31
3.3.5 Pengemasan masker sheet
Masker sheet dilipat dan dimasukkan sesuai dengan ukuran kemasan foil bag. Essence masker ditimbang 20 g kemudian dituang ke dalam foil bag. Foil
bagdisegel dengan alat penyegel dan diberi label.
3.4 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan 3.4.1 Pemeriksaan homogenitas essence sediaan masker sheet
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM., 1979.
3.4.2 Pengukuran pH essence sediaan masker sheet
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral pH 7,01
dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu.
Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu di timbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam air suling ad 100 ml. Kemudian elektroda dicelupkan dalam
larutan uji tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003. Pengamatan
dilakukan pada suhu kamar 15
o
C-30
o
C selama 12 minggu.
3.4.3 Pengamatan stabilitas essence sediaan masker sheet
Sebanyak 100 g dari masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik.Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa perubahan konsistensi,
warna dan aroma pada saat sediaan selesai dibuat serta dalam penyimpanan selama 12 minggu pada 5
o
C dan 40
o
C Ansel, 1989.Dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
32 dilakukan pengamatan stabilitas sediaan pada suhu kamar 15
o
C-30
o
C selama 12 minggu penyimpanan.
3.4.4 Penentuan viskositas essence sediaan masker sheet
Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometerBrookfield. Dengan cara menimbang 100 gram sediaan masker sheet
kemudian diatur spindel dan kecepatan yang digunakan dan viskometerBrookfield dijalankan, kemudian viskositas dari sediaan akan terbaca.
3.5Uji Iritasi terhadap Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan dengan teknik patch test yaitu tempel preventif yang dilakukan dengan menempelkan sediaan dengan
konsentrasi zat aktif tertinggi F3 pada bagian belakang telinga kanan dan bagian belakang telinga kiri untuk basis F0 sebagai pembanding. Pengujian dilakukan
selama 24 jam untuk masing-masing sukarelawan. Gejala yang timbulkan diamati, umumnya iritasi akan segera ditunjukkan dengan adanya reaksi kulit sesaat
setelah pelekatan atau penyentuhan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer, tetapi jika reaksi ini timbul beberapa jam setelah penyentuhan dan
pelekatan pada kulit, maka iritasi ini disebut iritasi sekunder Ditjen POM., 1985.
3.6 Pengujian Aktivitas Anti-Aging terhadap Sukarelawan