32 dilakukan pengamatan stabilitas sediaan pada suhu kamar 15
o
C-30
o
C selama 12 minggu penyimpanan.
3.4.4 Penentuan viskositas essence sediaan masker sheet
Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometerBrookfield. Dengan cara menimbang 100 gram sediaan masker sheet
kemudian diatur spindel dan kecepatan yang digunakan dan viskometerBrookfield dijalankan, kemudian viskositas dari sediaan akan terbaca.
3.5Uji Iritasi terhadap Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan dengan teknik patch test yaitu tempel preventif yang dilakukan dengan menempelkan sediaan dengan
konsentrasi zat aktif tertinggi F3 pada bagian belakang telinga kanan dan bagian belakang telinga kiri untuk basis F0 sebagai pembanding. Pengujian dilakukan
selama 24 jam untuk masing-masing sukarelawan. Gejala yang timbulkan diamati, umumnya iritasi akan segera ditunjukkan dengan adanya reaksi kulit sesaat
setelah pelekatan atau penyentuhan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer, tetapi jika reaksi ini timbul beberapa jam setelah penyentuhan dan
pelekatan pada kulit, maka iritasi ini disebut iritasi sekunder Ditjen POM., 1985.
3.6 Pengujian Aktivitas Anti-Aging terhadap Sukarelawan
Pengujian efektivitas anti-aging dilakukan terhadap sukarelawan wanita sebanyak 12 orang.Pengujian dilakukan pada daerah kulit wajah.Penggunaan
sediaan masker sheet yaitu denganmenempelkan masker pada wajah sukarelawan dan dibiarkan selama 20 menit.Setelah itu masker dilepas dan wajah didiamkan
selama 5 menit agar sisa essence dapat meresap hingga sempurna.Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
33 kondisi kulit wajah dilakukan setiap minggu selama empat minggu dengan
pemberian sediaan masker seminggu sekali secara rutin. Pengelompokan dibagi
menjadi:
a. kelompok I
: 3 orang relawan untuk formula blanko b.
kelompok II : 3 orang relawan untuk formula vitamin B3 1 c.
kelompok III : 3 orang relawan untuk formula vitamin B3 3 d.
kelompok IV : 3 orang relawan untuk formula vitamin B3 5 Semua sukarelawan diukur terlebih dahulu kondisi kulit awalsebelum
perlakuan dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Pengukuran meliputi: 1.
Kadar air moisture, dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo.
2. Kehalusan kulit evenness, menggunakan lensa perbesaran 60x normal lens
dengan sensor warna biru. 3.
Pori wajah pore, menggunakan lensa perbesaran 60x normal lens dengan sensor warna biru.
4. Noda spot, menggunakan lensa perbesaran 60x polarizing lens dengan
sensor warna jingga. 5.
Keriput wrinkle, menggunakan lensa perbesaran 10x normal lens dengan sensor warna biru.
3.7 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS StatisticalProduct and Service Solution 18.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan 4.1.1 Hasil pemeriksaan homogenitas essence sediaan masker sheet
Hasil pemeriksaan homogenitas terhadap essence sediaan masker sheet vitamin B3 menunjukkan bahwa semua sediaan tidak memperlihatkan adanya
butiran-butiran kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan.Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki susunan yang homogen
Ditjen POM., 1985.Hasil homogenitas dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil uji homogenitas sediaan
Keterangan: F0: Masker Sheet formula blanko
F1: Masker Sheet formula I konsentrasi vitamin B3 1 F2: Masker Sheet formula II konsentrasi vitamin B3 3
F3: Masker Sheet formula III konsentrasi vitamin B3 5
4.1.2 Hasil pengukuran pH essence sediaan masker sheet
pHessence ditentukan dengan menggunakan pH meter. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali kemudian dirata-ratakan.Hasil pengukuran pH sediaan
saat selesai dibuat dan selama penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
F0 F1
F2 F3
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 4.1 Data pengukuran pH essence sediaan masker sheet saat selesai dibuat
Formula pH
1 2
3 Rata-rata
F0 5,8
5,8 5,8
5,80 F1
6,0 6,0
6,0 6,00
F2 6,1
6,0 6,1
6,07 F3
6,1 6,1
6,1 6,10
Tabel 4.2 Data pengukuran pH essence sediaan masker sheet selama
penyimpanan
Formula
pH rata-rata selama 12 minggu I
II III
IV V
VI VII VIII IX
X XI
XII F0
5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80
F1
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,97 5,97
F2
6,07 6,07 6,07 6,07 6,07 6,07 6,07 6,07 6,07 6,00 6,00 6,00
F3
6,10 6,10 6,10 6,10 6,10 6,10 6,10 6,10 6,10 6,07 6,07 6,07
Keterangan: F0: Masker Sheet formula blanko
F1: Masker Sheet formula I konsentrasi vitamin B3 1 F2: Masker Sheet formula II konsentrasi vitamin B3 3
F3: Masker Sheet formula III konsentrasi vitamin B3 5
Pada Tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa formula F0 mempunyai pH 5,80; formula F1 mempunyai pH 6,00; formula F2 mempunyai pH 6,07; formula F3
mempunyai pH 6,10. Setelah penyimpanan 12 minggu, dapat dilihat pada Tabel 4.2, pH yang diperoleh sedikit turun dibandingkan pH setelah dibuat yaitu
formula F1 mempunyai pH 5,97; formula f2 mempunyai pH 6,00; formula F3 mempunyai pH 6,07. Meskipun terjadi penurunan pH, sediaan tersebut masih
aman digunakan, pH sediaan masih dalam pH fisiologis kulit yaitu 4,5-6,5 Tranggono dan Latifah, 2007.
4.1.3 Hasil pemeriksaan stabilitas essence sediaan masker sheet
Hasil pengamatan organoleptis essence sediaan masker sheet vitamin B3
Universitas Sumatera Utara
36 yang telah diformulasikan dengan berbagai variasi konsentrasi vitamin B3 dan
tanpa vitamin B3 sebagai blanko menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan warna tidak berwarna dan aromaantaria dari masing-masing formula, data
organoleptis sediaan yang telah dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan data hasil pengamatan kestabilan sediaan selama 90hari 3 bulandapat dilihat pada Tabel
4.4 di bawah ini.
Tabel 4.3 Data organoleptis sediaan yang telah dibuat
Formula Penampilan
Warna Aroma
Konsistensi F0
Tidak berwarna Antaria
Cairan kental F1
Tidak berwarna Antaria
Cairan kental F2
Tidak berwarna Antaria
Cairan kental F3
Tidak berwarna Antaria
Cairan kental Keterangan:
F0: Masker Sheet formula blanko F1: Masker Sheet formula I konsentrasi vitamin B3 1
F2: Masker Sheet formula II konsentrasi vitamin B3 3 F3: Masker Sheet formula III konsentrasi vitamin B3 5
Tabel 4.4
Data pengamatan kestabilan sediaan selama 90 hari 3 bulan Formula
Pengamatan setelah 7 hari
30 hari 60 hari
90 hari X
Y Z
X Y
Z X
Y Z
X Y
Z F0
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F1 -
- -
- -
- -
- -
- -
- F2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F3 -
- -
- -
- -
- -
- -
- Keterangan:
F0 : Masker Sheet formula blanko F1 : Masker Sheet formula I konsentrasi vitamin B3 1
F2 : Masker Sheet formula II konsentrasi vitamin B3 3 F3 : Masker Sheet formula III konsentrasi vitamin B3 5
X : perubahan warna Y : perubahan aroma
Z : perubahan konsistensi -
: tidak terjadi Berdasarkan data yang diperoleh di atas menunjukkan bahwa masing-
masing formula yang telah diamati selama 90 hari memberikan hasil yang baik
Universitas Sumatera Utara
37 yaitu tidak mengalami perubahan warna, aroma dan konsistensi.Dengan demikian
essence sediaan masker sheet vitamin B3stabil dalam penyimpanan karena vitamin B3 stabil terhadap panas, cahaya, dan oksigen Marselina, 2012.
4.1.4 Hasil penentuan viskositas essence sediaan masker sheet
Hasil penentuan viskositasessence sediaan masker sheet dilakukan menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel nomor 63 dan kecepatan 12.
Hasil penentuan viskositas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data pengukuran viskositas sediaan selama 90 hari 3 bulan
Formula Nilai viskositasrata-rata pada hari ke- centipoise
Selesai dibuat 7
30 60
90 F0
933,3 933,3
933,3 933,3
933,3 F1
866,7 866,7
866,7 866,7
866,7 F2
733,3 733,3
733,3 733,3
716,7 F3
533,3 533,3
533,3 516,7
516,7 Keterangan:
F0: Masker Sheet formula blanko F1: Masker Sheet formula I konsentrasi vitamin B3 1
F2: Masker Sheet formula II konsentrasi vitamin B3 3 F3: Masker Sheet formula III konsentrasi vitamin B3 5
Berdasarkan hasil di atas dapat dilihat viskositas essence sediaan masker sheet semakin menurun dengan bertambahnya konsentrasi vitamin B3 karena
pengental yang digunakan adalah natrium poliakrilat. Viskositas natrium poliakrilat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah penambahan
garam Yang, et al., 2015.Natrium poliakrilat merupakan polimer elektrolitik, penambahan garam membuat polimer menyusut dan menurunkan viskositas
sediaan Toagosei, 2009.
4.2 Hasil Uji Iritasi terhadap Sukarelawan
Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan yang ditempelkan masker sheet pada kulit yang tipis seperti belakang telinga dibiarkan selama 24 jam kemudian
Universitas Sumatera Utara
38 dilakukan pengamatan terhadap gejala iritasi seperti kemerahan, gatal pada kulit,
dan kulit menjadi kasar. Hasil pengamatan uji iritasi terhadap sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil uji iritasi terhadap sukarelawan
No Pernyataan
Sukarelawan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12 1
Kemerahan pada kulit
- -
- -
- -
- -
- -
- -
2 Gatal pada kulit
- -
- -
- -
- -
- -
- -
3 Kulit menjadi
kasar -
- -
- -
- -
- -
- -
- Keterangan: + : Terjadi iritasi
- : Tidak terjadi iritasi
Menurut Wasitaatmadja 1997, uji iritasi kulit yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya efek samping pada kulit, dengan memakai kosmetika di
bagian bawah lengan atau belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam. Dari data Tabel 4.6, tidak terlihat adanya efek samping berupa kemerahan, gatal atau
pengkasaran pada kulit yang ditimbulkan oleh sediaan.
4.3 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-aging terhadap Sukarelawan