salemba ke Rawamangun.

• Sesampain ya di Rawamangun, betapa terkejutnya saya karena ternyata tidak satu pun mahasiswa datang. Pada waktu itu saya marah besar karena merasa dihiayanati oleh teman – teman seperejuangan saya.

• Meskipun waktu itu merasa telah kuat, kami tetap tdk berdaya menghadapi kekuatan kepemimpinan pak harto dengan militer sebagai alat utamamnya dan akhirnya Nugroho diangkat sebagai rektor tapi tdk berkangsung lama karena akhirnya beliau diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan oleh Pak Harto, dan digantikan dengan Prof. Sujudi dan saya terhitung dekat dengan beliau.

• Pada tahun 1982 terjadi gebrakan lain oleh FKG-UI. Kami melakukan penelitian, sekaligus penyuluhan disejumblah daerah di indonesia. Bengkulu tempat pertama awal perlajaran bersama – sama kami membuat perencanaan dan prmbagian tugas dengan pulihan relawan yang terdiri dari mahasiswa dan dosen.

• Kegiatan bakti sosial di Timor Timur merupakan penutup aksi saya karena setahun kemudian saya menikah. Kemudian saya meminta agar kegiatan bakti sosial digantikan oleh anak – anak muda dikampus agar terjadi regenerasi.

• Saya anggap tahun 1984 merupakan momentum kebangkitan pertama dalam kehidupan saya


(19)

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Hadi hidayati teman yang diminta bantuannya oleh

tokoh

Pak Habibie Merupakan salah satu penentuan dari

lomba yag diselengarakan

Mayjen TNI Nugroho Notosusanto kandidat rektor

baru pada saat itu

Pak Harto persiden pada saat itu Prof Sujudi rektor penganti

Pak Moh. Arifin pembantu dekan III Boy M. Bachtiar

Firmon dan Molen salah satu teman tokoh dalam

mengusahai jual beli mobil bekas yang digelutinya

What

Bagian ini menceritakan tentang kegiataan tokoh sebagai mahasiswa teladan, akttivis sekaligus pebisnis. Sebagai mahasiswa tokoh tidak terlepas dari sifat mahasiswa yang aktif dalam menyampaikan pendapat atas penolakan terhadap kampusnya itu dilakukan dengan aksi mogok, tidak itu saja sebagai mahasiswa telada iya juga dipilih sebagai salah satu yang terpilih mengikutin perlombaan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke – 39, 17 agustus 1984 dan sebagai mahasiswa yang teladan juga tokoh melakukan gebrakan dengan melakukan kegiatan bakti sosial diberbagai daerah, sebagai mahasiswa yang memiliki sifat pengusaha dia mulai merambah usahanya ke jual beli mobil bekas.

Where

Daerah Bukit Duri, dekat SMA 8, Jakarta.


(20)

Bengkulu pada aksi pertama bakti sosial, dan dilanjutkan ke daerah – daerah lainnya seperti Solok, Bukit tinggi, Pariaman, hingga seluruh kota Padang, Timor Timur.

When

Dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke – 39, 17 agustus 1984

Pada tahun 1982 terjadi gebrakan yang dilakukan oleh FKG-UI dan berlangsung pada tahun 1983,1985, 1987, 1993

Pada tahun 1984, merupakan momentum kebangkitan.

Why dan how

Aktivitas di kampus berlangsung sangat cepat. Saya dipercaya mejadi ketua Mahasiswa FKG Angkatan1981, berlanjut menjadi ketua seluruh angkatan di Universitas Indonesia yang sekaligus menjabat sebagai ketua Ex – Officio Dewan Mahasiswa UI. Sehingga mudah buat tokoh melakukan gebrakan dengan melakukan aksi atau punbakti sosial yang dilakukannya. Bersama – sama kami melakukan perencanaan melakukan penelitian sekaligus penyuluhan dan pelayanaan serta pengobatan gigi.

Tematik • Saya masih terlalu muda masih sangat idealis, polos lebih tepatnya. Namun, dari situ saya petik pelajaran yang sangat berharga yang tidak akan pernah lupa sampai kapan pun. Betapa jahatnya politik

Retoris • Leksikon

Merupakan momentum kebangkitan pertama dalam hidup saya


(21)

Bagian Tujuh

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ketujuh menceritakan tentang pengenalan Talasemian kepada masyarakat indonesia. Anak Pak Arifin merupakan salah korban dari penyakit Talasemian. Talasemia tidak bisa dikatakan penyakit, tetapi kelainan akibat faktor genetik.

• Singkat cerita digelarlah seminar pertama di Indonesia dengan tema “Thalasemia” di Erasmus Huis. Menurut teman – teman, semua peserta yang hadir pada acara ini amat berhasil memunculkan antusiasme masyarakat melalui pemberitaan dari berbagai media lokal maupun nasional.

• Acara yang berlangusng dikatagorikan sukses dan berbobot. Apalagi acara dihadiri oleh empat menteri yang hanya diselengarakan oleh mahasiswa seperti saya.

• Tidak berhenti disitu saja pada malamnya mengadakan malam dana untuk penderita talasemia, dengan antusia dan dana yang begitu banyak sebesar 120 juta sdiberikan kepada penderita talasemia di RSCM.

• Kegiataan pembangunan gedung khusus perawatan penderita talasemia dan pendirian yayasanya sekaligus merupakan rangkaian penutup dari sekian banyak kegiatan sosial selama saya di kampus UI.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Anak Pak Arifin korban dari talasemia Nucholish Madjid tampil sebagai pembicara What

Bagian ini menceritakan kegiatan yang dilakukan tokoh untuk mengenalkan penyakit talasemia kepada


(22)

masyarakat, tokoh melakukan seminar dan pengalangan dana untuk membantu penyakit talasemia disini mengisahkan tentang apa saja yang dilakukan tokoh. Dan dibagian ini menceritakan diman Chairul tanjung mengenal berbagai macam orang – orang yang sangat penting seperti Pak Ginandjar Kartasamita menteri muda peningkatann produksi dalam negeri, Pak Teddy Rachmat, direktur Utama PT Astra indonesia.

Where

Seminar awal dilakukan Hotel Brobudur

When

Penulis tidak terlalu mendefenisikan kapan terjadinya peristiwa hanya memaparkan tahunnya yaitu pada tahun 1985

Why dan how

Suatu ketika saat obrolan menjurus kemasalah pribadi beliau, terkait masalah yang dihadapi Pak Arifin terhadap ketiga anaknya yang terkena penyakit talasemiasa mayor, pada saat itu juga saya berdiskusi dengan teman – teman dan didapat kesimpulan bahwa kami harus membuat sesuatu, minimal menyebarkan pemahaman terlebih dahulu ketengah masyarakat tentang penyakit talasemia dan dampak serta penangulangannya.

Tematik Yayasan Thalasemia Dibentuk

• Untuk memastikan pergelaran langsung sesuai rencana, saya turun langsung memantau pekerjaan dari A hingga Z.

Kata ganti : saya, mereka, kita, kami

Retoris Rencana disusun matang. Saya sendiri yang mengerjakan perencanaan detail


(23)

Bagian Delapan

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Penulis membuka bagian delapan dengan Kegagalan tokoh Pertama saat usaha diluar kampus, setelah sukses berbisnis dsalam kampus, saya mencoba melebarkan sayap usaha sektor formal di luar kampus. Persaingan di luar pastikan akan semakin ketat dan tidak semudah di lingkungan kampus.

• Dengan suntikan dana dari Boy M. Bachtiar, kami mulai mengontrak sebuah petak ruangan ukuran 3 x 8 meter di jalan Senen Raya.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Boy M. Bachtiar adalah salah satu dosen What

Diceritakan kegagalan pertama saat usaha diluar kampus, catatan keuangan perusahaan menunjukkan jauh lebih besar pasak daripada tiang.

Where

Di jalan Senen Raya

When

Penulis tidak menuliskan kapan terjadinya peristiwa

Why dan how

Selain laku keras, kedekatan dengan teman – teman dan kebiasaan saya mentraktir mereka di kampus rupanya berlanjut. Dalam dunia bisnis, kebiasaan seperti itu tidak bisa dibiarkan. Cukup berat memutuskan hingga akhirnya mau tidak mau harus juga diambil, kelangsungan usaha kecil itu tidak bisa dipertahankan.


(24)

Tematik • Catatan keuangan perusahaann menunjukan jauh lebih besar pasak daripada tiang.

Retoris Leksikon

Setelah sukses berbisnis di dalam kampus, saya mencoba melebarkan sayap usaha sektor format di luar kampus

Grafis : nongkrong

Metafora : besar pasak dari pada tiang

Bagian Sembilan

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian sembilan dibuka dengan kronologis kehidupan Chairul Tanjung. Serta menghadapi kegagalan pertama bangkrutnya usaha formal di luar kampus, apakah kemudian membuat saya kalut, takut, takluk, tunduk, sama sekali tidak. Saya masih memiliki kegigihan, kedisplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha yang gagal tersebut.

• Semua bekal semangat dan daya juang itu, selain dari keluarga, bisa jadi salah satunya merupakan hasil pendidikan dengan penekanan kedisiplinan yang saya peroleh dari sekolah Katolik Belanda, Van Lith, mulai dari SD hingga SMP.

• Sejak sebelum sekolah, saya dan kakak saya, Chairil Tanjung, tinggal bersama di Gang Sempur IV di kawasan Kemayoran, Jakarta. Sementara bapak dan ibu serta adik – adik tinggal dikarang Anyar.

• Terbiasa pindah – pindah dan tempat tinggal seiring pasang surut perekonomian keluarga. Hampir semua tempat tinggal kami waktu kecil merupakan lingkungan keras, akumulasi didikan keras dari nenek


(25)

di bidang agama, kedisplinan sekolah katolik semasa SD dan SMP dan kerasnya lingkunganyang saya jalani memunculkan sebuah pengalaman batin yang luar biasa.

• Hingga pada akhirnya bapak meninggal pada 15 Februari 2005, beliau adalah salah satu guru utama dalam masa awal kehidupan saya.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Chairil Tanjung, merupakan kakak dari tokoh

sedeangkan Chairal Tanjung, Selvi Tanjung,

Lukman Hakim, dan Oki Hertina merupakan adik

dari tokoh

A.G. Tanjung dan Halimah merupakan orang tua dari

tokoh

What

Bagian ini menceritakan tentang kehidupan Chairul Tanjung dari semasa kecil hingga menjadi sososk Chairul Tanjung yang penuh dengan ketekunan.

Where

Penulis hanya menuliskan tempat tinggal tokoh dalam Buku Biografi tersebut dilahirkan di Gang Sempur II dan dibesarkan di Gang Sempur IV Kemayoran, jakarta.

When

Saya dilahirkan Pada 18 Juni 1962 hingga tahun 1975, saya masih duduk di bangku kelas IV SD.

Why dan how

Pola pendidikan yang diterapkan orang tua saya lebih kepada tingkah laku seperti pola orang tua pada zaman dulu pada umumnya, lebih kepada bentuk dan contoh yang konkret. Saya anggap semua hal, baik formal dan


(26)

informal, merupakan proses pendidikanyang terasakan manfaatnya sampai sekarang. Beliau menempatkan pendidikan formal maupun informal anak – anaknya di atas segalanya. Terima kasih Bapak, terima kasih Ibu.

Tematik • Saya masih memiliki kegigihan, kedisiplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha yang gagal tersebut.

• Hampir semua tempat tinggal kami waktu kecil merupakan lingkungan keras.

Retoris • Leksikon

Terbiasa berpindah – pindah seiring pasang surut perekonomian keluarga.

Bapak terlalu idealis

• Metafora

Pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas

menggelamkan.

Bagian Sepuluh

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Suatu hari malam takbiran saat saya masih kelas dua SMP. Waswasmenunggu bapak yang belum juga pulang. Saya sendiri menunggu beliau di ujung gang seraya berdoa semoga beliau kali ini membawa uang untuk membayar zakat fitrah kami sekeluarga.

• Beberapa kali air mata ini sempat menetes. Sangat sesak rasanya, alhamdulillah, menit – menit trakhir menjelang Id akhirnya pulang dan memberi sejumlah uang untuk membayar zakat kami.


(27)

Chairul Tanjung (bagian satu)

What

Chairul tanjung yang pada saat itu menunggu bapak untuk membawa sejumblah uang beberapa kali meneteskan air mata karena beberapa kali ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan memberi keluarga kami zakan , saya tolak.

Where

Mengambil latar gang mesjid di Batutulis

When

Saat saya masih kelas dua SMP dan pada malam takbiran pada tahun 1984.

Why dan how

Terus terang kejadian itu masih membayang hingga kini dan tidak akan mungkin lupa hingga kapan pun. Kejadian yang tak terlupakan dan membekas aat masih kecil itu kemudian menjadi landasan kehidupan saya berikutnya. Keputusan pelaksanaan program Bank Mega Berbagi pada saat krisis ekonomi tahun 1998 juga antara lain didasarkan pada pengalaman batin yang saya alami waktu kecil.

Tematik Menunggu bapak pulang demi zakat fitrah

• Kejadian yang tak terlupakan dan membekas saat masih kecil itu kemudian menjadi landasan kehidupan saya berikutnya.

Retoris • Leksikon

Beberapa kali air mata ini menetes, sangat sesak

rasanya.

Ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan

memberi keluargakami zakat, saya tolak. • Metafora


(28)

Bagian Sebelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini menceritakan tentang pergaulan dan aktivitas yang dilakukan Chairul Tanjung semasa memasuki SMP Van Lith. Karena sejak SD teman – teman saya mayoritas berusia jauh di atas dan terbiasa bermain dengan berbagai kalangan, hal ini mungkin merupakan salah satu dasar begitu mudahnya saya berbaur dengan semua teman baru di SMP.

• Ketika di SD saya aktif di peramuka sebagai siaga. Kegiataan serupa saya lanjutkan ketika di SMP menjadi peramuka penggalang.

• Dilanjutkan kegiatan yang dilakukan, setiap peringatan 17 Agustus, sekioah kami selalu mengadakan berbagai perlombaan antar kelas. Prita salah seorang teman sekelas, memiliki kakak kandung seorang guru teater dan dia mengusulkan agar berlath kepadanya.

• Karena intens bertemu dan berlatih drama bersama, persahabatan saya engan Bambang mulai dekat. Selain itu ada Beni . saya dan Beni sering sekali menginap di rumah Bambang.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu) Prita, seorang teman sekelas tokoh Yan Drayono, guru teater

Bambang, Beni, Dewi, Retno, Eca, Bramundito, Basrizal, merupakan teman – teman yang bergabung

dalam teater.

What

Bagian ini meceritakan kegiataan yang dilakukan Chairul Tanjung dalam berbagai kegiataan, dan


(29)

pergaulan selama memasuki SMP

Where

SMP Van Lith di Jalan Gunung Sahari Nomor 91. Tebet Barat 8.

When

Pada acara peringatan 17 Agustus 1976, peringatan kemerdekaan indonesia ke -31

Why dan how

Pada aat itu setiap peringatan 17 Agustus, sekolah kami selalu mengadakan berbagai perlombaan antar kelas. Belum ada terpikirkan mengadakan apa pada waktu itu. Prita, memiliki kakak kandung guru teater dan dia mengususlkan agar kami berlatih kepadanya. Yang terdiri dari beberapa, salah satunya Bambang dan prita sendiri. Karena intens pertemua dan berlatih sehingga membuat saya akrab dengan Bambang dan lainnya, sehingga sering kali saya menginap dirumah Bambang dan berkenalan pada orang tua Bambang. Saat menginap dirumah Bambang, di saat itulah saya merasakan betapa nikmatnya tidur di atas kasur empuk dan wangi.

Tematik • Kronologis tentang pertemanan dan sosialisasi Chairul Tanjung terhadap temannya

Selagi saya makan, tidaklah mungkin kalian kelaparan.

Retoris • Leksikon

Kami tertawa lepas berlanjutan menertawakan kelakuan norak semasa kecil.


(30)

Bagian Duabelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini melanjutkan dari bagian sebelumnya disini menceritakan tentang ketertarikan Chairul Tanjung dalam teater dan ilmu yang didapatkannya. Sejak SMP kelas II, saya menemukan ketertarikan pada seni drama karena itu kemudian saya belajar soal teater hingga SMA kelas II kepada Mas Yan Daryono.

• Selepas sekolah, sekitar pukul satu siang, semua sudah berkumpul di Utan Kayu, diawali latihan meditasi. Mengatur napas, mengosongkan pikiran, dan fokus. Mengingat kembali apa yang dikerjakan sejak bangun tidur hingga saat itu.

• Diskusi kami memang terlalu serius bagi anak – anak usia kami saat itu. Kami pelajari filsafat, yang saat itu tidak menyeramkan seperti saa ini.

• Pengaruh teater sejak SMP II kamin sering diberikan pelajaran yang seharusnya, pada pendidikan formal, baru diberikan pada jenjang S-1 bahkan S2, menjadikan kami merasa lebih dewasa saat itu.

• Kami juga diajari mengeksplorasi ruang, horizontal, diagonal. Bagaimana mempelajari ruangan ini, terdapat energi didalam ruang, ada energi bentuk, rasakan dengan gerak tangan.


(31)

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu) Mas Yan Drayono guru teater What

Bagian ini menceritakan ketertarikan Chairul Tanjung dalam teater dan manfaat dari kegemarannya mengeluti teater

Where Di Utan Kayu

When

Sejak SMP kelas II hingga memasuki SMA kelas II

Why dan how

Sejak SMP kelas II, saya menemukan ketertarikan pada seni drama karena itu kemudian saya belajar soal teater hingga SMA kelas II kepada Mas Yan Daryono. Nama teaternya Gothra Athidira, berasal dari bahasa sansekerta, yang artinya ’berani dan jujur’. Tempat saya belajar teater di Utan Kayu. Awal pertemuan yang diperbanyak adalah diskusi tentang apa pun, kebanyakan serius dan sangat serius. Lalu dilanjutkan dengan belajar membaca, membuat kliping, dan berbicara lancar. Awalnya aneh, karena dalam pengetahuan saya, anak SMP berusia belasan tahun, teater identik dengan kesenian. Tari-tarian, seni vokal, membuat dan membaca puisi, dan sejenisnya. Hingga kemudian Mas Yan menjelaskan metode belajar seperti itu.

Tematik • Saya senang membaca, mungkin karna sering menemui perihnya kehidupan menjadikan saya serius memandang segala sesuatu dan lebih peka dibandingkan teman saya lainnya.


(32)

Retoris • Leksikon

Di Utan Kayu, kami bahkan bisa ngobrol dan

nongkrong hingga pukul sembilan malam.

Bagian Tigabelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Masih di teater, setelah banyak berdiskusi bahan-bahan pelajaran berat yang tidak pernah diajarkan secara formal di sekolah, kami selalu diminta untuk berkontemplasi. Disuruh membuat lagu sendiri dan improvisasi bernyanyi memerankan sosok Leo Kristi, Ebiet G. Ade, dan lain-lain.

• Macam-macamlah kelakuan kami ini. Di bawah rindangan pohon mangga merupakan lokasi latihan yang paling saya suka. Seolah memerankan pengembala asyik meniup seruling di atas pundak kerbau di tengah sawah. Menyaksikan kegilaan seperti ini, Mas Yan terbahak, “Besok kita ngamen yuk,” ajaknya. Wah, seru sepertinya.

• Berkemah suatu ketika kami diajak berkemah selama tiga hari, jukmat, sabtu, dan minggu. Berlatih di alam terbuka ke gunung gede, sukabumi.

• Baca puisi Rendra, tahun 1979, saat saya duduk di kelas II SMA, Rendra baru saja keluar dari tahanan tanpa sebelumnya melewati proses pengadilan. Tak ada tempat yang mau memberikan dia kesempatan untuk berekpresi. Saat itu kami bermaksud mengadakan pementasan bersama Rendra.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Mas Yan guru teater (bagian duabelas) Rendra bintang tamu dalam pegelaran teater


(33)

Monang Pakpahan, Ade Herman teman teater What

Bagian ini melanjutkan bagian sebelumnya, yang menceritakan sosok Chairul Tanjung dalam dunia teaternya.

Where

Gunung Gede, sukabumi. Daerah purbowati Di Aula Kampus Trisakti

When

Pada tahun 1979.

Why dan how

Kronologis menceritakan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam mempelajari teater, berbagai macam kegiatan seperti mengamen dengan hasil yang diperoleh dikumpul dan dibagi rata untuk makan bersama dengan tukang becak.

Berkemah bersama teman – teman teater dan melakuikan pementasan baca puisi Rendra.

Tematik Hampir ditangkap laksus karena ngamen

Retoris Uang hasil mengamen, kami kumpulkan, dibagi rata

untuk makan bersama tukang becak, tukang bajaj di sekitar warsed, atau makan lesehan di depan kompleks kehakiman Utan Kayu.


(34)

Bagian Empatbelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini menceritakan pertemuan Chairul Tanjung dengan teman – temannya semasa mengeluti teater. Tahun 1987 saya kembali bertemu Mas Yan saat Mas Yan mengelola sebuah majalah di Hotel Hilton (kini Hotel Sultan),dan kebetulan sedang mengikuti acara Bajar Indonesia disana. Saya masih berkantor di daerah Kota, gedung panjang sebutanya. Itu hanya alamat kantor karena saya jadikan dimana pun sebagai kantor.

• Dalam satu acara, tanpa sengaja saya bertemu Monang. Dia berbisik menggoda saya”, ini didepan banyak orang, bercandanya jangan seperti anak SMA lgi”, kata saya waktu itu.

Skrip Who

Chairul Tanjung( bagian satu) Mas Yan, Monang (bagian satu) What

Bagian ini menceritakan pertemuan Chairul Tanjung dengan teman – temannya semasa mengikuti teater di Utan Kayu.

Where

Di debuah Hotel Hilton ( kini Hotel Sultan)

When

Pada Tahun 1987

Why dan how

Tahun 1987 saya kembali bertemu Mas Yan saat Mas Yan mengelola sebuah majalah di Hotel Hilton, dan kebetulan sedang mengikuti acara Bazar Indonesia di sana. Saya masih berkantor di daerah kota, gedung panjang sebutannya. Itu hanya alamat kantor saya


(35)

jadikan dimana pun sebagai kantor. Kami bertemu di Restoran Peacock, lantas ngobrol di pinggir danau buatan di bawah pohon kamboja, mirip rumah – rumah bali. Kali ini posisinya terbalik, saya ajari Mas Yan berbisnis dengan manfaatkan relasi.

Tematik • Pelajaran semasa teater merupakan salah satu proses pendidikan yang benar – benar saya pegang

• Kali ini posisinya terbalik, Saya mengajari Mas Yan berbisnis dengan manfaat relasi.

Retoris Kemampuan diri untuk meminimalkan publikasi diri sendiri. Manusia menjadi tinggi karena publikasi, saat sudah begitu rasa sakit saat jatuh menjadi tak

terperi.

Bagian Limabelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini menceritakan proses kehidupan tokoh dalam melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, belumlah genap berlangsung selama tiga bulan berlangsung selama tiga bulan, belum juga penjurusan, Pak Ganjar sebagai guru biologi sudah memberikan tugas aneh – aneh. Penelitian di lapangan, dan ini tidak sekitar sekolah, tetapi di pelosok Ciapus, Bogor. Dan pada saat itu Pak Ganjar menyuruh salah satu murid Budi Siahan untuk membeli tali tambang untuk persedian praktikum.

• Kalau saja berinisiatif menawar harga tambang, dipastikan es shanghai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan ludah ditenggorokan.


(36)

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagiahn satu) Pak Ganjar guru Biologi tali tambang

Budi Siahaan salah satu siswa yang disuruh untuk

membeli tali tambang.

What

Pada waktu itu Pak Ganjar selaku guru Biologi memberi tugas penelitian, karena melihat rute perjalanan yang sulit maka dibutuhkan tali tambang

Where

SMA 1 Boedi Oetomo Proyek Senen

When

Pada Tahun 1978 saat melakukan pendidikan di SMA 1 Boedi Oetomo.

Why dan how

Di kelas Pak Ganjar memutar beberapa filem pendek, berisipengalaman kakak kelas yang tahun lalu melakukan penelitian, dari filem tersebut gambar bahwa rute menuju lokasi praktikum harus dilalui dengan berjalan kaki melewati medan lumayan berat. Sekitar pukul dua siang, kami sampai di Proyek senen. Dikolong jembatan terdapat restoran kolong sejuk menjual Bakmi dan es sanghai yang terkenal pada tahun 1978.

Karena menginginkan bakmi dan es sanghai tawar menawar terhadap tali tambang sunguh lama dan alot hingga akhirnya penjualan menurunkan harga, sehingga kami bisa merasakan Bakmi dan es sanghai

Tematik • Kalaun saja tidak berinisiatif menawarb harga tambang, dipastiakanes sanghai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan ludah di tenggorokan.


(37)

Retoris Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan. Itu mungkin insightnya jika saya simpulkan.

• Grafis

Terdapat gambar Chairul Tanjung dalam melakukan penelitian biologi

Bagian Enambelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Tanpa almamater kita tak seperti ini, bagian ini mengisahkan perjuangan Chairul Tanjung dan teman – temannya membangun silahturahmi terhadap alumni dan pembangunan SMA Boedi Oetomo.

• SMAN 1 Boedi Oetomo, jakarta, merupakan salah satu sekolah terbaik pada zamannya. Sejak tahun 1949, SMAN 1 Boedoet menempati gedung peningalan Belanda yang diperkirakan telah didirikan sejak tahun 1889.

• Lulusannya tersebar dimana – mana. Ada yang menjadi politis, anggota TNI Polisi, pegawai pemerintahan, pegawai swasta, dan lain – lainnya. Sebut saja di antaranya Prof. Dr. J.B. Sumarlin hingga Pia Alisjahbana; dari Adang Daradjatum (mantan wakil kepala Polri) hingga Chappy Hakim (mantan kepala staf TNI Angkatan Udara). Karena itu sekolah ini pernah begitu jaya. Tidak lupa, kecuali Tommy Soeharto dan Mamiek, semua putra putri Pak Harto juga bersekolah disini.

• Reuni angkatan tahun 1993, diadakan reuni pertama angkatan 1981 di Ballroom Hotel Indonesia panitia mencatat, dari total 900 orang lulusan, saat itu hadir 500 hingga 600 orang. Angkatan 1981 terdiri dari kelas IPS (5 Kelas) dan kelas IPA (11 Kelas).


(38)

• Upaya mempererat silahturahmi, beberapa kali acara reuni dilakukan pada masa kepemimpinan Pak Siswono, seperti di TMII, Cibubur, bahkan pernah diadakan di Manggala Wana Bakti. Ikatan Alumni ini sudah bagus, tapi masih kurang gereget. Gap lebar masih dirasakan antara lulusan paling senior dan lulusan paling junior, belum sepenuhnya menyatu mewujudkan sebuah ikatan yang benar – benar kuat.

• Membenahi infrastruktur pekerjaan pertama yang saya anggap paling penting adalah pembenahan infrastruktur dan fasilitas sekolah

• Hasil kerja sama. Dalam kesempatan pertemuan, baik informal maupun acara reuni, saya selalu tekankan bahwa berbagai perubahan hasil kerja sama semua, bukan kerja satu orang saja. Tanpa ada ikatan alumni yang struktur dan kebanggaan yang terbangun dan terus dipertahankan, mustahil berbagai perbaikan ini mampu diwujudkan.

Skrip Who

Chairul Tanjung dan para Alumni SMAN 1 Boedi

Oetomo

What

Bagian ini menceritakan tentang pembangunan SMAN 1 Boedi Oetomo yang hampir merosot jauh dari pada sekolah lainnya, sehingga terjadi reuni yang memperketat talisilaturahmi antara alumni sehingga terjadinya pembangunan SMAN 1v Boedi Oetomo.

Where

Di SMAN 1 Boedi Oetomo, jalan Budi Utomo nomor 7, sawah besar, jakarta

When


(39)

What

Saya khawatir Boedoet pun akan dipindahkan ke daerah pinggiran jakarta. Jika terjadi, alasan dipindahkan sudah cukup jelas. Menempati bangunan bersejarah dan prestasi sekolah tidak membanggakan. Agar sekolah tersebut tidak dipindahkan, tidak cukup mengandalkan kekuatan alumni yang terdiri dari banyak sekali kawan – kawan dengan predikat bergengsi. Gedung sekolah harus bagus, tidak kumuh, agar bisa menyatu dengan perkembangan gedung – gedung sekitarnya. Untuk hal ini diperlukan biaya yang besar.

Reunian kali ini tujuannya adalah pengalangan dana semuannya setuju.

Tematik • Di luar keunggulan, harus diakui bahwa Boedoet memang terkenal keras

Retoris • Leksikon

Pekerjaan ini tidaklah mudah karena kami telah menyebar di mana – mana dan tidak berstruktur

• Grafis

Terdapat gambar Reuni Akbar Alumni SMA Negeri 1 Boedi Oetomo tahun 2007 masuk dalam Museum Rekor Indonesia (Muri)

Bagian Tujuhbelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksi • Salah satu anggota grup fisika di KIR jaya adalah Abdul Azis. Dia merupakan wakil dari SMAN 8 Jakarta dan masih kelas satu meski pun usianya satu tahun lebih tua dari saya. Kegiatan pat dan penelitian KIR kami lakukan di LIPI di jalan Cik Ditiro, jakarta.


(40)

• Hasil diskusi internal grup fisika, kami menepatkan Mijen di Semarang sebagai lokasi untuk kegiatan bakti sosial. Mijen merupakan sebuah kecamatan di bagian barat daya kota Semarang. Di daerah pertanian dengan ketinggian 200 hingga 400 meter dari permukaan laut ini banyak penduduknya memerlukan air.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Abdul Azis salah satu anggota grup fisika What

Bagian ini menceritakan pengalaman tokoh melakukan penelitian dan dilanjutkan lebih sentimatis di KIR Jaya dalam pengabdian kepada masyarakat.

Where

Mijen di Semarang bagian barat daya kota semarang.

When

Pada tahun 1979

Why dan how

Dalam kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Jaya, saya terpilih mewakili SMA 1 Boedoet beberapa teman lainnya. Tepatnya pada tahun 1979 saat saya duduk dikelas dua SMA. KIR Jaya merupakan gabungan dari beberapa sekolah terbaik di Jakarta, seperti SMAN 1 Boedoet, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10. Setiap sekolah mengirim tiga hingga empat orang sebagai perwakilan. Kemudian kami semua dikelompokan kedalam grup kecil yang terdiri dari grup matimatika, grup biologi, grup kimia, dan grup fisika. Saya sendiri masuk ke dalam grup fisika, dan di percaya teman – teman dan panitia sebagai pemimpin grup tersebut.


(41)

Tematik • Pendidikan informal di teater sejak SMA, dilanjutkan lebih sistematis, dilanjutkan di KIR Jaya, merupakan salah satu landasan landasan pembentukan tentang sikap, karakter, kepedulian dan soal transfer ilmu pengetahuan.

Retoris Kepedulian dan berbagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat tidak harus menunggu hingga dewasa.

Bagian Delapanbelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini menceritakan tentang kronologis perusahaan yang berawalkan rencna pabrik sepatu, malah jadi pabrik sandal. Bermula pada tahun 1987, kala itu saya menjadi kontraktor dengan membangun pabriki sumpit di Citeureup, Bogor.

• Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang meski proses panjang telah direntang. Baru selesai setengah jalan, ternyata pemilik pabrik tersebut bangkrut. Tertekan? Tentu saja. Saya hanya bisa pasrah.

• Namun, di saat yang sama, saya juga mendapatkan pekerjaan renovasi sebuah pabrik sepatu di Kapuk Muara. Pabrik itu dipunyai pemilik sepatu Kasogi. Selama pengerjaan renovasi pabrik ersebut, saya berkenalan dengan seorang kelahiran Taiwan berkebangsaan Singapura, Michael Chima, seorang tehnical assistant.

• Kenapa kamu tidak membuka pabrik sepatu saja sekalian? Tanya Chaim kepada saya waktu itu. Modalnya besar, dari mana saya dapat uang, sementara salah satu proyek saya bangkrut.


(42)

dua orang kawan. Betul, awalnya membuat pabrik sepatu esuai arahan Chaim, bila kemudian di akhir cerita malah berakhir menjadi pabrik sandal.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Michael Chaim, seorang kelahiran Taiwan

kebangsaan Singapura yang memberi ide kepada Chairul agar membuka pabrik sepatu

What

Menceritakan kisah permulaan perusahan sepatu yang berakhir menjadi pabrik sandal.

Where

Citeureup, Bogor

When

Pada tahun 1987

Why dan how

Berawal dari bangkrutnya pabrik sumpit di Citeureup, Bogor. Chairul bertemu dengan Michael Chaim seorang kebangsaan Singapura. Kemudian Chaim memulai menghitung diatas ecarik kertas. Dia tampak serius. Tak lama kemudian dia mengeluarkan perhitungan modal yang dibutuhkan untuk pembuatan dan operasional awal pabrik sepatu seperti yang dia sarankan. Tertera angka Rp 150 juta.

Tematik • Betul awalnya membuat pabrik sepatu sesuai arahan Chaim, bila kemudian diakhir cerita malah berakhir menjadi pabrik sandal, entahlah.

Retoris Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang,


(43)

Bagian Sembilanbelas

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini dibuka dengan awal pertemuan Chairul Tanjung dengan istrinya. Anita putri jawa yang bersuara merdu pernah pula menjadi juara kedua di ajang lomba Menyanyi Solo Tingkat DKI Jakarta pada bulan juni 1980.

• Tidak sengaja bertemu beberapa tahun setelah lulus, secara tidak sengaja kami bertemu di sebuah restoran Bakmi Gajah Mada di kawasan jalan Thamrin, jakarta.

• Memutuskan menikah sekitar dua tahun masa pendekatan dan pacaran, saya anggap sudah cukup. Kami berdua memutuskan menikah pada tahun 1994.

• Dua berkah awal tahun 1996, saya mendapatkan dua kabar luar biasa baik dan bersamaan, diputuskan Bank Mega sebagai milik saya dan kehamilan istri saya yang mengandung anak pertama, Putri Indahsari.

• Selalu sempat berbincang kebiasaan sejak awal menikah hingga sekarang masih terus berlanjut. Sejak awal berdiri himgga kini, Anita pun hampir tak pernah absen menemani saya saat rapat kerja tahunan Bank Mega.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Anita Ratnasari Chairul Tanjung, merupakan istri

dari Chairul Tanjung

What

Bagian ini menceritakan kisah pertemuan Chairul Tanjung dengan istrinya Anita. Dan akhirnya memutuskan menikah setelah dua tahun perkenalan dan pacaran


(44)

Where

Di sebuah restoran Bakmi Gajah Mada dikawasan jalan Thamrinh, jakarta.

When

Pada tahun 1987, dan pada tahun 1994 Chairul Tanjung memutuskan menikahi Anita.

Why dan how

Tidak sengaja bertemu beberapa tahun setelah lulus, secara tidak sengaja kami bertemu di sebuah restoran Bakmi Gajah Mada di kawasan jalan Thamrin, jakarta. Saya waktu itu menggunakan baju safari serba hitam, sedang menjamu rekan dari korea, sementara Anita bersama teman – temannya, dan Memutuskan menikah sekitar dua tahun masa pendekatan dan pacaran, saya anggap sudah cukup. Kami berdua memutuskan menikah pada tahun 1994.

Tematik • Anita Ratnasari Chairul Tanjung, istri saya, rekan menjalani kehidupan, sekaligus ibu luar biasa bagi anak – anak kami. Semoga hanya dipisahkan oleh-Nya melalui maut. Terima kasih selama ini telah setia menemani.

Retoris • Leksikon

Kombinasi sempurna antara seorang istri di rumah dan rekan berkomunikasi

• Grafis

Terdapat gambar foto bersama keluarga tercinta, di Trans Studio Makassar.

Foto bersama anak – anak yatim, jika salah satu anggota keluarga ulang tahun.

Foto mejelang lebaran bersama keluarga dan anak – anak yatim.


(45)

Foto saat memandikan putri pertama.

Foto bersama istri tercinta di rumah jalan Teuku Umar, jakarta.

Foto keluarga beramah – tamah bersama persiden di Istana Negara.

Bagian Duapuluh

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksi • bagian ini menceritakan pengabdian seorang Chairul Tanjung kepada ibunya. Ketika tahun 1995, ibu meminta naik haji justru saya bingung sendiri. Bukan soal biaya pergi naik hajinya, melainkan dengan siapa ibu harus pergi ke Tanah Suci.

• Akhirnya, saya dan ibu menunaikan ibadah umrah lebih dulu pada akhirnya tahun 1995 dan baru sekitar tiga bulan kemudian menunaikan ibadah haji besar.

Skrip Who

Chairul Tanjun (bagian satu)

Ibu Chairul Tanjung, penulis tidak menuliskan nama

dari ibu Chairul Tanjung.

What

Bagian ini menceritakan keinginan Ibu Chairul Tanjung untuk melakukan Ibadah Haji.

Where

Penulis tidak menuliskan dimana tempat kronologisnya.

When

Pada tahun 1995

Why dan how

Ketika tahun 1995, ibu meminta naik haji justru saya bingung sendiri. Bukan soal biaya pergi naik hajinya, melainkan dengan siapa ibu harus pergi ke Tanah Suci.


(46)

Ketika saya tanya ibu dengan siapa akan pergi naik haji, dia menjawab, “saya tidak tahu”. Ketika itu saya benar – benar bingung antara harus mendampingi ibu atau meminta orang lain mengantar Ibu naik haji. Namun, setelah lama saya pertimbangkan banyak hal, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat menemani ibu pergi ketanah suci.

Tematik • Melihat beliau mengurus proses haji ibunya tahap demi tahap dan telaten membuat saya terharu.

Retoris • Dari mulai melempar jumrah sampai tawaf, Pak Chairul Tanjung terus memeluk ibunya, seperti

sepasang kekasih. Perhatiannya sangat luar biasa.

Bagian Duapuluhsatu

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Menjelang tahun 1989, saat sudah memiliki dua atau tiga pabrik dan menjelang penambahan modal berikutnya, saya kembali berencana meminjam ke Bank Exim. Salah satu persyaratan utamanya adalah menyerahkan laporan keuangan perusahaan secara lengkap.

• Kemudian, pada tahun 1989 saya masuk kelembaga Manajemen PPM Menteng, jakarta, angkatan ke 11 bersama Abdul Azis, Mirza, dan lainnya. Saat itu program master of business administration (MBA) begitu populer.

• Azis kemudian bergabung dengan salah satu perusahaan saya, PT Pasarini Padibum, sejak tahun 1993.

• Dialihkan kepada Azis, pabrik sepatu yang saya bangun di Citeureup kemudian saya alihkan kepada Azis karena saya anggap dia telah cukup mampu


(47)

memimpin. Tahun 1995, di permudah dengan mendapatkan bantuan dari Pak Ismeth Abdullah sebagai Ketua Badan Penunjang Ekspor untuk tenaga kerja ahli dari korea.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Abdul Azis teman tokoh yang diberikan pabrik sepatu

kepadanya.

What

Bagian ini menceritakan pengalaman tokoh, dalam ilmu pembuatan laporan khususnya mengenai keuangan, dan pengalihan pabrik sepatu tokohkepada temannya.

Where

Lembaga Manajemen PPM Menteng, jakarta. Pabrik sepatu bertempat di Citeureup, Bogor.

When

Pada tahun 1989 tokoh masuk kelembaga Manajemen PPM Menteng jakarta.

Pada tahun 1995 penyerahan pabrik sepatu pada Azis

Why dan how

Menjelang tahun 1989, saat sudah memiliki dua atau tiga pabrik dan menjelang penambahan modal berikutnya, saya kembali berencana meminjam ke Bank Exim. Salah satu persyaratan utamanya adalah menyerahkan laporan keuangan perusahaan secara lengkap. Semua laporan keuangan, neraca, income statement,dan lain – lain saya serahkan kepada bagian kredit dan diberikan komentar, “Pak Chairul, neraca ini kurang bagus, mohon di perbaiki setelah itu kembali lagi ke sini.” Saya pikir diperbaiki itu asal di besarkan, terutama liabilites (kewajiban perusahaan),


(48)

seharusnya laporan keuangan saya susun, jumlah asetnya lebih besar dibandingkan dengan jumlah kewajiban perusahaan. Mulai saat itu saya berfikir kembali ke sekolah.

Tematik • Hingga kini kemampuan membaca cepat benar – benar berguna dalam keseharian.

Retoris • Bukankah sudah saya bilang ke kamu sejak dulu. Kita sudah sama – sama tau, kalau saya dapat A+, kamu selalu dapat apes.

Bagian Duapuluhdua

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Restrukturisasi Ekonomi agar tidak ada lagi “Man Made Poverty”, semenjak di kenalkan Azis ke Mas Adi Sasono tahun 1994, pemahaman mengenai sudut pandang baru kian bertambah. Seiring waktu dan berbanding lurus dengan frekuensi intensitas bertemu dan berdiskusi, pengetahuan ini kian bertambah.

• Terminologi Lingkaran Kemiskinan Struktural, kemiskinan ini man made, karena struktur ekonomi, politik, dan sosial kita yang memproduksi sekelompok kecil orang kaya dan sebagian besar miskin.

• Solusi, bagaimana kemudian solusinya? Kata kunci pada permasalahan di atas adalah penguasaan aset. Kita kembalikan dulu apa yang dimaksud aset disini. Pengertian aset bukan hanya uang atau tanah, melainkan juga aset ekonomi menyangkut akses informasi pasar, akses pembiayaan, akses teknologi dan akses pengambilan keputusan.

• Koreksi kebijakan publik, harus ada pemikiran ulang mengenai distribusi aset ini. Kunci utama adalah pendidikan. Basisnya kemanusiaan untuk mengangkat


(49)

mereka dengan segala kekurangan sebagai bagian tugas kebangsaan.

• Jalan yang saya pilih saya bukan tidak setuju, tetapi memilih jalan lain untuk mewujudkan berbagai mimpi. Cukuplah alm bapak saja yang begitun idealis memperjuangkan idiologi hingga dihentikan secara struktural semasa era Pak Harto karena bersebrangan pemikiran, saya sendiri harus lebih cerdas seraya terus memperjuangkan kelangsungan hidup ratusan ribu orang yang bernaung dibawah beberapa perusahaan yang tergabung dalam CT Crop.

• Landasan Visi Indonesia 2030, serangkaian diskusi dengan Mas Adi Sasono dimassa lalu sangat besar pengaruhnya terhadap berbagai langkah saya di perusahaan maupun dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya hingga kini. Pertukaran pemikiran dan dialog dengan Mas Adi juga menjadi salah satu landasan penyusunan Visi Indonesia 2030 melalui Indonesia Forum.

skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Adi Sasono, adalah seorang mantan aktifis mahasiswa

sekaligus tokoh lembaga swadaya masyarakat.

What

Bagian ini menceritakan diskusin yang dilakukan Chairul dengan Adi, mengenai Restrukturisasi Ekonomi di Indonesia yang akan menjadi landasan Visi Indonesia 2030.

Where

Penulis tidak menerangkan kronologis tempat dalam bagian ini.


(50)

When

Pada tahun 1994.

Why dan how

Semenjak diperkenalkan Azis Kemas Aji Sasono tahun 1994, pemahaman mengenai sudut pandang baru kian bertambah. Adi Sasono adalah seorang mantan aktifis mahasiswa sekaligus tokoh lembaga swadaya masyarakat. Tulisan Mas Adi tahun 1970-1980 an banyak menyoroti kerangka teori strukturalis ekonomi, menyelam mempelajari sistem ekonomi yang katanya malah kemiskinsn kehidupan bangsa. Mencoba menjelaskan peristiwa kemiskinan. Tulisan kali ini merupakan tema – tema yang sering kami bahas dengan Mas Adi.

Tematik • Kita butuh banyak wirausaha yang nasionalis, nasionalis kerakyatan, karena ini tugas kemanusiaan.

Retoris • Leksikon

Karena kekayaan tidak dibawa mati. Inilah watak kebangsaan paling sejati. Kita berbuat, tidak sekedar

beretorika.

Bagian Duapuluhtiga

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini menceritakan terjadinya pendirian KKI dari akibat terjadinya korban PHK Cilincing dan anak putus sekolah

• Banyaknya perusahhan gulung tikar, mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar – besaran angka pengangguran meningkat drastis.

• Pendirian KKI. Prof. Sujudi selesai menjabat mentri kesehatan bersama dengan lengsernya Pak Harto


(51)

sebagai presiden. Ada pula Mar’ie Muhammad, salah satu begawan ekonomi Indonesia. bersama saya, Mar’ie, Sujudi, Fanni Habibie (alm) Bondan Winarno, Pratiwi Sudarmono, Husein dan Bambang Rahmadi, sepakat mengembangkan sebuah yayasan yang lebih teratur. Yang kami namakan KKI, Komite Kemanusiaan Indonesia. pekerjaan yayasan ini terutama membangun menanggulangi krisis ekonomi, tapi dengan cara praktis dan real langsung kelapangan.

• Setiap kelurahan termiskin kami anggarkan Rp 1 miliar. Anggaran sebesar itu lantas kami bagi menjadi tiga peruntukan, yakni sebagai stimulus untuk menggterakkan ekonomi, memperbaiki fasilitas umum, dan mencegah agar anak – anak tidak sampai putus sekolah.

• KKI kini berkantor dirumah Pak Husien dijalan Brawijaya, lalu sejak tahun 2003 pindah ke jalan Bangka hingga sekarang. Saya pernah memimpin langsung yayasan ini selama satu tahun, tahun 1998-1999, dean turun langsung mengerjakan program pengentasan rakyat dari kemiskinan. Kepengurusan selanjutnya saya serahkan kepada Azis tahun 1999 dan terus memimpin hingga tahun 2010.

• Tahun 2000 kami melihat sudah tidak ada lagi hal – hal mendesak yang perlu seperti halnya diawal krisis moneter pada tahun 1998. Pekerjaan KKI kemudian diarahkan kepada pencegahan narkoba.

Sintaksis Who

Mar’ie, Sujudi, Fanni Habibie (alm) Bondan Winarno, Pratiwi Sudarmono, Husein dan Bambang Rahmadi, selaku pendiri yayasan KKI.


(52)

What

Bagian ini menceritakan awal mula pendirian yayasan KKI akibat dari krisis moneter.

Where

KKI dahulu berkantor dirumah Pak Husien dijalan Brawijaya, tahun 2003 pindah ke jalan Bangka.

When

Pada tahun 1998 dan pada tahun 2000 KKR di arahkan kepada upaya pencegahan narkoba.

Why dan how

Krisis moneter di Asia dan Indonesia pada tahun 1997, telah merontokkan hampir yang selama ini stabil. Banyak perusahaan gulung tikar, mengakibatkan PHK secara besar – besaran. Di saat yang sama, beberapa perusahaan saya tidak satu pun terkena dampak. Dan akhirnya didirikanlah yayasan KKI. Pekerjaan yayasan ini terutama menanggulangi krisis ekonomi, tapi dengan cara praktis dan real langsung ke lapangan. Murni kerjasama di luar pemerintahan.

Tematik • Sungguh indah apabila semua bergerak saling membantu saudara yang lain dan tidak perlu menunggu komando pemerintah, seperti yang kita lakukan dulu pada tahun 1998.

Retoris • Leksikon


(53)

Bagian Duapuluhempat

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Program kerja bernama “We Care Indonesia”(WCI). Program ini bertujuan mengajak seluruh orang Indonesia yang kebetulan memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap bangsanya untuk membantu saudara – saudaranya yang tengah dalam kesulitan.

• Libatkan lima stasiun televisi semua televisi kami buking untuk menyiarkan langsung pengumpulan dana Istana Bogor secara serentak pada pukul 19.00.

• Keterlibatan banyak pihak, pihak – pihak di dalam WCI luar biasa banyak dan sangat berpengaruh. Stasiun televisi, media massa, perbankan, dan banyak perusahan besar, karena sifatnya nasional, acara yang akan di buat sangat besar, kami putuskan menggelarnya pada Istana Bogor pada tahun 1999. Setelah kegiatan pengumpulan dana terakhir, semua orang mengakui bahwa acaraWCI sangat sukses. Meski aktivitas tersebut telah berlalu, kami saling kenal dan bertambah dekat satu sama lain. Dari kegiatan itulah saya kemudian membangun Trans TV.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Alex Kumara, Ishadi Sk, Neni Suemawinata, Handoko, dan Agus Mulianto. Beberapa tokoh

televisi yang ikut peran dalam acara WCI.

Pak B.J Habibie Presiden RI saat itu datang di temani

Mentri Sekertaris Negara Akbar Tandjung.

What

Bagian ini menceritakan tentang program kerja yang bertujuan mengajak seluruh orang Indonesia perduli terhadap krisis Moneter.


(54)

Where

Di Istana Bogor.

When

Pada tahun 1999, pada pukul 19.00.

Why dan how

Krisis moneter tahun 1997 yang meningkatkan menjadi krisis multi dimensi pada tahun – tahun berikutnya tidak bisa di hindari Indonesia rakyat kian sengsara, pengangguran meningkat pesat bahkan di khawatirkan timbul bencana kelaparan dialami sebagian di bangsa ini. Maka dibuatlah sebuah program bernama “We Care Indonesia” (WCI). Program ini bertujuan mengajak seluruh orang Indonesia yang kebetulan memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap bangsanya untuk membantu saudara – saudaranya yang tengah dalam kesulitan. Kepedulian dulu yang paling penting diangkat.

Tematik Suatu pengalaman sejarah yang tak terlupakan.

Retoris • Leksikon

Program ini bertujuan mengajak seluruh orang

Indonesia yang kebetulan memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap bangsanya untuk membantu saudara – saudaranya yang tengah dalam kesulitan.

• Grafis

Foto bersama B.J Habibie dan Ibu Ainun Habibie (alm) dalam acara WCI.


(55)

Bagian Duapuluhlima

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini dibuka dengan menceritakan kronologis asal mula adanya Bank Mega. Keputusan berani beresiko setelah memakan waktu dua minggu , akhirnya kami mendapat gambaran tentang kondisi Mega Bank. Bank kecil yang tengah sakit keras, saldo merahnya di BI mencapai Rp 90 miliar. Lebih dari 90 persen kredit macat semua, operasional Mega Bank tanpa teknologi semua mengandalkan buku – buku besar.

• Saat itu BI bersedia meminjamkan pinjaman bunga sebesar Rp 90 miliar untuk menutup saldo merah dan 30 miliar sisanya di putarkan agar pinjaman lunak ini bisa kami kembalikan dalam jangka waktu maksimal 15 tahun.

Sintaksis Who

Chairul Tanjung (bagian satu)

Pak Arbali Sukanal, Direktur utama Bapindo. What

Bagian ini menceritakan tentang asal mulanya Bank Mega.

Where

Siang itu kami bertemu dihotel Aryaduta.

Why dan how

Suatu pagi seusai shalat subuh, Pak Arbali Sukanal, Direktur utama Bapindo, menelpon.” Pak Chairul mau Bank tidak?”. “lho mengapa bapak tanya begitu?” saya masih menganggap hal itu tidak serius.

“ini adalah Bank milik Bapindo dan teman – teman lain yang tengah dalam kondisi sakit dan harus di ambil alih oleh pihak lain untuk nmrnyehatkannya


(56)

kembali,” ujar Pak Abrali memperjelas. Rupanya serius.

“Pak, saya tidak tahu dan belum pernah mengelola Bank sebelumnya. Bapak yang lebih tahu kapasitas saya. Tapi kalau menurut Bapak saya dianggap pantas, baiklah akan saya lakukan.” Kali ini jawaban saya serius.

Tematik • Bank kecil yang tengah sakit keras, saldo mrahnya di BI mencapai Rp 90 miliar. Lebih dari 90 persen kredit macat semuanya.

Retoris Bank kecil dan sakit luar biasa parah, Bank Mega di beli seharga Rp 1.

Bagian Duapuluhenam

Struktur Hal yang Diamati

Sintaksis • Bagian ini menceritakan tentang pembenahan Bank Mega dan krisis 1998 sebagai momentum kebangkitan.

Kerja Spartan Bank Mega secara fisik, de facto,saya ambil pada tahun 1995.

• Setiap hari selepas maghrib, tanpa kecuali manajemen harus bertemu dengan saya Bapindo Plaza. Kami bicara detail tentang apa pun yang terjadi.

• Sumber daya manusia keluar masuk dan proses perekrutan orang – orang andal, terbaik di bidangnya, terus kami lakukan. Kami sedang membangun, maka di perlukan sebuah pondasi amat kuat agar tahan menghadapi berbagai bentuk guncangan.

• Turun langsung ke lapangan di awal- awal pembenahan saya ikut turun langsung ke lapangan, memanggil semua debitur bermasalah yang langsung bertemu dengan saya.


(57)

• Proses kerjasama sangat berat selama lebih dari satu tahun sejak awal 1996, alhamdulilah membuahkan hasil. Semua kredit bermasalah Bank Mega bisa di bersihkan, dan tahun 1997 sama sekali sudah dalam posisi benar – benar bersih.

• Program berbagi dengan sesama selanjutnya saya membuat program Para Grop berbagi dengan membagikan 100.000 paket sembako. Setiap paket berisi 5 kg beras, 1 kg gula pasir, 1 dus mie instan, 1 liter minyak goreng dan lain – lain, dengan total nilai 25.000 per paketnya dan masyarakat cukup membeli paket tersebut hanya 2500. Uangnya bukan untuk kami, melainkan di kumpulkan untuk setiap komunitas tadi dan di pergunakan untuk keperluan mereka sendiri.

• Terobosan baru kembali ke tahun 1998 kami memunculkan berbagai terobosan baru., terutama pada komunikasi ke publik, karena saat itu kerusuhan terjadi di mana – mana. Kami luncurkan Mega Salawat salah satunya. Masih ingat iklan Salawat Nabi yang di tayangkan diberbagi stasiun televisi dengan Neno Warisman sebagai bintang, alhamdulilah, akhirnya Bank Mega menjadi Bank yang di kenal kepeduliannya di republik.

• Ekstra hati – hati usaha perbankan merupakan sebuah usaha yang sama sekali tidak sembarangan, harus di kelola dengan amat hati – hati karena tanggung jawab yang begitu besar. Ini merupakan sebuah usaha menjalankan amanah para nasabah.

• Jadi pembicaraan masyarakat, fenomena perkembangan Bank Mega yang begitu cepat menjadi bahan pembicaraan masyarakat umum khususnya


(58)

orang – orang yang bekerja disektor keuangan. Kilas balik di sebuah Bank bermasalah yang pada 1995 saya ambil atas rekomendasi Bank Indonesia, semua bernama Bank Karma, saat itu beraset hanya Rp 120 miliar.yang kemudian berubah menjadi Bank Mega.

Skrip Who

Chairul Tanjung (bagian satu) Pak Ardahyadi, seorang kepala BI.

Pak Cacuk mantan di rektur utama PT Telkom, dan

banyak tokoh – tokoh yang tidak di sebutkan namanya.

What

Bagian ini menceritakan pembenahan Bank Mega dan krisis 1998 sebagai momentum kebangkitan.

Where

Di jalan Geger Kalong Hilir Bandung.

When

Pada tahun 1998, dan pada bulan desember tahun 1995.

Why dan who

Pada bulan desember 1995, saat berada di jalan Geger Kalong Hilir, Bandung ketika sedang mengawasi pembangunan proyek real estate, saya di telepon Pak Ardhayadi, seorang kepala pengawasan BI, kini menjabat sebagai Deputi Gubernur BI. “

Tematik • Pembenahan Bank Mega dan krisis 1998 sebagai momentum kebangkitan.

Retoris • Leksikon

Saat mayoritas usaha di sektor keuangan Indonesia di

monopoli oleh asing. • Grafis

Foto tahun 2005 bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan wakil Presiden Jusuf Kalla.


(1)

SKRIPSI

STUDI ANALISIS FRAMING

BUKU BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG “Si Anak Singkong”

Diajukan Oleh :

FADILAH SONIA 070904007

Program Studi Hubungan Masyarakat Ilmu Komunikasi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Analisis Framing merupakan analisis bingkai versi terbaru dan pendekatan analisis wancana, khususnya untuk menganalisis teks media. Gagasan mengenai Framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1995. Framing, secara sederhana adalah bingkaian sebuah peristiwa. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana presektif atau cara pandangan yang digunakan oleh wartawan ketika menulis sebuah berita.

Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja merupakan salah satu karya yang diterbitkan PT. Kompas Media Nusantara pada tahun 2012 ini sebagai salah satu naskah terbaik. Tulisan ini sendiri telah dibukukan yang mengisahkan tentang perjalanan sosok Cahirul Tanjung.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sosok Chairul Tanjung Si Anak Singkong yang merupakan salah satu kisah perjalanan hidupnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Pan dan Kosicki sendiri membagi perangkat Framing dalam empat struktur besar yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat struktur ini yang akan dianalisis satu per satu untuk mendapat jalinan konstruksi dari naskah ini. Dari sini dapat kita lihat bahwa suatu teks berita lahir bukan hanya dari apa adanya peristiwa, tapi juga dikonstruksi oleh pihak di belakang teks tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penulis sendiri harus berupaya keras untuk menghasilkan sebuah tulisan yang independen dan menekankan pentingnya reporter bersandar pada hasil reportase sendiri, tanpa menambah atau mengurangi hal sekecil apapun.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan narasumber dari sudut pandang wartawan yang mewawancari langsung Chairul Tanjung membuat penulis tidak memperoleh hambatan dalam membuat tulisan ini. Menulis mengenai hiruk-pikuk serta perjalanan kehidupan Chairul Tanjung menjadi sebuah motivasi khusus bagi penulis dan pembacanya. Tulisan ini juga cukup konprehensif dan proporsional karena sesuai dengan apa yang dialami langsung dari sebuah suatu kehidupan Chairul Tanjung.


(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Dengan rahmat dan syafaat itu penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Framing Buku Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong".

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terkira kepada Ayah Mhd. Asal Kembaren dan Ibu Siti Asmah Perangin-angin atas segala semangat, doa, kasih sayang, dan dukungannya, walau dalam kesakitan serta kesabaran selama ini kepada penulis dan merupakan obat penawar dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua saudara, Friska Ramadhani dan

Muhammad Andrean yang telah memberikan dukungan, motivasi dan selalu

menemani dan memberi saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Serta tak lupa kepada keponakan yang lucu Caca yang selalu memberi kebahagiaan disaat penulis mulai merasakan kejenuhan. Segalanya akan terasa lebih mudah dengan bantuan dan dukungan dari orang-orang yang sangat menyayangi penulis.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri, tetapi banyak pihak yang memberikan konstribusi, baik berupa materi, pikiran, dorongan dan motivasi. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :


(4)

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis, MA selaku Ketua Jurusan Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Humaizi. MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, bimbingan dan motivasi serta menyediakan waktu untuk berdiskusi dan mendengarkan keluh kesah penulis.

4. Seluruh Dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu-ilmunya tanpa pamrih.

5. Seluruh bagian administrasi dan tata usaha Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu kelancaran penulis dalam melaksanakan perkuliahan selama ini. 6. Sri Purnama Sari dan Abangda Jois, orang yang spesial, pemberi semangat,

harapan dan motivasi yang besar terhadap penulis hingga sampai selesainya skripsi ini.

7. Teman seperjuangan penulis: Tina, Yanti, Agus, Vivi, Marlina, Tri Yunita Bela, Desi, dan Jumiati yang telah membantu serta memberikan hiburan, semangat, nasihat dan doa dalam penulisan skripsi ini. Semoga kita tetap bisa menjadi teman selamanya dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

8. Terima kasih kepada teman-teman serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan kasih sayang, nasihat, dorongan, semangat serta doanya kepada penulis.


(5)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan menyertai setiap langkah kita. Amin.

Medan, Januari 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 6

1.6Kerangka Pemikiran ... 11

BAB II URAIAN TEORITIS ... 13

2.1 Konstruksi Sosial Media Massa ... 13

2.2 Referestasi ... 15

2.3 Analisis Framing ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Deskripsi Penelitian ... 21

3.2 Metode Penelitian ... 21

3.3 Subjek Penelitian ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5 Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Kodifikasi Naskah ... 26

4.2 Anaisis Naskah ... 105

4.2.1 Sintaksis ... 105

4.2.2 Skrip ... 137

4.2.3 Tematik ... 152

4.2.4 Retoris... 160

4.3 Pembahasan ... 172

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 181

5.1 Kesimpulan ... 181

5.2 Saran ... 182

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN