3. Psoriasis Pustulosa
Kelainan kulit pada tipe ini berupa pustul berukuran kecil yang muncul di atas plak eritematosa yang telah ada sebelumnya. Pustul ini dapat
ditemukan di bagian pinggir atau tengah dari plak eritematosa tersebut Jean et al., 2011.
4. Eritroderma Psoriatik
Eritroderma psoriatik mempunyai gambaran khas yaitu terdapat eritema dan skuama yang menutupi kira-
kira ≥ 90 dari seluruh permukaan tubuh Jean et al., 2011. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis itu
sendiri yang semakin parah dan meluas atau akibat pemakaian obat psoriasis seperti kortikosteroid yang tidak sesuai dengan petunjuk
pemakaian. Kelainan kulit ini akan mengganggu fungsi kulit sebagai pengatur suhu sehingga dapat menyebabkan hipotermia Langley et al.,
2005. 5.
Psoriasis Fleksural Psoriasis Inversa Psoriasis ini mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor,
inframammary, perineum, dan aksila Langley et al., 2005.
2.1.5. Gambaran Histologi
Gambaran histologi pada kulit pasien psoriasis sebagai berikut: 1.
Hiperplasia Epidermis Kulit pasien psoriasis akan mengalami penebalan akibat sel keratinosit
mengalami hiperproliferasi. Normalnya, keratinosit akan masuk ke siklus diferensiasi terminal dan berubah menjadi sel keratinosit matur yang
ditandai hilangnya inti. Sedangkan pada pasien psoriasis ditemukan sel keratinosit berinti atau imatur di stratum korneum akibat siklus
diferensiasi terminal yang tidak sempurna. Perubahan ini menyebabkan epidermis mempunyai permeabilitas yang meningkat Jean et al., 2011.
2. Akumulasi sel-sel inflamatori di kulit
Sel-sel inflamatori dapat ditemukan di epidermis dan dermis. Sel-sel tersebut terdiri dari sel leukosit polimorfonuklear netrofil dan
mononuklear limfosit T, monosit, dan sel dendritik. Akumulasi sel netrofil di stratum korneum disebut mikro abses Munro yang khas pada
psoriasis Jean et al., 2011. 3.
Angiogenesis yang meningkat Pembuluh darah pada lesi psoriasis mengalami perubahan yaitu ukuran
dan jumlahnya meningkat. Dilatasi pembululuh darah menyebabkan kemerahan pada plak psoriasis. Angiogenesis yang meningkat ini
berhubungan dengan akumulasi sel-sel inflamatori pada kulit Jean et al., 2011.
Gambar 2.3 Penebalan Epidermis dan Akumulasi Sel-sel Inflamatori Sumber: Nestle et al. 2009
2.1.6. Diagnosis
Diagnosis psoriasis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis lesi pada kulit. Pada anamnesis, hal yang penting ditanyakan
kepada pasien yaitu usia berapa awal terjadinya psoriasis dan apakah ada riwayat keluarga yang mempunyai psoriasis. Pemeriksaan penunjang yang paling umum
dilakukan untuk mengkonfirmasi suatu psoriasis ialah biopsi histopatologi Gudjonsson dan Elder, 2008. Gambaran histopatologi akan menunjukkan
adanya penebalan epidermis, akumulasi sel inflamatori dan meningkatnya angiogenesis Jean et al., 2011.
Selain biopsi kulit, pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan tetapi bersifat tidak spesifik dan mungkin tidak ditemukan pada semua pasien. Pada psoriasis
vulgaris yang luas, psoriasis pustular generalisata, dan eritroderma tampak penurunan serum albumin dan peningkatan kadar asam urat serum. Peningkatan
marker inflamasi sistemik seperti C-reactive protein, α-2 makroglobulin, dan
erythrocyte sedimentation rate dapat terlihat pada kasus-kasus yang berat Gudjonsson dan Elder, 2008.
2.1.7. Diagnosis Banding