Kesimpulan Kulit Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging Sediaan Masker Sheet yang Mengandung Vitamin B3

53

BAB V KESIMPULAN DAN DARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: a. vitamin B3 dapat diformulasikan ke dalam sediaan masket sheet dengan pH 5,97-6,10, viskositas 516,7-866,7 cps, dan stabil selama penyimpanan 90 hari. b. perbedaan konsentrasi vitamin B3 mempengaruhi efektivitasnya sebagai anti-aging dengan konsentrasi paling baik yaitu 5. c. vitamin B3 yang diformulasikan ke dalam sediaan masker sheet mampu meningkatkan kondisi kulit selama 4 minggu perawatan yaitu peningkatan kadar air 13,7-26,8, peningkatan kehalusan kulit 15,7-29,3, pengecilan ukuran pori 12,0-39,7, pengurangan banyak noda 13,4-36,4, dan pengurangan jumlah keriput 14,1-44,0.

5.2 Saran

a. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji efektivitas sediaan masker sheet vitamin B3 pada sukarelawan dengan usia 40-50 yang telah mengalami penuaan. b. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat membandingkan efektivitas sediaan masker sheet dengan sediaan masker lainnya seperti masker peel-off dan masker clay. Universitas Sumatera Utara 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit merupakan organ terbesar, terluas pada tubuh kita.Rata-rata orang dewasa memiliki luas kulit sekitar 170-200 cm 2 dengan berat antara 15-17 kg Tabor dan Blair, 2009.Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan lokasi tubuh Wasitaatmadja, 1997.Kulit merupakan target utama produk kosmetik. Konsumen menggunakan produk kosmetik pada kulit mereka untuk membersihkan, melindungi, melembapkan, dan sebagainya Baki dan Alexander, 2015. 2.1.1 Fungsi kulit 2.1.1.1 Fungsipelindung Lapisan terluar kulit terbuat dari keratin yang berfungsi melindungi tubuh dari gangguan fisik serta mekanik, gangguan kimia, sinar UV dari matahari, dan agen penginfeksi seperti bakteri dan jamur Shai, et al., 2009.Gangguan fisik serta mekanikdapat dicegah dengan adanya serat elastis pada dermis dan jaringan lemak subkutan yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh Mitsui, 1997. Permukaan kulit dijaga pada pH asam lemah untuk pelindung dari gangguan kimia Mitsui, 1997. Kulit yang basa akan dinetralkan oleh film hidrolipid dan lapisan tanduk sebelum merusak organ di dalamnya. Pada kondisi normal, kulit manusia memiliki pH asam yang bervariasi pada tiap daerah yaitu 4,5-6,5 Tabor dan Blair, 2009. Universitas Sumatera Utara 6 Pigmentasi melanin pada kulit akan menyerap dan melindungi tubuh dari gangguan radiasi sinar UV. Asam lemak tidak jenuh pada lipid kulit mempunyai sifat bakterisid dan mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit Mitsui, 1997.Umumnya bakteri pada kulit manusia tidak patogenik sehingga tidak menyebabkan penyakit tetapi, kerusakan pada kulit seperti luka bakar dapat menyebabkan infeksi akibat bakteri.Dibandingkan bakteri, beberapa tipe jamur dapat merusak keratin kulit sehingga infeksi kulit akibat jamur lebih umum terjadi dibanding infeksi bakteri Shai, et al., 2009. Kulit tidak hanya melindungi tubuh dari gangguan lingkungan tetapi juga mencegah penguapan air dari tubuh Shai, et al., 2009.Lapisan tanduk terluar kulit dan lipid permukaan kulit berfungsi melindungi tubuh dari kehilangan cairan serta pelindung dari gangguan kimiawi Mitsui, 1997.

2.1.1.2 Thermoregulation

Kulit mengatur suhu tubuh dengan mengubah aliran darah pada kulit dengan mendilatasi dan konstriksi kapiler darah kulit dan melalui evaporasi Mitsui, 1997.Penguapan air pada permukaan kulit mempunyai efek menyejukkan.Jumlah keringat yang dilepaskan dari kulit bergantung pada temperatur tubuh dan kondisi lingkungan Shai, et al., 2009.Pusat pengaturan suhu tubuh dan keringat berada pada hipotalamus Mitsui, 1997.

2.1.1.3 Absorpsi

Banyak zat aktif yang diserap melalui kulit ke dalam tubuh.Usia, aliran darah, suhu tubuh, kandungan air pada lapisan tanduk, tingkat kerusakan lapisan tanduk, dan kelembapan mempunyai peranan penting pada absorpsi transdermal. Ada dua jalur absorpsi pada kulityaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebaseus pada folikel rambut Mitsui, 1997. Universitas Sumatera Utara 7

2.1.1.4 Fungsi lain

Lapisan dermis terdiri dari banyak saraf yang mentransmisi sensasi dari sentuhan, tekanan, sakit, dan suhu dari kulit.Sinar matahari menstimulasi produksi vitamin D pada kulit.Vitamin tersebut kemudian masuk ke aliran darah dan mencapai jaringan pada tubuh untuk memberikan efeknya.Shai, et al., 2009.Kulit juga memiliki peranan dalam menunjukkan keadaan emosional seperti tersipu dan ketakutan pucat dan rambut tegak Mitsui, 1997. Gambar 2.1 Fungsi-fungsi kulit Walters, 2007

2.1.2 Anatomi dan fisiologi kulit

Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu: a. Epidermis, terbentuk pada lapisan terluar kulit. b. Dermis, terbentuk di bawah epidermis dan lebih tebal dibanding epidermis. c. Jaringan subkutan, terdapat di bawah dermis dan terdiri dari sel lemak Shai, et al., 2009. Universitas Sumatera Utara 8 Gambar 2.2 Struktur kulit Shai, et al., 2009.

2.1.2.1 Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai lapisan pelindung dari pengaruh eksternal. Epidermis tersusun atas lima lapisan Baki dan Alexander, 2015 yaitu: 1. Stratum korneum Stratum kornerum atau lebih dikenal sebagai lapisan tanduk tersusun atas sel kulit mati yang secara terus menerus terlepas dan digantikan dengan sel baru. Lapisan ini lebih tebal dibandingkan lapisan lain, terdiri dari 15-30 lapisan kulit mati. Universitas Sumatera Utara 9 2. Stratum lusidum Merupakan lapisan transparan yang terdiri dari 3-5 baris sel-sel kulit mati datar yang kompak. 3. Stratum granulosum Merupakan lapisan granular, terdiri dari 3-5 lapisan keratinosit yang mulai mati. 4. Stratum spinosum Lapisan sel prickle duri, terdiri dari 8-10 baris sel. Lapisan ini bertanggung jawab pada sintesis lipid dan protein. 5. Stratum basal germinativum Lapisan sel basal, terbuat dari satu lapisan sel. Pada lapisan ini sel terbagi secara terus menerus untuk membentuk keratinosit baru.Melanosit, sel langerhans dan sel merkel juga terdapat pada lapisan ini.

2.1.2.2 Dermis

Dermis merupakan komponen penting pada tubuh, tidak hanya sebagai penyedia nutrisi, imunitas, dan bantuan lain untuk epidermis melalui lapis kapiler tipis pada epidermis tetapi juga berperan pada pengaturan suhu, tekanan, dan rasa sakit. Dermis memiliki ketebalan 0,1-0,5 cm dan mempengaruhi elastisitas kulit Walters, 2007. Dermis terbentuk dari sel-sel, serat, dan zat dasar ground substance.Sel- sel yang paling banyak adalah fibroblas.Sel ini merupakan tempat produksi komponen dermal lainnya yaitu serat-serat dermis dan zat dasar Tabor dan Blair, 2009. Serat yang diproduksi oleh fibroblas ada beberapa tipe sesuai dengan fungsi mereka Tabor dan Blair, 2009: a. Serat kolagen Universitas Sumatera Utara 10 Merupakan serat yang paling banyak dan tersusun dari asam amino tertentu seperti prolin, hidroksiprolin, dan glisin yang membentuk struktur berserat.Fungsi serat kolagen adalah menunjang struktur internal kulit. b. Serat elastis Komponen utama serat elastis adalah protein yang disebut elastin.Fungsi serat ini adalah untuk memberikan elastisitas kulit untuk semua gerakan tubuh.Kerusakan dari serat ini adalah penyebab utama dari stretch mark. c. Zat dasar ground substance Terbentuk dari zat-zat seperti asam mukopolisakarida glikosaminoglikan, secara kimia diklasifikasikan sebagai gula kompleks, asam hialuronat, dan kondroitin sulfat.Glikosaminoglikan dan protein spesifik lainnya membentuk agregat molecular besar proteoglikan.Karakteristiknya adalah kemampuan untuk mengikat molekul air, sehingga membentuk gel amorf yang berfungsi agar nutrisi dan oksigen masuk ke jaringan dan melindungi struktur dermal.

2.1.2.3 Jaringan subkutan

Lapisan terdalam kulit adalah jaringan subkutan atau hipodermis.Lapisan ini merupakan jaringan sel-sel lemak yang terhubung dengan dermis melalui serat kolagen dan elastin. Selain sel lemak, sel utama lain yang terdapat pada hipodermis adalah fibroblas dan makrofag Walters, 2007. Fungsi jaringan subkutan adalah sebagai lapisan pelindung organ vital dari trauma dan pelindung dari suhu dingin.Selain itu, lemak juga berfungsi sebagai cadangan energi dan membentuk struktur tubuh Baki dan Alexander, 2015.

2.1.3 Jenis-jenis kulit

Menurut Baki dan Alexander 2015, jenis kulit dapat diklasifikasikan sesuai dengan kelembapan dan kandungan lipid: Universitas Sumatera Utara 11 1. Kulit normal Secara umum digambarkan dengan kulit yang tidak terlalu berminyak dan tidak terlalu kering. Pada tingkat kosmetologi, kulit normal seimbang secara struktural dan fungsional dan memiliki pori yang kecil, halus, dan suplai darah yang bagus. 2. Kulit kering Jenis kulit memiliki karakteristik bersisik, kasar, dan kusam yang dapat menyebabkan kulit tegang dan gatal.Kulit kering sering mengarah pada penuaan dini dan lebih banyak keriput.Pengaruh lingkungan seperti kelembapan rendah, cuaca dingin, dan sinar matahari serta kontak dengan air, surfaktan, dan pelarutsecara terus menerus, serta beberapa penyakit kulit dan defisiensi nutrisi dapat membuat kulit kering. 3. Kulit berminyak Jenis kulit ini memiliki ciri-ciri pori besar, kulit kilat karena aktivitas berlebih dari kelenjar sebaseus. Kulit berminyak banyak dijumpai pada kening, hidung, dan dagu.Kulit berminyak umumnya terbentuk pada saat pubertas dan mempengaruhi kebanyakan remaja.Banyak faktor penyebab kulit berminyak seperti warisan genetik, perubahan hormon, makanan, stres, dan penyebab eksternal seperti kosmetik, kimia, sinar UV.Individu yang memiliki jenis kulit ini sering mengalami jerawat dan ketombe. 4. Kulit kombinasi Merupakan kombinasi dari kulit normal dan berminyak atau kulit berminyak dan kering. Jenis kulit ini biasanya berminyak pada area T-zone pada kening, hidung, dan dagu sedangkan pada daerah lain seperti pipi dan garis rambut normal atau kering. Universitas Sumatera Utara 12

2.2 Penuaan Dini