3. Fungsi Fisik
3.1 Pengertian Fungsi Fisik Fungsi fisik merupakan kemampuan atau kapasitas untuk melakukan berbagai
aktivitas fisik yang normal bagi seseorang dalam kondisi sehat yang baik Stewart Kamberg, 1992 dalam haryati, 2009. The Promis Assessment Center 2013
menyatakan fungsi fisik merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan tindakan fisik, perawatan diri kegiatan hidup sehari-
hari, untuk kegiatan yang lebih kompleks, berjalan. Fungsi fisik berarti kemampuan atau kapasitas untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang normal
bagi seseorang dalam kondisi kesehatan yang baik stewart, 1992 dalam haryati, 2009. Fungsi fisik dapat dijelaskan dalam tiga dimensi yaitu aktivitas perawatan
diri, meliputi mandi, berpakaian, makan, aktivitas mobilisasi, meliputi berhubungan dengan berpergian ke sekeliling dalam dan luar rumah dan
dimasyarakat dan aktivitas fisik untuk berjalan mengangkat benda Bianchi, 1995 dalam haryati, 2009.
3.2 Dimensi Fungsi Fisik 3.2.1 Aktivitas Perawatan Diri
Perawatan diri atau kebersihan diri personal hygine merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik
secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor diantaranya budaya nilai sosial pada individu atau keluarga
pengetahuan terhadap perawatan diri serta persepsi terhadap perawatan diri
Universitas Sumatera Utara
Hidayat, 2009. Menurut Rospond 2008 dalam penelitiannya mengatakan bahwa ketidakmampuan fungsi fisik pasien disebabkan oleh nyeri, misalnya
perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari atau kemampuan merawat diri sendiri.
3.2.2 Aktivitas Mobilisasi Mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya Hidayat 2009. Aktivitas mobilisasi meliputi
mampu berjalan sajauh satu blok pada tanah datar saat, mampu berjalan manaiki dan menuruni dua anak tangga, mampu berjalan dalam jarak yang
dekat misalnya disekitar rumah, mampu naik dan turun dari tempat tidur The Promis Assessment center. Aktivitas mobilisasi meliputi aktivitas yang
berhubungan dengan berpergian ke sekeliling dalam dan luar rumah dan dimasyarakat Bianchi, 1995 dalam Haryati, 2009.
Jenis mobilitas menurut Hidayat 2009 : a.
Mobilitas penuh Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
b. Mobilisasi sebagian
Universitas Sumatera Utara
Mobilisasi sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas
karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik 3.2.3 Aktivitas fisik
Aktifitas fisik merupakan gerakan menggunakan otot rangka. Aktivitas fisik juga merupakan gejala yang ditimbulkan akibat pengobatan kanker.
Aktivitas fisik meliputi: a.
mampu melakukan pekerjaan halaman seperti menyapu halaman, mencabut rumput
b.
melakukan kegiatan berat
c.
mampu membungkuk dan mengutip pakaian dari atas lantai atau benda lain
mampu mendorong pintu yang berat. d.
mampu mendorong dan membuka pintu yang berat
e.
mampu mencapai dan menurunkan sesuatu yang berada di atas kepala Anda misalkan sebuah kaleng susu
f.
kesehatan sekarang membatasi Anda dalam bekerja selama delapan jam
The Promis Assessment center. 3.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fungsi Fisik Kanker payudara 3.3.1
Nyeri Pasien kanker payudara yang mengalami nyeri akan merasakan tidak
berdaya dalam melakukan pengobatan karena adanya keluhan fisik seperti karena nyeri, mual dan muntah sehingga prosedur pengobatan yang buruk
Universitas Sumatera Utara
akan mengakibatkan fungsi fisik dalam melakukan aktivitas harian terhambat. keluhan fisik yang dialami membuat pasien merasa tidak berdaya untuk
menjalani pengobatan menyebabkan perilaku kepatuhan pengobatan yang buruk dan fungsi fisik dalam melakukan aktivitas harian terhambat Pederson
et al, 2010. 3.3.2
Kecemasan Pasien yang mengalami kecemasan terhadap yang tidak diketahui atau
kecemasan yang mengambang kecemasan yang berkaitan dengan kerusakan integritas tubuh, kecemasan terhadap prosedur pemeriksaan, perawatan yang
lama, bed rest dan adanya keluhan fisik lain seperi nyeri, mual dan muntah , gangguan kecemasan yang tidak ditangani dapat menyebabkan perilaku
kepatuhan pengobatan yang buruk dan fungsi fisik dalam melakukan aktivitas harian terhambat. Dampak buruk lainnya pasien akan mengalami depresi jika
kecemasan yang berkepanjangan pada penderita kanker payudara Pederson et al, 2010.
3.3.3 Stadium Saat penderita kanker payudara mengetahui bahwa kanker yang
dideritanya sudah mencapai stadium lanjut, terdapat tiga fase reaksi emosional. Fase pertama penderita akan merasakan syok mental, reaksi kedua
penderita diliputi rasa takut dan depresi namun cepat berlalu dan fase ketiga muncul penolakan denail, menjadi murung, dan terkadang penderita menjadi
panik. Dalam menghadapi stadium akhir penyakit ini, pendekatan
Universitas Sumatera Utara
psikoterapeutik seperti keramahan, penuh pengertian, simpatik, menyediakan waktu untuk berbagi lebih dirasakan sebagai pengobatan dibandingkan dengan
tindakan teknis seperti pengobatan kemoterapi selama perawatan Hawari, 2004.
3.3.4 Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obat anti kanker dapat secara
oral dan
intravenous diinfuskan
Mulyani Nuryani,
2013.Kemoterapi merupakan proses pemberian obat dengan tujuan untuk memperlemah dan menghancurkan sel-sel kanker dalam tubuh, termasuk sel-
sel pada tempat kanker aslinya dan beberapa sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian lain dari tubuh tersebut Pamungkas, 2011.
Kemoterapi mempunyai efek toksik pada sum-sum tulang yang disebut mie losupresi. Sel-sel darah sangat cepat bergenerasi, sehingga ikut
dihancurkan oleh obat kemoterapi yang mengakibatkan neutropenia, trombositopenia, dan anemia. Pasien yang menjalani kemoterapi adjuvant
menunjukkan bahwa fungsi fisik mengalami penurunan selama kemoterapi Haryati, 2009. Efek kemoterapi dapat memperburuk kemampuan seseorang
dalam memenuhi kebutuhan dan menjalankan aktivitasnya sehari-hari akibat penyakit kanker payudara yang dialami Melia, Putrayasa Azis, 2011.
3.3.5 Kanker
Prastiwi 2012 menyatakan bahwa penderita kanker mengalami perubahan fisik dan psikis karena harus menyesuaikan diri dengan kondisi
Universitas Sumatera Utara
yang baru dalam hidupnya. Kanker merupakan penyakit yang kompleks yang manisfestasinya bervariasi dan sel jaringan sudah tubuh menjadi ganas yang
ditandai oleh pembelahan sel dan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna
Ensiklopedia, 1990:121 dalam Prastiwi, 2012. 3.4 Pengukuran Fungsi Fisik
Stewart dan Kamberg 1992, dalam Haryati, 2009 menyatakan bahwa fungsi fisik menilai kemampuan seseorang untuk melaksanakan kegiatan yang
memerlukan tindakan fisik, mulai dari perawatan diri kegiatan sehari-hari, untuk kegiatan yang lebih kompleks yang membutuhkan suatu kombinasi dari
ketrampilan. Pengukuran fungsi fisik dengan menggunakan PROMIS SF v1.0- Physical Function. Pengukuran fungsi fisik dengan menggunakan PROMIS SF
v1.0-Physical Function menilai kemampuan pasien nyeri kronis pada pasien kanker payudara . setiap item Promis menilai untuk melakukan berbagai kegiatan
seperti aktivitas perawatan diri meliputi mandi, menggunakan kamar mandi, aktivitas mobilisasi meliputi aktivitas yang berhubungan dengan berpergian
sekeliling dalam dan luar, dan aktivitas fisik meliputi kemampuan berjalan, mengangkat benda. Instrumen mengukur fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker
payudara dari model instrumen PROMIS Health Organizing and PROMIS Cooperative Group 2012 Jensen, et al, 2015 telah melakukan uji validitas
pada pasien nyeri kronis kanker payudara n=4840 di US dan uji reliabilitas
Universitas Sumatera Utara
instrumen telah dilakukan dengan kriteria yang sama dengan responden penelitian dengan Cronbach α = 0,92-0,96.
3.5 Fungsi Fisik Pasien Nyeri Kronis Kanker Payudara Penelitian mengatakan sebagian penderita kanker payudara mengalami
potensi yang hilang dalam hal gangguan fungsi fisik atau dalam aktifitas harian dan rasa nyeri Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar 66,7 mengalami
gangguan fungsi fisik atau dalam melakukan aktifitas harian. 53,33 meninggalkan pekerjaan karena rasa nyeri Palu Nurdin, 2014.
Pasien kanker payudara memiliki kemungkinan lebih besar untuk meninggal akibat kondisi kesehatan secara keseluruhan buruk jika kemampuan mereka
aktivitas sehari-hari terpengaruh oleh penyakit yang dideritanya atau pengobatan. Hal itu terungkap dalam studi yang terbaru yang mengamati 2.202 penderita
kanker payudara di Callifornia resiko akibat kanker payudara adalah bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
berlutut, mengangkat barang yang berat, berdiri, duduk untuk waktu yang lama berjalan naik dan turun dari tangga, atau berjalan beberapa meter kata para
peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam journal of national cancer institute .
Penderita kanker payudara nyeri kronis yang dialami seseorang dapat
mengganggu aktivitas fisik, mengurangi tingkat kemandirian atau defisit perawatan diri, mobilisasi kurang serta banyak dampak negatif lain yang
diakibatkan gejala nyeri kronis Wulan, 2014.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang