Pembahasan Fungsi Fisik Pasien Nyeri Kronis Kanker Payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan

Tabel 1.3.1 Distribusi Frekuensi Persentase Score Mean dan Standard Distribusi Tingkat Nyeri Kronis Yang Selama Ini Dialami Pasien Nyeri Kronis Kanker Payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan n=36 Kategori f Mean SD Min Max 1-3 Nyeri ringan 7 19.4 5.56 2.076 2 10 4-6 Nyeri sedang 20 55.6 7-10 Nyeri berat 9 25.0

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan menggunakan kuesioner yaitu fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara mengukur kemampuan dalam melakukan perawatan diri, mobilisasi, dan aktivitas fisik dapat diuraikan dipembahasan berikut ini. 2.1 Fungsi fisik nyeri kronis kanker payudara Fungsi fisik adalah kemampuan atau kapasitas untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang normal bagi seseorang dalam kondisi sehat yang baik Stewart Kamberg, 1992 dalam haryati, 2009. Kemampuan fungsi fisik masing-masing individu berbeda-beda. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara buruk 72.2. Hal itu didukung dalam studi yang terbaru yang mengamati 2.202 penderita kanker payudara di Callifornia resiko akibat kanker payudara adalah bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk berlutut, mengangkat barang yang berat, berdiri, duduk untuk waktu yang lama berjalan naik dan turun dari tangga, atau berjalan Universitas Sumatera Utara beberapa meter kata para peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam journal of national cancer institute . Penderita kanker payudara nyeri kronis yang dialami seseorang dapat mengganggu aktivitas fisik, mengurangi tingkat kemandirian atau defisit perawatan diri, mobilisasi kurang serta banyak dampak negatif lain yang diakibatkan gejala nyeri kronis Wulan, 2014. Penelitian ini menemukan bahwa 51.4 berada pada rentang usia masa dewasa madya. Santrock 2011 mengatakan bahwa usia dewasa madya adalah masa terjadinya peningkatan penyakit kronis. Tasripiyah, Prawesti dan Rahayu 2012 mengatakan bahwa 75 usia 41-50 tahun memiliki pengaruh terhadap penurunan fungsi fisik. Berdasarkan hasil penelitian Melia, Putrayasa dan Aziz 2013 mengatakan bahwa usia berkontribusi terhadap penurunan fungsi fisik pasien. Penurunan fungsi fisik lebih dirasakan pada wanita dengan usia lebih muda yaitu usia 31-64 tahun dibandingkan wanita berusia lebih tua yaitu usia 65- 80 tahun dan pasien yang berusia lebih tua memiliki kemampuan emosional yang lebih stabil dibandingkan pasien yang lebih muda. Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa pada wanita yang berusia lebih muda memiliki harapan yang besar terhadap kesehatan dan kemampuan aktivitasnya, sehingga perubahan akan status kesehatannya sangat dirasakan. Sedangkan pada wanita yang berusia lebih tua sedikit pengharapan terhadap fungsi kesehatan dan aktivitasnya dan pada usia ini penerimaan akan penurunan kesehatan dipandang sebagai perubahan yang Universitas Sumatera Utara wajar akibat semakin bertambahnya usia, sehingga lebih dapat menerima perubahan kesehatan yang dialami. Penelitian ini menemukan bahwa 66.7 tidak bekerjaIRT. Penelitian ini didukung Made, Prapti dan Kusmarjathi 2013 Mayoritas pasien dengan kanker payudara ditemukan pada jenis pekerjaan yaitu tidak berkerjaIRT 50 mengalami penurunan fungsi fisik disebabkan oleh rasa nyeri yang ditimbukan oleh peyakit kanker payudara sehingga kebanyakan pasien meninggalkan pekerjaannya. Tasripiyah, Prawesti dan Rahayu 2012 mengatakan bahwa 75 tidak bekerjaIRT. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan rata-rata stadium kanker yang dialami kanker payudara berada pada stadium III. Penelitian ini didukung Triharini 2009 mengatakan bahwa stadium lanjut mempengaruhi penurunan fungsi fisik. Tingkat keparahan atau Stadium kanker juga diyakini memiliki kontribusi terhadap penurunan fungsi fisik seseorang. Hawari 2004 mengatakan bahwa stadium lanjut berpengaruh terhadap penurunan fungsi fisik. Penelitian ini menemukan bahwa 50 berada pada stadium III dan 25 stadium II. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi fisik pasien buruk. Penderita kanker payudara dengan nyeri kronis yang dialami seseorang dapat mengganggu aktivitas fisik Wulan, 2014. Urch dan Dickenson 2008 mengatakan bahwa seseorang yang menderita nyeri yang lebih dari 6 bulan Universitas Sumatera Utara sangat berpengaruh terhadap fungsi fisik. Lama nyeri dapat mempengaruhi terhadap fungsi fisik semakin lama nyeri yang dirasakan maka semakin buruk fungsi fisik. Penelitian ini menemukan bahwa 16.7 lama nyeri berpengaruh terhadap penurunan fungsi fisik. Beberapa penelitian mengatakan bahwa efek kemoterapi dapat memperburuk status fungsi fisik setelah pemberian kemoterapi. Haryati 2009 mengatakan bahwa pasien yang menjalani terapi adjuvant mengalami penurunan fungsi fisik. Hal ini sejalan dengan penelitian Melia, Putrayasa dan Aziz 2013 mengatakan bahwa yang menjalani kemoterapi mengalami penurunan fungsi fisik pasien. Lee 2005 mengatakan bahwa pada beberapa kondisi gejala-gejala yang berhubungan dengan pemberian kemoterapi dapat menurunkan aktivitas sehari- hari psien kanker payudara dan menyebabkan mereka hanya bisa terbaring ditempat tidur dan tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dalam beraktivitas. Penelitian ini menemukan bahwa seluruh responden 100 menjalani kemoterapi dan menemukan bahwa 72.2 fungsi fisik buruk. 2.2 Dimensi Fungsi fisik 2.2.1 Aktivitas perawatan diri Berdasarkan hasil penelitian, bahwa responden mengalami gangguan terhadap aktivitas perawatan diri dalam kategori tidak baik sebesar 55.6. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan responden dalam memenuhi Universitas Sumatera Utara aktivitas perawatan diri terhadap fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara tidak baik. Aktivitas perawatan diri terganggu akibat pengobatan yang dijalani untuk mengurangi intensitas nyeri menimbulkan reaksi mual muntah sehingga mengakibatkan pasien merasa tidak berdaya Pederson et al, 2010. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Urch dan Dickenson 2008 bahwa nyeri kronis yang dialami kanker payudara mengakibatkan peningkatan terhadap respon fungsi fisik seperti mudah lelah dan tidak ada keinginan untuk melakukan berbagai aktivitas misalnya makan, mandi, berpakaian. Kondisi yang dialami pasien kanker payudara dalam aktivitas perawatan diri tidak menutup kemungkinan semuanya baik, setiap orang berbeda kemampuan yang dimiliki, ada yang tampak pucat, lemas tidak memiliki kekuatan dalam memenuhi kebutuhannya akibat nyeri yang dialaminya sehingga memerlukan bantuan orang lain. 2.2.2 Aktivitas mobilisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan responden dalam memenuhi aktivitas mobilisasi dalam kategori tidak baik sebesar 55.6. Hidayat 2009 mengatakan bahwa gangguan aktivitas mobilisasi menyebabkan seseorang tidak dapat bergerak secara bebas akibat nyeri dan mengalami kelemahan otot, sehingga tidak dapat mempertahankan kesehatannya. Penelitian ini menemukan bahwa kebanyakan pasien kanker Universitas Sumatera Utara payudara mengalamai gangguan atau ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dalam aktivitas mobilisasi. Kemampuan pasien untuk berjalan banyak mengalami kesulitan sehingga kebanyakan pasien melakukan aktivitasnya di atas tempat tidur seperti miring kanan miring kiri, berpindah posisi tidur ke duduk di tempat tidur, dari tempat tidur ke kursi, mampu berjalan dengan sedikit kesulitan. 2.2.3 Aktivitas fisik Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakmampuan responden dalam memenuhi aktivitas fisik terhadap fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara dalam kategori tidak baik sebesar 72.2. Pederson et al, 2010 mengatakan bahwa keluhan fisik seperti nyeri yang dialami membuat pasien merasa tidak berdaya untuk menjalani pengobatan sehingga perilaku kepatuhan pengobatan yang buruk menyebabkan gangguan aktivitas fisik. Penelitian ini menemukan bahwa hampir seluruh pasien nyeri kronis kanker payudara memiliki kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehingga semua kegiatan aktivitas ditinggalkan karena nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit kanker payudara. Kegiatan aktivitas fisik meliputi melakukan pekerjaan halaman rumah seperti menyapu halaman, mencabut rumput, menyiram bunga, melakukan pekerjaan berat seperti mencuci, memasak, bekerja selama delapan jam, mendorong dan membuka pintu. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara yang di rawat inap di Rindu B2A, Rindu B3, Ruang kemoterapi RSUP.H. Adam Malik Medan bahwa gambaran fungsi fisik responden dalam penelitian ini menunjukkan mayoritas memiliki fungsi fisik yang buruk dan hanya sebagian kecil yang baik. Apabila di lihat dari dimensi fungsi fisik, dimensi aktivitas perawatan diri, dimensi mobilisasi dan dimensi aktivitas perawatan diri mayoritas berada pada kategori tidak baik dan hanya sebagian kecil berada pada kategori baik. 2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara di RSUP.H. Adam Malik Medan, peneliti mengajukan saran- saran berikut. a. Bagi pelayanan keperawatan Peneliti ini membuktikan bahwa dimensi aktivitas fisik ini memiliki kontribusi sedikit terhadap fungsi fisik. Diharapkan kepada praktisi keperawatan untuk meningkatkan fungsi fisik pasien perlu meningkatkan dimensi aktivitas fisik, dimensi perawatan diri dan dimensi mobilisasi sehingga tercapai fungsi fisik yang optimal. 46 Universitas Sumatera Utara b. Bagi peneliti keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk menambah wawasan tentang fungsi fisik pasien nyeri kronis kanker payudara dan dapat digunakan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya. 47 Universitas Sumatera Utara BAB TINJAUAN PUSTAKA

1. Kanker Payudara